terminologi hadis, bentuk bentuk hadis, dan hukum mempelajari hadis dan ilmu hadis
D
i
susun oleh :
KELOMPOK 1
2023/2024
KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum Wr.Wb
Bismillah walhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT. Yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya,sehingga kami bisa menyelesaikan tugas MAKALAH ini
dengan tepat waktu meskipun masih banyak kekurangan di dalamnya.
Terimakasih kami ucapkan kepada ibu Hj. Anisatun Muthi'ah M.Ag yang telah memberikan
tugas ini, sehingga kami bisa mempelajari lebih mendalam tentang hal ini. Terimakasih juga
kepada teman sekelompok yang telah bekerja sama dalam pengerjaan pembuatan makalah ini.
Kami harap makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kita
semua. Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna,seperti hal nya kita sebagai
makhluk. Maka dari itu,kami mengharapkan saran dan kritik demi pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini,dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya. Dan semoga ada
manfaatnya,terutama bagi kami yang membuatnya dan umumnya untuk semua yang
membacanya.
Wassalamu`alaikum Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................
Daftar isi..................................................................................................................................
Bab I Pendahuluan............................................................................................................
1. Latar Belakang........................................................................................................
2. Rumusan Masalah...................................................................................................
Bab II Pembahasan..............................................................................................................
6. Kesimpulan............................................................................................................
7. Saran......................................................................................................................
Daftar pustaka......................................................................................................................
Bab I
PENDAHULUAN
Islam sebagai agama mempunyai makna bahwa Islam memenuhi tuntutan kebutuhan
manusia dimana saja berada sebagai pedoman hidup baik bagi kehidupan duniawi maupun
bagi kehidupan akhirat. Dimensi ajaran Islam memberikan aturan bagaimana caranya
berhubungan dengan Tuhan atau khaliq, serta aturan bagaimana caranya berhubungan
dengan sesama makhluk, termasuk didalamnya persoalan dengan alam.
Allah SWT mengutus para nabi dan rasulnya kepada umat manusia untuk memberi
petunjuk kepada jalan yang benar agar mereka bahagia di dunia dan akhirat. Rasulullah lahir
ke dunia ini dengan membawa risalah Islam, petunjuk yang benar, hukum syara’ seperti al
Qur’an dan al Hadits.
2. RUMUSAN MASALAH
a. Apa definisi hadist secara terminologi?
b. Apa saja bentuk bentuk hadist?
c. Apa hukum mempelajari hadist dan ilmu hadist?
Bab II
PEMBAHASAN
- Hadist Qouli
Yang dimaksud dengan hadist qouli adalah segala perkataan Nabi SAW yang berisi
berbagai tuntutan dan petunjuk syara’, peristiwa-peristiwa dan kisah-kisah baik yang
berkaitan dengan aspek akidah, syariah maupun akhlak.
Misalnya sabda beliau:
انمااأنعمال بانهيات وإنما نهك امرئ مانوي...
“Sesungguhnya keberadaan amal-amal itu tergantung niatnya. Dan seseorang hanyalah
akan mendapatkan sesuatu sesuai niatnya.”
Menurut rangkingnya, hadist qauli menempati urutan pertama dari bentuk-bentuk
hadist lainnya. Urutan ini menunjukkan kualitas hadits qouli menempati kualitas pertama,
diatas hadits fi’li dan taqriri.
- Hadits Fi’il
Yang dimaksud hadits fi’li adalah segala perbuatan Nabi SAW. yang menjadi anutan
perilaku para, sahabat pada saat itu, dan menjadi keharusan bagi semua umat Islam untuk
mengikutinya, seperti praktek wudlu, praktek salat lima waktu dengan sikap-sikap dan
rukun-rukunnya, praktek manasik haji, cara, memberikan keputusan berdasarkan sumpah
dan saksi, dan lain lain.
- Hadits Taqriri
Hadits Taqriri adalah hadits yang berupa, ketetapan Nabi SAW. Terhadap apa yang
datang atau yang dikemukakan oleh para sahabatnya dan Nabi SAW membiarkan atau
mendiamkan perbuatan tersebut, tanpa, membedakan penegasan apakah beliau
membenarkan atau mempersalahkannya. Yang bersumber dari sahabat yang mendapat
pengakuan dan persetujuan dari Nabi SAW itu dianggap bersumber dari beliau.
Misalnya, riwayat yang ditakhfi oleh Abu Dawud dan An Nasa’i dari Abu Said al Khudry
ra. Bahwasanya ada dua perang yang keluar rumah untuk bepergian tanpa memiliki
persediaan air. Lalu, tibalah waktu shalat. Kemudian keduanya bertayamum dengan debu
yang baik, lalu melakukan shalat. Beberapa, saat kemudian keduanya mendapatkan air,
masih dalam waktu shalat tersebut. Yang satu mengulang wudlu dan shalatnya, sedang
yang lain tidak. Kemudian keduanya datang menghadap Nabi SAW melaporkan perihal
keduanya lalu kepada yang tidak mengulang, beliau bersabda: “Engkau telah
mengerjakan sunnah (ku). Dan kepada yang mengulang, beliau bersabda: “Engkau
mendapatkan pahala dua kali lipat.”
- Hadits Hammi
Hadits Hammi adalah hadits yang berupa keinginan atau hasrat Nabi SAW yang
belum terealisasikan. Walaupun hal ini baru rencana dan belum dilakukan oleh Nabi, para
ulama memasukkannya pada hadis, karena Nabi tidak merencanakan sesuatu kecuali
yang benar dan dicintai dalam agama, dituntut dalam syari’at Islam dan beliau diutus
untuk menjelaskan syariat Islam. Contoh hadis hammi seperti halnya hasrat berpuasa
tanggal 9 Asyura yang belum sempat dijalankan oleh Nabi SAW karena beliau wafat
sebelum datang bulan Asyura tahun berikutnya, mengambil sepertiga dari hasil kebun
madinah untuk kemaslahatan perang al-Ahzab, dan lain-lain.
- Hadits Ahwal
Yang dimaksud dengan hadits ahwali ialah yang berupa hal ihwal Nabi SAW yang
tidak temasuk ke dalam kategori ke empat hadits di atas. Ulama hadits menerangkan
bahwa yang termasuk “hal ihwal”, ialah segala pemberitaan tentang Nabi SAW, seperti
yang berkaitan dengan sifat-sifat kepribadiannya/perangainya (khuluqiyyah), keadaan
fisiknya (khalqiyah), karakteristik, sejarah kelahiran, dan kebiasaan-kebiasaanya.
Imam Asy-Syafii berkata, “Demi umurku, soal ilmu hadis ini termasuk tiang agama
yang paling kukuh dan keyakinan yang paling teguh. Tidak digemari untuk
menyiarkannya selain oleh orang-orang yang jujur lagi takwa, dan tidak dibenci untuk
menyiarkannya selain oleh orang-orang munafik lagi celaka.”
7. SARAN
Penulis bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Penulis akan
menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang memperbaiki
makalah ini di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat penulis selesaikan
dengan hasil yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz dkk, Gerakan Islam Kontemporer di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1989)
Abu Muhammad Ali bin Ahmad bin Sa’id bin Hazm, al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam,
Abu Abdillah Ahmad Ibnu Hanbal, Musnad Ahmad bin Hambal, Juz 12,
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Sahih Bukhari, (Beirut : Dar al-Fikr, tt)
Al-Hasan bin Abd al-Rahman al-Ramahurmuzi, Al-Muhaddith al-Fasil Bain al-Rawi wa al-Wa’I,
Al-Suyuthi, Tadrib Al-Rawy fi Syarh Taqrib Al-Nawawi, Juz 2, (Beirut: Dar Al-Fikr, 1998)