MAKALAH PAI
Nama : IRGI MUHAMMAD FACHREZI
Nim : 212022015
Kelas : TM22A
1.Pengertian sunnah
Pengertian Sunnah. Menurut bahasa kata sunnah merupakan derivasi dari
kata sanna – yasunnu – sunnatan. Kata itu berarti cara, jalan yang ditempuh,
tradisi (adat kebiasaan), atau ketetapan, apakah hal itu baik atau tidak,
terpuji atau tercela. Menurut ahli hadis, sunnah adalah: “Segala yang
bersumber dari Nabi Muhammad Saw., baik berupa perkataan, perbuatan,
taqrir, tabiat, budi pekerti, maupun perjalanan hidupnya, baik sebelum
beliau diangkat menjadi Rasul Saw maupun sesudahnya.” Menurut ahli usul
fikih, sunnah adalah: “Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad
Saw. selain al-Qur’an baik berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrirnya
yang pantas untuk dijadikan dalil bagi penetapan hukum syara’ (hukum
agama).” Macam-macam Sunnah
1. Sunnah Qauliyah. Sunnah Qauliyah adalah bentuk perkataan atau
ucapan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw., yang berisi
berbagai tuntunan dan petunjuk syarak, peristiwa-peristiwa atau kisah-
kisah, baik yang berkenaan dengan aspek akidah, syariah maupun
akhlak. Dengan kata lain Sunnah Qauliyah yaitu sunnah Nabi Saw. yang
hanya berupa ucapannya saja baik dalam bentuk pernyataan, anjuran,
perintah cegahan maupun larangan. Yang dimaksud dengan pernyatan
Nabi Saw. di sini adalah sabda Nabi Saw. dalam merespon keadaan yang
berlaku pada masa lalu, masa kininya dan masa depannya, kadang-
kadang dalam bentuk dialog dengan para sahabat atau jawaban yang
diajukan oleh sahabat atau bentuk-bentuk ain seperti khutbah. Dilihat
dari tingkatannya sunnah qauliyah menempati urutan pertama yang
berarti kualitasnya lebih tinggi dari kualitas sunnah fi’liyah maupun
taqririyah.
Pengertian Hadist
Hadist merupakan suatu ucapan atau percakapan dari Rasululullah SAW,
kepada pengikutnya. Hadist secara bahasa yaitu artinya percakapan.
Sedangkan menurut stilah hadist memiliki arti yaitu segala perbuatan dan
ketetapan (taqrir) yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW. Banyak
yang mengartikan arti dari hadist. Hadist juga dinamakan dengan sunnah,
sedangkan menurut ulama hadist dan sunah berbeda.
Hadist merupakan ucapan atau percakapan Rasulullah, sedangkan
sunnah merupakan segala yang dilakukan Rasulullah yang menjadi
sumber hukum islam. Hadist menjadi sebuah hukum setelah AL Quran.
Hadist berfungsi untuk sebagai pedoman hidup dan petunjuk umat Islam
selama didunia. Orang yang mengikuti hadist, maka akan mendapatkan
pahala yang besar dan memiliki keadaan diri yang baik.
Bagian Bagian Hadist
Dalam hal ini, Ijtihad dianggap telah memiliki kedudukan dan legalitas
dalam Islam. Namun, Ijtihad hanya boleh dilakukan oleh orang-orang
tertentu saja yang telah memenuhi syarat.
1. Ijma’
Pengertian Ijma’ adalah suatu kesepakatan para ulama dalam menetapkan
hukum agama Islam berdasarkan Al-quran dan hadits dalam suatu perkara.
Hasil dari kesepakatan para ulama tersebut berupa fatwa yang dilaksanakan
oleh umat Islam.
2. Qiyas
Pengertian Qiyas adalah suatu penetapan hukum terhadap masalah baru
yang belum pernah ada sebelumnya, namun mempunyai kesamaan
(manfaat, sebab, bahaya) dengan masalah lain sehingga ditetapkan hukum
yang sama.
3. Maslahah Mursalah
Pengertian Maslahah Mursalah adalah suatu cara penetapan hukum
berdasarkan pada pertimbangan manfaat dan kegunaannya.
4. Sududz Dzariah
Pengertian Sududz Dzariah adalah suatu pemutusan hukum atas hal yang
mubah makruh atau haram demi kepentingan umat.
5. Istishab
Pengertian Istishab adalah suatu penetapan suatu hukum atau aturan
hingga ada alasan tepat untuk mengubah ketetapan tersebut.
6. Urf
Pengertian Urf adalah penepatan bolehnya suatu adat istiadat dan
kebebasan suatu masyarakat selama tidak bertentangan dengan Al-quran
dan hadits.
7. Istihsan
Pengertian Istihsan adalah suatu tindakan meninggalkan satu hukum
kepada hukum lainnya karena adanya dalil syara’ yang mengharuskannya.
Contoh Ijtihad
Agar lebih memahami pengertian Ijtihad maka kita dapat memperhatikan
contoh pelaksanaannya. Adapun salah satu contoh pelaksanaan Ijtihad
adalah dalam proses penentuan 1 Ramadhan dan 1 Syawal, dimana para
ulama berdiskusi berdasarkan hukum Islam untuk menentukan dan
menetapkan 1 syawal.