Anda di halaman 1dari 4

Karakter Kader Muhammadiyah

Bersedia berkorban waktu,tenaga dan harta

Pengorbanan adalah tindakan melepaskan sesuatu yang ingin kamu simpan, terutama
untuk mendapatkan atau melakukan sesuatu yang lain atau untuk membantu
seseorang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengorbanan dimaknai
sebagai proses, cara, perbuatan mengorbankan. Sikap rela berkorban
adalah perilaku ikhlas tanpa pamrih untuk memenuhi kepentingan yang bukan untuk
dirinya walaupun akan menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Berikut akan
kakak sebutkan penerapan sikap rela berkorban dalam kehidupan sehari-hari.

Sikap rela berkorban Sahabat Ansar menuai pujian dari Allah swt. melalui firman-
Nya, Surat al-Hasyr ayat 9:

‫َو ٱَّلِذ يَن َتَبَّوُء و ٱلَّداَر َو ٱِإۡل يَٰم َن ِم ن َقۡب ِلِهۡم ُيِح ُّبوَن َم ۡن َهاَج َر ِإَلۡي ِهۡم َو اَل َيِج ُدوَن ِفي ُص ُدوِر ِهۡم َح اَج ٗة ِّمَّم ٓا ُأوُتوْا‬
‫َٰٓل‬ ‫ة‬ٞۚ
‫َو ُيۡؤ ِثُروَن َع َلٰٓى َأنُفِس ِهۡم َو َلۡو َك اَن ِبِهۡم َخ َص اَص َو َم ن ُيوَق ُش َّح َنۡف ِس ِهۦ َفُأْو ِئَك ُهُم ٱۡل ُم ۡف ِلُح وَن‬

“Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman
sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke
tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa
yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin),
atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga
dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung”

Ayat ini turun berkenaan dengan pembagian harta fai’ dari klan Bani Nadhir. Sahabat
Ansar meminta kepada Nabi Saw. untuk membagi tanah miliknya, yang kelak ingin
mereka berikan pada Kaum Muhajirin. Dalam Asbabun Nuzul, al-Wahidi
mencantumkan hadis riwayat Yazid bin ‘Asham.

Sesaat setelah Nabi dan para Muhajirin sampai di Madinah, para kaum Ansar
meminta kepada Nabi Saw. untuk membagi dua tanah milik mereka. Satu bagian
untuk Kaum muhajirin dan satu lagi untuk mereka. Tetapi kemudian Nabi Saw.
menangkis permintaan itu.
“Tidak. Mereka (Kaum Muhajirin) akan memberimu upah dan kamu (Kaum Ansar)
cukup memberi mereka kurma. Sedangkan tanah itu tetap milikmu”, jelas Nabi Saw.

Sahabat Ansar tetap bersikeras meminta Nabi untuk membagi tanah itu. Mereka
menyatakan kerelaannya jikalau Muhajirin juga dapat bagian. Lalu, turunlah ayat ini,
sebagai bentuk pujian Allah kepada kaum Ansar yang relah memberikan apa yang
sebenarnya ia miliki atas dasar rasa cinta pada kaum Muhajirin.

Kerelaan Sahabat Ansar ini menjadi bukti kesetiaan mereka kepada Sahabat
Muhajirin. Hal ini tentu saja, dilatari oleh rasa cinta kasihnya kepada kaum Muhajirin,
yang sudah dideklarasikan oleh Nabi Saw. sendiri sebagai saudara mereka. Hal inilah
yang kemudian membuat kedua belah pihak merasa setubuh, memiliki satu sama lain.
Sehingga, mereka rela mengorbankan apa saja demi kepentingan saudaranya.

Tidak hanya itu, sikap rela berkorban Sahabat Ansar juga tampak tatkala mereka
mendahulukan kepentingan orang lain, meski mereka sendiri pun sangat butuh. Hal
ini dinarasikan dalam satu hadis riwayat Abu Hurairah yang disitir oleh Imam Al-
Baghawi dalam Tafsir Al-Baghawi.

Waktu itu, Nabi kedatangan tamu, seorang lelaki yang sedang kepayahan. Lalu, ia
meminta istrinya untuk menyiapkan jamuan. Tapi, ternyata mereka sedang tidak
punya hidangan yang bisa disuguhkan. Hingga datanglah seseorang dari Kaum Ansar,
untuk membantu Nabi Saw.

Sahabat Ansar ini ialah Abu Thalhah. Ia lantas bergegas pulang menemui istrinya
untuk menyiapkan hidangan.“Makanan ini hanya cukup untuk anak kita”, kata istri
Abu Thalhah. Meskipun sedang dalam keterbatasan, Abu Thalhah ini bersikeras
membantu Nabi Saw. Ia meminta istrinya untuk menidurkan anak-anak mereka lebih
awal dan mematikan lampu agar tidak menangis karena lapar. Baru setelah itu,
makanan tersebut ia bahwa dan ia suguhkan untuk tamu Nabi Saw.

Mendengar kejadian ini, Rasulullah pun berkata, “Takjublah penduduk langit atas
perbuatan kalian berdua”. Lalu, turun penggalan ayat wa yu’tsiruna ‘ala anfusihim
walaw kana bihim khashasah.
Peristiwa ini mengajarkan kepada kita untuk rela berkorban meski dalam keadaan
sangat butuh demi mencapai kebaikan yang lebih besar.

Berkorban dengan rela dan ikhlas

Dari ayat tersebut, setidaknya kita dapat mengambil empat poin tentang
pengorbanan. Pertama, rasa cinta kasih penting untuk dijadikan alasan berkorban.
Karena tidak ada pengorbanan sebagai manifestasi kesetiaan kecuali didasari oleh
perasaan cinta.

Kedua, ikhlas atau berkorban tanpa pamrih yang ditunjukkan oleh penggalan ayat wa
la yajiduna fi sudurihim hajat. Ibnu ‘Asyur dalam at Tahrir wat Tanwir memaknainya
dengan tidak membiarkan kepentingan pribadi mencampuri kepentingan bersama.
Sehingga, pengorbanan tidak dilandasi oleh hawa nafsu belaka, melainkan murni
kepentingan bersama.

Ketiga, berkorban dengan penuh kerelaan. Sebagaimana ketika sahabat Ansar


meminta Nabi Saw. untuk membagi rata tanah untuk mereka dan Muhajirin. Mereka
meminta Nabi dengan benar-benar rela.

Keempat, berkorban meski dalam keterbatasan. Ini bisa dibilang sebagai titik nadir
bagi seseorang yang hendak berkorban. Ketika ia dihadapkan berbagai pilihan, tetapi
yang harus ia pilih ialah melepas segala tanggungannya walau sangat butuh untuk
diselesaikan sekalipun. Hal ini demi mewujudkan kebaikan yang berdampak lebih
besar.

Berkorban dengan rela dan ikhlas walau dalam keadaan terbatas seyogyanya kita
tancapkan pada diri kita. Agar kelak, derap langkah yang kita pilih
senantiasa maslahah untuk masyarakat sekitar. Dan agar cinta pada tanah kelahiran
tidak usang seiring dengan spirit pengorbanan yang hilang.

Beberapa penerapan sikap rela berkorban dalam kehidupan sehari-hari, antara


lain :
1. Ikut jaga piket pos ronda walaupun tidak dibayar.
2. Mengambil sampah-sampah yang berserak di tempat umum.
3. Mempersilahkan orang lain untuk mengantri terlebih dahulu.
4. Berani lantang menyuarakan dan memperjuangkan kebenaran walaupun nyawa
jadi taruhannya.
5. Memberikan sebagian harta kita kepada orang yang lebih membutuhkan
walaupun kita juga membutuhkannya.
6. Menjadi orang yang berperan sebagai pondasi dasar dalam panjat pinang.
7. Mendahulukan kendaraan dari arah depan untuk menyebrang terlebih dahulu.
8. Meminjamkan alat tulis kita kepada teman yang memerlukan.
9. Menjawab pertanyaan dari sahabat brainly lainnya dengan ikhlas, dsb

Anda mungkin juga menyukai