Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PENGANTAR STUDI ISLAM

Aspek Ajaran Islam Tentang Tasawuf disertai Dalil Al-Qur’an , Al- Hadits , dan
Sejarah

Disusun Oleh :
Khairotun Nihlah
(1113016100045)
Dosen :
Drs. H. Abdul Shomad, MA.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
MUQADDIMAH
Tasawuf merupakan salah satu unsur
penting dalam kehidupan umat islam. Ia
merupakan unsur spiritual dari ajaran islam yang
menyebabkan kehidupan lebih bermakna.
Tasawuf memang belum terdefinisikan secara
tegas dimasa awal kelahiran islam. Namun,
indikasi adanya tasawuf sudah dirasakan sejak
zaman Nabi. Tasawuf berkembang setelah islam
tersebar ke berbagai pelosok dunia, bahkan
kemudian menjadi unsur yang dominan dalam
islam.
Pengertian dan Asal Usul Tasawuf
• Tasawuf atau Sufisme berasal dari bahasa arab: ‫تصوف‬
• Tasawuf memiliki banyak pengertian sesuai dengan asal-usul
kata tersebut antara lain :
• Shafa (Suci) (‫)صفا‬,
Disebut shafa (suci) karena kesucian batin sufi dan kebersihan
tindakannya.
• Shaff (Barisan)
Karena para sufi memiliki iman yang kuat, jiwa yang bersih, dan
senantiasa memilih barisan terdepan dalam shalat berjamaah.
• Shaufanah
Yakni sejenis buah-buahan kecil berbulu yang banyak tumbuh
di padang pasir jazirah Arabia.
• Shuffah (Serambi tampak duduk)
Yakni shufah masjid nabawi di madinah yang disediakan bagi
para tunawisma dan kalangan muhajirin dimasa Rasulullah SAW
.
• Shafwah (Yang terpilih atau terbaik)
Sufi adalah orang yang terpilih diantara hamba-hamba Allah SWT
.

• Shuf (Bulu domba)


Karena para shufi memakai pakaian dari bulu domba yang kasar,
sebagai lambang kerendahan hati, untuk menghindari sikap
sombong disamping untuk menerangkan jiwa serta
meninggalkan usaha-usaha yang bersifat duniawi.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan di atas, Zakaria Al-
Anshari (852-925/1448-1515M) seorang penulis tasawuf,
meringkas tasawuf sebagai cara menyucikan diri, meningkatkan
akhlak, dan membangun kehidupan jasmani dan rohani untuk
mencapai kebahagiaan abadi.
Dua hal pokok tentang tasawuf yang disepakati
semua pihak yaitu :
1. Kesucian jiwa untuk menghadap Allah SWT sebagai
Zat yang Maha Suci.
2. Upaya pendekatan diri secara individual kepadanya.
Kedua pokok tasawuf itu mengacu pada pesan dalam
Al-Qur’an :

Artinya :
“ Sesungguhnya beruntung orang yang menyucikan diri
(dengan beriman) dan mengingat nama tuhannya, lalu
dia shalat. (QS. Al-A’la / 87: 14-15)
Asal-usul Tasawuf
Sebagian pendapat mengatakan bahwa paham tasawuf
merupakan paham yang sudah berkembang sebelum Nabi
Muhammad menjadi Rasulullah, khususnya orang-orang Islam
di daerah Irak dan Iran sekitar abad 8 M. Mereka sebelumnya
merupakan orang-orang yang memeluk agama non Islam atau
menganut paham-paham tertentu dan menjauhkan diri dari
kemewahan dan kesenangan keduniaan.
Sebagian pendapat lagi mengatakan bahwa asal-usul
ajaran tasawuf berasal dari zaman Nabi Muhammad. Berasal
dari kata (suffa), dan pelakunya disebut dengan ahl al-suffa,
seperti telah disebutkan di atas. Mereka dianggap sebagai
penanam benih paham tasawuf yang berasal dari
pengetahuan Nabi Muhammad.
Sejarah Perkembangan Tasawuf
• Fase dalam perkembangan tasawuf:
1.Pada masa awal era Islam dakwah kepada tasawuf itu belum
diperlukan, karena pada era itu, semua orang adalah ahli takwa,
waraa dan ahli ibadah. Mereka semua berlomba mengikuti dan
meneladani Rasulullah dalam setiap aspek. Oleh karena itu, mereka
belum membutuhkan tasawuf karena segala sesuatunya didasarkan
pada perkataan, perbuatan dan ketetapan Rasulullah.
2.Pada masa sahabat dan tabi’in sudah menggunakan tasawuf, tetapi
belum mengggunakan istilah tasawuf, karena para sahabat dan tabiin
merupakan sufi yang sesungguhnya. Tasawuf merupakan sifat-sifat
umum yang terdapat pada hampir seluruh sahabat Nabi tanpa
terkecuali dan adanya perasaan takut dan cintanya mereka kepada
Allah dan Rasulullah melebihi dirinya sendiri.
3.Setelah masa Sahabat dan Tabiin beragam bangsa mulai
memeluk Islam. Bidang ilmu pengetahuan semakin meluas dan
terspesialisasi, muncullah ilmu fiqih, ilmu tauhid, ilmu hadits,
ilmu ushul fiqih, ilmu faraid dan ilmu-ilmu lainnya.

4.Setelah fase tersebut pengaruh spiritual Islam sedikit demi


sedikit melemah. Manusia mulai lupa akan kewajibannya kepada
Allah, sehingga ahli uhud terdorong untuk mengkodifikasikan
ilmu tasawuf serta menerangkan kemuliaan dan keutamaannya
diantara ilmu-ilmu lainnya. Mulai dari fase inilah ilmu tasawuf
berkembang.
Karakteristik Tasawuf

• Ajarannya benar-benar menurut al-qur’an dan


sunnah , terikat dan tidak keluar dari ajaran-
ajaran syariah islamiah.
• Lebih cenderung pada prilaku atau moral
keagamaan dan pada pemikiran.
• Banyak dikembangkan oleh kaum salaf.
• Termotivasi untuk membersihkan jiwa yang lebih
berorientasi pada aspek dalam yaitu cara hidup
yang lebih mengutamakan rasa,dan lebih
mementingkan keagungan tuhan dan bebas dari
egoisme.
Dasar-dasar dari Al-Qur’an

• Meskipun terjadi perbedaan makna dari kata shufy akan tetapi jalan yang
ditempuh kaum sufi berlandasakan Islam. Diantara ayat-ayat Allah yang dijadikan
landasan akan kezuhudan dalam kehidupan dunia adalah firman Allah dalam al-
Qur’an yang berbunyi:
Artinya:

‫اآلخ َر ِة ن َِز ْد لَه ُ ِفي َح ْر ِث ِه َو َم ْن‬


ِ ‫ث‬ َ ‫ان ي ُ ِريد ُ َح ْر‬َ ‫َم ْن َك‬
ِ ‫ث الد ُّ ْنيَا نُؤْ ِت ِه ِم ْن َها َو َما لَه ُ ِفي‬
‫اآلخ َر ِة ِم ْن‬ َ ‫ان ي ُ ِريد ُ َح ْر‬
َ ‫َك‬
‫َصيب‬ ِ ‫ن‬
Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambah
keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan
di dunia kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan
tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat. (Q.S Asy-Syuura [42] : 20)
Sumber-Sumber Tasawuf dari sisi
Keislaman
Para pengkaji tentang tasawuf sepakat bahwasanya
tasawuf berazaskan kezuhudan sebagaimana yang
dipraktekkan oleh Nabi Saw, dan sebagian besar dari
kalangan sahabat dan tabi’in. Kezuhudan ini
merupakan implementasi dari nash-nash al-Qur’an
dan Hadis-hadis Nabi Saw yang berorientasi akhirat
dan berusaha untuk menjuhkan diri dari kesenangan
duniawi yang berlebihan yang bertujuan untuk
mensucikan diri, bertawakkal kepada Allah Swt, takut
terhadap ancaman-Nya, mengharap rahmat dan
ampunan dari-Nya dan lain-lain.
‫‪Diantara nash-nash al-Qur’an yang mememerintahkan orang-‬‬
‫‪orang beriman agar senantiasa berbekal untuk akhirat adalah‬‬
‫‪firman Allah dalam Q.S al-Hadid [57] ayat: 20‬‬

‫ب َولَ ْه ٌو َو ِزينَة ٌ َوت َفَا ُخ ٌر •‬ ‫ا ْعلَ ُموا أَنَّ َما ْال َحيَاة ُ الد ُّ ْنيَا لَ ِع ٌ‬
‫األوال ِد َك َمث َ ِل َغيْث‬ ‫األم َوا ِل َو ْ‬ ‫بَ ْينَكُ ْم َوت َ َكاث ُ ٌر ِفي ْ‬
‫صفَرا ث ُ َّم‬ ‫ب ْالكُفَّ َ‬
‫ار نَبَاتُه ُ ث ُ َّم يَ ِهي ُج فَت َ َراه ُ ُم ْ‬ ‫أ َ ْع َج َ‬
‫ش ِديد ٌ َو َم ْغ ِف َرة ٌ‬ ‫اب َ‬ ‫اآلخ َر ِة َعذَ ٌ‬ ‫طا ًما َو ِفي ِ‬ ‫يَكُو ُن ُح َ‬
‫ض َوا ٌن َو َما ْال َحيَاة ُ الد ُّ ْنيَا ِإال َمتَاعُ‬ ‫اَّلل َو ِر ْ‬
‫ِم َن َّ ِ‬
‫ور‬ ‫ِ‬ ‫ر‬‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫غ‬ ‫ْ‬
‫ال‬
Artinya:
Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah
permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-
megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang
banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-
tanamannya mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu
menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning Kemudian
menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan
ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia
Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
Ayat-ayat Al-Qur’an yang menjadi Landasan
sebagian Tingkatan dan Keadaan para sufi.

1. Tingkatan zuhud, misalnya (yang banyak diklaim


sebagai awal beranjaknya tasawuf), telah dijelaskan
dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 77 yang artinya:
“Katakanlah kesenangan di dunia ini hanya
sementara, dan akhirat itu lebih baik untuk orang-
orang yang bertakwa”.
2. Tingkatan takwa berlandaskan pada firman Allah pada
surat Al-Hujurat ayat 13 yang artinya:
“Sesungguhnya, orang yang paling mulia di antara kamu di
sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu”.

3. Tingkatan tawakal, menurut para sufi, berlandaskan pada


firman-firman Allah antara lain surat At-Thalaq ayat 3 yang
artinya:
“Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah
mencukupkan (keperluan)nya”;
dan surat Az-Zumar ayat 39 yang artinya:
“Dan hanya kepada Allah-lah orang-orang yang beriman itu
bertawakal”.
Tingkatan syukur antara lain berlandaskan kepada firman
Allah surat Ibrahim ayat 7 yang artinya:
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti kami akan
menambahkan (nikmat) kepadamu”.
4. Tingkatan sabar berlandaskan pada firman Allah surat Al-
Mu’minun ayat 55 yang artinya:
“Maka bersabarlah kamu karena sesungguhnya janji Allah itu
benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah
seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi”.
dan surat Al-Baqarah ayat 155 yang artinya:
“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.
5. Tingkatan rida berdasarkan pada firman Allah surat
Al-Maidah ayat 119 yang artinya:
“Allah rida terhadap mereka, dan merekapun rida
terhadap-Nya”.
Dasar- dasar dari Hadits
1. “Jika seorang hamba mendekat kepada-
Ku sejengkal maka Aku mendekatinya
sehasta, jika dia mendekat sehasta, maka
Aku mendekat sedepa, jika dia datang
kepada-Ku dengan berjalan maka Aku
datang kepadanya berlari (H.R.Bukhari)”.
2. ‫سلَّ َم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫اَّلل‬ َ ‫ي‬ َّ ‫سا ِع ِدي ِ قَا َل أَت َى النَّ ِب‬ َّ ‫س ْع ٍد ال‬
َ ‫س ْه ِل ب ِْن‬َ ‫ع ْن‬ َ
َّ ‫ع ِم ْلتُهُ أ َ َحبَّ ِني‬
ُ‫اَّلل‬ َ ‫ع َم ٍل ِإذَا أَنَا‬ َ ‫علَى‬ َ ‫اَّللِ دُلَّ ِني‬
َّ ‫سو َل‬ ُ ‫َر ُج ٌل فَقَا َل يَا َر‬
‫از َه ْد فِي‬ ْ ‫سلَّ َم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫اَّلل‬ َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫اَّلل‬ ُ ‫اس فَقَا َل َر‬ ُ َّ‫َوأ َ َحبَّنِي الن‬
‫ُّوك‬
َ ‫اس يُ ِحب‬ ِ َّ‫از َه ْد ِفي َما ِفي أ َ ْي ِدي الن‬ ْ ‫اَّللُ َو‬
َّ ‫الدُّ ْنيَا يُ ِحب ََّك‬
Artinya: Dari sahabat Sahal bin Saad as-Sa'idy beliau berkata: datang
seseorang kepada Rasulullah Saw dan berkata: 'Wahai Rasulullah !
tunjukkanlah kepadaku sutu amalan, jika aku mengerjakannya maka Allah
akan mencintaiku dan juga manusia', Rasulullah Saw bersabda: "berlaku
zuhudalah kamu di dunia, maka Allah akan mencintaimu, dan berlaku
zuhudlah kamu atas segala apa yang dimiliki oleh manusia, maka mereka
(manusia) akan mencintaimu".

Hadis Nabi lainnya yang menjadi pedoman tasawuf antara lain adalah
anjuran Nabi untuk tidak menjadikan dunia sebagai tujuan utama, akan
tetapi akhiratlah sebagai tujuan utama seperti yang diriwayatkan Imam
Bukhari, begitu juga wasiat Rasulullah kepada Abdullah bin Umar sambil
menepuk pundaknya.
Para Tokoh Tasawuf
1. Hasan Al Bashri
Karakteristik dasar pendiriannya yang paling utama
adalah zuhud terhadap kehidupan dunawi sehingga
ia menolak segala kesenangan dan kenikmatan
duniawi. kedua adalah al-khouf dan raja’. Dengan
pengertian merasa takut kepada siksa Allah karena
berbuat dosa dan sering melalakukan perintahNya.
Serta menyadari kekurang sempurnaannya. Oleh
karena itu, prinsip ajaran ini adalah mengandung
sikap kesiapan untuk melakukan mawas diri atau
muhasabah agar selalu memikirkan kehidupan yang
akan datang yaitu kehidupan yang hakiki dan abadi.
2. Rabiah Al Adawiyah
• Karakteristik ajarannya adalah Ia merupakan orang
pertama yang mengajarkan al hubb dengan isi dan
pengertian yang khas tasawuf.Cinta murni kepada
Tuhan merupakan puncak ajarannya dalam tasawuf
yang pada umumnya dituangkan melalui syair-syair
dan kalimat-kalimat puitis. Bisa dikatakan, dengan al-
hubb ia ingin memandang wajah Tuhan yang ia rindu,
ingin dibukakan tabir yang memisahkan dirinya
dengan Tuhan.
3. Dzu Al Nun Al Misri
• Karakteristik ajaran yang paling besar dan menonjol
dalam dunia tasawuf adalah sebagai peletak dasar
tentang jenjang perjalanan sufi menuju Allah,yang
disebut Al maqomat. Beliau banyak memberikan
petunjuk arah jalan menuju kedekatan dengan Allah
sesuai dengan Pandangan sufi.
4. Abu Hamid Al-Ghazali

• Inti tasawuf Al Ghazali adalah jalan menuju Allah


atau ma’rifatullah. Oleh karena itu,serial Al maqomat
dan al ahwal,pada dasarnya adalah rincian dari
metoda pencapaian.
Manfaat Tasawuf

• 1.Dalam bidang kecerdasan emosional


Apabila dapat mengamalkan tasawuf dengan baik maka
dapat mengendalikan emosionalnya dengan baik pula.
2.Dalam bidang kecerdasan spiritual
Tasawuf mengingatkan manusia tentang kematian, agar
umat manusia selalu beribadah, beramal shaleh, serta
menjauhi perbuatan maksiat dan kejahatan.
3.Dalam bidang Agama
Tasawuf diperlukan untuk mengamalkan Islam secara
kaffah serta untuk mengembangkan kerukunan hidup
beragama dan integrasi sosial.
4.Dalam bidang etos kerja
Tasawuf dapat memperkuat etos kerja karena dalam
ajaran Islam bekerja itu wajib untuk memenuhi keperluan diri
sendiri, keluarga dan umat.
5.Dalam bidang Pendidikan
Tasawuf merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu
diajarkan di Madrasah dan mata kuliah di Perguruan Islam untuk
mengembangkan kehidupan agama yang komprehensif dan utuh
serta untuk mengembangkan masyarakat dan bangsa yang
bersih, sehat dan maju.
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai