Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah negara besar dengan jumlah pulau mencapai 17.504
pulau. Dengan banyaknya pulau yang tersebar di seluruh wilayahnya, Indonesia
memiliki beragam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut
kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu
bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dengan karakter
yang berbeda-beda di setiap daerahnya.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) di artikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan studi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata latin Colore, yaitu mengolah atau mengerjakan. Banyak
orang mengartikan konsep itu dalam arti yang terbatas, ialah pikiran, karya, dan hasil
karya manusia yang memenuhi hasratnya dan keindahan, Adapun juga hal-hal yang
tidak termasuk kebudayaan hanyalah beberapa reflex yang berdasarkan naluri.
Dengan singkat “Kebudayan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia
sebagai makhluk social yang digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan
linkungan dan pengalamannya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya.
Kebudayaan daerah merupakan faktor utama terbentukya suatu budaya yang
lebih global, yaitu budaya nasional. Maka dari itu segala bentuk kebudayaan daerah
akan sangat berpengaruh terhadap budaya nasional, begitu pula sebaliknya
kebudayaan nasional yang bersumber dari kebudayaan daerah, akan sangat
berpengaruh pula terhadap kebudayaan daerah atau kebudayaan lokal.
Kebudayaan merupakan suatau kekayaan yang sangat benilai karena selain
merupakan ciri khas dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu
bangsa atau daerah. Karena kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu
daerah, maka menjaga, memelihara dan melestarikan budaya merupakan kewajiban
dari setiap orang, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus
dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa.
.

1
Maluku merupakan salah satu provinsi bahari di indonesia karena sembilan
puluh persen dari luas daerahnya merupakan lautan. Sebagian besar masyarakat
maluku hidup sebagai nelayan. Sehingga maluku merupakan penghasil ikan terbesar
di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kebudayaan di daerah Maluku ?
2. Berapa macam bahasa dan agama di daerah Maluku ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kebudayaan didaerah Maluku.
2. Untuk mengetahui berapa macam bahasa dan agama di daerah Maluku.

D. Manfaat
1. Untuk mengetahui potensi dan keragaman budaya dari daerah Maluku
2. Untuk menambah wawasan kebudayaan sebagai warga Indonesia.
3. Untuk lebih mengenali kebudayaan Maluku.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kebudayaan
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.Budaya
adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-
unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia.Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika
berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya:
Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh
suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra
yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya
seperti “individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan
alam” di Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-
anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan
dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang
paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan
hidup mereka.Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka
yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan
memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain. Kebudayaan sangat erat
hubungannya dengan masyarakat.

3
Kata kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa Sanskerta yang
berarti akal, kemudian menjadi kata budhi ( tunggal ) atau budhaya ( majemuk
), sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan adalah culture, berasal dari kata culere (
bahasa Yunani ) yang berarti mengerjakan tanah. Kata cultuur, dalam bahasa
Belanda masih mengandung pengertian pengerjaan tanah ( ingat Culttur
Stelsel yang dilaksanakan pemerintah Belanda di Indonesia dalam abad XIX )
dan sekaligus juga berarti kebudayaan seperti kata culture dalam bahasa
inggris.2 Sedangkan arti kata Kebudayaan3 dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia ( KBBI ) adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi )
manusia seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat. Menurut budayawan
Indonesia dan Bangsa Asing, Kebudayaan adalah :
a. Ki Hajar Dewantara Kebudayaan menurut
Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan
manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman ( kodrat dan
masyarakat ) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan
penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada
lahirnya bersifat tertib dan damai.

b. Sultan Takdir Alisyahbana


Kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir, sehingga menurutnya
pola kebudayaan itu sangat luas sebab semua laku dan perbuatan tercakup
di dalamnya dan dapat diungkapkan pada basis dan cara berpikir, termasuk
di dalamnya perasaan karena perasaan juga merupakan maksud dari
pikiran.

c. A. L. Kroeber dan C. Kluckhohn A.L.


Kroeber dan C. Kluckhohn dalam bukunya Culture, a Critical Review of
Concepts and Definitions ( 1952 ) mengatakan bahwa kebudayaan adalah
manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas –
luasnya.

4
d. Malinowski Malinowski
menyebutkan bahwa kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan atas
berbagai sistem kebutuhan manusia. Tiap tingkat kebutuhan itu
menghadirkan corak budaya yang khas. Misalnya, guna memenuhi
kebutuhan manusia akan keselamatannya, maka timbul kebudayaan yang
berupa perlindungan, yakni seperangkat budaya dalam bentuk tertentu,
seperti lembaga kemasyarakatan.

e. Koentjaraningrat (1985)
Menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Beliau menyebutnya
sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal
tersebut adalah :
1. Kesenian

2. Sistem teknologi dan peralatan

3. Sistem organisasi masyarakat

4. Bahasa

5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi

6. Sistem pengetahuan

7. Sistem religi

Pada jaman modern seperti ini budaya asli negara kita memang sudah
mulai memudar, faktor dari budaya luar memang sangat mempengaruhi
pertumbuhan kehidupan di negara kita ini. Contohnya saja anak muda jaman
sekarang, mereka sangat antusias dan up to date untuk mengetahui juga
mengikuti perkembangan kehidupan budaya luar negeri. Sebenarnya bukan
hanya orang-orang tua saja yang harus mengenalkan dan melestarikan
kebudayaan asli negara kita tetapi juga para anak muda harus senang dan
mencintai kebudayaan asli negara sendiri. Banyak faktor juga yang
menjelaskan soal 7 unsur budaya universal yaitu :

5
1. Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu
yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian
yang dapat memuaskan.

2. Sistem teknologi dan peralatan


Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang –
barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan
membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.

3. Sistem organisasi masyarakat


Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun
diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki
kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa
utuk berorganisasi dan bersatu.

4. Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah
sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan
sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.

5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi


Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang –
barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan
membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.

6. Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran
yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda
pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.

7. Sistem religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang
muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.

6
B. Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga:
a. Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan
ide-ide, gagasan,nilai-nilai,norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang
sifatnya abstrak tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini
terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika
masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan,
maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku
hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

b. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola
dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan
sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang
saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya
menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.

c. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari
aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa
benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan
kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa
dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh : wujud
kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan
karya (artefak) manusia.

7
BAB III

FAKTOR PENDORONG DAN FAKTOR PENGHAMBAT

A. Faktor yang Mendorong dan Menghambat Perubahan Kebudayaan


1. Mendorong Perubahan Kebudayaan
Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah,terutama
unsur-unsur teknologi dan ekonomi.adanya individu-individu yang mudah
menerima unsur-unsur perubahan kebudayaan terutama generasi muda.

2. Menghambat Perubahan Kebudayaan


Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubah seperti :
adat istiadat dan keyakinan agama, adanya individu-individu yang sukar
menerima unsur-unsur perubahan terutama generasi kolot.

B. Faktor Internal
1. Perubahan Demografis
Perubahan demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus bertambah,akan
mengakibatkan terjadinya perubahan diberbagai sektor kehidupan,contohnya :
bidang perekonomian, pertambahan peduduk akan persediaan kebutuhan
pangan,sandang dan papan.

2. Konflik Social
Konflik social dapat mempengaruhi terjadinya perubahan dalam suatu
masyarakat, contohnya : konflik kepentingan antara kaum pendatang dengan
penduduk setempat didaerah transmigrasi, untuk mengatasinya pemerintah
mengikutsertakan penduduk setempat dalam program pembangunan bersama-
sama para transmigran.

3. Bencana Alam
Bencana alam yang menimpa masyarakat dapat mempengaruhi perubahan
contohnya : banjir, bencana longsor, letusan gunung berapi masyarakat akan
dievakuasi dan dipindahkan ketempat yang baru,disanalah mereka harus

8
beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan budaya setempat sehingga terjadi
proses asimilisasi maupun alkuturasi.

4. Perubahan Lingkungan Alam


Ada beberapa faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang membentuk
delta,rusaknya hutan karena erosi,perubahan demikian dapat mengubah
kebudayaan hal ini disebabkan karena kebudayaan mempunyai daya adaptasi
dengan lingkungan setempat.

C. Faktor Eksternal
1. Perdagangan
Indonesia terletak pada jalur perdagangan asia timur dengan india,timur tengah
bahkan eropa barat,itulah sebabnya indonesia sebagai persinggahan pendagang
pendagang besar, selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka
pada masyarakat setempat sehingga terjadilah perubahan budaya.

2. Penyebaran Agama
Masuknya unsur-unsur agama hindu dari india atau budaya arab bersamaan
proses penyebaran agama hindu dan islam ke indonesia demikian pula masuknya
unsur-unsur budaya barat melalui proses penyebaran agama kristen dan
kalonialisme.

3. Peperangan
Kedatangan bangsa barat ke Indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras
dalam bentuk peperangan,dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsur unsur
budaya bangsa asing ke Indonesia.

9
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Kebudayaan Di Daerah Maluku


1. Sejarah Maluku
Ibukota maluku adalah ambon, pada tahun 1999 provinsi maluku
mengembang menhadi 2 provinsi yaitu maluku selatan dan maluku utara yang
beribukota di Sofifi.Pada prinsipnya kalau orang membicarakan Ambon, bukan
menunjuk hanya pada batasan aspek ruang sosial, artinya yang di kenal Ambon
adalah hanya orang Maluku yang berdomisili di Pulau Ambon, tetapi sebutan ini
sangat populer untuk menyatukan semua orang Maluku.
Kepulauan Maluku merupakan kepulauan di Indonesia, dan bagian dari
wilayah yang lebih besar Maritim Asia Tenggara. Tektonik mereka berada di
Lempeng Halmahera dalam Zona Collision Laut Maluku. Secara geografis
mereka berada timur dari Sulawesi, sebelah barat New Guinea, dan utara Timor.
Pulau-pulau juga historis dikenal sebagai Kepulauan Rempah oleh Cina dan
Eropa, tetapi istilah ini juga telah diterapkan ke pulau-pulau lainnya.
Di Ambon desa dinamakan dengan negeri yang dikepalai oleh seorang
Raja. Di dalam sebuah desa atau negeri terdapat beberapa perkampungan yang di
pimpin oleh Aman. Di dalam sebuah perkampungan terdiri dari bagian
kampung yang dipimpin oleh seorang Soa. Di dalam Soa terdapat beberapa
rumah yang dipimpin oleh mata rumah. Pada zaman modern ini bentuk desa
demikian telah mulai hilang. Karena sewaktu mereka pindah dari perdalaman ke
dareah pesisir pantai kesatuan-kesatuan yang mereka adakan telah berpencar dan
tidak menemukan satu sama lain. Rumah-rumah yang biasa mereka tempati ialah
rumah pangung. Rumah-rumah penduduk asli sangat berbeda dengan penduduk
yang datanang tidak bertiang sejajar dengan tanah. Rumah kepala Soa biasanya
selalu dibangun dengan megah dan indah ala perumahan Eropa.

2. Pakaian Adat Maluku


Salah satu baju adat yang begitu kaya warna dan motif adalah baju adat
dari daerah Maluku. Baju adat Maluku ini memiliki corak warna beragam seperti
merah, coklat, marun, dan sebagainya. Motif baju adat ini biasanya adalah garis-

10
garis geometri atau kotak-kotak kecil yang merupakan hasil anyaman dari
berbagai warna benang. Mengenakan baju adat ini biasanya dikombinasikan
dengan sarung tenun khas Maluku yang biasanya dipilih berdasarkan warna yang
senada. Kain sarung tenun kas Maluku ini begitu indah dan dibuat masih secara
tradisional dengan teknik tenun yang begitu menawan.
Baju adat Maluku ini yang dikenal dengan cele ini masih sering
digunakan untuk beberapa upacara adat, seperti upacara pelantikan raja, upacara
cuci negri, dan lain-lain. Baju adat Maluku ini sering digunakan beserta kain
pelekat yang disebut disalele, penggunaannya ada yang di luar dan melapisi baju
yang ada di dalamnya. Sedangkan, sarung dikenakan sampai sebatas lutut, lalu
dengan menggunakan lenso di pundak maka lengkap sudah baju adat kas Maluku
ini. Lenso adalah sapu tangan yang diletakkan di pundak.

3. Rumah Adat Maluku


Rumah adat Baileo adalah rumah adat di daerah Maluku sebagai
representasi kebudayaan masyarakat Maluku memiliki fungsi yang penting dalam
kehidupan masyarakat Maluku. Salah satu fungsi rumah adat Baileo adalah
tempat untuk berkumpul seluruh warga. Perkumpulan warga di rumah adat Baileo
merupakan aktivitas yang dilakukan dalam rangka mendiskusikan permasalahan-
permasalahan yang sedang di hadapi oleh masyarakat setempat. Selain itu, tempat
ini memiliki fungsi lain yaitu tempat untuk menyimpan benda-benda keramat,
tempat upacara adat dan sekaligus tempat untuk bermusyawarah.
Baileo itu sebutan atau nama dari rumah adat orang Maluku, dengan
bentuk bangunan yang besar, material bangunan sebagian besar berbahan dasar
kayu, kokoh dengan cukup banyak ornamen, ukiran yang menghiasi seluruh
bagian dari rumah tersebut. Baileo merupakan bangunan yang berfungsi sebagai
tempat pertemuan warga (balai bersama), selain sebagai tempat pertemuan atau
kegiatan Baileo juga berfungsi untuk menyimpan benda-benda suci, senjata atau
pusaka peninggalan dari nenek moyang warga kampung tersebut.

4. Tarian Daerah Maluku


a. Tari Bambu Gila
Salah satu tarian tradisional yang bernama tari Bulu Gila atau Bambu
Gila adalah suatu tarian yang berasal dari permainan rakyat Maluku Tengah.

11
Tarian ini begitu banyak dicari wisatawan yang mengunjungi Maluku, begitu
menariknya karena Tarian Bambu Gila ini dibantu oleh kekuatan Supranatural.

b. Cakelele
Cakalele merupakan tarian tradisional khas Maluku. Para penari laki-
laki mengenakan pakaian perang yang didominasi oleh warna merah dan
kuning tua. Di kedua tangan penari menggenggam senjata pedang (parang) di
sisi kanan dan tameng (salawaku) di sisi kiri, mengenakan topi terbuat dari
alumunium yang diselipkan bulu ayam berwarna putih.
Sementara, penari perempuan mengenakan pakaian warna putih sembari
menggenggam sapu tangan (lenso) di kedua tangannya. Para penari Cakalele
yang berpasangan ini, menari dengan diiringi musik beduk (tifa), suling, dan
kerang besar (bia) yang ditiup.
c. Tari Saureka
Tari Saureka-reka adalah tarian tradisional dari Maluku yang
mempertunjukkan kelincahan kaki menginjak bagian tengah dari empat bilah
"gaba-gaba" (pelepah pohon Sagu) yang dipukul sebagai alunan musik dalam
tari ini, mulai dari tempo lambat hingga cepat.

5. Alat musik di daerah Maluku


a. Tifa
Tifa adalah alat musik pukul. Alat musik tifa berasal dari daerah
maluku dan papua, Tifa mirip seperti gendang cara dimainkan adalah dengan
dipukul. Terbuat dari sebatang kayu yang dikosongi atau dihilangi isinya dan
pada salah satu sisi ujungnya ditutupi, dan biasanya penutupnya digunakan
kulit rusa yang telah dikeringkan untuk menghasilkan suara yang bagus dan
indah.

6. Upacara adat
a. Antar Sontong
Antar sontong yaitu para nelayan berkumpul menggunakan perahu dan
lentera untuk mengundang cumi-cumi dari dasar laut mengikuti cahaya lentera
mereka menuju pantai di mana masyarakat sudah menunggu mereka untuk
menciduk mereka dari laut.

12
b. Pukul Manyapu
Pukul manyapu adalah acara adat tahunan yang dilakukan di Desa
Mamala-Morela yang biasanya dilakukan pada hari ke 7 setelah Hari Raya
Idul Fitri.

B. Bahasa Dan Agama Di Daerah Maluku


1. Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Maluku adalah Bahasa Ambon,
yang merupakan salah satu dari rumpun bahasa Melayu timur yang dikenal sebagai
bahasa dagang atau trade language. Bahasa yang dipakai di Maluku terkhusus di
Ambon sedikit banyak telah dipengaruhi oleh bahasa-bahasa asing, bahasa-bahasa
bangsa penjelajah yang pernah mendatangi, menyambangi bahkan menduduki dan
menjajah negeri/tanah Maluku di masa lampau. Bangsa-bangsa itu ialah bangsa
Spanyol, Portugis, Arab dan Belanda.
Bahasa Ambon selaku lingua franca di Maluku telah dipahami oleh hampir
semua penduduk di wilayah provinsi Maluku dan umumnya, dipahami juga sedikit-
sedikit oleh masyarakat Indonesia Timur lainnya seperti orang Ternate, Manado,
Kupang dll. karena Bahasa Ambon memiliki struktur bahasa yang sangat mirip
dengan bahasa-bahasa trade language di wilayah Sulawesi Utara, Maluku Utara,
Papua, Papua Barat serta Nusa Tenggara Timur.
Bahasa Indonesia selaku bahasa resmi dan bahasa persatuan di Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) digunakan dalam kegiatan-kegiatan publik
yang resmi dan formil seperti di kantor-kantor pemerintah dan di sekolah-sekolah
serta di tempat-tempat seperti museum, bandara dan pelabuhan.

2. Agama
Mayoritas penduduk di Maluku memeluk agama Kristen dan Islam. Hal ini
dikarenakan pengaruh penjajahan Portugis dan Spanyol sebelum Belanda yang
telah menyebarkan kekristenan dan pengaruh kesultanan Ternate dan Tidore yang
menyebarkan Islam di wilayah Maluku.
Pemantapan kerukunan hidup beragama dan antar umat beragama
masih mengalami gangguan khususnya selama pertikaian sosial di daerah ini.
Redefinisi dalam rangka reposisi agama sebagai landasan dan kekuatan moral,

13
spiritual serta etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
harus mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh melalui pendidikan agama
agar dapat mendorong munculnya kesadaran masyarakat bahwa perbedaan suku,
agama ras dan golongan, pada hakekatnya merupakan anugerah Tuhan Yang Maha
Kuasa. Terkait dengan itu, maka peran para pemuka agama dan institusi-institusi
keagamaan dalam mendukung terciptanya keserasian dan keselarasan hidup
berdasarkan saling menghormati diantara sesama dan antar sesama umat
beragama.

14
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang
dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya
dengan belajar.
2. Kepulauan Maluku merupakan kepulauan di Indonesia, dan bagian dari wilayah
yang lebih besar Maritim Asia Tenggara. Tektonik mereka berada di Lempeng
Halmahera dalam Zona Collision Laut Maluku. Secara geografis mereka berada
timur dari Sulawesi, sebelah barat New Guinea, dan utara Timor. Pulau-pulau juga
historis dikenal sebagai Kepulauan Rempah oleh Cina dan Eropa, tetapi istilah ini
juga telah diterapkan ke pulau-pulau lainnya.
3. Kebudayaan di daerah Maluku seperti : (a). Baju adat Maluku ini yang dikenal
dengan cele ini masih sering digunakan untuk beberapa upacara adat, seperti
upacara pelantikan raja, upacara cuci negri, dan lain-lain.(b). Rumah adat Baileo
adalah rumah adat di daerah Maluku sebagai representasi kebudayaan masyarakat
Maluku memiliki fungsi yang penting dalam kehidupan masyarakat Maluku.
Salah satu fungsi rumah adat Baileo adalah tempat untuk berkumpul seluruh
warga.(c). Salah satu tarian tradisional yang bernama tari Bulu Gila atau Bambu
Gila adalah suatu tarian yang berasal dari permainan rakyat Maluku Tengah.
Tarian Bambu Gila ini dibantu oleh kekuatan Supranatural. Cakalele merupakan
tarian tradisional khas Maluku. Para penari laki-laki mengenakan pakaian perang
yang didominasi oleh warna merah dan kuning tua. Sementara, penari perempuan
mengenakan pakaian warna putih sembari menggenggam sapu tangan (lenso) di
kedua tangannya. Para penari Cakalele yang berpasangan ini, menari dengan
diiringi musik beduk (tifa), suling, dan kerang besar (bia) yang ditiup. Dan Tari
Saureka-reka adalah tarian tradisional dari Maluku yang mempertunjukkan
kelincahan kaki menginjak bagian tengah dari empat bilah "gaba-gaba" (pelepah
pohon Sagu) yang dipukul sebagai alunan musik dalam tari ini, mulai dari tempo
lambat hingga cepat. (d). Alat musik didaerah Maluku seperti : Tifa adalah alat
musik pukul. Alat musik tifa berasal dari daerah maluku dan papua, Tifa mirip
seperti gendang cara dimainkan adalah dengan dipukul. (e).upacara adat seperti :

15
Antar sontong yaitu para nelayan berkumpul menggunakan perahu dan lentera
untuk mengundang cumi-cumi dari dasar laut mengikuti cahaya lentera mereka
menuju pantai. Dan Pukul manyapu adalah acara adat tahunan yang dilakukan di
Desa Mamala-Morela yang biasanya dilakukan pada hari ke 7 setelah Hari Raya
Idul Fitri.
4. Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Maluku adalah Bahasa Ambon, yang
merupakan salah satu dari rumpun bahasa Melayu timur yang dikenal sebagai
bahasa dagang atau trade language. Dan Mayoritas penduduk di Maluku
memeluk agama Kristen dan Islam. Hal ini dikarenakan pengaruh penjajahan
Portugis dan Spanyol sebelum Belanda yang telah menyebarkan kekristenan dan
pengaruh kesultanan Ternate dan Tidore yang menyebarkan Islam di wilayah
Maluku.

B. Saran
Keanekaragaman budaya yang ada di nusantara hendaknya jangan dijadikan
sebagai perbedaan, tetapi lebih baik jika dijadikan sebagai kekayaan bangsa
indonesia. Kita selaku masyarakat bangsa indonesia memiliki kewajiban untuk selalu
melestarikan kebudayaan yang beragam tersebut agar kita dapat menjadi bangsa yang
besar dan mau serta mampu menghargai kebudayaan tersebut.
Sikap saling menghormati budaya perlu dikembangkan dalam masyarakat agar
kebudayaan kita yang terkenal tinggi nilainya tetap lestari, tidak terkena dampak
buruk yang datang akibat perubahan peat yang terjadi di dunia. Melestarikan
kebudayaan yang ada di Indonesia harus didasari dengan rasa kesadaran yang tinggi
tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Hal ini dimaksudkan agar tercipta suatu
kedamaian dan keharmonisan, tidak ada perpecahan di antara kita semua.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bakker. 1990. Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius.

Claessen. Antropologi Politik Suatu Orientasi. Terjemahan R.G. Soekadijo. Jakarta:


Erlangga.

Haviland, William. Antropologi. Terjemahan R.G. Soekadijo. Jakarta: Erlangga.

http://www.antaramaluku.com/aru/f-01.html

http://rivanputrawsl.blogspot.com/2012/10/kebudayaan-maluku.html?m=1

http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1010/perahu-tradisional-papua

http://unj-pariwisata.blogspot.com/2012/05/sistem-pengetahuan-suku-ambon.html
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbambon/2013/08/22/ambon-manise-lakon-
kebudayaan-orang-maluku/

http://arvyndilawijaya.wordpress.com/2013/03/19/kebudayaan-maluku-2/

https://www.academia.edu/37868706/TUGAS_MAKALAH_Ilmu_Sosial_Budaya_Dasar_Kes
enian_Bambu_Gila_

http://khoirulfikomuir.blogspot.com/2013/05/contoh-makalah-sistem-kebuayaan-maluku.html

http://eprints.ung.ac.id/12922/2/2014-2-1-69201-281410002-bab1-12012015014838.pdf

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Raga Maran, Rafael. 2007. Manusia&Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar.
Jakarta: PT Rineka Cipta.

17

Anda mungkin juga menyukai