Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 1

Nidaan Khafia : 21.11.1263 Nor Hikmah : 21.11.1266 Nurfadilah : 21.11.1270

Noni Yulandari : 21.11.1264 Nur Abdiyati : 21.11.1267 Nurhusna Aulia : 21.11.1271

Normaulidia : 21.11.1289 Nur Rutbatul Aliyah : 21.11.1268 Putri Aprilia : 21.11.1272

Norhayati : 21.11.1265 Nur Syifa : 21.11.1269 Radiatol Fitriah : 21.11.1273

Rahmawati : 21.11.1274 Rani Dwi Ayuputri : 21.11.1275 Raudatul Janah : 21.11.1276

Raudatul Jannah : 21.11.1277 Siti Aisyah : 21.11.1279

( ‫حديث‬١ )

‫ي بن ثابت قال سمعت عبدهللا بن يزيد االنصاري عن ابي مسعود األنصاري فقلت‬ َ ُ‫ٕياس َحدَّثنا شُعبة‬
َ ‫ع ْن‬
َّ ‫عد‬ ٍ ‫َحدَّثَنا آد ُم بْن أَ ِبي ا‬
:‫عن النبي فقال عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال اذاانفق المسلم نفقة على اهله وهو يحتسبها كانت له صدقة (صحيح البخاري‬
.)٤٩٣٢

1. Terjemahan :
"Telah menceritakan kepada kami Adam bin Abu Iyas Telah menceritakan kepada kami
Syu'bah dari Adi bin Tsabit ia berkata; Aku mendengar Abdullah bin Yazid Al Anshari
dari Abu Mas'ud Al Anshari maka aku berkata; Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
beliau bersabda: "Jika seorang muslim memberi nafkah pada keluarganya dengan niat
mengharap pahala, maka baginya hal itu adalah sedekah."

2. Kandungan :
Hadits pertama Artinya, selama ini menafkahi secara lahir tidak hanya merupakan
kewajiban. Namun, juga bisa menjadi sebuah sedekah yang tentunya mengalirkan pahala
nan berkah. Sungguh, Allah tidak semata-mata menyerukan kita untuk berbuat sesuatu
tanpa ada kebaikan di dalamnya. Bahkan, kita pun bisa bersedekah kepada orang yang
telah dijemput ajalnya dan kita mendapat kebaikan darinya. Pernah seorang lelaki datang
kepada Nabi Muhammad Saw. dan berkata: "Wahai Rasulullah! Ibuku meninggal dunia
secara mengejutkan dan tidak sempat berwasiat tetapi aku menduga, seandainya dia
mampu berkata-kata, tentu dia menyuruhku untuk bersedekah. Apakah dia akan
mendapat pahala jika aku bersedekah untuknya?" Rasulullah Saw. bersabda: "Benar!"
Sebagaimana dahulu Sa'ad bin Ubadah radiallahu anha bersedekah jariyah dengan
menggali sumur atas nama ibunya, maka kita pun selalu punya kesempatan untuk bisa
memperoleh kebaikan pahala jariyah serupa.
3. Hubungan Hadits 1 dan 2 :
Hubungan kedua hadits ini sama-sama berisi tentang keutamaan memberikan nafkah
kepada keluarga yang menjadikan pahala bagi pemberinya dan diumpamakan seperti
halnya seorang mujahid, orang yang menunaikan qiyamullail dan berpuasa disiang
harinya, sungguh sangat banyak pahala yang akan didapat.

4. Hukum yang dapat diambil :


Hukum yang dapat diambil dari hadist yang pertama adalah bekerja keras untuk
menafkahi keluarga lebih di utamakan karna Rasulullah saw menyebutkan bahwa Allah
mencintai pekerja keras yang mencari nafkah bagi keluarganya. Allah mencintai tulang
punggung keluarga yang memilih bekerja keras daripada meminta-minta untuk
memenuhi kebutuhan nafkah keluarganya. Hukum nafaqah untuk keluarga sama dengan
shodaqoh.

5. Pesan yang terkandung :


jika mencari nafkah harus dengan niat mengharap pahala, Karena mencari nafkah
merupakan amal sholeh yang pahalanya sangat besar yang juga dinilai sebagai shodaqah
jika niat kita mengharap pahala atau karena Allah swt. Allah akan memberi keberkahan
pada setiap nafaqah yang diberikan seseorang kepada keluarganya, juga Allah akan
menggantinya dengan rezeki yang lebih baik lagi. Allah juga menyamakan bekerja
mencari nafkah dengan berjihad di medan perang. Sehingga jika seseorang yang wafat
sedang bekerja mencari nafkah maka matinya adalah mati syahid.

Anda mungkin juga menyukai