Anda di halaman 1dari 13

Nama : Zamzam Marzuq A R

No. Absen : 41
Kelas : X RPL 5

SUMBER HUKUM ISLAM


SUMBER HUKUM ISLAM
Sumber Hukum Islam merupakan suatu rujukan atau dasar yang utama
dalam pengambilan hukum Islam.
Sumber hukum Islam, artinya sesuatu yang menjadi pokok dari ajaran islam.
Sumber hukum Islam bersifat dinamis, benar, dan mutlak, serta tidak pernah
mengalami kemandegan,kefanaan, atau kehancuran

Adapun yang menjadi sumbernya adalah :


Al Quran
Hadits
Ijtihad
A. Al Quran

Al-Quran merupakan wahyu Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi


Muhammad SAW sebagai pedoman hidup umat manusia.Secara bahasa
Al-Quran artinya bacaan, yaitu bacaan bagi orang-orang yang beriman.
Bagi umat Islam, membaca Al-Quran merupakan ibadah.
1. Kedudukan Al Quran

Al Quran merupakan sumber hukum yang pertama dalam Islam


sehingga semua penyelesaian persoalan harus merujuk dan berpedo
man kepadanya. Berbagai persoalan yang tumbuh dan berkembang
dalam kehidupan masyarakat harus diselesaikan dengan berpedoma
n pada Al Quran.

Selain itu, Al Quran sebagai Al Huda merupakan petunjuk ke jalan


yang lurus. Al Quran juga merupakan rahmat bagi orang yang selalu
membacanya.
B. Hadis

Menurut para ahli,hadis identik dengan sunah, yaitu segala perkataan


, perbuatan, takrir (ketetapan), sifat, keadaan, tabiat atau watak, dan
sirah (perjalanan hidup) Nabi Muhammad SAW, baik yang berkaitan
dengan masalah hukum maupun tidak, namun menurut bahasa, hadis
berarti ucapan atau perkataan.

Adapun menurut istilah, hadis adalah ucapan, perbuatan, atau takrir


Rasulullah SAW yang diikuti (dicontoh) oleh umatnya dalam menjalani
kehidupan.
1. Kedudukan Hadis
Hadis merupakan sumber hukum Islam kedua setelah AlQuran.Dalam
perkembangan dunia yang serba global ini, berbagai ketidakpastian
selalu menerpa kehidupan umat manusia sehingga banyak orang
yang bingung dan menemui kesesatan.
Rasulullah SAW sudah mengantisipasinya dengan menurunkan atau
mewasiatkan dua pusaka istimewa, yaitu Kitabullah (Al Quran) dan
Suanah (hadis).
Al Quran sudah dijamin kemurniannya oleh Allah. Namun, tidak demik
ian dengan hadis. Oleh karena itu, sampai saat ini dikenal adanya ha
dis sahih (benar) dan hadis maudu (palsu).
Berbeda dengan Al Quran yang sempai saat ini tidak ada pembagian
ayat sahih dan ayat maudu, karena semua ayat dalam Al Quran adal
ah benar.
2. Fungsi Hadis terhadap Al Quran

Fungsi hadis terhadap Al Quran dapat dikelompokkan sebagai berikut

Menjelaskan ayat-ayat Al Quran yang bersifat umum.


Memperkuat pernyataan yang ada dalam Al Quran.
Menerangkan maksud dan tujuan ayat. Menerapkan hukum atau
aturan yang tidak disebutkan secara zahir dalam Al Quran.
3. Macam-macam Hadis
Diriwayatkan dari segi banyak sedikitnya orang yang meriwayatkan (perawi), hadis dibagi
menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

Hadis Mutawatir
Hadis Mutawatir adalah hadis yang diriwayatkan oleh banyak sahabat. Kemudian,
diteruskan oleh generasi berikutnya yang tidak memungkinkan mereka sepakat untuk
berdusta. Hal ini disebabkan banyaknya orang yang meriwayatkannya.

Hadis Mayhur
Hadis Mayhur adalah hadis yang diriwayatkan oleh dua orang sahabat atau lebih yang
tidak mencapai derajat mutawatir. Namun, setelah itu tersebar dan diriwayatkan oleh
sekian banyak tabiin yang mencapai derajat mutawatir sehingga tidak memungkinkan
jumlah tersebut akan sepakat berbohong.

Hadis Ahad
Hadis Ahad adalah hadis yang diriwayatkan oleh satu atau dua orang saja, sehingga
tidak mencapai derajat mutawatir.
Ditinjau dari segi kualitas perawinya, hadis dapat dibagi menjadi empat, yaitu sebagai berik
ut.
Hadis Shaih
Hadis Shaih adalah hadis yg diriwayatkan oleh perawi yang adil,kuat hafalannya, tajam
penelitiannya, sanad yang bersambung, tidak cacat, dan tidak bertentangan dengan
riwayat orang yang lebih terpercaya.

Hadis Hasan
Hadis Hasan adalah hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang adil, tetapi kurang kuat i
ngatannya, sanad-nya bersambung, tidak cacat, dan tidak bertentangan.

Hadis Daif
Hadis Daif adalah hadis yang tidak memenuhi syaratsyarat yang dipenuhi hadissahih a
tau hasan.

Hadis Maudu
Hadis Maudu adalah hadis palsu yang dibuat orang atau dikatakan orang sebagai h
adis, padahal bukan hadis.
C. Ijtihad

Kata ijtihad berasal dari kata ijtahada-yajtahidu-ijtihadan yang berarti mengerahka


n segala kemampuan untuk menanggung beban. Menurunkan bahasa, ijtihadd ari
tinya bersunggu-sunggu dalam mencurahkan pikiran.

Adapun menurut istilah, ijtihad adalah mencurahkan segenap tenaga dan pikiran
secara bersungguh-sunggu untuk menetapkan suatu hukum.Oleh karena itu, tida
k disebut ijtihad apabila tidak ada unsur kesulitan di dalam suatu perkerjaan.

Secara terminologis, berijtihad berarti mencurahkan segenap kemampuan untuk


mencari syariat melalui metode tertentu.
1. Kedudukan Ijtihad

Ijtihan merupakan sumber hukum Islam ketiga setelah Al Quran dan Hadis. Ijtihad
dilakukan jika suatu permasalahan sudah dicari dalam Al Quran maupun hadis, te
tapi tidak ditemukan hukumnya.

Namun, hasil ijtihad tetap tidak boleh bertentangan dengan Al Quran maupun had
is. Orang yang melakukan ijtihad (mujtahid) dengan benar, dia akan mendapat du
a pahala. Adapun jika ijtihadnya slalah, dia tetap mendapatkan satu pahala.
2. Bentuk Ijtihad
Bentuk ijtihad dapat dikelompokkan menjadi tida macam, yaitu sebagai berikut.

Ijma
Ijma adalah kesepakatan para ulama mujtahid dalam memutuskan suatu perkara ata
u hukum. Ijama dilakukan untuk merumuskan suatu hukum yang tidak disebutkan seca
ra khusus dalam kitab Al Quran dan Sunah.
Qiyas
Qiyas adalah mempersamakan hukum suatu maslah yang belum ada kedudukan huku
mnya dengan maslah lama yang pernah karena ada alasan yang sama.
Maslahah Mursalah
Maslahah Mursalah merupakan cara dalam menetapkan hukum yang berdasarkan ata
s pertimbangan kegunaan dan manfaatnya.

Dilihat dari prosesnya, ijtihad dapat dibagai menjadi dua. Pertama, ijtihad insyai yang
dilakukan oleh seseorang untuk menyimpulkan hukum mengenai peristiwa baru yang
belum pernah diselesaikan oleh hujtahid sebelumnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai