Disusun oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan karunia-nya
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurhkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW beserta keluarganya, para sahabatnya,
serta kita semua para penganut ajarannya hingga akhir zaman.
Disamping itu juga, dalam pembuatan makalah ini penyusun tak lupa menyampaikan banyak
terimakasih kepada :
1. Bapak Chairul Lutfi, S.H.I.,S.H.,M.H. Selaku dosen pembimbing mata kuliah
Keaswajaan.
2. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan dalam penyusunan
makalah ini.
Makalah ini kami susun sebagai salah satu kewajiban kami sebagai mahasiswa/i semester 1
sekolah IAID Al – Karimiyah Depok jurusan Manajemen Pendidikan dalam mata kuliah
Keaswajaan. Makalah ini menjelaskan mengenai metode Keaswajaan .
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya, baik itu dosen pembimbing,
mahasiswa, maupun bagi masyarakat umum. Dengan keterbatasan waktu, referensi, dan
kemampuan, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
segala kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi
penyempurnaan makalah kami di masa yang akan datang.
Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Kesimpulan.........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
A. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Amaliyah Nu?
2. Apa Saja Jenis-jenis Amaliyah Nu?
3. Apa saja pijakan metodologi Amaliyah Nu?
4. Apa saja Amaliyah Nu dan dalil nya?
B. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan Pengertian Amaliyah Nu
2. Memaparkan Jenis-jenis Amaliyah Nu
3. Memaparkan pijakan Metodologi Amaliyah Nu
4. Menjelaskan contoh Amaliyah Nu dan Dalil nya
BAB II
PEMBAHASAN
A. HUJJAH TENTANG TRADISI AMALIYAH ASWAJA
1. Pengertian Amaliyah Nu
2. Jenis-jenis Amaliyah Nu
Secara garis besar, amaliyah nahdliyah dibedakan menjadi dua jenis,
Yaitu ;
1.Ushul
-Beraqidah Islamiyah yang meyakini, bahwa :
a)Rukun Iman ada 6
b)Allah adalah Maha Esa
c)Allah mempunyai sifat wajib sebanyak 20, sifat mukhal 20 dan sifat jaiz 1.
d)Allah mempunyai asma’ berjumlah 99 yang dikenal dengan sebutan asma’ulhusna.
- Beribadah dengan baik yang dibangun atas Rukun Islam yang 5,
yaitu :Mengucapkan dua kalimah syahadat, menunaikan shalat, mengeluarkan zakat,
berpuasa di bulan ramadlan, serta naik haji ke Baitullah bagi yang mampu .
- Membangun senedi-sendi aqidah dan melakukan ibadah dengan benar sertasebaik-
baiknya, seolah-olah setiap saat melihat Allah atau sekurang-kurangnyaselalu merasa
diawasi oleh Allah SWT.
2. Furu’
Hal yang menyangkut tentang furu’ ini bagi NU sangatlah banyak, yang meliputi
amalan-amalan wajib, sunnah, mustahab serta hal-hal yang berhubungandengan
“Fadlail”, semisal :
a)Membaca do’a qunut dalam shalat shubuh, dan dalam shalat witir pada paruhakhir
bulan ramadlan.
b)Berbakti kepada orang tua serta menghormati orang sholih, tidak terbatasketika
mereka masih hidup di dunia
c)Mendo’akan orang yang sudah meninggal dunia
d)Berjama’ah dalam dzikir dan berdo’a.
e) Melakukan Tawasshul dan Tabarruk.
1. Tawasul
Tawassul secara bahasa artinya perantara. Tawasul mempunyai arti sama
dengan kata istighasah, isti'anah, tajawwuh dan tawajjuh. Secara istilah tawassul
adalah segala sesuatu yang dapat menjadi sebab sampainya pada tujuan. Dalam
kajian ini, yang dimaksud dengan tawassul adalah memohon datangnya suatu
kemanfaatan atau terhindarnya bahaya kepada Allah SWT dengan menyebut nama
Nabi SAW atau wali untuk menghormati keduanya.
Sedangkan secara terminologi Tawassul adalah mewujudkan perantaraan
bagimenyampaikan kepada sesuatu maksud dan tidak mungkin seseorang sampai
kepadamaksud yang hendak ditujuinya kecuali melalui perantara atau wasilah
yang sesuai dengannya.
Dalam hal tawassul kepada Allah SWT bermaksud menggunakan peraturan
yang boleh mencapai keridhaan dan pahala daripada Allah SWT. Ia merupakan
antara perkara yang diusahakan untuk melakukannya oleh setiap orangyang
beriman kepada Allah swt dengan menggunakan cara-cara dan sebab-sebab
yangsesuai yang boleh menyampaikan kepada Allah SWTTawassul adalah
perantara, Syaikh Jamil Affandi menjelaskan bahwa yang dimaksud tawassul
dengan para Nabi dan orang-orang Shaleh ialah menjadikan mereka menjadikan
sebab danperantara dalam memohon kepada Allah untuk mencapai tujuan. Pada
hakikatnya Allah hlah pelaku yang sebenarnya (yangmengabulkan do`a). Sebagai
contoh pisau tidak mempunyai kemampuan memotog dari dirinya sendiri karena
pemotong yangsebenarnya adalah Allah dan pisau hanya sebagai penyebabyang
alamiah (berpotensi untuk memotong)
Dalil Tawassul: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah
dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah
(berjuanglah) di jalan-Nya, agar kamu beruntung.” (Q.S Al Maidah : 35)
2. Dzikir berjama’ah
3. Ziarah kubur
Pada masa awal Islam Nabi melarang umat Islam melakukanziarah kubur
karena khawatir umat Islam akan menjadipenyembah kuburan. Setelah akidah
umat Islam kuat dan tidak ada kekhawatiran untuk berbuat syirik Nabi
membolehkan parasahabatnya untuk melakukan ziarah kubur.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Amaliyah Nahdliyah adalah amal perbuatan lahir, baik yang
berhubungandengan Ibadah, Mu’amalah maupun Akhlaq; yang biasa dilakukan oleh
kaum Nahdliyyin, bisa jadi secara formal warga Jam’iyyah Nahdlatul Ulama atau
bukan. Nahdlatul Ulama memperjuangkan berlakunya Ajaran Islam ala Ahlussunnah
wal Jama’ah.
Tradisi dan amaliah NU merupakan hasil kajian dalil nash yang diajarkan oleh
para tokoh agama Islam dikalangan manhaj Ahlus Sunnah Waljamaah An
Nadliyyah. Pentingnya pemahaman antara NU sebagai tradisi dan NU sebagai
organisasi perlu digalakkan dilingkungan warga Nahdliyin sendiri. Kesadaran atas
pemahaman tersebut menentukan eksistensi NU di dalam interaksinya dengan negara
dan di lingkungan warga Nahdliyin sendiri.
Corak amaliah ritualitas muslim Nusantara (khususnya Jawa) hari ini, kita
saksikan begitu kental diwarnai dengantradisi dan budaya khas lokal, seperti ritual
selametan, kenduri, dan lain-lain.Amaliah keagamaan seperti itu tetap dipertahankan
karena kaum Nahdliyyin meyakini bahwa ritual-ritual dan amaliyah yang bercorak
lokal tersebut. Hanyalahsebatas teknis atau bentuk luaran saja, sedangkan yang
menjadi substansididalamnya murni ajaran-ajaran Islam. Dengan kata lain,
ritualritual yang bercorak tradisi lokal hanyalah bungkus luar, sedangkan isinya
adalah nilai-nilai ibadah yang dianjurkan oleh Islam.
DAFTAR PUSAKA
Abidin, M. Z., Wati, R. I., & Darmayanti, R. (2023). Implementasi Amaliyah Ahlussunnah
Wal Jama’ah Dalam Mengatasi Perilaku Amoral Sebagai Upaya Pembentukan Akhlak
Remaja. Assyfa Journal of Islamic Studies, 1(1), 51–62.
Subaidi. (2019). Pendidikan Islam Risalah Ahlussunnah Wal Jama'ah An- Nahdliyah. Jepara:
Unisnu Press.