Anda di halaman 1dari 12

DEFINISI ULUM AL-HADIST

Tugas Makalah

Disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Hadist

Dosen Pembimbing : Dwi Runjani J. M.HI

Dibuat oleh :

KELOMPOK 9

Kevin Iqbal : ( HES )


Halima : ( PIAUD )
M.’Alim Uddin : ( ES )
Sugeng Harbianto : ( HES )

STAINU MADIUN

Tahun 2023

i
ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Dalam kesempatan ini, saya dengan rendah hati ingin mempersembahkan
makalah ini yang berjudul Definisi Ulum Al-Hadist. Makalah ini merupakan hasil dari penelitian dan
refleksi yang saya lakukan dalam rangka memahami dan menggali lebih dalam tentang topik yang
relevan dan penting dalam bidang Hadits. Saya berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi
yang berarti dalam memperluas pemahaman kita tentang isu ini.

Penulisan makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa dukungan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Dwi Runjani J. M.HI , yang telah memberikan
arahan dan panduan yang berharga selama proses penelitian ini. Saya juga berterima kasih kepada
teman-teman sejawat yang telah berbagi wawasan dan pemikiran mereka selama diskusi kelompok
kami.

Selain itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga saya yang selalu
memberikan dukungan moral dan semangat dalam menyelesaikan makalah ini. Tanpa dukungan
mereka, saya tidak akan dapat mencapai pencapaian ini.

Dalam makalah ini, saya akan membahas ,ULUM AL - HADITS dan saya berharap pembaca
akan mendapatkan wawasan yang bermanfaat dari tulisan ini. Sekali lagi, terima kasih atas
kesempatan ini, dan saya berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi yang positif dalam
pemahaman kita tentang Hadits.

Madiun, 5 Oktober 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................2
1.4 Manfaat.......................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
2.1 Definisi Ulum al-Hadits................................................................................................................3
2.2 Macam-Macam Ulum al-Hadits...................................................................................................3
2.3 Sejarah Perkembangan Ulum al-Hadits.......................................................................................6
2.4 Cabang-Cabang Ulum al-Hadits...................................................................................................6
BAB III PENUTUP....................................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................7
3.2 Saran............................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................8

iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
pemahaman pentingnya ilmu ini dalam meneliti, memahami, dan menilai hadits-hadits dalam
Islam. Ilmu ulum al-hadits membantu dalam mengidentifikasi keaslian hadits, memahami konteks
sejarahnya, dan menentukan kekuatan dan kelemahan hadits tersebut. Dengan pemahaman ini, ilmu
ulum al-hadits memberikan landasan yang kuat bagi studi hadits dan pemahaman Islam yang lebih
baik.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah tentang ulum al-hadits dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan sejarah ilmu ulum al-hadits dalam Islam dari masa awal hingga
saat ini?

2. Apa metode-metode utama yang digunakan dalam ilmu ulum al-hadits untuk menilai keaslian
hadits dan apa peran pentingnya?

3. Apa saja perdebatan dan kontroversi yang ada dalam ilmu ulum al-hadits, terutama terkait
dengan kriteria keabsahan hadits?

4. Bagaimana ilmu ulum al-hadits berkaitan dengan studi Islam secara keseluruhan, dan
mengapa penting bagi pemahaman Islam yang lebih baik?

5. Apa tantangan dan isu-isu kontemporer yang memengaruhi studi ulum al-hadits, dan
bagaimana relevansinya dalam konteks masa kini?

1
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah tentang ulum al-hadits adalah:

1. Mendalami Ilmu Ulum al-Hadits: Menjelaskan dan memahami konsep dasar, metodologi, dan
prinsip-prinsip ilmu ulum al-hadits.

2. Menyajikan Sejarah dan Perkembangan: Menguraikan perkembangan sejarah ilmu ulum al-hadits
dari masa awal Islam hingga zaman modern.

3. Menggali Teknik dan Metode Penelitian: Menyajikan teknik dan metode penelitian yang digunakan
dalam ilmu ulum al-hadits, seperti analisis sanad dan matan.

4. Mempelajari Kriteria Keabsahan Hadits: Menyelidiki kriteria yang digunakan untuk menentukan
keabsahan dan kualitas hadits.

5. Menjelaskan Kontroversi dan Perbedaan Pendapat: Mendiskusikan kontroversi dan perbedaan


pendapat dalam ilmu ulum al-hadits, serta dampaknya pada pemahaman hadits.

1.4 Manfaat
1. Pemahaman yang Lebih Baik: Makalah ini membantu penulis untuk mendalami pemahaman
tentang ilmu ulum al-hadits, yang pada gilirannya akan meningkatkan pemahaman mereka
tentang hadits-hadits dalam Islam.

2. Peningkatan Pengetahuan Agama: Makalah ini dapat memberikan wawasan mendalam


tentang cara menilai keaslian dan kekuatan hadits, yang penting untuk memahami agama
Islam secara lebih baik.

3. Sumber Referensi: Makalah ini dapat menjadi sumber referensi penting bagi para peneliti,
mahasiswa, dan pelajar Islam yang ingin memahami ilmu ulum al-hadits atau menggali lebih
dalam topik-topik terkait hadits.

4. Mengatasi Kontroversi: Makalah ini dapat membantu dalam memecahkan atau meredakan
kontroversi terkait hadits atau ilmu ulum al-hadits dengan menyediakan pemahaman yang
lebih mendalam dan pemikiran yang terstruktur.

2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ulum al-Hadits
Ulum al-Hadits, atau ilmu hadits, adalah cabang ilmu dalam Islam yang berkaitan dengan hadits, yaitu
catatan dan laporan tentang kata-kata, perbuatan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW. Tujuan
utama dari ulum al-hadits adalah memahami, memverifikasi, dan mengklasifikasikan keabsahan
hadits-hadits tersebut.

2.2 Macam-Macam Ulum al-Hadits

1. Ilmu rijāl al-hạdīs

Ilmu rijāl al-hạdīs,ׂ yakni ilmu yang mengkaji tentang para perawi hadis, baik dari sahabat, tabi’in,
maupun tabaqah setelahnya:

‫ِع ْلٌم يْع َر ُف بِه ُرَّو اُة ْالَح ِديِث ِمْن َح ْي ُث َأَّن ُهْم ُرَّو اٌة ِلْلَح ِد ْي ِث‬
Artinya: Ilmu untuk mengetahui para perawi hadis dalam kapasitasnya sebagai perawi hadis.

Objek kajian hadis pada dasarnya ada dua yaitu kajian sanad dan matan. Ilmu rijāl al-hạdīs ׂ ini lahir
bersamaan dengan periwayatan hadis dalam Islam dan mengambil porsi khusus untuk mempelajari
persoalan-persoalan sanad. Oleh sebab itu, kajian sanad sangat penting dalam kajian ilmu hadis.

Di antara kitab-kitab rijal rijāl al-hạdīs adalah Tabaqāt Al-Qubrā karya Muhammad ibn Sa’ad (w 230
H), Ta baqāt Al-Ruwwah karya Khalifah ibn ‘Asf̣ arī ( w. 240 H). Al-Istī’ab fī Ma’rifat aṣ-
Ṣaḥābah karya Ibn Abd al-Barr (w. 463 H/1071 M),

2. Ilmu garīb al-ḥadīś

Ilmu garīb al-ḥadīś. Dalam kitab Muqaddimah, Ibnu Salāh menggambarkan tentang ilmu ini:

‫ُه َو ِع َب اَر ٌة َع َّم ا َو َق َع ِفى ُم ُتْو ِن اأْل َح اِد ْي ِث ِمَن األْلَفاِظ َاْلَغ اِم َض ِة َاْلِبِع ْي َد ِة ِمَن‬
‫الَفْه ِم ِلِقَّلِة ِاْس ِتْع َم اِلَه ا‬
Artinya: ”Penjelasan mengenai adanya lafad-lafad yang tidak jelas yang sulit dipahami karena
jarang digunakan.”

Nabi adalah sefasih-fasihnya orang Arab yang diutus untuk menghadapi kaumya yang bermacam
suku dan kabilah. Adakalanya beliau berhadapan dengan kaum tertentu dan beliau menggunakan
bahasa dari kaum yang dihadapinya. Kemudian pada perkembangan selanjutnya setelah banyak
bangsa non-Arab memeluk Islam mendapati lafal-lafal yang digunakan itu terasa asing / garib. Nah

3
ilmu ini dimunculkan dengan tujuan untuk memudahkan dalam memahami hadis-hadis yang
mengandung lafal-lafal yang gharib tersebut.

Ulama-ulama yang mula-mula menyusun hadis-hadis yang gharib tersebut adalah Abû Ubaid al-
Qâsim bin Salâm (157-224 H) dengan karyanya Gharîb al-Hadîś, Abû Qâsim Jarullah Mahmud bin
‘Umar az-Zamakhsarî (468-538 H) dengan kitabnya Al-Faiqu fî Garîb al-Hadîs, dan Imam Majdudin
Abi al-Sa’adat Al-Mubârak bin Muhammad Ibnu’ al-Aśir Al-Jazarî (544-606 H), dengan
kitabnya An-Nihâyah fî Garîb al-Hadîs wa al-Aśar.

3. Ilmu al-naskh wa al-mansūkh

Ilmu al-naskh wa al-mansūkh, yakni ilmu yang membahas hadis-hadis yang menghapus hukum
(nāsikh), dan hadis-hadis yang hukumnya dihapuskan (mansūkh). Para ulama mendifinisikan ilmu al-
naskh wa al-mansūkh sebagai:

‫ُهَو َاْلِع ْلُم اَّلِذ ْي ُيْبَح ُث َع ِن ْاَالَح اِد ْي ِث َاْلُم َت َع اِر َض ِة َاَّلِتى َالُيْم ِكُن َالَّت ْو ِفْي ِق َبْي َن َه ا‬
‫ َو َع َلى َبْع ِض َه ا اآلَخ ِر ِبَاَّن ُه‬، ‫ِمْن َح ْي ُث اْلُح ْك ِم َع َلى َبْع ِض َه ا ِبَاَّن ُه َن اِس ٌح‬
‫ َف َم ا َث َّب َت َت َق ُّد ُم ُه َك اَن َم ْن ُسْو ًخ ا َو َم ا َت َأُّخ ُرُه َن اِس ٌح‬، ‫َم ْن ُسْو ٌخ‬
Artinya: ”Ilmu yang membahas hadis-hadis yang tidak mungkin dapat dikompromikan dari segi
hukum yang terdapat pada sebagianya, karena ia sebagai nasikh (penghapus) terhadap hukum yang
terdapat pada sebagian yang lain, karena ia sebagai mansukh (yang dihapus). Karena itu hadis yang
mendahului adalah sebagai mansukh dan hadis terakhir adalah sebagai nasikh.”

Ilmu ini sangat penting berkaitan dengan istinbat hukum. Untuk mengetahui apakah hadis-hadis
tersebut berlaku sebagai nāsikh dan berlaku sebagai mansūkh bisa dilihat dengan beberapa cara:

a) Melalui penjelasan dari nash atau syari’ itu sendiri, yakni Rasulullah SAW
b) Melalui penjelasan para Sahabat
c) Melalui tarikh keluarnya hadis serta sebab turun hadis (asbāb al-wurūd).

Sejumlah ulama sudah ada yang menyusun kitab tentang nasikh-mansūkh hadis, di antaranya adalah
Ibnu Syāhīn (w. 385) dengan karyanya yang berjudul an-Nāsikh wa al-Mansūkh fī al-Hadīs.

4. Ilmu Talfīq al-Hadīś

Ilmu Talfīq al-Hadīś, yakni ilmu yang menjelaskan tentang cara-cara mengkompromikan hadis-hadis
yang dhahirnya tampak bertentangan dengan hadis-hadis lainnya. Padahal sejati hadis-hadis tersebut
tidak bertentangan.

‫َالِع ْلُم َّالِذ ْي يْبَح ُث ِفى اَالَح اِد ْي ِث َاَّلِتى َظ اِه ُر َها ُم َت َع اِر َض ة‬
Artinya: Ilmu yang membahas tentang hadis-hadis yang isinya tampak bertentangan.

4
Ilmu ini juga disebut dengan ‘Ilmu Mukhtalaf al-Hadīs. Ulama-ulama yang telah menyusun kitab
dengan pembahan ini adalah Imam Syafi’i (w. 204 H), Ibn Qurtaibah (w. 276 H), At-Tahāwi (w. 321
H) dan Ibn Jauzī (w. 597 H).

5. Ilmu ’Ilāl al-Hadīś

Ilmu ’Ilāl al-Hadīś, yakni ilmu yang membicarakan hadis-hadis yang secara dzahir kelihatan sah,
namun kemudian terdapat beberapa kekeliruan/ kesalahan/cacat di dalamnya.

Kata ‘Ilal adalah bentuk jamak dari dari kata ‘illah yang artinya penyakit. Ahli hadis
menyebut ‘illah sebagai suatu sebab yang tersembunyi yang dapat mengurangi status kesahihan hadis
padahal dhahirnya tidak tampak ada cacat sebagaimana definisi di bawah ini:

‫َالِع ْلُم َّالِذ ْي يْبَح ُث َع ِن ْاَالْس َب اِب ْالَخ ِفَّي ِة ْالَغ اِم َض ِة ِمْن ِجَه ِة َق ْد ِحَه ا ِفى‬
‫الَح ِد ْي ِث‬
Artinya: “Ilmu yang membahas sebab-sebab yang tersembunyi yang dapat merusak (mencacatkan)
kesahihan hadis .”

6. Ilmu Asbāb al-Wurūd al-Hadīś

Ilmu Asbāb al-Wurūd al-Hadīś, yakni ilmu yang menjelaskan latar belakang, sebab-sebab atau
konteks di mana hadis tersebut terjadi.

‫َالِع ْلُم يْع َر ُف بِه َاْس َب اُب ُو ُرْو ِد ْالَح ِديِث َو ُم َن اَسَب ِتِه‬
Artinya: Ilmu yang menjelaskan tentang sebab munculnya hadis dan hubungannya dengan hadis
tersebut.

Ilmu Asbāb al-Wurūd al-Hadīs ini penting dalam membantu memahami hadis, sebagaimana Asbāb
an-Nuzūl penting dalam membantu memahami ayat-ayat al-Qur’an.

7. Ilmu al-Jarh wa at-Ta’dīl

Ilmu al-Jarh wa at-Ta’dīl, yakni ilmu yang digunakan untuk menilai atau mengkritik para perawi
hadis. Apakah perawi hadis tersebut memiliki reputasi yang baik, adil, tsiqah, kuat hapalannya, suka
berdusta atau sebaliknya. Sehingga dari penilaian tersebut, seseorang bisa menyimpulkan kualitas
sanad (rangkaian perawi hadis) sebuah hadis.

‫ِع ْلٌم ُيْبَح ُث َع ِن الُّر َّو اِة ِمْن َح ْي ُث َم اَو َر َد ِفى َش ْأِنِه ْم ِم َّم ا َي شنيِه ْم َاْو ُيَز ِّك ِه ْم‬
‫ِبَاْلَف اٍظ َم ْخ ُصْو َص ٍة‬

5
Artinya: Ilmu yang membahas tentang para perawi hadis dari segi yang dapat menunjukkan keadaan
mereka, baik yang dapat mencacatkan (mengkritik buruk) atau membersihkan (menilai baik) mereka,
dengan ungkapan atau lafad tertentu.

2.3 Sejarah Perkembangan Ulum al-Hadits


Ulum al-Hadits mulai berkembang sejak zaman Nabi Muhammad SAW, ketika para sahabat
mencatat ajaran-ajarannya.

Pada abad-abad berikutnya, terjadi upaya pengumpulan dan pengklasifikasian hadits oleh para
ulama terkenal seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, dan lainnya.

Selama masa kekhalifahan Abbasiyah, ada perhatian besar pada ilmu hadits, dan pusat-pusat
pembelajaran seperti Kufah, Basrah, dan Baghdad menjadi tempat penting dalam pengembangan ilmu
ini.

2.4 Cabang-Cabang Ulum al-Hadits


1. Mustalah al-Hadits Ilmu yang mempelajari kaidah dan aturan yang digunakan untuk
mengkaji hadits.
2. Ilmu al-Jarh wa al-Ta'dil Menilai integritas dan kepercayaan perawi hadits.
3. Ilmu al-Takhrij al-Hadits Mengklasifikasikan hadits berdasarkan kualitas sanad dan matn-
nya.
4. Ilmu al-Dirayah al-Hadits Membandingkan hadits-hadits berbeda untuk menentukan
keaslian dan validitasnya.
5. Ilmu al-Mustalih al-Hadits Menilai sanad hadits dari sudut pandang metode penulisan dan
penyampaian.
6. Ilmu al-Tarajim al-Rijal Membuat profil biografis para perawi hadits.

6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam rangka memahami ajaran Islam secara mendalam, Ilmu Hadits memegang peran
sentral yang tak tergantikan. Melalui makalah ini, kita telah menjelajahi dasar-dasar Ulum al-Hadits
dan signifikansinya dalam memahami Sunnah Nabi Muhammad SAW. Pemahaman Ilmu Hadits
memungkinkan kita untuk lebih mendekati ajaran suci Islam dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan mengejar kebijaksanaan yang terkandung dalam hadits-hadits, kita
dapat menjadi umat yang lebih baik dan terus melangkah dalam cahaya petunjuk Islam. Semoga
makalah ini telah memberikan wawasan yang bermanfaat dan memperdalam pemahaman kita tentang
nilai-nilai suci Islam. Terima kasih atas perhatian Anda.

3.2 Saran
untuk memulai dengan pengenalan singkat mengenai pentingnya al-hadits dalam Islam
sebagai sumber pengetahuan tentang kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya,
Anda dapat menjelaskan sejarah perkembangan ilmu al-hadits, peran penting para ulama dalam
mengumpulkan, menguji, dan mentransmisikan hadits, serta metodologi yang digunakan dalam
menilai keabsahan hadits. Akhirnya, Anda bisa merinci bagaimana ilmu al-hadits berperan dalam
menegakkan ajaran Islam dan menjaga kesucian ajaran tersebut dari perubahan dan interpolasi.
Dengan demikian, makalah Anda akan memberikan pemahaman yang kokoh mengenai ilmu al-hadits
dalam Islam. (Nuruddin, 1994)

7
DAFTAR PUSTAKA

Ajaj, A.-Q. M. (2007). Ushul Al-Hadits.

Manna, A. (2004). Pengantar Studi Ilmu Hadits.

Nuruddin, I. (1994). Manhaj An-Naqd Fii. Uluum Al-Hadits.

Suparta, M. (2013). Ilmu Hadits.

Anda mungkin juga menyukai