Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Kajian Sanad Dan Matan Hadist


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Study Hadist
Dosen Pengampu: Dr. Mukhtar, Lc., MA

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Septi Nurhidayati 2220200009
Imroatul
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI
MUHAMMAD IDRIS SAMARINDA
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
maha pengasih dan maha penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan
Inaiyah kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Kajian Sanad Dan Matan Hadist”. Makalah ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan kepada kami dalam rangka pengembangan mata kuliah Study
Hadist.
Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah
wawasan. Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami sajikan dapat menjadi
konstribusi positif untuk pengembangan wawasan pembaca.
kami juga menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran agar
penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Semoga makalah ini memberi
manfaat bagi banyak pihak. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Samarinda, 09 September 2022

Penulis
Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Sanad Hadist ......................................................................................3


B. Urgensi Sanad Hadis .......................................................................................5
C. Definisi Matan .................................................................................................6
D. Perbedaan Sanad, Isnad, Dan Musnad .............................................................8
E. Perbedaan Hadist, Khabar, Atsar Dan Sunnah ................................................9
F. Nama Gelar Dalam Dunia Hadist .................................................................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hadist merupakan salah satu sumber Islam yang utama, tetapi tidak
sedikit umat Islam yang belum memahami apa itu hadist. Sehingga
dikhawatirkan suatu saat nanti akan terjadi kerancuan dalam hadist, karena
tidak mengertinya dan mungkin karena kepentingan sebagian kelompok untuk
membenarkan pendapat kelompok tersebut. Sehingga mereka menganggap
yang memakai bahasa arab dan dikatakan hadist oleh orang yang tidak
bertanggung jawab itu mereka anggap hadist.
Hadist juga memiliki beberapa bentuk dan unsur-unsur yang terkandung
didalamnya. Sehingga penulisan makalah ini diharapkan dapat memecahkan
dan menjelaskan lebih detail salah satu masalah-masalah yang berkembang,
pembahasan dalam makalah ini bertujuan mendeskripsikan dari mana atau
siapa yang menjadi sandaran dalam hadist, bagaimana hadist tersebut
dilahirkan serta apa saja unsur yang terkandung didalam hadist, ternyata
banyak terpelihara dalam ingatan daripada dalam catatan yang dimiliki oleh
para sahabat, yang pada masanya diizinkan Nabi SAW untuk mencatat Hadist.
Hadist yang ada dalam ingatan dan catatan mereka tersebar secara luas ke
berbagai daerah Islam yang di kunjungi oleh sahabat Nabi SAW, baik untuk
keperluaan “jihad”, dakwah, dan niaga. Untuk menghimpun Hadist-Hadist
tersebut diperlukan ketelitian yang sangat tinggi. Maka kami membuat
makalah ini akan membahas tentang “Kajian Sanad Dan Matan Hadist” agar
kita dapat membedakan hadist yang shahih atau dhoif dan maudhuh. 1

B. Rumusan Masalah
1
Drs. Dafrun Sadjadi, MA. “Kajian Ulumul Hadist”, (Jakarta, UIA Jakarta, 2014), h 10

1
1. Bagaimana definisi sanad dan urgensinya?
2. Apa definisi matan?
3. Apa saja perbedaan Sanad, Isnad, dan Musnad?
4. Apa saja perbedaan Hadist, Khabar, Atsar dan Sunnah?
5. Apa nama gelar dalam dunia hadist?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi sanad dan urgensinya.
2. Untuk mengetahui Definisi matan.
3. Untuk mengetahui perbedaan Sanad, Isnad, dan Musnad.
4. Untuk mengetahui perbedaan Hadist, Khabar, Atsar dan Sunnah.
5. Untuk menegetahui nama gelar dalam dunia hadist.

BAB II

2
PEMBAHASAN
A. Definisi Sanad Hadist
Sanad menurut bahasa berarti sandaran, yang kita bersandar padanya, dan
berarti dapat diperpegangi, dipercayai. Sedangkan menurut istilah, sanad berarti
keseluruhan rawi dalam suatu hadits dengan sifat dan bentuk yang ada. 2
Sanad dari segi etimologi memiliki arti sandaran atau sesuatu yang kita
jadikan sandaran. Sanad menurut istilah terdapat perbedaan rumusan pengertian.
Menurut Izzuddin Ibnu Jamaah dan Al-Thiby mengatakan bahwa sanad adalah
Jalan yang menyampaikan kepada matan hadits. Yang lain menyebutkan Matan
adalah silsilah orang-orang (yang meriwayatkan hadis) yang menyampaikan
kepada matan hadis. Ada juga yang menyebutkan:

‫سلسلة الرواة الد ين نقلو المتن عن مصدر ه اال ول‬


“Silsilah para perawi yang menuklikkan hadis dari sumbernya yang pertama”
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sanad adalah
rangkaian urutan orang-orang yang menjadi sandaran atau jalan yang
menghubungkan satu hadis atau sunnah sampai pada nabi saw.
Contoh:
‫ ال يبيع بعضكم علي‬: ‫ا خبر نا ما لك عن نا فع عن عبد هللا بن عمر ان رسول هللا صلي هللا عيه و سلم قال‬
‫بيع بعض‬
(‫) رواه ا لبخا ري و مثلم‬.
Artinya: Dikabarkan kepada kami oleh Malik yang menerimanya dari Nafi
yang menerimanya dari Abdullah ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Janganlah sebagian dari antara kamu membeli barang yang sedang dibeli oleh
sebagian lainnya (HR.Bukhari dan Muslim).
Dalam hadis diatas yang dinamakan “sanad” yaitu:
‫ا خبر نا ما لك عن نا فع عن عبد هللا بن عمر ان رسول هللا صلي هللا عيه و سلم قال‬:

2
Drs. Dafrun Sadjadi, MA. “Kajian ... h 55

3
Mempunyai sanad yang shahih adalah suatu keistimewaan yang hanya
diperoleh umat islam. Ibnu Hazm menerangkan bahwa ”Nukilan orang yang
kepercayaan dari orang yang terpercayaan hingga sampai kepada nabi dengan
sanad yang bersambungan adalah suatu khushusiyah yang hanya Allah berikan
kepada umat islam saja. Kebanyakan dari riwayat umat Yahudi dan Nasrani,
tidak mustahil. Pertlu ditegaskan bahwa diantara keistimewaan umat islam ialah
mempunyai riwayat yang diriwayatkan oleh orang yang adil dan kuat ingatannya.

Menurut Dr. Mahmud al-Tahhan, untuk mempelajari sanad hadits berarti


menuntut adanya lima syarat, agar dapat dinilai derajat suatu hadits, yaitu:
1. Mencari biografi perawi
Dalam hal ini para ahli hadits telah berhasil menyusun kitab-kitab tentang
biografi perawi dalam berbagai macam susunan (berdasarkan urutan huruf
atau bab-bab fikih), memuat perawi secara umum, biografi perawi tsiqah
atau perawi dhaif dan sesamanya. Sehingga itu merupakan keharusan bagi
orang yang hendak mengetahui biografi salah satu perawi, untuk melihat
kitab-kitab tersebut seperti perawi kitab hadits enam. Jika seorang tidak
mengetahui pribadi seorang perawi, ia tetap dapat menemukan biografinya
dengan mengetahui namanya saja. Karena sebagian besar kitab biografi
perawi ini dalam mengemukakan nama-nama perawi menggunakan urutan
huruf mu’jam dengan memperhatikan nama perawi dan nama bapaknya.
2. Membahas keadilan dan kedlabitan perawi
Tahap kedua dalam mempelajari sanad hadits adalah meneliti keadilan dan
kedhabitan perawi dengan cara membaca dan mempelajari pendapat para
ahli jarh dan ta’dil yang terdapat di tengah-tengah biografi setiap perawi.
3. Membahas kemuttashilan sanad (sanad yang bersambung)
Dalam hal ini setiap sanad suatu hadits haruslah muttashil atau ber-
sambung. (Lihat contoh hadits pada penjelasan sebelumnya).

4
4. Membahas syadz dan illat hadits
Membahas syadz dan illat hadits adalah perbuatan yang sangat sulit
dibandingkan membahas keadilan dan kedhabitan perawi serta kemuttashilan
sanad. Mengetahui ada tidaknya kesesuaian antara beberapa sanad hadits dan
menjelaskan ada tidaknya syadz dan illat hadits hanya dapat dilakukan oleh
orang yang menguasai (menghapal) banyak sanad dan matan hadits. Illat
hadits dapat dijelaskan dengan cara menghimpun semua sanad dan
memperhatikan perbedaan perawi hadits. 3

Berdasarakan uraian di atas bisa diketahui dalam hal ini harus jelas, sehingga
dapat dibedakan antara jalur sanad yang satu dengan jalur sanad yang lainnya.
Dan nama-nama periwayat yang dicantumkan harus dicermati, sehingga tidak
mengalami kesulitan tatkala dilakukan penelitian melalui kitab-kitab rijal.
Selanjutnya melihat metode periwayatan yang digunakan oleh masing-masing
periwayat.

B. Urgensi Sanad Hadist


Hadist sebagai salah satu disiplin ilmu yang mengkaji hadist Nabi saw.,
dilakukannya sebagai usaha panelusuran hadist dengan bersifat kritis dalam
memeriksa dan menyelaksi hadist-hadist Nabi saw. Dan selanjutnya dapat
membebaskanya dari kecacatan. Kekhawatiran itu dapat terbukti, karena adanya
pemalsuan hadist. Di lain sisi adanya pendapat sahabat dan tabiin yang oleh
sebagian ulama menilainya sebagai hadis, dengan menamainya hadis mauquf
dan maqthu, sedangkan yang lainnya menolak. Mereka beralasan bahwa yang
dimaksud dengan hadis adalah bersumber dari Nabi saw. dan dapat dijadikan
sebagai sumber ajaran Islam, sebagai hujjah dan sebagai obyek kajian.
Dengan demikian penelitian hadis harus diarahkan kapada dua obyek
penelitian, yakni penelitian sanad dan matan. Tujuan pokok penelitian hadis, baik

3
Mohamad S Rahman, Kajian Matan Dan Sanad Hadits Dalam Metode
Historis, Jurnal Ilmiah Al-Syir’ah, V0l. 8, No 2, 2010.

5
penelitian sanad maupun matan adalah untuk mengetahui kualitas hadis
dimaksud, hingga dipastikan status hadis itu shahih (maqbul) atau dhaif
(mardud).
Selanjutnya Posisi sanad untuk suatu hadis demikian urgen, hingga suatu
berita sudah dinyatakan sebagai hadis Nabi, namun tidak memiliki sanad, maka
ulama hadis tidak dapat menerimanya. Abdullah ibnu Mubarak (w.181 H/797M)
mengatakan bahwa: “Sanad hadis merupakan bagian dari agama.
Sekirannya sanad hadis tidak ada, niscya siapa saja akan bebas mengatakan apa
yang dia kehendak”.
Imam Nawawi dalam mengomentari pernyataan al-Mubarak di atas,
menjelaskan bahwa bila sanad suatu hadis berkualitas shahih, maka hadis
dimaksud berposisi maqbul dan bila sanad-nya tidak dapat diterima, maka
posisinya mardud.
Keadaan dan kualitas sanad harus pertama diperhatikan dan dikaji oleh
ulama hadis dalam melakukan penelitiannya. Apabila sanad hadis itu tidak
mencapai kriteria sebagaimana ditentukan misalnya, tidak adil, maka hadis
tersebut langsung ditolak, dan tidak lagi dilanjutkan penalitiannya. Dan
jika sanad hadis tersebut berkategori shahih, maka selanjutnya hadis dimaksud
akan diperiksa kualitas matan-nya.

C. Matan Hadist
Matan menurut bahasa berarti punggung jalan (muka jalan) tanah yang keras
dan tinggi. Sedangkan matan menurut istilah ialah bunyi atau kalimat yang
terdapat dalam hadits yang menjadi isi riwayat. Apakah hadits tersebut berbentuk
qaul (ucapan), fi’il (perbuatan), dan taqrir (ketetapan dan sebagainya) dari
Rasulullah Saw. Berdasarkan hadits di atas, yang termasuk kategori matan adalah
mulai dari sampai dengan. 4
Dalam penelitian matan hadits terdapat beberapa hal yaitu sebagai berikut:
4
Drs. Dafrun Sadjadi, MA. “Kajian ... h 54

6
1. Jika dalam matan hadits terdapat tanda-tanda kepalsuan seperti lemah
lafaznya, rusak maknanya atau bertentangan dengan teks al-Quran yang
shahih atau sebagainya, maka yang tepat untuk mengetahui sumbernya ialah
melihat kitab-kitab al-maudhu’at (kitab-kitab tentang hadits maudhu’).
Dengan kitab-kitab ini dapat diketahui hadits yang mempunyai sifat-sifat
tersebut di atas, semisal takhrijnya, bahasan, dan penjelasan tentang orang
yang memalsukannya. Di antara kitab-kitab tentang hadits maudhu’ yang
disusun berdasarkan huruf hijaiyah adalah al-maudhuah al-kubrah karya
Syekh Ali al-Qari al-Harawi, dan kitab yang disusun berdasarkan bab-bab
fikih adalah Tanzihu syari’ah al-Marfu’ah anil ahadits syaniyah al-
maudhu’ah karya Abul Hasan Ali bin Mu- hammad bin Iraq al-Kinany.
2. Jika matan itu termasuk hadits qudsi, maka sumber yang tepat untuk
mencarinya adalah kitab-kitab yang khusus menghimpun hadits qudsi,
karena di dalamnya disebutkan perawinya secara lengkap. Di antara kitab-
kitab tersebut adalah Misyakatul anwar fima ruwiyah anillahi subhanahu wa
ta’ala minal akhbar, karya Muhyidin Muhammad bin Ali bin Arabi al-
Khatimi al-Andalusi, yang mengimpun 101 hadits lengkap dengan sanadnya.
Al-Ithafus-saniyyah bil ahaditsi qudisiyah, karya Syekh Rauf al-Munawi. 5

Dalam kaitannya dengan hal di atas, maka menurut jumhur ulama


hadits, bahwa tanda-tanda matan hadist yang palsu adalah:
a. Susunan bahasanya rancu. Rasulullah Saw., yang sangat fasih dalam
berbahasa Arab dan memiliki gaya bahasa yang khas, mustahil
mengeluarkan pernyataan yang rancu tersebut.
b. Kandungan pernyataan bertentangan dengan akal sehat dan sangat sulit
ditafsirkan secara rasional.

5
Urgensi Penelitian Sanad Dan Matan Hadis ~ Prof. Dr. HA. Muhtadi
Ridwan, M.A, diakses pada 09 September 2022, pukul 08.28

7
c. Kandungan pernyataan bertentangan dengan tujuan pokok ajaran Islam,
misalnya berisi ajaran untuk berbuat maksiat.
d. Kandungan pernyataan bertentangan dengan sunnatullah (hukum alam).
e. Kandungan pernyataan bertentangan dengan fakta sejarah.
f. Kandungan pernyataan bertentangan dengan petunjuk al-Quran ataupun
hadist mutawatir yang telah mengandung petunjuk secara pasti.
g. Kandungan pernyataannya berada di luar kewajiban diukur dari
petunjuk umum ajaran Islam, misalnya amalan tertentu yang menurut
petunjuk umum ajaran Islam dinyatakan sebagai amalan yang tidak
seberapa, tetapi diiming-imingi dengan balasan pahala yang sangat luar
biasa.
D. Perbedaan Sanad, Isnad, dan Musnad
1. Sanad
Secara bahasa sanad berarti sandaran, sedangkan menurut istilah Sanad
adalah jalan yang menghubungkan pada matan hadits". Untuk lebih
memudahkan pemahaman, sanad bisa kita artikan sebagai rantai yang di
dalamnya berisi para periwayat hadits (para rawi) yang menghubungkan
pada matan hadits (isi hadits), yang sambung dari Nabi Muhammad SAW.
2. Isnad
Sementar isnad menurut istilah menerangkan rangkaian urutan sanad
suatu hadist. Telah diketahui bahwa isnad itu menerangkan jalan matan,
sebagaimana telah kita ketahui bahwa perawi-perawi yang menyampaikan
kepada matan, dinamai Tharieq dan sanad. Dinamai Tharieq karena dengan
melaluinyalah kita sampai kepada maksud. Dan dinamai sanad karena
kepadanyalah berpegang para ulama hadis dalam menshahihkan dan
mendlaifkan hadis. Maka nyatalah keutamaan isnad. Dengan dialah
diketahui maqbul dan mardud, mana yang sah diamalkan adan mana yang
tidak sah diamalkan. Isnad merupakan jalan yang kita tempuh untuk
menetapkan hukum syariah islam. An Nawawy dalam kitab Tahdzibul Aman

8
mengatakan:”Dengan sabda ini Nabi SAW menerangkan bahwa ilmu hadis
ini senangtiasa terpelihara, dipelihara oleh orang-orang yang adil dan pada
tiap-tiap masa ada segolongan orang yang adil yang memelihara hadist dan
menolak segala perubahan yang disisipkan orang”.
3. Musnad
Musnad menurut bahasa sesuatu yang kita sandarkan kepada yang lain.
Menurut istilah, lafadh musnad dipakai untuk beberapa pengertian. Pertama,
Nama bagi hadis yang disandarkan kepada Rasulullah SAW dengan
menerangkan sanadnya yang bersambung menyambung walaupun pada
dhahirnya. Kedua, Nama bagi kitab yang mengumpulkan pada suatu tempat
segala hadis yang diriwayatkan oleh seorang Shahabi. Penyusunan kitab itu
menempatkan hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Abu Bakar RA dibawah
judul Musnad Abu bakar. Ketiga, dipakai dengan mana mashdar (isnad),
seperti pada perkataan musnad Asy Syihab, atau musnad Al Firdaus. Maka
pengertian-pengertiannya adalah sanad-sanad yang dibawakan oleh Abu
Nuaim dalam kitab Al-firdaus. Jadi musnad adalah hadis yang diterangkan
dengan menyebutkan sanadnya hingga sampai kepada matan. Contoh kitab
Musnad antara lain ialah: Musnad Ahmad bin Hanbal Asy-Syaibani dan
Musnad Is-haq bin Rahawaih Al-Handhaly. Musnid adalah orang yang
menerangkan sanad suatu hadis. Isnad menurut lughah ialah menyandarkan
sesuatu kepada yang lain. 6

E. Perbedaan Hadist, Sunnah, Khabar dan Atsar


1. Hadits
Dalam buku Mushthalahul Ḥadīts dijelaskan, hadits adalah sesuatu yang
6
Pengertian Sanad, Isnad, Musnad, Matan, Musnid, Mukhrij, Mukharrij, dan
Rawi - Pelangi Blog, diakses pada 09 September 2022, pukul 10.15

9
disandarkan kepada Nabi Muhammad berupa perkataan, perbuatan, taqrir,
serta hal ikhwalnya. Taqrir adalah bentuk persetujuan Nabi SAW berupa
pendiaman atau tanpa sanggahan. Pengertian hadits terikat pada unsur
perkataan, perbuatan, taqrir, dan hal ikhwal yang dilakukan Rasulullah
SAW. Hal inilah yang menjadi batasan pengertian hadits dan menjadi
standar para ulama.
2. Sunnah
Sunnah adalah semua yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW
dalam bentuk perkataan, perbuatan, pernyataan yang berhubungan dengan
penetapan hukum syara. Ketetapan ini berlaku setelah pengangkatan menjadi
rasul atau sesudahnya. Pengertian ini bersumber dari ulama hadits yang
berpendapat, sunnah adalah segala hal mencakup perilaku dan pribadi Nabi
SAW. Sementara ulama ushul dan fuqaha menyatakan, sunnah adalah
karakter dan kebiasaan Nabi sebagai peletak dasar hukum syara' yang
menjadi landasan ijtihad
3. Hadits Sunnah Khabar
Khabar mengacu pada pengertian berita yang disampai dari seseorang
kepada yang lain. Menurut para ulama hadits, khabar bisa datang dari
sahabat atau tabi'in sehingga dikenal hadits marfu', mauquf, dan maqruf.
Mereka yang meriwayatkan khabar disebut akhbary atau khabary.
Dengan penjelasan ini, khabar adalah segala berita yang datangnya dari
selain Nabi Muhammad SAW. Khabar bisa dari orang-orang terdekat Nabi
yang dikenal saleh dan dapat dipercaya, yaitu sahabat dan tabi'in.
4. Hadits Sunnah Atsar
Atsar adalah jamak dari utsur yang artinya bekasan atau sisa sesuatu.
Para fuqaha menggunakan istilah ini untuk perkataan dari ulama salaf,
tabi'in, sahabat dan lainnya. Atsar kadang dianggap lebih umum dibanding
hadits dan khabar. Dengan penjelasan ini, atsar dapat diartikan sebagai sisa
atau bekas sesuatu yang datangnya dari selain Nabi SAW. Misalnya dari

10
sahabat dan tabi'in yang menjadi saksi kehidupan Rasulullah SAW dan dapat
dipercaya. 7
F. Nama gelar dalam dunia hadist
Para Imam hadits mendapat gelar keahlian dalam bidang ilmu hadis sesuai
dengan keahlian, kemahiran, dan kemampuan hafalan ribuan hadis beserta ilmu-
ilmunya. Gelar keahlian itu ialah sebagai berikut.
1. Amirul Mu’minin fil Hadits
Gelar ini sebenarnya diberikan kepada para khalifah setelah Khalifah
Abu Bakar r.a. Para khalifah diberikan gelar demikian mengingat jawaban
Nabi atas pertanyaan seorang sahabat tentang siapakah yang dikatakan
khalifah, bahwa khalifah ialah orang-orang sepeninggal Nabi yang sama
meriwayatkan hadisnya. Pada muhadisin pada masa itu seolah-olah
berfungsi khalifah dalam menyampaikan sunah. Mereka yang memperoleh
gelar ini antara lain Syu’bah Ibnul Hajjaj, Sufyan ats-Tsauri, Ishaq bin
Rahawaih, Ahmad bin Hambal, Al-Bukhari, Ad-Daruquthni, dan Imam
Muslim.
2. Al-Hakim
Yaitu, suatu gelar keahlian bagi imam-imam hadis yang menguasai
seluruh hadis yang marwiyah (diriwayatkan), baik matan maupun sanadnya
dan mengetahui ta’dil (terpuji) dan tajrih (tercelanya) rawi-rawi. Setiap rawi
diketahui sejarah hidupnya, perjalanannya, guru-guru dan sifat-sifatnya yang
dapat diterima maupun yang ditolak. Ia harus dapat menghafal hadis lebih
dari 300.000 hadis beserta sanadnya. Para muhadisin yang mendapat gelar
ini antara lain Ibnu Dinar (meninggal 162 H), Al-Laits bin Sa’ad, seorang
mawali yang menderita buta di akhir hayatnya (meninggal 175 H), Imam
Malik (179), dan Imam Syafii (204 H).
3. Al-Hujjah
7
Mohamad S Rahman, Kajian Matan Dan Sanad Hadits Dalam Metode
Historis, Jurnal Ilmiah Al-Syir’ah, V0l. 8, No 2, 2010.

11
Yaitu, gelar keahlian bagi para imam yang sanggup menghafal 300.000
hadis, baik matan, sanad, maupun perihal si rawi tentang keadilannya,
kecacatannya, biografinya (riwayat hidupnya). Para muhadisin yang
mendapat gelar ini antara lain ialah Hisyam bin Urwah (meninggal 146 H),
Abu hudzail Muhammad bin Al-Walid (meninggal 149 H), dan Muhammad
Abdullah bin Amr (meninggal 242 H).
4. Al-Hafidh
Ialah gelar untuk ahli hadis yang dapat menshahihkan sanad dan matan
hadis dan dapat men-ta’dil-kan dan men-jarh-kan rawinya. Seorang al-hafidh
harusmenghafal hadis-hadis sahih, mengetahui rawi yang waham (banyak
purbasangka), illat-illat hadits dan istilah-istilah para muhadisin. Menurut
sebagian pendapat, al-hafidh itu harus mempunyai kapasitas menghafal
100.000 hadis. Para muhadisin yang mendapat gelar ini antara lain Al-Iraqi,
Syarafuddin ad-Dimyathi, Ibnu Hajar al-Asqalani, dan Ibnu Daqiqil Id.
5. Al-Muhaddits
Menurut muhadisin-muhadditsin mutaqaddimin, al-hafidh dan al-
muhaddits itu searti. Tetapi, menurut mutaakhkhirin, al-hafidh itu lebih
khusus daripada al-muhaddits. Kata At-Tajus Subhi, “Al-muhaddits ialah
orang yang dapat mengetahui sanad-sanad, illat-illat, nama-nama rijal (rawi-
rawi), ali (tinggi), dan nazil (rendah)-nya suatu hadis, memahami kutubus
sittah: Musnad Ahmad, Sunan al-Baihaqi, Majmu Thabarani, dan menghafal
hadis sekurang-kurangnya100 buah. Muhadisin yang mendapat gelar ini
antara lain Atha bin Abi Ribah (seorang mufti masyarakat Mekah, wafat 115
H) dan Imam Az-Zabidi (salah seorang ulama yang mengikhtisharkan kitab
Bukhari-Muslim.”

6. Al-Musnid

12
Yakni, gelar keahlian bagi orang yang meriwayatkan sanadnya, baik
menguasai ilmunya maupun tidak. Al-musnid juga disebut dengan at-thalib,
al-mubtadi, dan ar-rawi. 8

BAB III
PENUTUP
8
Perbedaan Hadits, Sunnah, Hadits Sunnah Khabar, dan Hadits Sunnah
Atsar" https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5916904/perbedaan-hadits-sunnah-
hadits-sunnah-khabar-dan-hadits-sunnah-atsar, diakses pada 09 September 2022,
pukul 10.28

13
A. Kesimpulan
Sanad menurut bahasa berarti sandaran, yang kita bersandar padanya, dan
berarti dapat diperpegangi, dipercayai. Sedangkan menurut istilah, sanad berarti
keseluruhan rawi dalam suatu hadits dengan sifat dan bentuk yang ada.
Selanjutnya matan menurut bahasa berarti punggung jalan (muka jalan) tanah
yang keras dan tinggi. Sedangkan matan menurut istilah ialah bunyi atau kalimat
yang terdapat dalam hadits yang menjadi isi riwayat. Apakah hadits tersebut
berbentuk qaul (ucapan), fi’il (perbuatan), taqrir (ketetapan) dan sebagainya dari
Rasulullah Saw.
Dalam meneliti sanad sekurang-kurangnya diperlukan lima syarat yaitu:
1. Mencari biografi perawi
2. Membahas keadilan dan ke- dlabitan perawi
3. Membahas kemuttashilan sanad (sanad yang bersambung)
4. Membahas syadz
5. Membahas illat hadits
Selanjutnya dalam meneliti matan maka yang harus diperhatikan adalah
meneliti matan dengan melihat kualitas sanadnya, meneliti susunan matan yang
semakna, dan meneliti kandungan matan.

Daftar Pustaka

14
S Rahman, Mohamad, Kajian Matan Dan Sanad Hadits Dalam Metode
Historis, Jurnal Ilmiah Al-Syir’ah, V0l. 8, No 2, 2010.
Drs. Dafrun Sadjadi, MA. “Kajian Ulumul Hadist”, Jakarta : UIA Jakarta,
2014.
Urgensi Penelitian Sanad Dan Matan Hadis ~ Prof. Dr. HA. Muhtadi Ridwan,
M.A, diakses pada 09 September 2022, pukul 08.28
Pengertian Sanad, Isnad, Musnad, Matan, Musnid, Mukhrij, Mukharrij, dan
Rawi - Pelangi Blog, diakses pada 09 September 2022, pukul 10.15
Perbedaan Hadits, Sunnah, Hadits Sunnah Khabar, dan Hadits Sunnah Atsar"
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5916904/perbedaan-hadits-sunnah-hadits-
sunnah-khabar-dan-hadits-sunnah-atsar, diakses pada 09 September 2022, pukul
10.28

15

Anda mungkin juga menyukai