Anda di halaman 1dari 6

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh

sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi.[1] Budaya


terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik,
adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.[1] Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, peristiwa itu
membuktikan bahwa budaya dipelajari.[1]
Budaya Nasional
Budaya nasional sesungguhnya bisa berupa sumbangan dari budaya lokal, sehingga
sumbangan dari beberapa kebudayaan lokal dari berbagai wilayah tersebutlah akhirnya
tergabung menjadi satu ciri khas yang kemudian menjadi kebudayaan nasional.

Pengertian Budaya Nasional

Budaya nasional adalah serangkaian himpunan norma, perilaku, kepercayaan, adat istiadat,
dan nilai-nilai yang dimiliki oleh populasi negara yang berdaulat. Juga merujuk pada
karakteristik khusus seperti bahasa, agama, identitas etnis dan ras, sejarah dan tradisi budaya.

Seperangkat keyakinan, makna nilai, dan asumsi yang khas pada umumnya dipegang oleh
anggota kelompok nasional. Perbedaan budaya nasional dapat dinyatakan sebagai nilai-nilai
pada sejumlah dimensi: jarak kekuasaan, maskulinitas-feminitas, individualisme-
kolektivisme, dan penghindaran terhadap ketidakpastian.

Pengertian Kebudayaan Nasional Menurut Para Ahli

Adapun definisi kebudayaan nasional menurut para ahli, antara lain:

Sutan Takdir Alisyahbana

Kebudayaan nasional Indonesia sebagai suatu kebudayaan yang universal. Unsur-unsur


kebudayaan dikreasikan terutama yang masih langka dan dimiliki oleh masyarakat Indonesia
masa itu, yang mencakup: teknologi, ekonomi, keterampilan berorganisasi, ilmu
pengetahuan.

Upaya mengkreasi ke arah itu dapat dicapai melalui usaha mempertajam rasio (akal)
masyarakat Indonesia dengan mengambil alih dinamisme Barat.

Sanusi Pane

Kebudayaan nasional Indonesia sebagai kebudayaan timur, harus mementingkan unsur-unsur


kerohanian, perasaan, dan gotong-royong.

Poerbatjaraka

Kebudayaan nasional Indonesia harus berakar pada kebudayaan Indonesia sendiri, artinya
harus berakar pada kebudayaan suku-suku bangsa yang ada di Nusantara. Dianjurkan juga
supaya manusia Indonesia banyak mempelajari sejarah kebudayaan sendiri

Ki Hajar Dewantara

Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak kebudayaan daerah. Dalam hal ini beliau
telah memasukkan aspek mutu sebab ungkapan puncak berarti unsur-unsur kebudayaan
daerah yang paling tinggi mutunya.

Koentjaraningrat
Terdapat beberapa konsep kebudayaan nasional, diantaranya yaitu:

1. Kebudayaan nasional adalah karya warga negara Indonesia, termasuk pula karya-
karya zaman dahulu di berbagai wilayah tanah air.
2. Kebudayaan nasional adalah hasil karya warga negara Indonesia yang tema pikiran
dan wujudnya mengandung ciri-ciri khas Indonesia.
3. Kebudayaan nasional adalah hasil karya warga Indonesia dan umumnya dirasakan
mempunyai nilai yang tinggi sehingga menjadi kebanggaan orang Indonesia.

Ciri Budaya Nasional

Budaya nasional memiliki beberapa karakteristik atau ciri-ciri, diantaranya yaitu;

1. Hasil budidaya masyarakat bangsa


2. Hasil budidaya masyarakat sejak zaman dahulu hingga kini
3. Hasil budidaya yang dibanggakan
4. Hasil budidaya yang mempunyai kekhasan bangsa
5. Hasil budaya yang menciptakan jati diri bangsa
6. Hasil budaya yang memberikan identitas bangsa.

Fungsi Budaya Nasional

Usman Pelly mengemukakan bahwa kebudayaan nasional berfungsi sebagai pedoman dalam
membina persatuan dan kesatuan bangsa bagi masyarakat majemuk. Contohnya saja seperti
Indonesia bermanfaat dalam mencari pedoman dalam pengambilalihan ilmu dan teknologi
modern.

Contoh Budaya Nasional

Adapun untuk beberapa contoh dalam budaya nasional di masyarakat Indonesia, antara lain
adalah sebagai berikut;

Batik

Batik telah menjadi bagian budaya nasional, bahkan masyarakat di seluruh Dunia telah
mengathui bahwa seni budaya melukis atau gambar yang ada dalam batik ini hanya ada di
Indonesia. Sehingga secara tidak langsung contoh budaya nasional paling mudah ditemukan
adalah batik.

Candi Borobudur

Candi Borobudur telah menjadi bagian daripada budaya nasional bagi masyarakat Indonesia.
Bahkan bangunan ini pernah menjadi bagian daripada 7 keajaiban dunia. Adapun lokasi
letaknya Candi ini berada di Jawa Tengah, Kabupaten Magelang. Meskipun masyarakat ada
yang lebih menganal Borobudru sebagai wisata di Jogjakarta.

Nah, itulah tadi materi yang dapat dituliskan kepada segenap pembaca terkait dengan
pengertian budaya nasional menurut para ahli, ciri, fungsi, dan contohnya di masyarakat
Indonesia. Semoga melalui tulisan ini bisa memberikan wawasan serta menambah
pengetahuan. Trimakasih,
Menurut Dr.Alfian, kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi yang ada pada
ideologi tersebut, yaitu : a. Dimensi realita , yaitu bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung
dalam idelogi tersebut secara riil hidup di dalam dan bersumber dari budaya dan pengalaman
sejarah masyarakat atau bangsanya. b. Dimensi idealisme, yaitu bahwa nilai-nilai dasar
ideologi tersebut mengandung idealisme yang memberikan harapan tentang masa depan yang
lebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari. c. Dimensi
fleksibilitas, yaitu ideologi tersebut memiliki keluwesan yang memungkinkan kepada
generasi penerus bangsa, diperjuangkan dan dipertahankan dengan semangat nasionalisme.
Pancasila sebagai ideologi terbuka bersifat fleksibel karena mengandung nilai sebagai berikut
: 1) Nilai dasar Merupakan nilai-nilai yang relatif tetap (tidak berubah) yang terdapat dalam
pembukaan UUD 1945. Nilai dasar tersebut adalah : Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan, dan Keadilan Sosial. 2) Nilai instrumental Nilai kelanjutan dari nilai dasar yang
dijabarkan dalam UUD 1945, TAP MPR, dan peraturan perundang-undangan. 12
3) Nilai praktis Nilai yang dilaksanakan dalam kehidupan nyata sehari-hari seperti sikap,
perbuatan, dll. Pancasila sebagai idelogi terbuka memiliki faktor-faktor pendukung.
Moerdiono menyampaikan 4 faktor pendukung pemikiran Pancasila sebagai ideologi terbuka,
yaitu: 1. Perkembangan dinamika masyarakat Indonesia yang cepat sehingga tidak semua
persoalan hidup dapat ditemuan jawabannya secara ideologis; 2. Runtuhnya ideologi tertutup
seperti Marxisme – Leninisme/Komunisme ; 3. Pengalaman sejarah politik Indonesia dengan
pengaruh komunisme ; 4. Tekad bangsa Indonesia untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-
satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (Pancasila sebagai
satu-satunya asas telah dicabut oleh MPR pada tahun 1999). Dalam proses reformasi MPR
melalui sidang istimewa pada tahun 1998 kembali menegaskan kedudukan pancasila sebagai
dasar Negara Republik Indonesia yang tertuang dalam TAP MPR No. XVIII/MPR/1998.
Oleh karena itu segala agenda dalam proses reformasi yang meliputi rakyat, juga harus
mendasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Reformasi tidak mungkin
menyimpang dari nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup namun bersifat reformatif,
dinamis, dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual,
dinamis, dan antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman,
ilmu pengetahuan, dan dinamika sosial masyarakat Indonesia

Kekuatan Ideologi

Beberapa ideologi seperti komunisme, sosialisme, kapitalisme, liberal dan konservatif, sayap
kiri dan sayap kanan sering digunakan untuk menjelaskan pemerintah, partai politik dan
masyarakat.

• Komunisme

Komunisme yang dicetuskan oleh Karl Marx adalah teori perubahan sosial yang diarahkan
kepada cita-cita masyarakat tanpa kelas. Komunis yang dikembangkan oleh Lenin dan lain-
lainnya melibatkan penguasaan kekuatan melalui partai politik konspirasi, memelihara
kekuatan dengan menekan keras oposisi internal, dan komitmen untuk mencapai tujuan akhir
sebuah negara komunis dunia.
Pengambilalihan (expropriation) . Penyitaan pemerintah atas kekayaan di dalam batas
negaranya sendiri yang dimiliki orang asing, diikuti dengan kompensasi yang segera,
memadai dan efektif yang dibayarkan kepada pemilik sebelumnya.
Penyitaan (confiscation) . Penyitaan pemerintah atas kekayaan di dalam batas negaranya
sendiri yang dimiliki orang-orang asing, tanpa pembayaran kepada mereka.

• Kapitalisme
Kapitalisme adalah sistem ekonomi di mana alat-alat produksi dan distribusi sebagian besar
dimiliki dan dioperasikan oleh swasta untuk keuntungan pribadi. Realitas dalam negara
kapitalis benar-benar sangat kompleks. Pemerintah kapitalis biasanya mengatur usaha milik
swasta dengan cukup ketat dan pemerintah memiliki badan-badan usaha.

• Sosialisme

Sosialisme adalah Kepemilikan oleh masyarakat secara kolektif atas alat-alat produksi dan
distribusi dasar, dioperasikan untuk digunakan ketimbang mencari laba. Dalam
pelaksanaannya, pemerintah sosialis bervariasi dan cenderung tidak konsisten dengan
doktrin.Salah satu contoh misalnya Singapura yang menurut bentuknya negara sosialis tetapi
dalam kenyataannya adalah kapitalis agresif.

• Konservatif atau Liberal

Kita tidak akan meninggalkan pokok bahasan ideologi tanpa menyebutkan kata-kata ini
seperti yang telah digunakan di pertengahan dan akhir abab 20. Secara politis, di Amerika
Serikat kata konservatif dapat dikonotasikan seorang, kelompok, atau partai yang ingin
meminimalkan kegiatan pemerintah dan memaksimalkan kegiatan usaha swasta dan
perorangan. Konservatif dapat diartikan sesuatu yang dianggap sebagai sayap kanan, tetapi di
Amerika Serikat dan Inggris yang terakhir ini lebih bersifat ekstrim. Konotasi konservatif
berbeda-beda tergantung aplikasinya. Kelompok masyarakat atau kelompok lainnya yang
mencoba merintangi dan bahkan menghentikan kegiatan yang dilakukan pemerintah disebut
konservatif. Sedangkan di Amerika dan Inggris kelompok konservatif menghendaki
keterlibatan pemerintah sekecil mungkin. Secara politis pada awal abab 20 di Amerika, kata
liberal berarti sebaliknya dari yang diartikan pada abab 19. Liberal sama dengan sayap kiri,
tetapi yang terakhir ini pada umumnya cenderung menunjukkan posisi yang lebih ekstrim dan
lebih dekat kepada sosialisme dan komunisme.
Unsur-unsur sosialkultural

1. Estetika
2. Sikap dan kepercayaan
3. Agama
4. Budaya material
5. Pendidikan
6. Bahasa
7. Organisasi kemasyarakatan
8. Karakteristik hukum
9. Stuktur politik

Anda mungkin juga menyukai