Anda di halaman 1dari 2

Nama : Kurnia Setiawati

NPM : 1810005311037

Prodi : Peternakan

KEBUDAYAAN KETAMANSISWAAN

Ki hajar dewantara menggunakan kebudayaan dan pendidikan sebagai sarana dalam


perjuangan nasional untuk mencapai kemerdekaan bangsa pada saat mendirikan
Tamansiswa. Dengan hal itu tamansiswa berhasil mempersiapkan kemerdekaan. Anggota
tamansiswa juga ikut berpartisipasi dan memberikan sumbangan yang sangat berharga.

Faktor kebudayaan dan pendidikan ini dapat menjadi landasan yang kokoh dan tahan
lama, juga dapat menghasilkan kepemimpinan seperti sudah dibuktikan dalam sejarah
perjuangan indonesia. Ki Hadjar Dewantara menjadi pemimpin dalam perjuangan nasional
dengan landasan itu, dan dijuluki dengan sebutan Bapak Pendidikan Indonesia. Perumusan
tentang kebudayaan Indonesia yang tercantum dalam UUD 1945 tersebut adalah konsep dari
pemikiran Ki Hadjar Dewantara.

Kebudayaan merupakan konsep dasar tamansiswa untuk mencapai suatu yang


diharapkan untuk masa yang akan datang. Konsep dasar yang digunakan tamansiswa bukan
hanya kebudayaan saja tetapi juga Pendidikan, kebangsaan, sistem kemasyarakatan dan
sistem ekonomi kerakyatan. Kegunaan dari konsepsi tamansiswa yang disusun ini ialah
supaya bangsa ini tidak kehilangan jati diri, tetap menjaga keutuhan dalam berbangsa dan
bernegara, menjalankan pendidikan untuk mencapai kemajuan, dalam kemasyarakatan dapat
menciptakan keharmonisan dan menghindari kesenjangan ekonomi dalam berwarganegara.

Pendidikan dan kebudayaan saling berkaitan karena tidak ada kebudayaan tanpa
menghubungkan pendidikan. Jika kita ingin membangun kembali masyarakat indonesia dari
krisis globalisasi maka itu akan berkaitan dengan tugas kita membangun kebudayaan dari diri
sendiri dan membentuk kebudayaan nasional. Disaat kita membicarakan hakikat kebudayaan
tampak jelas besar peranan pendidikan dalam perkembangan dan punahnya kebudayaan.
Fungsi utama pendidikan adalah pelestarian kebudayaan dan ilmu.

Berikut beberapa pemikiran dari ki hajar dewantara :

1. Pemeliharaan kebudayaan harus bertujuan memajukan dan menyesuaikan kebudayaan


dengan setiap pergantian alam dan zaman
2. Karena pengasingan (isolasi) kebudayaan menyebabkan kemunduran dan kematian,
maka hubungan antara kebudayaan masyarakat harus selalu terjaga,
3. Pembaharuan kebudayaan mengharuskan adanya hubungan dengan kebudayaan lain,
untuk mengembangkan dan menyempurnakan atau memperkaya kebudayaan sendiri.
4. Memasukkan kebudayaan lain yang tidak sesuai dengan alam dan zamannya
merupakan pergantian kebudayaan yang menyalahi tuntutan kodrat dan
masyarakatnya, dan hal ini membahayakan.
5. Kemajuan kebudayaan harus berupa kelanjutan langsung dari kebudayaan nasional
(kontinuitas), menuju kearah kesatuan kebudayaan dunia (konvergensi) dan tetap
mempunyai sifat kepribadian didalam lingkungan kemanusiaan sedunia
(konsentrisitas).

Kebudayaan tamansiswa terdiri dari beberapa konsep pengembangan yang


mengikutsertakan seluruh kebudayaan daerah sebagai aset kebudayaan nasional. Kebudayaan
tamansiswa mengembangkan Konsep Trikon, yang dapat dijabarkan, kita mampu
melestarikan budaya para pendahulu dengan tetap memperbolehkan berkolaborasi dengan
budaya luar dan diharapkan dapat membuat suatu budaya baru yang mempunyai arti.
Kebudayaan tamansiswa mengembangkan Konsep Trisakti Jiwa, yaitu cipta, rasa dan karsa.
Yang berarti dalam melaksanakan sesuatu harus dipikirkan terlebih dahulu agar mencapai
hasil yang diinginkan lagi baik. Kebudayaan tamansiswa mengembangkan Konsep Trihayu,
yang terdiri dari Memayu Hayuning Sarira, Memayu Hayuning Bangsa dan Memayu
Hayuning Bawana, yang artinya apapun yang kita perbuat hendaknya berguna bagi manusia,
bangsa dan negara. Kebudayaan Tamansiswa mengembangkan konsep Trilogi
Kepemimpinan yang terdiri dari ing ngarso sungtulodho, ing madyo mangunkarso dan tut
wuri handayani. Yang artinya ketika kita menjadi pemimpin hendaklah kita menjadi contoh
yang baik, ketika kita berada ditengah hendaklah kita menjadi pendukung yang mampu
membangun semangat, ketika kita berada dibelakang hendaknya kita dapat memberikan
suport dan dorongan untuk pemimpin. Kebudayaan Tamansiswa mengembangkan Konsep
Tripantangan, terdiri dari pantang harta, praja dan wanita. Maksudnya adalah jauhi korupsi
(mengambil hak orang lain), menyalahgunakan jabatan dan bermain wanita.

https://indahnhbk.wordpress.com/2012/05/13/konsep-kebudayaan-tamansiswa/

https://id.scribd.com/document/387535769/Paradigma-Perjuangan-Tamansiswa-Dalam-
Kebudayaan-Dan-Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai