Disusun Oleh :
ANISAH SEPTIANI
SITI PAWITNAH
SUGIYANTI
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................ i
Kata Pengantar........................................................................................................... ii
Daftar Isi..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 2
A. Definisi Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar ................................................. 2
B. Perbedaan hadits dengan as-sunnah, al-khabar, dan al-atsar......................... 5
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Islam adalah agama yang sempurna di muka bumi ini, semua sisi kehidupan manusia
dan makhluk Allah telah digariskan oleh Islam melalui Kalam Allah swt ( Al Qur’an ) dan Al
Hadits. Al Qur’an sudah jelas di tanggung keasliannya oleh Allah swt sampai akhir nanti,
bagaimana dengan Al Hadits. Hadits merupakan salah satu sumber Islam yang utama, tetapi
tidak sedikit umat Islam yang belum memahami apa itu hadits. Sehingga dikhawatirkan suatu
saat nanti akan terjadi kerancuan dalam hadits, karena tidak mengertinya dan mungkin karena
kepentingan sebagian kelompok untuk membenarkan pendapat kelompok tersebut. Sehingga
mereka menganggap yang memakai bahasa arab dikatakan al hadits oleh orang yang tidak
bertanggung jawab itu mereka anggap hadits. Hadits atau yang lebih dikenal dengan sunnah
adalah segala sesuatu yang bersumber atau disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik
berupa perkataan, perbuatan. Dan peran hadits sebagai salah satu sumber ajaran Islam yang
diakui oleh masyarakat mahdzab tidak dapat dinafikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Hadis, sunnah, khobar dan Atsar?
2. Persamaan Hadis, sunnah, khobar dan Atsar?
3. Perbedaan Hadis, sunnah, khobar dan Atsar?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Hadis, Sunnah, Khobar dan Atsar
2. Untuk mengetahui Persamaan Hadis, sunnah, khobar dan Atsar
3. Untuk mengetahui Perbedaan Hadis, sunnah, khobar dan Atsar
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Menurut jumhur muhadisin sebagaimana ditulis oleh Fatchur Rahman adalah
sebagai berikut:
مااضيف للنبى ص م قوالاوفعالاوتقريرااونحوها
“segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW baik berupa perkataan,
perbuatan, pernyataan dan yang sebagainya”
Perbedaan pengertian antara ulama’ ushul dan ulama’ hadis di atas disebabkan
adanya perbedaan disiplin ilmu yang mempunyai pembahasan dan tujuan masing–
masing. Ulama’ ushul membahas pribadi dan prilaku Nabi SAW sebagai peletak dasar
hukum syara’ yang dijadikan landasan ijtihad oleh kaum mujtahid dizaman sesudah
beliau. Sedangkan ulama Hadis membahas pribadi dan prilaku Nabi Saw sebagai
tokoh panutan (pemimpin) yang telah diberi gelar oleh Allah swt sebagai Uswah wa
Qudwah (teladan dan tuntunan). Oleh sebab itu ulama hadis mencatat semua yang
terdapat dalam diri Nabi saw baik yang berhubungan dengan hukum syara’ maupun
tidak. Oleh karena itu hadis yang dikemukakan oleh ahli ushul yang hanya mencakup
aspek hukum syara’ saja, adalah hadis sebagai sumber tasyri’. Sedangkan definisi
yang dikemukan oleh ulama’ hadis mencakup hal–hal yang lebih luas. Jadi, Hadits
adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad saw, baik
berupa perkataan, perbuatan, taqrir, sifat-sifat, keadaan dan himmahnya
Taqrir adalah perbuatan atau keadaan sahabat yang diketahui Rosulullah dan beliau
mendiamkannya atau mengisyaratkan sesuatu yang menunjukkan perkenannya atau
beliau tidak menunjukkan pengingkarannya.
Himmah adalah hasrat beliau yang belum terealisir, contohnya hadits riwayat Ibnu
Abbas :
“Dikala Rosulullah saw berpuasa pada hari ‘Asura dan memerintahkan untuk
dipuasai, para sahabat menghadap kepada Nabi, mereka berkata : ‘Ya Rasulullah,
bahwa hari ini adalah yang diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani’, Rasulullah
menyahuti : ‘Tahun yang akan datang, Insya Allah aku akan berpuasa tanggal
sembilan’.” (HR Muslim dan Abu Dawud)
3
2. Definisi Sunnah
Di samping istilah hadis terdapat sinonim istilah yang sering digunakan oleh
para ulama’ yaitu sunnah. Pengertian istilah tersebut hampir sama, walaupun terdapat
beberapa perbedaan. Maka dari itu kami kemukakan pengertiannya agar lebih jelas.
Sunnah dalam kitab Ushul Al hadis adalah sebagai berikut :
ة$ل البعث$ان قب$واء ك$يرة س$ة اوس$مااثرعن النبى ص م من قول اوفعل اوتقرير اوصفة خلقي
اوبعدها
“Segala sesuatu yang dinukilkan dari Nabi saw, baik berupa perkataan, perbuatan,
taqrir, pengajaran, sifat, kelakuan, perkjalanan hidup, baik sebelum Nabi diangkat jadi
Rasul atau sesudahnya”
Dalam pengertian tersebut tentu ada kesamaan antara hadis dan sunnah, yang
sama–sama bersandar pada Nabi saw, tetapi terdapat kekhususan bahwa sunnah sudah
jelas segala yang bersandar pada pribadi Muhammad baik sebelum atau sesudah
diangkat menjadi Nabi, misalnya mengembala kambing, menikah minimal umur 25
tahun dan sebagainya. Walaupun demikian terdapat perbedaan yang sebaiknya kita
tidak berlebihan dalam menyikapinya. Sebab keduanya sama–sama bersumber pada
Nabi Muhammad saw. Definisi Sunnah menurut para Ulama’:
Kalangan ahli agama di dalam memberikan pengertian sunnah berbeda-beda, sebab
para Ulama’ memandang sunnah dari segi yang berbeda-beda, pun pula dasar
membicarakannya dari segi yang berlainan.
a. Ulama Hadits
Ulama Hadits memberikan pengertian Sunnah meliputi biografi Nabi, sifat-sifat
Nabi baik yang berupa fisik, umpamanya; mengenai tubuhnya, rambutnya dan
sebagainya, maupun yang mengenai physic dan akhlak Nabi dalam keadaan
sehari-harinya, baik sebelum atau sesudah bi’stah atau di angkat sebagai nabi.
b. Ulama Ushul Fiqh
Ulama Ushul Fiqh memberikan pengertian sebagai berikut; “Segalayang di
nuklikan dari Nabi Muhammad SAW. Baik berupa perkataan, perbuatan maupun
taqrirnya yang ada sangkut pahutnya dengan Hukum”.
c. Ulama Fiqh
Menurut Ulama Fiqh, sunnah ialah “perbuatan yang di lakukan dalam agama,
tetapi tingkatannya tidak sampai wajib atau fardlu. Jadi suatu pekerjaan yang
utama di kerjakan”. Atau dengan kata lain: sunnah ialah suatu amalan yang di beri
pahala apabila di kerjakan, dan tidak dituntut apabila di tinggalkan.
4
3. Definisi Khabar
Menurut bahasa berarti an-Naba’ (berita-berita), sedang jama’nya adalah
Akhbar Khabar adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi dan para sahabat,
jadi setiap hadits termasuk khabar tetapi tidak setiap khabar adalah hadits.
Menurut istilah ada tiga pendapat yaitu:
1. Merupakan sinonim bagi hadits, yakni keduanya berarti satu.
2. Berbeda dengan hadits, di mana hadits adalah segala sesuatu yang datang dan Nabi
SAW. sedang khabar adalah suatu yang datang dari selain Nabi SAW.
3. Lebih umum dari hadits, yakni bahwa hadits itu hanya yang datang dari Nabi saja,
sedang khabar itu segala yang datang baik dari Nabi SAW. maupun yang lainnya.
4. Definisi Atsar
Atsar menurut lughat/etimologi ialah bekasan sesuatu, atau sisa sesuatu, atau
berarti sisa reruntuhan rumah dan sebagainya. dan berarti nukilan (yang dinukilkan).
Sesuatu do’a umpamanya yang dinukilkan dari Nabi dinamai: do’a ma’tsur. Atsar
menurut Istilah/terminology Sedangkan secara terminologi ada dua pendapat
mengenai definisi atsar ini. Pertama, kata atsar sinonim dengan hadits. Kedua, atsar
adalah perkataan, tindakan, dan ketetapan Shahabat. Menurut istilah Jumhur ahli
hadits mengatakan bahwa Atsar sama dengan khabar juga hadits, yaitu sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi SAW., sahabat, dan tabi’in. Dari pengertian menurut istilah
ini, terjadi perbedaan pendapat di antara ulama. Sedangkan menurut ulama Khurasan,
bahwa Atsar untuk yang mauquf (yang disandarkan kepada sahabat) dan khabar untuk
yang marfu. (yang disandarkan kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam . Jadi, atsar
merupakan istilah bagi segala yang disandarkan kepada para sahabat atau tabi’in, tapi
terkadang juga digunakan untuk hadits yang disandarkan kepada Nabi shollallahu
‘alaihi wa sallam, apabila berkait misal dikatakan atsar dari Nabi shollallahu ‘alaihi wa
sallam. Contoh Atsar
Perkataan Hasan Al-Bashri rahimahullaahu tentang hukum shalat di belakang ahlul
bid’ah:
َصِّل َوَع َلْي ِه ِبَد َع ُت ُه: َوَق اَل اْلَحَس ُن
“Shalatlah (di belakangnya), dan tanggungan dia bid’ah yang dia kerjakan.”
Menurut Jumhur Ulama (ulama Hadits, Ulama Ushul, dan Ulama Fiqh) berpendapat
istilah Hadits, Sunnah, Khabar dan Atsar, dapat dipergunakan untuk maksud yang sama,
yaitu : Hadits Mutawatir dapat juga disebut dengan Sunnah Mutawatir atau Khabar
Mutawatir. Begitu juga Hadits Shahih dapat disebut dengan Sunnah Shahih, Khabar
Shahih, dan Atsar Shahih.
a. Hadits dan As-Sunnah
Secara umum hadits Nabi dapat dipahami identik dengan sunnah Nabi. Para ahli
hadits dan banyak di antara kita menyamakan keduanya. Tetapi penyamaan ini
sebenarnya terjadi akibat perkembangan yang dilalui oleh sunnah dan hadits Nabi.
Untuk kepentingan fiqih dan penetapan hukum, kedua-duanya sama-sama datang dari
Rosululah SAW yang digunakan sebagai hujjah oleh orang-orang islam sebagai
sumber kedua setelah al qur’an.
b. Hadits dan Khabar
Menurut istilah ahli hadits, Khabar yaitu sesuatu yang berasal dari Nabi SAW atau
dari Nabi selain Nabi SAW. Jadi, Hadits dan Khabar sama-sama bisa diartikan sebagai
sesuatu yang berasal dari Nabi SAW.
c. Hadits dan Atsar
Atsar adalah yaitu segala sesuatu yang diriwayatkan dari sahabat dan boleh juga
disandarkan pada perkataan Nabi SAW. Jadi, Hadits dengan Atsar sama-sama boleh
disandarkan pada perkataan Nabi SAW, walaupun Atsar juga diriwayatkan dari para
sahabat.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian Hadits menurut bahasa yaitu al-jadid yang artinya sesuatu yang baru.
Sedang menurut istilah yaitu sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa
perkataan, perbuatan, taqrir, maupun sifat beliau yang bisa dijadikan hukum syara’ dan
ketetapannya. Istilah lain yang semakna dengan hadits adalah sunnah, khabar, dan atsar.
Sunnah menurut bahasa yaitu cara yang ditempuh, baik ataupun buruk, atau jalan yang terpuji
maupun yang tercela. Sedang menurut terminologinya, berarti segala sesuatu yang
berhubungan dengan Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, maupun sifat-sifat
jasmaniah maupun perilaku beliau sebelum dan sesudah diangkat menjadi Rasul, dan dapat
dijadikan dalil hukum syara’ atau suri tauladan yang baik. Sedangkan khabar menurut bahasa
berarti berita yang disampaikan seseorang kepada orang lain. Sedang pengertian khabar
menurut istilah yaitu sama dengan hadits, sesuatu yang datang dari Nabi, sahabat, dan tabi’in
baik berupa perkataan, pebuatan, dan ketetapannya. Yang terakhir yaitu atsar. Pengertian atsar
menurut bahasa sama artinya dengan khabar, hadits dan sunnah. Sedangkan pengertiannya
menurut istilah yaitu segala sesuatu yang berasal dari sahabat yang juga disandarkan kepada
Nabi SAW. Dari keempat pengertian hadits, sunnah, khabar, dan atsar, terdapat kesamaan dan
perbedaan makna menurut istilah masing-masing. Keempatnya memiliki kesamaan maksud,
yaitu segala yang bersumber dari Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun
taqrirnya. Sedangkan perbedaannya yaitu ;
Hadits dan Sunnah : hadits adalah istilah khusus untuk sabda nabi, sedangkan sunnah
lebih umum, yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW.
Hadits dan Khabar : hadits adalah berita yang datang dari Nabi SAW, sedangkan
khabar adalah berita yang datangnya bukan dari Nabi SAW, tetapi disandarkan kepada
Nabi SAW. Jadi, setiap hadits pasti khabar tapi tidak semua khabar itu hadits.
Hadits dan Atsar : hadits adalah segala sesuatu yang datang dari Nabi SAW,
sedangkan atsar adalah perkataan yang datang dari para sahabat yang disandarkan
kepada Nabi.
Hadits sebagai sumber hukum kedua setelah al-Qur’an mempunyai bentuk-bentuk
yang dapat dikategorikan sebagai hadits qauli, fi’li, taqriri, hammi, dan ahwali. Hadits qauli
yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW yang berupa perkataan yang
memuat berbagai hukum syara’, peristiwa, keadaan, yang berkaitan dengan aqidah, syariah,
akhlak, maupun yang lainnya Pengertian hadits fi’li yaitu segala sesuatu yang disandarkan
8
kepada Nabi SAW yang berpa perbuatan beliau yang sampai kepada kita, seperti hadits
tentang shalat dan haji. Hadits taqriri yaitu semua hadits yang berupa ketetapan Nabi SAW
terhadap apa yang dilakukan oleh para sahabat. Hadits hammi yaitu hadits yang berupa
keinginan Nabi SAW yang berupa amalan-amalan yang ingin dilakukan oleh beliau, tapi
belum sempat terealisasikan karena sakit atau wafatnya beliau. Sedang yang terakhir yaitu
hadits ahwali, adalah hadits yang berisi hal-ihwal yang menyangkut keadaan fisik, sifat-sifat
dan kepribadian beliau.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://butterflyonly.wordpress.com/2013/10/23/pengertian-hadits-sunnah-khabar-dan-astar/
https://nyurunoaini.wordpress.com/al-quran-dan-hadist/
http://islamsejatih.blogspot.com/2013/06/hadits-khabar-atsar-dan-sunnah.html
10