Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SULTHAN RAFID IZZUDDIN

NIM : 101180723
JURUSAN : MANAJEMEN
SEMESTER : VI (ENAM)
MATKUL : KE-NU-AN II
JAWABAN UAS
1. Jelaskan definisi Bid’ah menurut salah satu pendapat dari para ulama yang kalian ketahui?
Serta berikan satu contoh Bid’ah hasanah yang dilakukan oleh Sahabat nabi atau para
imam atau ulama!
Jawab :
K.H. Hasyim Asy’ari mendefinisikan bid’ah dalam kitabnya, risalah ahlu al-sunnah wa al-
jamaah, menurut beliau, bid’ah adalah pembaruan – pembaruan perkara agama seakan – akan
(pembaruan tersebut) adalah bagian dari agama, padahal sebenarnya bukan baik dari sisi bentuk
maupun hakikatnya.
Contoh :
Apa yang dilakukan oleh Sayyidina Umar ibn Khattab ketika mengumpulkan semua umat
Islam untuk mendirikan shalat tarawih berjamaah. Tatkala Sayyidina Umar melihat orang-orang
itu berkumpul untuk shalat tarawih berjamaah, dia berkata: "Sebaik-baik bid'ah adalah ini".

2. Orang yang mengingkari bid’ah hasanah gemar sekali mendengungkan sebuah hadits, yaitu
ٌ ‫ضالَلَة‬ َ ْ‫عة ٌ َوكُ َّل بِد‬
َ ‫ع ٍة‬ ِ ‫ت األ ُ ُم‬
َ ْ‫ور فَإ ِ َّن كُ َّل ُم ْحدَث َ ٍة بِد‬ ِ ‫َوإِيَّاكُ ْم َو ُم ْحدَثَا‬
(H.R. Abu Dawud). Bagaimana makna yang benar menurut ahlussunnah wal jama’ah?
Jawab :
Bid’ah itu bukan hukum, tetapi merupakan perilaku, karena hukum itu cuma ada lima. NU
yang mengakui keabsahan bid’ah hasanah adalah representasi pemahaman mayoritas ulama karena
mayoritas empat madzhab mengakui keberadaan bid’ah hasanah.
Sebagian masyarakat, terutama yang masih awam, yang jarang baca, yang juga sangat
terpengaruh dari kyai, sangat phobia pada da’i-da’i yang mudah mengeluarkan kata bid’ah.
Mereka bahkan sudah menyatakan dirinya anti dengan bid’ah. Coba kata bid’ah diganti dengan
“amalan yang tidak ada tuntunan” atau “amalan itu tidak ada dalilnya”. Pilihan kalimat semacam
ini lebih mudah mengena dan tepat sasaran. Maksudnya pun sama, namun lebih halus. Karena
sebagian masyarakat kita masih menganggap bahwa bid’ah itu ada yang baik dan ada yang buruk,
yaitu bid’ah hasanah atau bid’ah sayyi’ah.
3. Dalam syair burdah :
‫يارب بالمصطفی بلغ مقا صدنا واغفرلنا مامضی ياواسع الگرم‬
manakah yang menunjukkan adanya tawassul?
Jawab :
Wahai Tuhanku, berkat al-Musthofa, sampaikanlah tujuan kami, dan ampuni kami dari apa apa
yang telah lalu, wahai yang Maha luas Kemurahan Nya. tawasul pada kalimat ya rabbi bil mustofa
itu bertawasul ke pada kanjeng nabi(mustofa).

4. Di antara benda yang bisa digunakan untuk bertabarruk adalah benda-benda yang pernah
melekat pada seorang nabi atau peninggalannya. Sebutkan ayat alQuran yang menceritakan
bahwa nabi Yusuf pernah memerintahkan seseorang untuk bertabarruk!
Jawab :
َ‫ص ٗيرا َو ۡأتُونِي بِأ َ ۡه ِل ُكمۡ أ َ ۡج َمعِين‬ ِ ‫علَ َٰى َو ۡج ِه أَبِي يَ ۡأ‬
ِ َ‫ت ب‬ َ ُ‫ِيصي َٰ َهذَا فَأ َۡلقُوه‬
ِ ‫ۡٱذ َهبُواْ بِقَم‬
"Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu usapkanlah ke wajah ayahku, nanti ia
akan melihat kembali; dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku." (QS Yusuf: 93)

5. Diantara Sumber Hukum Islam Aswaja adalah Ijma dan Qiyas. Jelaskan dan berikan
contohnya !
Jawab :
a. Ijma’ adalah salah satu metode dalam menetapkan hukum atas segala permasalahan yang tidak
didapatkan di dalam Al-Quran dan Sunnah. Sumber hukum Islam ini melihat berbagai masalah
yang timbul di era globalisasi dan teknologi modern.
Ijma dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu ijma sharih dan ijma sukuti. Ijma sharih atau
lafzhi adalah kesepakatan para mujtahid baik melalui pendapat maupun perbuatan terhadap
hukum masalah tertentu. Ijma sharih ini juga sangat langka terjadi, bahkan jangankan yang
dilakukan dalam suatu majelis, pertemuan tidak dalam forum pun sulit dilakukan.
Bentuk ijma yang kedua dalah ijma sukuti yaitu kesepakatan ulama melalui cara seorang
mujtahid atau lebih mengemukakan pendapatanya tentang hukum satu masalah dalam masa
tertentu kemudian pendapat itu tersebar luas serta diketahui orang banyak. Tidak ada
seorangpun di antara mujtahid lain yang menggungkapkan perbedaan pendapat atau
menyanggah pendapat itu setelah meneliti pendapat itu.
Contoh penyelesaian dengan ijma adalah penentuan sholat tarawih dalam satu jamaah pada
zaman sayiddina umar, dan pembukuan Al quran yang dimulai pada zama sayiidina abu bakar.
b. Qiyas adalah bentuk sistematis dan yang telah berkembang fari ra'yu yang memainkan peran
yang amat penting. Sebelumnya dalam kerangka teori hukum Islam Al- Syafi'i, qiyas
menduduki tempat terakhir karena ia memandang qiyas lebih lemah dari pada ijma. Contoh
penggunaan qiyas, misalnya gandum, seperti disebutkan dalam suatu hadits sebagai yang pokok
(al-ashlu)-nya, lalu al-far’u-nya adalah beras (tidak tercantum dalam al-Qur’an dan al-Hadits),
al-hukmu, atau hukum gandum itu wajib zakatnya, as-sabab atau alasan hukumnya karena
makanan pokok. Dengan demikian, hasil gandum itu wajib dikeluarkan zakatnya, sesuai dengan
hadits Nabi, dan begitupun dengan beras, wajib dikeluarkan zakat. Meskipun, dalam hadits
tidak dicantumkan nama beras. Tetapi, karena beras dan gandum itu kedua-duanya sebagai
makanan pokok. Di sinilah aspek qiyas menjadi sumber hukum dalam syareat Islam.

6. Perkembangan zaman seperti sekarang ini, bagaimana karakteristik Aswaja dalam


menyikapinya?
Jawab :
Ada lima istilah utama yang diambil dari Al Qur’an dan Hadits dalam menggambarkan
karakteristik Ahlus sunnah wal jama’ah sebagai landasan dalam bermasyarakat atau sering disebut
dengan konsep Mabadiu Khaira Ummat yakni sebuah gerakan untuk mengembangkan identitas
dan karakteristik anggota Nahdlatul ‘Ulama dengan pengaturan nilai-nilai mulia dari konsep
keagamaan Nahdlatul ‘Ulama, antara lain :
1. At-Tawassuth
Tawassuth berarti pertengahan, maksudnya menempatkan diri antara dua kutub dalam
berbagai masalah dan keadaan untuk mencapai kebenaran serta menghindari keterlanjuran ke kiri
atau ke kanan secara berlebihan
2. Al I’tidal
I’tidal berarti tegak lurus, tidak condong ke kanan dan tidak condong ke kiri.I’tidal juga
berarti berlaku adil, tidak berpihak kecuali pada yang benar dan yang harus dibela.
3. At-Tasamuh
Tasamuih berarti sikap toleran pada pihak lain, lapang dada, mengerti dan menghargai sikap
pendirian dan kepentingan pihak lain tanpa mengorbankan pendirian dan harga diri, bersedia
berbeda pendapat, baik dalam masalah keagamaan maupun masalah kebangsaan, kemasyarakatan,
dan kebudayaan.
4. At-Tawazun
Tawazun berarti keseimbangan, tidak berat sebelah, tidak kelebihan sesuatu unsur atau
kekurangan unsur lain.
5. Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Amar ma’ruf nahi munkar artinya menyeru dan mendorong berbuat baik yang bermanfaat
bagi kehidupan duniawi maupun ukhrawi, serta mencegah dan menghilangkan segala hal yang
dapat merugikan, merusak, merendahkan dan atau menjerumuskan nilai-nilai moral keagamaan
dan kemanusiaan.

Anda mungkin juga menyukai