Anda di halaman 1dari 12

PENELITIAN SANAD DAN MATAN

Di ajukan untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Ulumul Qur’an

Dosen Pengampu: Siliwangi S.Ag.,M.H.I

Disusun:

Kelompok 4

Noni Yulandari : NPM: 21.11.1264

Nor Maulidia : NPM: 21.11.1289

Norhayati : NPM: 21.11.1265

INSTITUT DARUSSALAM MARTAPURA

FAKULTAS SYARIAH PRODI AHWAL ASSYAKHSIYYAH

TAHUN 2021/2022
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta

hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang bertemakan

“Penelitian Sanat Dan Matan” ini yang insyaAllah tepat pada waktunya.

Shalawat serta Salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita sang

figur umat, pembawa rahmat, rahmatan lil’alamin Nabi besar Muhammad SAW

dimana beliau telah berjasa besar dalam menyebar luaskan agama yang penuh

barokah ini hingga akhir zaman.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas

dari dosen kita pada mata kuliah Ulumul Qur’an, selain itu, makalah ini juga

bertujuan untuk menambah wawasan tentang ilmu-ilmu pengetahuan baru bagi

para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Siliwangi S.Ag.,M.H.I.,

yang mana telah memberikan kepada kami tugas untuk lebih memahami serta

mendalami tentang ilmu Ulumul Qur’an, sebagai wawasan kami untuk lebih

berkembang dan berwawasan luas. Kami juga mengucapkan Terima kasih kepada

semua pihak yang telah membagi pengetahuannya sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih

jauh dari kata sempurna.oleh karena itu kritik dan saran sangat kami butuhkan

dalam makalah ini.

Martapura, 08 November 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................. II

DAFTAR ISI............................................................................. III

BAB I PENDAHULUAN......................................................... IV

A. Latar Belakang....................................................................... 4

B. Rumusan Masalah.................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN.......................................................... 5

A................................................................................................. 6

B...................................................................................................

C...................................................................................................

BAB III PENUTUP.................................................................. 9

A. Kesimpulan............................................................................ 9

B. Saran...................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA............................................................... 10

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk menilai apakah suatu historis bisa dikatakan sebagai sebuah hadist
atau tidak, perlu diadakan sebuah penelitian. Pentingnya penelitian untuk
mempertanggungjawabkan sebuah hadist bisa dijadikan sebagai hujjah agama
atau tidak. Ulama hadist mengatakan bahwa hadist yang menjadi objek penelitian
adalah hadist ahad sedangkan hadist mutawatir tidak perlu diadakan penelitian
karena tidak diragukan lagi keshahihannya berasal dari Nabi Muhammad Saw.

Dalam makalah ini akan dijelaskan sedikit tentang cara meneliti sebuah
hadist bisa dijadikan hujjah agama atau tidak. Objek penelitian hadist meliputi
penelitian matan dan penelitian sanad.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Yang Dimaksud Penelitian Sanad Dan Matan?

2. Bagian-bagian Apa Saja Yang Dapat Diteliti?

3. Apa Saja Kaidah-kaidah Sanad dan Matan?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahuai Apa Yang Dimaksud Penelitian Sanad dan Matan

2. Untuk Mengetahui Bagian-bagian Dari Sanat dan Matan

3. Untuk Mengetahui Kaidah-kaidah Sanad dan Matan

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Apa Yang Dimaksud Penelitian Sanad dan Matan

1. Penelitian Sanad

Penelitian Sanad terdiri dari dua suku kata yang masing-masing


memiliki arti yang berbeda satu sama lain, yaitu “penelitian” dan “sanad”.
Penelitian berasal dari kata dasar “teliti” yang berarti “cermat, seksama, hati-
hati, ingat-ingat”. Dan penelitian berarti “pemeriksaan yang teliti,
penyelidikan, kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian
data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu
persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip
umum”1

Sedangkan sanad, secara bahasa berarti pegangan. Dan secara


istilah, sanad berarti jajaran orang-orang yang menyampaikan seseorang
kepada matan Hadis atau silsilah urutan orang-orang yang membawa Hadis
dari Rasul saw., sahabat, tabi‟in, tabi‟ tabi‟in, dan seterusnya sampai kepada
orang yang membukukan Hadis tersebut.2

Nur ad-din.Itr mendefinisikan sanad dengan:

Adapun sanad: maka yang dimaksud dengannya menurut para ahli Hadis
adalah cerita para orang-orang yang meriwayatkan hadis satu per satu sampai
kepada Rasul saw.3

2. Penelitian Matan Hadist


1
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h. 1163.

2
Ramli Abdul Wahid, Kamus Lengkap Ilmu Hadis (Medan: Perdana Publishing, 2011),
h. 213.
3
Nur ad-Din „Itr, Manhaj an-Naqd fi „Ulum al-Hadis (Damaskus: Dar al-Fikr, 1997), h.
33.
5
Adapun dalam meneliti matan hadis, selain berkaitan dengan „illat dan syaz,
maka para ulama Hadis merumuskan tujuh kaidah atau alat ukur yang
hendaknya digunakan, yaitu: perbandingan Hadis dengan Alquran,
perbandingan beberapa riwayat tentang suatu Hadis, perbandingan antara
matan suatu Hadis dengan Hadis yang lain, perbandingan antara matan suatu
Hadis dengan berbagai kejadian yang dapat diterima akal sehat, pengamatan
panca indera atau berbagai peristiwa sejarah, kritik hadis yang tidak
menyerupai kalam Nabi, kritik Hadis yang bertentangan dengan dasar-dasar
Syariat, dan kritik Hadis yang mengandung hal-hal yang munkar atau
mustahil.

B. Kaidah-Kaidah Matan

Ibn al-Qayim al-Jawziyyah merumuskan cara menentukan kesahihan matan


hadits dalam kitabnya yang berjudul al-Manar al-Munif fi al-Sahih wa al-
Da’if.

 Mengetahui sejarah hidup Nabi Muhammad;

 Mengetahui petunjuk-petunjuk Nabi Muhammad;

 Mengetahui segala yang diperintah dan dilarang oleh Rasulullah;

 Mengetahui segala yang disenangi dan dibenci oleh Nabi SAW;

 Mengetahui segala yang disyariatkan Nabi SAW seolah-olah telah lama


bercampur baur bersama para sahabatnya.

Sedangkan menurut Dr. Shalahuddin al-Adlabi dalam kitab Manhaj Naqd al-
Matn ‘Ind ‘Ulama’ al-Hadith al-Nabawi, standarisasi dari kesahihan suatu
matan adalah:

 Tidak bertentangan dengan Alquran;

 Tidak bertentangan dengan hadits sahih;

 Tidak bertentangan dengan al-sirah al-nabawiyah;

6
 Tidak bertentangan dengan akal;

 Tidak bertentangan dengan indra (sistem fisiologi dalam tubuh manusia


untuk mengenali, merasakan, dan merespon terhadap serangkaian stimulus
secara fisik);

 Tidak bertentangan dengan sejarah;

 Hadits yang tidak menyerupai perkataan Nabi Muhammad SAW;

 Hadits yang mengandung keserampangan;

 Hadits yang mengandung makna yang rendah;

 Hadits yang menyerupai pernyataan ulama khalaf.

C. Bagian-Bagian yang Harus Diteliti

Adapun bagian-bagian atau disebut dengan objek penelitian dalam penelitian


sanad adalah bebersambungan sanad, keadilan para periwayat hadis,
kedhabitan, syaz dan „illat sanad.

1. Syadz

Secara bahasa syaz berarti ganjil. Sedangkan yang dimaksud dengan

syaz dalam ilmu Hadis terdapat tiga pendapat mengenainya, yaitu:

a. Hadis yang diriwayatkan oleh seorang siqah tetapi riwayatnya

bertentangan dengan riwayat beberapa orang siqah lainnya.

b. Hadis yang diriwayatkan oleh seorang siqah, tetapi periwayat-

periwayat siqah lainnya tidak meriwayatkan Hadis itu.

c. Hadis yang sanadnya hanya satu, baik periwayatnya merupakan

seorang siqah atau tidak.

Jadi yang dimaksud dengan syaz adalah Hadis yang mengandung

7
dua unsur pokok, yaitu penyendirian dan pertentangan. Syaz tidak hanya
terdapat pada sanad, melainkan juga pada matan.

Sanad yang mengandung syaz berarti sanad yang hanya satu tanpa ada sanad
lain yang menyertai, serta seandainya terdapat sanad lain, sanad tersebut
berlainan dan bertentangan dengan sanad lainnya.

Contoh sanad yang mengandung syaz adalah Hadis yang di-takhrij oleh ad-
Dar al-Qutni dalam kitab Sunannya, dari „Aisyah ra. bahwasanya Nabi saw.
ketika dalam perjalanan mengqashar dan menyempurnakan shalatnya, serta
Nabi saw. melakukan berbuka dan berpuasa. Hadis ini mengandung syaz pada
sanad karena menyelisihi riwayat yang telah disepakati orang-orang yang
siqah bahwa hadis ini riwayat „Aisyah. Sedangkan yang benar tidaklah
demikian, perbuatan tersebut merupakan perbuatan „Aisyah sehingga terdapat
keanehan apabila „Aisyah meriwayatkan demikian

2. ‘Illat

Secara bahasa, „illat berarti al-marad, al-„aib yaitu penyakit, aib,

cacat.4 Sedangkan dalam istilah ilmu Hadis, yang dimaksud dengan „illat
adalah sebab-sebab tersembunyi yang mencacatkan hadis meski secara
lahiriah tampak terhindar darinya. 5Jadi, „illat adalah sebab-sebab yang
terdapat pada Hadis yang terlihat sahih, tetapi mengandung kecacatan yang
merusak pada kesahihan Hadis. „Illat tidak hanya terdapat pada sanad, akan
tetapi juga pada matan, dan terkadang terdapat pada keduanya, yaitu sanad dan
matan.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam meneliti „illat adalah sebagai


berikut:

a. Seluruh sanad Hadis untuk matan yang semakna dihimpunkan dan diteliti,
bila Hadis yang bersangkutan memang memiliki mutabi‟ atau syahid.

4
Munawwir, al-Munawwir, h. 965.
5
Wahid, Kamus Lengkap, h. 80.
8
b. Seluruh periwayat dalam berbagai sanad diteliti berdasarkan kritik yang
telah dikemukakan oleh para ahli kritik Hadis.

c. Membandingkan antara sanad yang satu dengan sanad yang lain, meneliti
dengan cermat sehingga ditemukan apakah terdapat „illat pada sanad tersebut
atau tidak.6

Asy-Syahruzuri membagi „illat kepada dua macam, yaitu „illat

jaliyah zahirah dan „illat khafiah ghamidhah. „Illat jaliyah zahirah adalah
seorang periwayat Hadis meriwayatkan sebuah Hadis dari seseorang yang
diketahui oleh orang banyak bahwa ia tidak pernah berkumpul dengannya dan
ia belum mendengar darinya sesuatupun. Yang kedua, „illat khafiah
ghamidhah, yaitu seseorang meriwayatkan Hadis dari orang lain yang

D. Kaidah-Kaidah Minor

Adapun kaidah minornya dapat disimpulkan dalam lima poin berikut:

 Bertentangan dengan Alquran;

 Bertentangan dengan Hadis lain;

 Bertentangan dengan Sejarah;

 Bertentangan dengan kaidah kebahasaan;

 Bertentangan dengan logika dan ilmu pengetahuan.

6
Ismail, Metodologi, h. 88.
9
BAB III

PENUTUP

10
A. Kesimpulan

B. Saran

Saya menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna dan masih banyak
kekurangan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kepada siapa saja yang membaca, memiliki
makalah ini, agar kiranya dapat memberikan saran-saran yang sifatnya
membangun kepada makalah kami ini, agar kami dapat memperbaiki kekurangan
dari isi makalah tersebut berdasarkan kritik dan saran dari teman-teman sekalian.

DAFTAR PUSTAKA
11
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka,
2001), h. 1163.

Ramli Abdul Wahid, Kamus Lengkap Ilmu Hadis (Medan: Perdana


Publishing, 2011), h. 213.

Nur ad-Din „Itr, Manhaj an-Naqd fi „Ulum al-Hadis (Damaskus: Dar al-
Fikr, 1997), h.33

Munawwir, al-Munawwir, h. 965.

Wahid, Kamus Lengkap, h. 80.

Ismail, Metodologi, h. 88

12

Anda mungkin juga menyukai