Anda di halaman 1dari 4

MATERI ISD

1. Fungsi kebudayaan bagi masyarakat


Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat.
Kebudayaan mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak,
berbuat, menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Apabila
manusia hidup sendiri, maka tak akan ada manusia lain yang merasa terganggu oleh
tindak-tindakanya.
Fungsi budaya menurut Ndaraha yaitu:
a. Sebagai identitas dan citra suatu masyarakat. Identitas ini terbentuk oleh berbagai
faktor seperti sejarah, kondisi dan posisi geografis, sistem sosial, politik dan
ekonomi, dan perubahan nilai-nilai di dalam masyarakat.
b. Sebagai pengikat suatu masyarakat. Kebersamaan adalah faktor pengikat anggota
masyarakat yang kuat.
c. Sebagai sumber. Budaya merupakan sumber inspirasi, kebanggaan dan sumber
daya menghasilkan komoditi ekonomi, misalnya : wisata budaya, produk budaya.
d. Sebagai kekuatan penggerak atau pengubah. Karena budaya terbentuk melalui
proses belajar mengajar maka budaya itu dinamis dan tidak kaku

e. Sebagai kemampuan membentuk nilai tambah. Menghubungkan dengan nilai


keunggulan.
f. Sebagai pola perilaku. Budaya berisi norma tingkah laku dan menggariskan batas-
batas toleransi sosial.
g. Sebagai warisan. Budaya disosialisasikan dan diajarkan kepada generasi
berikutnya.
h. Sebagai substitusi (pengganti) formalisasi. Sehingga tanpa diperintah orang akan
melakukan tugasnya.
i. Sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan.proses budaya dalam
pembangunan sebagai perubahan sosial yang berencana.
j. Sebagai proses yang mempersatukan. Melalui proses value sharing masyarakat di
persatukan, tidak seperti sapu lidi, melainkan ibarat rantai.
k. Sebagai produk proses usaha mencapai tujuan bersama dalam sejarah yang sama.
l. Sebagai program mental sebuah masyarakat.

2. Landasan tentang pemajuan kebudayaan Indonesia

Strategi kebudayaan nasional berangkat dari landasan konstitusi dan mencermati


Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai titik tumpu imajinasi kebudayaan
nasional masa depan. Dalam dokumen tersebut terdapat aspirasi
rakyat Indonesia yang merupakan visi kebangsaan: “Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. Untuk mencapai perwujudan dari visi tersebut,
dijabarkanlah keempat misi bangsa Indonesia:

(1) “melindungi segenap bangsa


Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”,

(2) “memajukan kesejahteraan umum”,


(3) “mencerdaskan kehidupan bangsa” dan (4)
“melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial”.

Inilah misi dari adanya Negara Kesatuan Republik Indonesia visi dan misi kebangsaan
itu diterjemahkan dalam amanat konstitusi tentang pemajuan kebudayaan. Inilah yang
tercantum dalam Pasal 32 Ayat 1 UUD 1945: “Negara memajukan kebudayaan nasional
Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.” Puluhan tahun berlalu tanpa
adanya peraturan turunan yang menjabarkan amanat konstitusi ini. Usaha ke arah sana
sudah dimulai sejak 1982. Setelah 35 tahun dibicarakan, pada 27 April 2017 DPR
mengesahkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Dalam Pasal 1 Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa “Pemajuan Kebudayaan
adalah upaya meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia di
tengah peradaban dunia melalui Pelindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, dan
Pembinaan Kebudayaan.” Inilah jalan kebudayaan yang digagas sebagai strategi untuk
mencapai visi dan misi bangsa Indonesia

3. Upaya melestarikan kebudayaan di Indonesia dalam era globalisasi

Menurut sandjaja menjaga dan melestarikan budaya Indonesia dapat dilakukan


dengan berbagai cara. Ada dua cara yang dapat dilakukan masyarakat khususnya
sebagai generasi muda dalam mendukung kelestarian budaya dan ikut menjaga
budaya lokal, yaitu:

1) Culture experience

Culture Experience merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara


terjun langsung kedalam sebuah pengalaman kultural. contohnya, jika kebudayaan
tersebutberbentuk tarian, maka masyarakat dianjurkan untuk belajar dan berlatih
dalam menguasai tarian tersebut, dan dapat dipentaskan setiap tahun dalam acara-
acara tertentu atau diadakannya festival-festival. Dengan demikian kebudayaan
lokal selalu dapat dijaga kelestariannya.

2) Culture knowledge
Culture Knowledge merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara
membuat suatu pusat informasi mengenai kebudayaan yang dapat
difungsionalisasi ke dalam banyak bentuk. Tujuannya adalah untuk edukasi
ataupun untuk kepentingan pengembangan kebudayaan itu sendiri dan potensi
kepariwisataan daerah.Dengan demikian para Generasi Muda dapat memperkaya
pengetahuannya tentang kebudayaanya sendiri. Selain dilestarikan dalam dua
bentuk diatas, kebudayaan lokal juga dapat dilestarikan dengan cara mengenal
budaya itu sendiri. Dengan demikian, setidaknya dapat diantisipasi pembajakan
kebudayaan yang dilakukan oleh negaranegara lain.

Sementara menurut Yunus, cara untuk mengelola kelestarian kebudayaan adalah:


a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memajukan budaya lokal.
b. Mendorong masyarakat untuk memaksimalkan potensi budaya lokal beserta
pemberdayaan danpelestariannya.
c. Berusaha menghidupkan kembali semangat toleransi, kekeluargaan,
keramahtamahan dan solidaritas yang tinggi.
d. Selalu mempertahankan budaya Indonesia agar tidak punah. Mengusahakan agar
masyarakat mampu mengelola keanekaragaman budaya lokal.
Kebudayaan Indonesia adalah kebudayaanyang ada hanya dimiliki oleh bangsa
Indonesia dan setiapkebudayaan daerah mempunyai ciri khas masing–masing.Bangsa
Indonesia juga mempunyai kebudayaan lokalyang sangat kaya dan beraneka ragam.
Oleh sebab itu, sebagai generasi penerus, kita wajib menjaganya karena eksistensi dan
ketahanankebudayaan lokal berada pada generasi mudanya, dan jangan sampai kita
terbuai apalagi terjerumus pada budayaasing karena tidak semua budayaasing sesuai
dengan kepribadian bangsa Indonesia bahkan banyak kebudayaan asing membawa
dampak negatif.

4. Peran peerinta dalam mengelola kebudayaan Indonesia

1. Sebagai penggerak
Pemerintah berperan sebagai penggerak atau motor yang akan mengarahkan
masyarakat dalam mengambil keputusan terkait pengelolan keragaman sosial budaya.
Hal ini membuat pemerintah daerah dilarang duduk manis saja ketika ada usulan dari
masyarakat untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pelestarian
budaya. Pemerintah daerah sebagai penggerak juga berarti dalam mengelola
keragaman sosial budaya pemerintah yang mengambil peran paling besar dibanding
masyarakat.

2. Mengambil inisiatif
Yang dimaksud dengan mengambil inisiatif adalah pemerintah harus selalu siap
dengan ide-ide baru dalam mengelola keragaman budayanya.

3. Sebagai Jembatan Ke Dunia Internasional

upaya mempromosikan kekayaan budaya di suatu daerah baik dalam negeri maupun
luar negeri wajib dilakukan oleh pemerintah daerah. Misalnya suatu daerah hendak
mengadakan festival budaya atau pawai yang nantinya akan menampilkan tarian
daerah maupun produk-produk kesenian daerah. Pemerintah daerah yang kiranya
menargetkan jumlah turis baik yang dari dalam maupun luar negeri yang akan hadir
dengan mempromosikan acara tersebut semaksimal mungkin.

4. Sumber Modal
Masyarakat harusnya tidak perlu cemas ketika membutuhkan dana saat hendak
mengadakan kegiatan atau membentuk organisasi yang berhubungan dengan
pelestarian budaya. Uang adalah salah satu kebutuhan pokok dari suatu organisasi.
Kegiatan seperti pentas seni, lomba tarian daerah, lomba pidato bahasa daerah atau
sanggar seni yang mengajarkan kebudayaan daerah kepada anggotanya. Sudah
merupakan kewajiban pemerintah daerah untuk ambil bagian paling banyak dalam
pengelolaan keragaman sosial budaya di daerahnya sehingga memberikan dana untuk
kegiatan yang berkaitan dengan hal tersebut tentu bukan masalah besar.

5. Menyusun perundang-undangan
Dengan adanya perundang-undangan atau hukum yang jelas mengenai peran
pemerintah daerah dalam mengelola keragaman sosial budaya di suatu daerah,
masyarakat tentu tidak akan salah melangkah. Aturan-aturan yang mengatur mengenai
apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan terkait pengelolaan kebudayaan di
suatu daerah pastinya akan membuat masyarakat semakin terarah. Contoh perundang-
undangan yang mengatur tentang pengelolaan kebudayaan yaitu UU No.5 Tahun 2017
tentang Pemajuan Kebudayaan. Dengan adanya peraturan ini diharapkan agar
masyarakat Indonesia dapat sejalan dalam pengendakian budaya dan pelestariannya.

6. Membentuk Kelembagaan
Pemerintah daerah tentu tidak hanya mengurus pengelolaan keanekaragaman sosial
budaya di daerahnya, ada juga bidang-bidang lain untuk diperhatikan. Untuk itu,
pembentukan suatu lembaga yang akan menghandle segala sesuatu tentang
pengelolaan pelestarian kebudayaan di suatu daerah akan sangat membantu peran
pemerintah dalam menjalan tugas dan kewajibannya. Lembaga yang dibentuk
tentunya tidak boleh asal-asalan, tapi juga harus memiliki ciri-ciri lembaga
kebudayaan yang benar. Dengan adanya suatu lembaga yang fokus pada pelestarian
budaya disuatu daerah, tentu bidang ini akan semakin diperhatikan dan diketahui
secara luas oleh masyarakat.

Dapus

Nahak, Hildigaris. 2019. Upaya Melestarikan Budaya Indonesia di Era Globalisasi.


Dalam Jurnal Sosiologi Nusantara V o l . 5 , N o . 1 , T a h u n 2 0 1 9.

Sendjaja, S. Djuarsa, 1994, Teori Komunikasi, Jakarta, Universitas Terbuka.

materiips.com/peran-pemerintah-daerah-dalam-mengelola-keragaman-sosial-budaya.

Anda mungkin juga menyukai