( حديث١ )
ي بن ثابت قال سمعت عبدهللا بن يزيد االنصاري عن ابي مسعود األنصاري فقلت َ ُٕياس َحدَّثنا شُعبة
َ ع ْن
َّ عد ٍ َحدَّثَنا آد ُم بْن أَ ِبي ا
:عن النبي فقال عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال اذاانفق المسلم نفقة على اهله وهو يحتسبها كانت له صدقة (صحيح البخاري
.)٤٩٣٢
1. Terjemahan :
"Telah menceritakan kepada kami Adam bin Abu Iyas Telah menceritakan kepada kami
Syu'bah dari Adi bin Tsabit ia berkata; Aku mendengar Abdullah bin Yazid Al Anshari
dari Abu Mas'ud Al Anshari maka aku berkata; Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
beliau bersabda: "Jika seorang muslim memberi nafkah pada keluarganya dengan niat
mengharap pahala, maka baginya hal itu adalah sedekah."
2. Kandungan :
Hadits pertama Artinya, selama ini menafkahi secara lahir tidak hanya merupakan
kewajiban. Namun, juga bisa menjadi sebuah sedekah yang tentunya mengalirkan pahala
nan berkah. Sungguh, Allah tidak semata-mata menyerukan kita untuk berbuat sesuatu
tanpa ada kebaikan di dalamnya. Bahkan, kita pun bisa bersedekah kepada orang yang
telah dijemput ajalnya dan kita mendapat kebaikan darinya. Pernah seorang lelaki datang
kepada Nabi Muhammad Saw. dan berkata: "Wahai Rasulullah! Ibuku meninggal dunia
secara mengejutkan dan tidak sempat berwasiat tetapi aku menduga, seandainya dia
mampu berkata-kata, tentu dia menyuruhku untuk bersedekah. Apakah dia akan
mendapat pahala jika aku bersedekah untuknya?" Rasulullah Saw. bersabda: "Benar!"
Sebagaimana dahulu Sa'ad bin Ubadah radiallahu anha bersedekah jariyah dengan
menggali sumur atas nama ibunya, maka kita pun selalu punya kesempatan untuk bisa
memperoleh kebaikan pahala jariyah serupa.
3. Hubungan Hadits 1 dan 2 :
Hubungan kedua hadits ini sama-sama berisi tentang keutamaan memberikan nafkah
kepada keluarga yang menjadikan pahala bagi pemberinya dan diumpamakan seperti
halnya seorang mujahid, orang yang menunaikan qiyamullail dan berpuasa disiang
harinya, sungguh sangat banyak pahala yang akan didapat.