MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Studi Qur’an dan Hadits
Yang diampu:
Disusun oleh:
KELAS 1F
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “HADITS DAN ILMU HADITS (BAGIAN 1)” Sholawat serta
salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Atas dukungan
moral dan materi yang diberikan dalam makalah ini maka kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih pada sebuah pihak yang sudah
berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Semoga Allah SWT selalu meridhai semua usaha kami.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HADITS
B. PENGERTIAN SUNNAH, KHABAR, ATSAR DAN HADITS QUDSY
C. BENTUK-BENTUK HADITS
1. HADITS QAULI
2. HADITS FI’LI
3. HADITS TAQRIRI
4. HADITS HAMMI
5. HADITS AHWALI
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian hadits?
2. Bagaimana pengertian sunnah, khabar, atsar, dan hadits
qudsy?
3. Apa saja bentuk-bentuk hadits?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian hadits.
2. Untuk mengetahui pengertian sunnah.
3. Untuk memahami pengertian khabar.
4. Untuk memahami pengertian atsar.
5. Untuk mengetahui pengertian hadits qudsy.
6. Untuk memahami bentuk-bentuk hadits.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HADITS
ما أضيف الى النبي صلى ا عليه وسلم قول او فعل او
تقريرا او صفة
Sesuatu yang disandarkan kepada Nabi saw, baik berupa
perkataan, perbuatan, ketetapan (taqrir) maupn sifat beliau.1
1)
Muhammad Ma’shum Zein, Ilmu al-Hadits. hlm. 12
2)
Ibid, hlm. 13
a) Ahli hadits :
ما أثر عن النبي صلى ا عليه وسلم من قول او فعل او تقرير
سواء كان قبل البعثة او,او صفة خلقية او خلقية او سيرة
بعدها
“Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi saw, baik berupa
perkataan, perbuatan, ketetapan (taqrir), perangai, budi pekerti,
maupun perjalanan hidup, baik sebelum diangkat sabagai Rasul
maupun sesudahnya”.
3)
Muhammad Ma’shum Zein, Ilmu al-Hadits. hlm. 16
رواه,تركت فيكم شيأين لن تضلوا بعدهما كتاب ا وسنتى
الحاكم
Aku tinggalkan kepada kamu sekalian dua pusaka. Kamu tidak
akan sesat setelah (berpegang) pada keduanya, yaitu
Kitabullah al-Qur’an dan sunnahku. Hadits riwayat Hakim
b) Ahli Ushul
كل ما صدر عن النبي صلى ا عليه وسلم غير القرآن الكريم من قول
أو فعل او تقرير مما يصلح ان يكون دليل لحكم شرعي
Segala sesuatu yang bersumber dai Nabi saw. selain al-qur’an al-
karim, baik berupa perkataan, perbuatan maupun ketetapan
(taqrir)-nya yang memang layak untuk dijadikan sebagai dalil bagi
hukum syara’.
4)
Muhammad Ma’shum Zein, Ilmu al-Hadits. hlm. 18
c) Ahli Fiqih:
يوشك احدكم ان يقول هذا كتاب ا ماوجدنا فيه من حلل استحللناه وما
وجدنا فيه من حرام حرمنا ال من بلغه عنى حديثا فكذب به فقد كذب به
ا ورسوله والذى حدث,ثلث
Hampir-hampir salah seorang berkata ini kitabullah, apa yang halal di
dalamnya, kami halalkan, apa yang haram di dalamnya kami haramkan.
Ketahuilah apa saja sampai kepadanya suatu berita dari kami, lalu dia
mendustakan, berarti ia telah mendustakan tiga hal, yaitu mendustakan
Allah dan rasul-Nya dan orang yang telah menyampaikan berita
(habar/hadits) tersebut.
3. Al-Atsar
4)
Muhammad Ma’shum Zein, Ilmu al-Hadits. hlm. 21
5)
Ibid, Muhammad Ma’shum Zein, Ilmu al-Hadits. hlm. 22
4. Hadits Qudsi
Hadits qudsi adalah sabda Rasulullah yang disandarkan pada
Allah, hadits qudsi juga dapat disebut dengan hadits ilahi, yaitu penisbatan
pada Dzat Yang Maha Tinggi.
Contoh:
أنا عند ظن,هلل يقول ا عز وجل: قال رسو ا,عن أبى هريرة قا ل
, ان ذكرنى فى نفسه ذكرته فى نفسى,عبدى بى وأنا معه حين يذكرنى
وان ذكرنى فى مل ذكرته فى مل خير منهم.
Dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, Allah telah
berfirman, “aku berhubungan dengan hamba-Ku sesuai dengan
prasangkanya kepada-Ku. Aku selalu bersamanya ketika dia mengingat-
Ku. Jika dia mengingat-Ku dalam dirinya sendiri maka Aku mengingatnya
dalam diri-Ku. Jika dia mengingat-Ku dalam suatu majlis, maka Aku
mengingatnya dalam suatu majlis (para malaikat) yang lebih dari mereka”
(HR. Bukhari dan Muslim)6
C. BENTUK-BENTUK HADITS
1. Hadits Qauli
Hadits qauli ialah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi saw.,
berupa perkataan atau ucapan yang memuat berbagai maksud syara’,
peristiwa dan keadaan yang berkaitan dengan keyakinan, syari’ah, akhlaq
maupun yang lainnya. Dengan kata lain perkataan yang pernah beliau
ucapkan dalam berbagai bidang, misalnya bidang hukum (syari’ah),
akidah, akhlaq, pendidikan dan lain sebagainya masuk dalam kategori
pengertian hadits qauli.
6)
Muhammad Ma’shum Zein, Ilmu al-Hadits. hlm. 23
Contoh:
نضر ا امرأ سمع منا حديثا فحفظه حتى يبلغه غيره فانه رب
ثلث.حامل فقه ليس بفقيه ورب حامل فقه الى من هو أفقه منه
حصال ليغل عليهن قلب مسلم أبدا اخلصا العمل ل ومناصحة
رواه.ولة المر ولزوم الجماعة فان دعوتهم تحيط من وراءهم
احمد
“semoga Allah memberikan suatu kebaikan kepada orang yang
telah mendengar perkataanku, lalu menghafalnya dan
menyampaikannya kepada orang lain, sebab banyak orang
berbicara tentang fiqh tapi ia bukan ahlinya. Ada tiga sifat yang
karenanya tidak akan muncul rasa dengki dalam diri seorang
muslim, yaitu ikhlas beramal semata-mata hanya kepada Allah,
menasihati, taat, dan patuh kepada pihak penguasa dan setia
terhadap jama’ah. Karena sesungguhnya do’a mereka akan
memberikan motivasi (dan menjaganya) dari belakang ”.
Hadits riwayat Ahmad.
c. Sabda Nabi saw. yang mendidik manusia supaya rela
meninggalkan pekerjaan yang tidak berdayaguna demi
pembentukan pribadi muslim secara sempurna, yaitu:
من حسن اسلم المرى تركه ماليعنيه رواه الترمذى
Diantara kebaikan seorang muslim adalah meninggalkan apa-apa
yang tidak bermanfaat.
2. Hadits Fi’liy
Hadits fi’li adalah segala perbuatan yang sampai kepada kita yang
disandarkan kepada Nabi saw, seperti tata cara berwudhu, pelaksaan
sholat dan pelaksanaan kewajiban haji dan lainnya. Dengan kata lain
hadits fi’li ialah semua perbuatan nabi saw yang menjadi penjelas praktis
terhadap peraturan-peraturan syari’ah yang belum jelas cara
pelaksanaannya.
Contoh:
3. Hadits Taqriri
Contoh:
رواه- ت السسرنتة توتقاَتل نللِ خرتلتك اتيجرر تمررتﺗيﻳنن تقاَتل الرننبسي لنلرنذيِ تليم تﻳعَعيد أت ت
صيب ت
أتعَبو تداعَود-1
Nabi berkata kepada yang tidak mau mengulang sholat “sudah benar
engkau”, kemudian menjawab kepada yang mau mengulangilagi
sholatnya:” kamu mendapatkan dua pahala”
17)
Muhammad Ma’shum Zein, Ilmu al-Hadits. hlm. 25
8)
Ibid, hlm. 26
Hadits ini di tanggapi para sahabat berbeda-beda, diantaranya:
4. Hadits Hammi
Hadits hammi ialak segala hadits Nabi SAW, berupa keinginan atau
hasrat yang belum terealisasikan, seperti keinginan untuk berpuasa pada
tanggal 09 ‘Asyura’, sebagaimana dalam hadits:
م سل ل م
م ي موو م ه ع مل مي وهه وم م
صللى الل ل ه ل الل لهه مسو ه م مر ه صا م ن م حي م ه
م
م إ هن ل ه، ل الل لهه
ه ي موو م سو م ميا مر ه: مقاهلوا، مهه صميا هممر ب ه ه شومرامء ومأ م عا ه
م
صللى الل ل ه
ه ل الل لهه م سو ه ل مر ه قا م فم م، صامرى ه ال وي مههود ه موالن ل م ت هعمظ ظ ه
م ه
شامء الل ل ه
،ه ن م قب ه ه
ل إه و م ال و ه
م و ن ال ومعا ه
كا م سل ل م
” فمإ همذا م: م ع مل مي وهه وم م
سع مم اللتا هممنا ال وي موو م
ص و
ه
“ketika Nabi SAW berpuasa pada hari ‘Asyura’ dan memerintahkan para
sahabat untuk berpuasa, mereka berkata: ya Nabi hari ini adalah hari
yang di agungkan oleh orang-orang yahudi dan nasrani, lalu nabi
bersabda: tuhan yang akan dating insya Allah aku akan berpuasa pada
hari yang kesembilan”. Hadits riwayat muslim 9
9)
Muhammad Ma’shum Zein, Ilmu al-Hadits. hlm. 28
5. Hadits Ahwaliy
Hadits ahwali ialah Hadits nabi yang berupa seluk beluk Nabi yang
menyangkut keadaan fisik, sifat-sifat dan keperibadiannya.
Contoh
عن أنس رضي ا عنه قاَل ماَ مسست حرﻳرا ول دﻳباَجاَ ألﻳن من
كف النبي صلى ا علﻳه وسلم ول شممت رﻳحاَ قط أو عرفاَ قط
صحﻳح-- أطﻳب من رﻳح أو عرف النبي صلى ا علﻳه وسلم
ِالبخاَري
“Anas berkata bahwa aku tidak perna memegang sutra murni dan sutra
berwarna (yang halus) sehalus telapak tangan Rosul SAW dan juga
belum pernah mencium wewangian seharum Rosul SAW. Hadits riwayat
Bukhori
س نويجهها نوأنيحنسننهل نخيلهقا لنيي ن
س ال نعلنيياه نونسلانم أنيحنسنن الانا اصالى ا اا ن نكانن نرلسولل ا
صي ابالطااويال ايلنبائاان نونل ابايلقن ا
Rosululloh SAW adalah manusia yang sebaik-baik rupa dan tubuh, bentuk
fisiknya tidak tinggi dan tidak pendek Hadits riwayat Bukhori.10
ل
عل لي ي ه
ه صللىَّ ُالل ل ه
ه ُ ل ل ُالل ل ه
ه ُ ل سوُ هولر ه ت ُألناَ ُ لول هدي ه
ه
ل م ُال ي ه
في ه عاَ ل
م ُ ل سل ل ل
و ل ل
“…..Aku dan Rosululloh SAW dilahirkan pada tahun gajah” Hadits riwayat
Turmudziy
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Definisi Al-Hadits
Dalam kamus besar bahasa Arab [al-‘ashri], Kata Al-Hadits
berasal dari bahasa Arab “al-hadist” yang berarti baru,
berita. Ditinjau dari segi bahasa, kata ini memiliki banyak arti,
dintaranya:
a. Al-jadid (yang baru), lawan dari al-Qadim (yang lama)
b. dekat (Qarib), tidak lama lagi terjadi, lawan dari jauh (ba’id)
c. warta berita (khabar), sesuatu yang dipercayakan dan dipindahkan
dari sesorang kepada orang lain.
Disamping itu, ada beberapa kata yang bersinonim (muradif)
dengan kata hadits seperti: sunnah, khabar, dan atsar.
2. Definisi As-Sunnah
Menurut bahasa sunnah berarti
B. الطرﻳﻘة محمودة كاَنت اومذمونة
“Jalan yang terpuji atau tercela”.
3. Khabar
Secara etimologis khabar berasal dari kata :khabar, yang
berarti ‘berita’.Adapun secara terminologis, para ulama Hadits tidak
sepakat dalam menyikapi lafadz tersebut.sebagaimana mereka
berpendapat adalah sinonim dari kata hadits dan sebagian lagi
tidak demikian. Karena Khabar adalah berita, baik berita dari Nabi
SAW, maupun dari sahabat atau berita dari tabi’in.
4. Atsar
Atsar dari segi bahasa artinya bekas sesuatu atau sisa. Sesuatu
dan berarti pula nukilan (yang dinukilkan). Karena doa yang
dinukilkan / berasal dari Nabi SAW. Dinamakan doa maksur.
A. Kriteria al-hadits
Adapun kriteria hadits dibagi menjadi tiga yaitu: sanat, matan, rawi.
B. Kedudukan dan fungsi al- hadits
Hadits Nabi SAW. Merupakan penafsiran Al-Qur’an dalam praktek
atau penerapan ajaran Islam secara faktual dan ideal. Demikian ini
mengingat bahwa pribadi Rasulullah merupakan perwujudan dari Al-
Qur’an yang ditafsirkan untuk manusia, serta ajaran Islam yang
dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun kedudukan hadits terhadap Al-Qur’an, sedikitnya mempunya
tiga fungsi pokok yaitu:
1. Memperkuat dan menetapkan hukum-hukum yang telah
ditentukan oleh Al-Qur’an (sebagai bayan taqrir).
2. Memberikan penafsiran terhadap ayat-ayat yang masih bersifat
mujmal dan bersifat mutlak (bayan tafsir).
3. Menetapkan hukum aturan-aturan yang tidak didapati( diterangkan
di dalam Al-Qur’an), misalnya dalam masalah perkawinan (nikah).
C. Saran