Anda di halaman 1dari 16

Konsepsi Hadist dan Sunnah

Lidya Marliana

1204050078

Jurnalistik 2B
Konsepsi Hadist dan Sunnah

Pengertian Hadits Konsep Al-sunnah


dan Sunnah Pada Awal Islam

Macam – Macam
Perbedaan Hadist Hadits Dari Segi
dan Sunnah Sumber Pengambilan
Beritanya
Pengertian Hadist
• Kata hadits berasal dari bahasa Arab. Menurut Ibn Manzhur, kata ini berasal dari
kata al Hadits, jamaknya: al-Hadits al-Haditsan dan al-Hudatsan. Secara
etimologis, kata ini memiliki banyak arti, diantaranya: al-Jadid (yang baru),
lawan dari al-Qudim (yang lama), dan al-Khabar, yang berarti kabar atau berita.
Pengertian Hadist

Mahmud Yunus menyatakan bahwa kata al-Hadits sekurang


kurangnya mempunyai dua pengertian: (a) jadid (baru), lawan
dari gadim, jamaknya hidats dan hudatsa. (b) khabar, berita
atau riwayat, jamaknya ahadits, bidtsan dan hudtsan.
Ulama Hadits mendefinisikan Hadits : “Segala sesuatu yang
diberitakan dari Nabi SAW baik berupa sabda, perbuatan,
taqrir, sifat-sifat dan hal ihwal Nabi'”
Pengertian Hadist
Menurut istilah ahli Ushul Figh, pengertian Hadits ialah: “Hadits, yaitu segala
sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW selain al Quran al-KARIM, baik
berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrir Nabi yang bersangkut paut dengan
Hukum Syara”
Pengertian Hadist

Menurut istilah para Fuqaha, Hadits adalah: “Segala sesuatu yang ditetapkan
Nabi SAW yang tidak bersangkut paut dengan masalah-masalah fardhu atau
wajib”.
Apabila ditinjau dari segi bentuknya, Ibn al-Subki (w.771 H/1370 M)
berpendapat bahwa pengertian Hadits, adalah segala sabda dan perbuatan Nabi
Muhammad SAW.
Pengertian Hadist

Pengertian Hadits yang terbatas, sebagaimana dikemukakan oleh Jumhur al-


Muhaditsin, ialah: “Sesuatu yang dinisbahkan kepada Nabi SAW baik berupa
perkataan, perbuatan, pernyataan (taqrir) dan sebagaianya”.
Menurut umumnya ulama Hadits, esensi Hadits ialah segala berita yang
berkenaan dengan: sabda, perbuatan, tagrir, dan hal ihwal Nabi Muhammad
SAW. Yang dimaksud hal ihwal di sini adalah segala sifat dan keadaan pribadi
Nabi SAW.
Pengertian Hadist
Adapun pengertian Hadits secara luas, sebagaimana dikatakan
Muhammad Mahfuzh al-Tarmizi, ialah: “Sesungguhnya Hadits itu
bukan hanya yang dimarfukan kepada Nabi Muhammad SAW
saja,melainkan dapat pula disebutkan pada apa yang maukuf
(dinisbatkan pada perkataan dan sebagainya dari shahabat), dan pada
apa yang magthu' (dinisbahkan pada perkataan dan sebagainya dari
tabi'in)”.
Pengertian Hadist

Menurut Ahli Hadits, Hadits ialah:


“segala ucapan Nabi, perbuatan, taqrir dan keadaannya”.
Menurut ahli Ilmu Ushul, Hadits ialah:
"segala perkataan, perbuatan dan taqrir Nabi yang berkaitan dengan hukum
atau berdampak hukum".
Pengertian Sunnah

Etimologi : Sunah (‫ سنة‬sunnah, plural ‫ سنن‬sunan) adalah kata Arab


yang berarti "kebiasaan" atau "biasa dilakukan".[1] Secara istilah
sunah adalah jalan yang di tempuh oleh rasulullah dan para
sahabatnya, baik ilmu, keyakinan, ucapan, perbuatan, maupun
penetapan. Para penganut Sunni juga disebut sebagai Ahl as-
Sunnah wa'l-Jamā'ah ("orang-orang dari tradisi dan pengikut
(dari Muhammad)") atau Ahlussunnah untuk singkatnya saja.
Pengertian Sunnah

● ( Secara Istilah ) ulama hadis berpendapat bahwa sunnah adalah segala perkataan,
perbuatan, ketetapan, sifat maupun perjalanan hidup yang bersumber dari Nabi
Muhammad Saw, baik yang terjadi sebelum maupun sesudah diangkat menjadi
Rasul.
Pengertian Sunnah

● Sunnah secara bahasa berarti jalan, aturan, cara berbuat. Menurut al-Jurjani, Sunnah berarti
kebiasaan, jalan yang diridhoi maupun tidak diridhoi. Kata Sunnah dapat juga diartikan sebagai
sebuah tradisi yang telah biasa dikerjakan, baik terpuji maupun tercela.
● ( Secara Istilah ) ulama ushul fiqih berpendapat bahwa sunnah adalah segala perkataan,
perbuatan, ketetapan yang bersumber dari Nabi Muhammad Saw selain dari al-Qur’an yang
berkaitan dan layak dijadikan sebagai dalil hukum syara’.
Konsep Al-Sunnah Pada Masa Awal Islam

● Konsep sunnah berkembang pada masa mazhab-mazhab awal. Pada masa ini,
utamanya era al-Awzâ„î, dan Mâlik, sunnah lebih dipahami sebagai praktek yang
sudah terwujud dan dikenal oleh masyarakat. Konsekuensinya, ketika ternyata terjadi
benturan dengan hadis âh}âd, maka praktek di tengah masyarakatlah yang harus
dikuatkan sehingga hadis menjadi terabaikan. Namun pada perkembangan
berikutnya, pada era Abû Yûsuf dan al-Shaybânî, posisi hadis mulai menguat sebagai
pengiring sunnah, yang artinya keduanya lebih mempunyai porsi yang seimbang.
Konsep Al-Sunnah Pada Masa Awal Islam
Akan tetapi setiap periode kehidupan memunculkan persoalan dan tantangan yang
berbeda sehingga karena diperlukan upaya kreatif untuk menjawab tantangan
tersebut dengan naungan sunnah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah.
Namun hal tersebut tentunya memerlukan usaha yang benar-benar dilakukan
dengan sungguh-sungguh sehingga hasil yang dicapai dapat benar-benar
mendekati sunnah ideal Rasulullah.
MACAM – MACAM HADITS DARI SEGI SUMBER
PENGAMBILAN BERITANYA

HADITS NABAWI :
Hadits Nabi yaitu hadits yang maknanya berasal dari Nabi dan juga lafaz atau
redaksinya disusun oleh nabi sendiri.

HADITS QUDSIY :
Hadits Qudsiy menurut bahasa artinya hadits yang dinisbahkan kepada zat yang
suci yaitu Allah atau hadits yang berasal dari Allah Swt. Sedangkan Hadits Qudsiy
menurut istilah ialah “Sesuatu (hadits) yang dinukil kepada kita dari Nabi
Shallallâhu ‘alaihi Wa Sallam yang disandarkan beliau kepada Rabb-nya.”
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai