Anda di halaman 1dari 13

MATA KULIAH : HADITS

DOSEN PENGAMPU: MARDIANA HARIS, M.H.I

“ “

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK I

SARDINAH ( 2135004)

HADRIANI ( 2135018 )

INDISKA PARAMITA ( 2135016 )

NUR JANNAH ( 2135012)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

STAI DDI MAROS

MAROS

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas
izin dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa
kurang suatu apa pun. Tak lupa pula kami haturkan shalawat serta salam kepada
junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di
hari akhir kelak
Penulisan makalah yang berjudul " HADITS" bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Hadits, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Besar harapan kami agar pembaca berkenan memberikan masukkan
berupa kritik dan saran. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi
berbagai pihak. Aamiin.
Wassalamualaikum wr.wb

Maros, 22 september 2022

Kelompok 1

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alquran sebagai kalam Allah (firman Allah) mencakup segala aspek
persoalan kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan pencipta-Nya,
sesama manusia dan alam semesta yang merupakan persoalan mendasar
dalam setiap kehidupan manusia. Alquran sebagai kitab suci umat Islam
sangat kaya dengan pesan-pesan yang mengandung nilai-nilai pendidikan.
Sedangkan Hadits bermakna seluruh sikap, perkataan dan perbuatan
Rasulullah SAW dalam menerapkan ajaran Islam serta mengembangkan
kehidupan umat manusia yang benar-benar membawa kepada kerahmatan
bagi semua alam, termasuk manusia dalam mengaktualisasikan diri dan
kehidupannya secara utuh dan bertanggung jawab bagi keselamatan dalam
kehidupannya. Kedudukan al-Sunnah dalam kehidupan dan pemikiran Islam
sangat penting, karena di samping memperkuat dan memperjelas berbagai
persoalan dalam Alquran, juga banyak memberikan dasar pemikiran yang
lebih kongkret mengenai penerapan berbagai aktivitas yang mesti
dikembangkan dalam kerangka hidup dan kehidupan umat manusia.
Sebelum berbicara tentang pengertian, jenis, dan perkembangan ilmu
hadits, terlebih dahulu akan dijelaskan secara singkat, kapan ilmu hadits
muncul. Ilmu hadits muncul sejak masa Rasulullah SAW dan perhatian para
sahabat terhadap hadits atau sunnah sangat besar. Demikian juga perhatian
generasi berikutnya seperti Tabi'in. Tabi Tabi'in, dan generasi setelah Tabi'in.
Mereka memelihara hadits dengan cara menghapal, mengingat,
bermudzakarah, menulis, menghimpun, dan mengodifikasikannya ke dalam
kitab-kitab hadits yang tidak terhitung jumlahnya. Akan tetapi, di samping
gerakan pembinaan hadits tersebut, timbul pula kelompok minoritas atau
secara individual berdusta membuat hadits yang disebut dengan hadits
mawdhú (hadits palsu). Maksudnya menyandarkan sesuatu yang bukan dari
Nabi, kemudian dikatakan dari Nabi SAW.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertia Hadits ?
2. Apa Saja Sinonim Hadits ?
3. Perbedaan Hadits Dengan Sunnah, Khabar, Dan Atsar ?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Pengertia Hadits
2. Untuk Mengetahui Dan MemahamiSinonim Hadits
3. Agar Mengetahui Tentang Perbedaan Hadits Dengan Sunnah, Khabar,
Dan Atsar

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hadits
secara etimologi ( ‫األحاديث خنثان‬, : bentuk jamak) ‫ الحديث‬Kata yang – ‫خذت‬
‫ حديثا‬- ‫ يحدث‬: merupakan isim mashdar dari kata kerja berarti “komunikasi,
cerita, percakapan, baik dalam konteks agama maupun duniawi, atau dalam
konteks sejarah atau peristiwa dan kejadian actual”. Penggunaan dalam
bentuk kata sifat (adjective), mengandung arti: (1)berarti al-Jadid" (sesuatu
yang baru), lawan kata dari "al-Qadim" (sesuatu yang lama), (2) berarti "al-
Khabar" (berita), yaitu, sesuatu yang dipercakapkan atau dipindahkan dari
seseorang kepada orang lain, dan (3) berarti "al-Qarib" (sesuatu yang dekat).1
Secara terminologi, ahli hadis, ahli Ushul dan Ulama Figh berbeda
pendapat dalam memberikan pengertian hadis. Di kalangan ahli hadis sendiri
ada beberapa defenisi yang antara satu dengan yang lainnya agak berbeda.
Ada yang mendefenisikan bahwa hadis adalah segala perkataan Nabi SAW,
perbuatan dan hal ihwalnya. termasuk "Hal Ihwal" ialah segala pemberitaan
tentang Nabi SAW. Seperti yang berkaitan dengan Himmah (kemauan),
karakteristik, sejarah kelahiran dan kebiasaan-kebiasaannya. Ulama ahli hadis
lainnya mendefenisikan dengan segala sesuatu yang bersumber dari Nabi
SAW, baik berupa , perbuatan, taqrir (pernyataan, pengakuan). Maupun
sifatnya. juga ada yang mendefenisikan hadits adalah sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi SAW baik berupa perkataan perbuatan, pengakuan
(taqrir) maupun sifatnya.
Yang sama dari ketiga pengertian di atas, adalah bahwa hadis
didefenisikan dengan segala yang disandarkan kepada Nabi SAW baik
perkataan maupun perbuataan. Sedangkan yang berbeda dari ketiganya adalah
pada penyebutan terakhir. Ada yang menyebutkan hal ihwal atau sifat Rasul
sebagai hadis, ada yang tidak dan ada yang menyebutkan taqriri (pernyataan,
pengakuaan Rasul secara eksflisit sebagai bagian dari bentuk-bentuk hadis,

1
Alfiah dkk, Studi Ilmu Hadis, ( Jl. Swadaya kom. Rindu Serumpu 4 Blok B-06: Kreasi I Edukasi:
2016), hlm.1

4
bahkan ada yang mamasukan secara eksplisit ke dalam aqwal atau af alnya).
Sementara itu para ahli Ushul mengemukakan defenisi hadis dengan rumusan
yang nampak berbeda yaitu Segala perkataan Nabi SAW. Perbuatan dan
ketetapannya selain al-Qur’an al-Karim yang dapat dijadikan sebagai dalil
untuk penetapan hukum syara.
Dengan pengertian ini, hadis menurut ahli ushul nampak hanya terbatas
pada perkataan Nabi, serta tidak termasuk perbuatan, taqrir dan hal ihwal atau
sifat-sifatnya. Namun demikian perkataan Nabi yang dimaksud oleh ahli
ushul dapat dimakhlumi kerena bentuk-bentuk hadis yang lain terkadang
disampaikan oleh Nabi dalam bentuk perkataan untuk menjelaskan perbuatan
beliau, seperti perintah untuk melaksanakan shalat dan manasik haji. Dengan
kata lain bahwa hadis menurut mereka adalah segala penjelasan Nabi SAW.
Yang dapat dijadikan dalil dalam menetapkan hukum syara' hukum Taklif:
(1) Wajib, (2) Haram, (3) Mandub, (4) Makruh dan (5) Mubah sesuai dengan
sighat yang ditunjuknya.2
Terlepas dari perbedaan di atas, yang jelas bahwa pengertian hadis yang
telah dikemukan oleh kedua kelompok ulama masih dalam rumusan yang
terbatas dan sempit, yaitu pada sesuatu yang disandarkan pada Rasul SAW,.
Tanpa menyinggung prilaku dan ucapan sahabat ataupun tabi'in. padahal di
antara ulama hadis ada yang mendefenisikan hadis mempunyai pengertian
yang lebih luas, yang tidak terbatas pada sesuatu yang disandarkan kepada
Nabi SAW semata (hadis Marfu), melainkan juga segala yang disandarkan
kepada sahabat (hadis Mauquf) dan tabi'in (hadis Maqthu). Hal ini
sebagaimana ditulis oleh al-Tirmisi yaitu:
"Dikatakan (dari Ulama ahli hadis) bahwa hadis itu bukan hanya untuk
sesuatu yang marfu (sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW), melain
biasa juga untuk sesuatu yang mauquf, yaitu sesuatu yang disandarkan
kepada sahabat, baik berupa yang disandarkan kepada tabi in.”

2.2 Sinonim Hadits

2
Ibid. Hal.4

5
Ada beberapa istilah lain yang merupakan sinonim dari kata hadits ,
yaitu sunnah, khabar, dan atsar.
1. Pengertian Sunnah
Secara etimologis, sunnah berarti perjalanan yang pernah ditempuh.
Dalam istilah Arab, sunnah berarti “preseden” yang kemudian ditiru
orang lain, apakah sezaman atau sesudahnya, tidak dipersoalkan
apakah sunnah itu baik atau buruk. Dalam bahasa Eropa sunnah
diartikan dengan “tradition” atau “adat istiadat dalam bahasa
Indonesia.Jamaknya adalah “Sunan”. sabda Nabi SAW.

َ‫ َكان‬،ً‫ َو َم ْن َس َّن فِي اِإْل ْساَل ِم ُسنَّةً َسيَِّئة‬،‫ُور ِه ْم َش ْي ٌء‬ ‫ُأ‬ َ ُ‫ ِم ْن َغي ِْر َأ ْن يَ ْنق‬u،ُ‫َع ِم َل بِهَا بَ ْع َده‬
ِ ‫ص ِم ْن ج‬
ِ ‫ص ِم ْن َأوْ َز‬
‫ار ِه ْم َش ْي ٌء‬ َ ُ‫ ِم ْن َغي ِْر َأ ْن يَ ْنق‬،‫َعلَ ْي ِه ِو ْز ُرهَا َو ِو ْز ُر َمن َع ِم َل بِهَا ِم ْن بَ ْع ِد ِه‬

“Barangsiapa yang membuat sunnah hasanah dalam Islam maka


diaakan memperoleh pahala dan pahala orang yang mengikutinya,
dengan tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa
yang membuat sunnah sayyi’ah dalam Islam maka ia akan mendapatkan
dosa dan dosa orang yang mengikutinya, dengan tanpa mengurangi
dosa mereka sedikit pun” (HR Muslim).
Pengertian Sunnah secara terminologi menjadi beragam di
kalangan para pengkaji syari’at, sesuai dengan spesialisasi dan tujuan
masing-masing. Ada ulama yang mengartikan sama dengan hadits, dan
ada ulama yang membedakannya, bahkan ada yang memberi syarat-
syarat tertentu, yang berbeda dengan istilah hadits. 3
o Sunnah menurut istilah muhadditsin (ahli-ahli hadits) memiliki
pengertian sama dengan pengertian hadis, ialah segalah dinukilkan
dari Nabi SAW, baik berupa perkataa, perbuatan, maupun berupa
taqrir, pengajaran, sifat, kelakuan, perjalanan hidup baik yang

3
Khusniati Rofiah, Studi Ilmu Hadis ( Jl. Pramuka No. !56 Ponorogo 63471: IAIN PO Presss:2018 ),
hlm. 4

6
demikian itu sebelum Nabi SAW., dibangkitkan menjadi Rasul,
maupun sesudahnya”.
o Ulama hadis mendefinisikan sunnah yaitu segala yang dimiliki dari
Nabi Saw., baik berupa perkataan , perbuatan, maupunberupa taqrir,
pengajaran, sifat, kelakuan, perjalanan hidup baik yang demikian itu
sebelum Nabi SAW., dibangkitkan menjadi Rasul, maupun
sesudahnya. Karena mereka memandang dari Rasul SAW., sebagai
uswatun hasanah atau qudwah (contoh atau teladan) yang paling
sempurna, bukan sebagai sumber hukum. Kapasitas beliau sebagai
imam yang memberi petunjuk dan penuntun yang memberikan
nasihat yang diberitakan oleh Allah SAW serta sebagai teladan dan
figur bagi kita. 4
o Pengertian Sunnah menurut Ulama Ushul Fiqh memberikan definisi
Sunnah adalah seluruh yang datang dari Rasul SAW selain Al-
Qur'an al-Karim, baik berupa perkataan, perbuatan atau taqrir, yang
dapat dijadikan sebagai dalil untuk menetapkan hukum syara'. para
Ulama Ushul Fiqh membatasi pengertian Sunnah pada sesuatu yang
datang dari Rasul SAW selain Al-Qur'an yang dapat dijadikan dalil
dalam penetapan hukum syara'. Mereka berpendapat demikian
adalah karena mereka memandang Rasul SAW sebagai Syari', yaitu
yang merumuskan hukum dan yang menjelaskan kepada umat
manusia tentang peraturan-peraturan (hukum-hukum) dalam
kehidupan ini, dan memberikan kaidah-kaidah hukum untuk
dipergunakan dan dipedomani kelak oleh para mujtahid dalam
merumuskan hukum setelah beliau tiada.
o Sunnah menurut Ulama Fiqh (Fuqaha) mendefinisikan Sunnah
Yaitu, setiap yang datang dari Rasul SAW yang bukan fardu dan
tidak pula wajib. Ulama Fiqh mengemukakan definisi tersebut
karena sasaran pembahasan mereka ialah hu kum syara' yang

4
Ibid. Hlm.6

7
berhubungan dengan perbuatan mu kalaf, yang terdiri atas: wajib,
haram, mandub (sunnah), karahah, dan mubah.
Apabila para Fuqaha' mengatakan sesuatu perbuatan itu adalah
Sunnah, maka hal tersebut berarti, bahwa perbuatan tersebut
dituntut oleh syara' untuk dilaksana kan oleh para mukalaf dengan
tuntutan yang tidak pasti atau tidak wajib.
Dari definisi Hadis dan Sunnah di atas, selain definisi versi para
Fuqaha, secara umum kedua istilah tersebut adalah sama, yaitu
bahwa keduanya adalah sama-sama disandarkan kepada dan
bersumber dari Rasul SAW. Perbedaan hanya terjadi pada tinjauan
masing-masing dari segi fungsi keduanya. Ulama Hadis
menekankan pada fungsi Rasul SAW sebagai teladan dalam
kehidupan ini, sementara Ulama Ushul Fiqh memandang Rasul
SAW sebagai Syari', yaitu sumber dari hukum Islam. Di kalangan
mayoritas Ulama Hadis sendiri, terutama mereka yang tergolong
muta'akhkhirin, istilah Sunnah sering disinonimkan dengan Hadis.
Mereka sering mempertukarkan kedua istilah tersebut di dalam
pemakaiannya."
Istilah Sunnah di kalangan Ulama Hadis dan Ulama Ushul Fiqh
kadang-kadang dipergunakan juga terhadap perbuatan para Sahabat,
baik perbuatan tersebut dalam rangka mengamalkan isi atau
kandungan Al-Qur'an dan Hadis Nabi SAW ataupun bukan. Hal
tersebut adalah seperti perbuatan Sahabat dalam mengumpulkan Al
Qur'an menjadi satu Mushhaf"5
2. Khabar
Khabar menurut bahasa berarti al-naba’yaitu berita. Sedangkan
menurut istilah terdapat tiga pendapat, yaitu ;

o Khabar adalah sinonim dari hadis, yaitu sesuatu yang


disandarkan kepada Nabi SAW dari segi perkataan,
perbuatan, taqrir, dan sifat.
5
Ibid. Hlm. 9

8
o Khabar berbeda dengan hadis. Hadis adalah sesuatu yang
berasal dari Nabi, sedangkan khabar adalah berita yang
datang dari selain Nabi. Atas dasar dengan muhadditsin,
sedangkan mereka yang berkecimpung dalam kegiatan
sejarah dan sejenisnya disebut akhbariy.
o Khabar lebih umum dari hadis. Hadis adalah sesuatu yang
berasal dari Nabi. Sedangkan Khabar adalah sesuatu yang
datang dariNabi atau dari selain Nabi (orang lain) pendapat
ini, maka seorang ahli al-hadits atau ahli al-sunnah.6

3. Atsar
Atsar menurut bahasa adalah “bekas sesuatu atau sisa sesuatu”
berarti nukilan. Jamaknya atsar atau utsur. Sedang menurut istilah
jumhur ulama artinya sama dengan khabar dan hadits fuqaha memakai
perkataan atsar untuk perkataan ulama salaf, sahabat, tabi’in dan lain-
lain. Ada yang mengatakan atsar lebih umum daripada khabar. Imam
Nawawi menerangkan: bahwa fuqaha khurasan menamai perkataan
sahabat (mauquf) dengan atsar dan menamai hadist Nabi (marfu’)
dengan kabar.7
2.3 Perbedaan Hadits dengan Sunnah, Khabar, dan Atsar
Dari keempat istilah yaitu Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar, menurut
jumhur ulama Hadits dapat dipergunakan untuk makHadits. Ada juga ulama
yang berpendapat bahwa Atsar sama dengan Khabar, yaitu sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi SAW., sahabat dan tabi'in. "Az Zarkasyi, memakai
kata atsar untuk hadits mauquf. Namun membolehkan memakainya untuk
perkataan Rasul SAW.
Dari penjelasan di atas maka tampaklah ada persamaan dan perbedaan
antara pengertian hadis dan sinonimnya. Perbedaannya sebagai berikut:

6
Alfiah dkk, Studi Ilmu Hadis ( Jl. Swadaya kom. Rindu Serumpu 4 Blok B-06: Kreasi I Edukasi:
2016), hlm.8
7
Khusniati Rofiah, Studi Ilmu Hadis ( Jl. Pramuka No. !56 Ponorogo 63471: IAIN PO Presss:2018 ),
hlm. 10

9
a. Hadis adalah: segala yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw,
baik berupa perkataan (qauly), perbuatan (fi'ly), maupun ketetapan
(taqriry).
b. Sunnahadalah segala yang diperintahkan, dilarang, dan dianjurkan oleh
Nabi Muhammad Saw, baik berupa perkatan maupun perbuatan dan
merupakan kebiasaan yang dilakukan berulan kali.
c. Khabar adalah sesuatu yang datang dari selain Nabi
d. Atsar adalah sesuatu yang berasal dari sahabat Nabi. 8

BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan

8
Ibid. Hlm 12

10
Secara etimologi (‫األحاديث خنثان‬, : bentuk jamak) ‫ الحديث‬Kata yang – ‫خذت‬
‫ حديثا‬- ‫ يحدث‬: merupakan isim mashdar dari kata kerja berarti “komunikasi,
cerita, percakapan, baik dalam konteks agama maupun duniawi, atau dalam
konteks sejarah atau peristiwa dan kejadian actual”.
Ada beberapa istilah lain yang merupakan sinonim dari kata hadits ,
yaitu, Sunnah secara etimologis, sunnah berarti perjalanan yang pernah
ditempuh. Dalam istilah Arab, sunnah berarti “preseden” yang kemudian
ditiru orang lain, apakah sezaman atau sesudahnya, tidak dipersoalkan
apakah sunnah itu baik atau buruk. Dalam bahasa Eropa sunnah diartikan
dengan “tradition” atau “adat istiadat “, Khabar menurut bahasa berarti al-
naba’yaitu berita, dan Atsar menurut bahasa adalah “bekas sesuatu atau sisa
sesuatu” berarti nukilan.
Adapun persamaan dan perbedaan antara pengertian hadis dan sinonimnya.
Perbedaannya yaitu, hadits adalah segala yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad Saw, baik berupa perkataan (qauly), perbuatan (fi'ly), maupun
ketetapan (taqriry), Sunnah adalah segala yang diperintahkan, dilarang, dan
dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw, baik berupa perkatan maupun
perbuatan dan merupakan kebiasaan yang dilakukan berulan kali, Khabar
adalah sesuatu yang datang dari selain Nabi, dan Atsar adalah sesuatu yang
berasal dari sahabat Nabi.
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan. Kami sebagian pemakalah
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan
kritik yang membangun, sangat kami harapkan. Dan akhir kata pemakalah
meminta maaf apabila terdapat kesalahan baik berupa sistematika penulisan,
maupun isi dalam makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

11
Fofiah, Khusniati. 2018, Studi Ilmu Hadits. Jl Pramuka No.56 Ponorogo 63471:
IAIN PO Press.

Fitriadi. dkk. 2016. Studi Ilmu Hadits. Jl Swadaya Kom. Rindu Serumpun 4 Blok
B-06: Kreasi Idukasi.

12

Anda mungkin juga menyukai