Anda di halaman 1dari 2

Nama Mahasiswa : Dwika Wuri Cahyani

NIM : 2498010206
Topik 1 Eksplorasi Filosofi Pendidikan

Ki Hajar Dewantara dianggap sebagai Bapak Pendidikan Nasional karena peran


pentingnya dalam memerdekakan Indonesia, serta pengabdian yang besar terhadap
bangsanya. Melalui banyak karyanya, ia membuat Indonesia bangga. Bahkan, tanggal
lahirnya dijadikan Hari Pendidikan Nasional, sebuah hari yang dikenal oleh seluruh
warga Indonesia. Ki Hajar Dewantara dilahirkan dari lingkungan keluarga Keraton
Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889, dan meninggal pada usia 69 tahun di
Yogyakarta pada tanggal 26 April 1959.
Dari tulisan pidato Ki Hadjar Dewantara pada acara penganugerahan Honoris Causa
oleh Universitas Gajah Mada pada 7 November 1956, serta video "Pendidikan Zaman
Kolonial", dapat diambil kesimpulan bahwa Ki Hadjar Dewantara sangat vokal dalam
menentang sistem pendidikan kolonial Belanda yang dianggapnya tidak sesuai dengan
kebutuhan dan nilai-nilai bangsa Indonesia. Beliau menekankan pentingnya
pendidikan yang berbasis budaya dan kearifan lokal, serta berupaya untuk
membangun sistem pendidikan yang merdeka dan mandiri.
Kemudian dari video "Pendidikan Zaman Kolonial" juga terlihat bagaimana sistem
pendidikan kolonial Belanda pada masa itu menekankan asimilasi budaya, dimana
pendidikan diarahkan untuk menanamkan nilai-nilai dan budaya Belanda kepada
masyarakat Indonesia, dengan tujuan agar mereka menjadi bagian dari kepentingan
kolonial Belanda.
Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan moral, intelektual, dan fisik anak-
anak agar mereka dapat hidup sesuai dengan alam dan masyarakat. Untuk mencapai
hal ini, pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi dan budaya masing-masing
bangsa, yang tercermin dalam adat istiadat mereka. Adat istiadat ini, sebagai upaya
untuk mencapai ketertiban dan kedamaian, dipengaruhi oleh zaman dan alam yang
senantiasa berubah.
Penting bagi kita untuk memahami sejarah dan perkembangan suatu bangsa agar
dapat menghadapi masa depan dengan baik. Pengaruh baru dalam pergaulan antar
bangsa harus dipilih dengan bijaksana, sambil diingat bahwa kemajuan ilmu
pengetahuan adalah anugerah Tuhan yang harus diterima dengan baik.
Pendidikan Nasional harus didasarkan pada kekayaan budaya nasional dan bertujuan
untuk meningkatkan derajat negeri dan rakyatnya, serta bekerjasama dengan bangsa
lain untuk kebaikan seluruh umat manusia.
Pendidikan budi pekerti harus menggunakan syarat-syarat sesuai dengan ruh
kebangsaan, menuju ke arah keluhuran dan kesucian hidup batin, serta ketertiban dan
kedamaian hidup lahir. Anak-anak perlu didekatkan dengan perikehidupan rakyat agar
mereka tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga pengalaman yang mendalam
tentang kehidupan rakyatnya. Pengajaran pengetahuan dan budi pekerti sebaiknya
dilakukan melalui cara yang berbasis pada hidup kekeluargaan, untuk menyatukan
pengajaran pengetahuan dengan budi pekerti.
Kebudayaan merupakan hasil perjuangan manusia dalam menghadapi tantangan
kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang tertib dan damai.
Setiap kebudayaan mencerminkan identitas dan karakteristik bangsa, serta
menunjukkan tingkat adab kemanusiaan yang tinggi. Kebudayaan juga mempermudah
hidup dan memberikan inovasi untuk kemajuan kehidupan.
Proses perkembangan kebudayaan melibatkan kelahiran, pertumbuhan, perkembangan,
hingga akhirnya kepunahan. Kebudayaan juga mengalami proses interaksi dengan
budaya lain, baik dalam bentuk asosiasi maupun asimilasi, serta mengalami seleksi
alam untuk kelangsungan hidupnya.
Kebudayaan bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kehidupan manusia
menuju ke arah peradaban. Namun, banyak penghormatan terhadap kebudayaan dapat
menyebabkan stagnasi dalam kebudayaan itu sendiri. Oleh karena itu, pemeliharaan
kebudayaan haruslah berorientasi pada kemajuan dan penyesuaian dengan perubahan
alam dan zaman, serta tetap terhubung dengan kodrat dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai