Anda di halaman 1dari 9

AMALIYAH NU DAN DALIL-DALILNYA (1)

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aswaja

Dosen pengampu:

Nunik Zuhriyah, M.Pd. I

Disusun Oleh:

Wahidah Rubba Farah

(2023181020002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM BADRUS SHOLEH ARIF

PURWOASRI-KEDIRI

2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita curahkan kepada Allah SWT atas limpahan rohmah, taufiq,
hidayah, dan nikmat sehat sehingga penyusunan makalah Amaliyah-amaliyah dan
dalil-dalil NU ini bisa diselesaikan dengan baik guna memenuhi tugas kuliah aswaja.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan makalah ini. Khususnya kepada Ibu Nunik Zuhriyah, M.Pd. I
selaku pengampu mata perkuliahan Aswaja yang telah membimbing saya, sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua orang. Saya
sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu saya memohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan
baik dalam kosakata,cara penulisan, maupun keseluruhan isi dari makalah ini.

Kediri, 26 November 2023

Penulis,

Wahidah Rubba Farah

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai warga Nahdliyin yang menjaga tradisi-tradisi ibadah yang telah
dilakukan turun temurun sejak para wali menyebarkan agama Islam ke Nusantara, kita
tentu memiliki banyak tantangan.Terutama dari gerakan wahabisasi yang akhir-akhir
ini semakin marak. Gerakan ini ingin Amaliah NU dan Dalilnya iii menghapuskan
praktek-praktek ibadah yang telah diajarkan sejak zaman Rasulullah SAW, para
sahabat, tabi’in dan seterusnya hingga sampai pada kita di masa sekarang ini.

Gerakan-gerakan yang ingin menghancurkan praktik-praktik ibadah yang


telah menjadi tradisi ini muncul karena khazanah keagamaan mereka sangat minim.
Biasanya, dalam satu, dua, hingga tiga kali ceramah membahas keagamaan mereka
mungkin penyampaiannya masih bagus. Namun di ceramah selanjutnya, karena
minimnya pengetahuan mereka dan kehabisan bahan ceramah mereka akan kembali
berputar di masalah-masalah bid’ah saja.

Misalnya jika perbedaan antara dzikir, wirid dan doa saja tidak tahu, lalu
mereka kemudian mengangapnya sebagai bid’ah, yang seperti ini tidak boleh diikuti.
Padahal sebenarnya, jika memiliki ilmu yang cukup, mereka dapat menerangkan
bahwa dzikir adalah apa pun yang membuat kita ingat kepada Allah.

Dengan demikian, dalam memahami Islam tidak bisa ditempuh dalam


waktu yang singkat. Karena ilmu di dalam Islam sangatlah luas. Jika Islam dipelajari
dengan cara cepat saji seperti mie instan maka hasilnya adalah pemahaman Islam
yang sangat dangkal. Sehingga ujung-ujungnya semua akan dibid’ah-kan dan malah
dikafirkan atau dimusyrikkan. (naudzubillah min dzalik).1

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1.Apa pengertian tentang amaliyah NU?
2.Apa saja Amaliyah-amaliyah dan dalil-dalil NU?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1.Untuk mengetahui pengertian tentang amaliyah NU
2.Agar mengetahui sebagian dari amaliyah-amaliyah NU dan dalil-dalilnya

1
Said Aqil Siradj. Ahlusunnah wal Jama‟ah; Sebuah Kritik Historis. Jakarta: Pustaka Cendekia
Muda. 2008.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Amaliyah NU
Amaliyah merupakan perbuatan yang dilakukan sehari-hari yang
berhubungan dengan maslaah keagamaan. Dalam pembahasan ini amaliyah
yang lebih spesifikasi yaitu Amaliyah Nahdlatul Ulama. Amaliyah NU yang
dimaksud adalah upaya ucapan maupun perilaku serta perbuatan hati untuk
dekat dengan Allah SWT melalui ajaran-ajaran Ahlussunah Wal Jamaah.
Kalangan muslim pulau jawa berpegang teguh pada Ahlussunah Wal
Jamaah. Secara spesifik, Kyai Hasyim memberikan karakter terhadap paham
Ahlussunah Wal Jamaah. Kyai Hasyim tidak menganggap pandangan beliau
paling benar dan beliau tidak menganggap pandangan orang lain salah. Beliau
justru mengakui keberagaman kelompok dalam Islam. Sejak tahun 1330 H,
umat Islam terbagi dalam berbagai arus, pandangan dan madzab yang
bertentangan kelompok tersebut antara lain adalah kalangan salaf, mereka
ialah yang berpegang teguh pada padangan ulama salaf yang memilih
madzhab tertentu, meggunakan kitab-kitab Babon seperti Al Kutub Al
Mu‟tabarah, mencintai ahlul bayt, para wali, dan orang-orang sholeh, meminta
berkah kepada mereka, serta berziarah kubur dan mendoakan mayit bukan
hanya itu kelompok ini juga menyakini safaat serta mengambil manfaat dari
doa dan melakukan tawasul.2
Nahdatul Ulama merupakan kelompok terbesar dari kalangan muslim
jawa. Dan kelompok inilah yang dimaksud oleh Kyai Hasyim. Kelompok ini
mempunyai karakter yang memadukan tradisi salaf dengan tradisi local yang
ada di Nusantara. Mereka berpegang teguh pada paham Ahlussunah Wal
Jamaah, namun mereka juga mempunyai beberapa tradisi yang khas,
contohnya seperti tahlilan, berjanjen, ziarah kubur dan maulid nabian.
B. Amaliyah-amaliyah NU
1. TAWASUL DAN ISTIGHOTSAH
a. Pengertian Tawasul dan Istighotsah
Tawasul adalah salah satu jalan dari berbagai jalan tadzorru’
kepada Allah. Sedangkan Wasilah adalah setiap sesuatu yang dijadikan
oleh Allah sebagai sabab untuk mendekatkan diri kepadanya. Sebagaimana
firmannya :
‫۝‬٣ ‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َو اْبَتُغْٓو ا ِاَلْيِه اْلَو ِس ْيَلَة َو َج اِهُد ْو ا ِفْي َس ِبْيِلٖه َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحْو َن‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan

2
Zuhairi Miswari, Hadratussyaikh Hasyim Asy‟ari, hal. 107-108

3
berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.
(Q.S.alMaidah.35).
Adapun Istighotsah adalah meminta pertolongan kepada orang yang
memilikinya, yang pada hakikatnya adalah Allah semata. Akan tetapi allah
membolehkan pula meminta pertolongan (istighotsah) kepada para nabi
dan para walinya.
b. Dalil-dalil Tawasul Dan Istighosah
Diperbolehkanya tawasul dan istighosah ini oleh ulama salaf
tidaklah terjadi pertentangan. Karena dalam tawasul itu sendiri seseorang
bukanlah meminta kepada sesuatu yang dijadikan wasilah itu sendiri, akan
tetapi pada hakikatnya meminta kepada Allah dengan barokahnya orang
yang dekat kepada Allah, baik seorang nabi, wali maupun orang-orang
sholeh dan juga dengan amal sholeh.
‫َو اۡس َتِع ۡي ُنۡو ا ِبالَّص ۡب ِر َو الَّص ٰل وِة ؕ‌ َوِاَّنَها َلَك ِبۡي َر ٌة ِااَّل َع َلى اۡل ٰخ ِشِع ۡي َۙن‬
Artinya: Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang
yang khusyu’. (Q.S. AlBaqoroh: 45)
Dan nabi bersabda :
‫اللهم اسقنا غيثا مغيثا‬
Artinya : Ya Allah berikanlah kepada kami hujan yang memberikan
pertolongan. (HR. Bukhori /967,968)
Dalil tentang kebolehan bertawasul dengan amal sholeh ini sangat
masyhur karena telah diriwayatkan oleh Imam al-Bukhori, Muslim dan
Ahmad. Yaitu hadist tentang tiga orang dari Bani Israil yang terjebak
dalam goa dan kemudian bertawasul dengan amal sholehnya masing-
masing agar selamat.
Ini adalah penjelasan tentang tawasul dengan amal sholeh.
Sebagaimana diperbolehkan tawasul dengan amal sholeh, tawasul dengan
orang-orang sholehpun diperbolehkan, karena pada hakekatnya bukan
orangnya yang dijadikan tawasul tetapi amalnya. Sebab seseorang tidak
dikatakan sholeh ketika tidak melakukan amalan-amalan baik.
Berikut ini adalah dalil-dalil yang menjelaskan tentang
kebolehan wasilah/tawasul,
Dalil al-Qur’an
- Surat al-Maidah ayat 35
‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َو اْبَتُغْٓو ا ِاَلْيِه اْلَو ِس ْيَلَة َو َج اِهُد ْو ا ِفْي َس ِبْيِلٖه َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحْو ن‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan
berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.
(Q.S.al-Maidah.35).
- Surat al-Isro’ ayat 56
‫ُقِل ٱْد ُعو۟ا ٱَّلِذ يَن َز َع ْم ُتم ِّم ن ُدوِنِهۦ َفاَل َيْمِلُك وَن َك ْش َف ٱلُّض ِّر َعنُك ْم َو اَل َتْح ِو ياًل‬
Artinya: Katakanlah: "Panggillah mereka yang kamu anggap
(tuhan)selain Allah, maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk
4
menghilangkan bahaya daripadamu dan tidak pula memindahkannya".(QS.
Al-Isro’: 56)
- Surat al-Anfal ayat 9
‫َٰٓل‬
‫ِإْذ َتْسَتِغ يُثوَن َر َّبُك ْم َفٱْسَتَج اَب َلُك ْم َأِّنى ُمِم ُّد ُك م ِبَأْلٍف ِّم َن ٱْلَم ِئَك ِة ُم ْر ِدِفيَن‬

Artinya: (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan


kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku
akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat
yang datang berturut-turut”.(QS. Al-Anfaal: 9)

Dalil dari hadits

Diriwayatkan dari sahabat ali karomallahu wajhah, bahwa rasulullah


Muhammad s.a.w ketika menguburkan Fatimah binti Asad, ibu dari
sahabat Ali bin Abi Thalib, beliau berdoa :

‫اللهم بحقي وحق األنبياء من قبلي اغفر ألمي بعد أمي‬

Artinya: Ya Allah dengan hakku dan hak-hak para nabi


sebelumku, Ampunilah dosa ibuku dan orang-orang setelah kau ampuni
ibu kandungku. (HR.Thobroni, Abu Naim, dan al-Haitsami) dan lain-lain.3

2. DZIKIR SETELAH SHOLAT FARDHU


Dzikir secara etimologi berasal dari kata zakara yang memiliki arti
menyebut, menjaga, mengerti, mempelajari dan menyucikan. Dzikir juga
dapat diartikan sebagai ibadah lisan dengan cara menyebut dan
mengucapkan nama-nama Allah dan menjaga dalam ingatan. Allah SWT
berfirman :
٤٢ ‫ َّو َس ِّبُح ۡو ُه ُبۡك َر ًة َّو َاِص ۡي اًل‬٤١ ۙ‫ٰۤي ـَاُّيَها اَّلِذ ۡي َن ٰا َم ُنوا اۡذ ُك ُر ۡو ا َهّٰللا ِذ ۡك ًرا َك ِثۡي ًرا‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan


menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah
kepadanya di waktu pagi dan petang. (Q.S. Al Ahzab: 41-42)
Allah SWT menganjurkan semua umat muslim disetiap waktu naik
dengan lisan, hati maupun perbuatan untuk senantiasa berdzikir
kepadaNya. Dzikir merupakan salah satu bukti yang nyata bagi
ketergantungan setiap orang kepada Allah SWT, apalagi dzikir selepas
sholat memiliki keutamaan yang sangat banyak. Dzikir juga merupakan
ibadah yang dapat mengangkat derajat seseorang disisi Allah SWT serta
mendapat pahala yang tak terhitung banyaknya tanpa ada rasa lelah.

3. MAULID NABI
Setiap tanggal 12 Rabiul awal. Umat Islam, khusunya orang NU
memperingati Maulid Nabi. Maulid nabi adalah peringatan hari kelahiran
Nabi Muhammad Saw. Pada umunya maulid Nabi dilaksanaakan dalam
3
Amaliah-nu-dan-dalilnya.pdf.hal-3.

5
bentuk pembacaan berjanji dan diba‟ yang didalamnya terdapat sholawat.
Dalam kitab berzanzi dan diba‟ berisi tentang kisah-kisah perjalanan,
kehidupan serta sifat-sifat Rosulullah Saw. Biasanya seteah pembacaan
berzanzi dan diba‟ diisi dengan ceramah atau nasihat dari para ulama.4
‫ُقْل ِبَفْض ِل ٱِهَّلل َو ِبَر ْح َم ِتِهۦ َفِبَٰذ ِلَك َفْلَيْفَر ُحو۟ا ُهَو َخْيٌر ِّمَّم ا َيْج َم ُعوَن‬

Artinya: Katakanlah (Muhammad), "Dengan karunia Allah dan rahmat-


Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa
yang mereka kumpulkan."(Q.S Yunus;58).

Di hadits yang ada di dalam kitab shahih juga disebutkan tentang


kebolehan merayakan maulid nabi:

Rasulullah ketika ditanya tentang mengapa beliau selalu berpuasa pada


hari Senin, beliau menjawab:
‫َذ ا َيْو ٌم ُوِلْدُت ِفيِه‬
Artinya: "Hari itu merupakan hari dimana aku telah dilahirkan." HR.
Muslim.
Hadits ini memberikan petunjuk bahwa Rasulullah selalu melakukan puasa
pada hari Senin sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT. Hal ini
juga menjadi isyarat bagi kita umat Islam untuk melakukan perbuatan baik
lainnya. Perayaan Maulid Nabi sah-sah saja untuk dilakukan pada tanggal
2, 8, 10, atau 12 Rabi'ul Awal.
Seperti yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Ishaq juga dari Ibnu Abbas:

‫ َعام اْلِفيِل‬، ‫ اِل ْثَنَتْي َع ْش َر َة َلْيَلًة َخ َلْت ِم ْن َشْهِر َر ِبيع اَأْلَّو ِل‬، ‫ُوِلَد َر ُسوُل ِهَّللا َيْو َم ااِل ْثَنْيِن‬

Artinya: "Rasulullah dilahirkan di hari Senin, tanggal dua belas di malam


yang tenang pada bulan Rabiul Awal, Tahun Gajah."

Ali bin Abi Tholib juga pernah berkata :

‫َم ْن َع َّظَم َم ْو ِلِد الَّنِبِّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َال َيْخ ُرُج ِم َن الُّد ْنيَا ِاَّال ِبْاِإل ْيماَِن‬
Artinya: "Barangsiapa memuliakan (memperingati) kelahiran Nabi
SAW, apabila ia pergi meninggalkan dunia, ia pergi dengan membawa
iman."

BAB III

PENUTUP

4
Fadeli dan Subhan, Antologi NU..., hal. 132

6
A. Kesimpulan
Amaliyah NU adalah amalan ibadah yang dipedomani dan
dilaksanakan oleh warga Nahdlatul Ulama (NU) berdasarkan Amalan
Islam Ahlussunah Wal Jamaah, Aswaja. Contoh Amaliyah NU seperti
bacaan wirid, dzikir, tahlil, yasin, shalawat, istighotsah, ziarah kubur;
Peringatan Hari Besar Islam seperti Isra Mi’raj, Maulid Nabi Muhammad
SAW, tahun baru Hijriyah, Doa Qunut, dll.
Sedangkan amaliyah Aswaja adalah upaya ucapan maupun
perilaku serta perbuatan hati untuk dekat dengan Allah SWT melalui
ajaran-ajaran Ahlussunah Wal Jamaah. Selain merujuk kepada dalil Al-
Qur’an dan Hadits, juga merujuk pada argumentasi (qaul) dalam Ijma’ dan
Qiyas yang merupakan hasil ijtihad Ulama Aswaja dalam karya kitab-
kitabnya yang mu’tabar.

DAFTAR PUSTAKA

7
Amaliah-nu-dan-dalilnya.pdf.hal-3.

Fadeli dan Subhan, Antologi NU..., hal. 132

Miswari,Zuhairi . Hadratussyaikh Hasyim Asy‟ari Modernasi, Keumatan, dan


Kebangsaan. Jakarta: Buku Kompas.2010.

Siradj,Said Aqil. Ahlusunnah wal Jama‟ah; Sebuah Kritik Historis. Jakarta:


Pustaka Cendekia Muda. 2008.

Anda mungkin juga menyukai