Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)di artikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan studi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata latin Colore, yaitu mengolah atau mengerjakan. Banyak
orang mengartikan konsep itu dalam arti yang terbatas, ialah pikiran, karya, dan hasil
karya manusia yang memenuhi hasratnya dan keindahan, Adapun juga hal-hal yang
tidak termasuk kebudayaan hanyalah beberapa reflex yang berdasarkan naluri.
Dengan singkat “Kebudayan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia
sebagai makhluk social yang digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan
linkungan dan pengalamannya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya.
Kebudayaan juga merupakan serangkaian model-model kognitif yang di
punyai oleh manusia dan digunakannya secara . selektif dalam menghadapi
lingkungannya sebagaimana terwujud tingkah-laku dan tindakan-tindakannya.
Maluku merupakan salah satu provinsi bahari di indonesia karena sembilan
puluh persen dari luas daerahnya merupakan lautan. Sebagian besar masyarakat
maluku hidup sebagai nelayan. Sehingga maluku merupakan penghasil ikan terbesar
di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kebudayaan ?
2. Apa saja kebudayaan di daerah Maluku ?
3. Berapa macam bahasa dan agama di daerah Maluku ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang kebudayaan.
2. Untuk mengetahui kebudayaan didaerah Maluku.
3. Untuk mengetahui berapa macam bahasa dan agama di daerah Maluku.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya
yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya
dengan belajar. Pengertian tersebut berarti pewarisan budaya-budaya leluhur melalui
proses pendidikan. Karena setiap manusia berakal, maka budaya identik dengan
manusia dan sekaligus membedakannya dengan makhluk hidup lain. Dengan akal
manusia mampu berfikir, yaitu kerja organ sistem syaraf manusia yang berpusat di
otak, guna memperoleh ide atau gagasan tentang sesuatu. Dari akal itulah muncul
nilai-nilai budaya yang membawa manusia kepada ketinggian peradaban.
Dengan demikian, budaya dan kebudayaan telah ada sejak manusia berpikir,
berkreasi dan berkarya sekaligus menunjukkan bagaimana pola berpikir dan
interpretasi manusia terhadap lingkungannya. Dalam kebudayaaan terdapat nilai-nilai
yang dianut masyarakat setempat dan hal itu memaksa manusia berperilaku sesuai
budayanya. Antara kebudayaan satu dengan yang lain terdapat perbedaan dalam
menentukan nilai-nilai hidup sebagai tradisi atau adat istiadat yang dihormati. Adat
istiadat yang berbeda tersebut, antara satu dengan lainnya tidak bisa dikatakan benar
atau salah, karena penilaiannya selalu terikat pada kebudayaan tertentu.

B. Kebudayaan Di Daerah Maluku


1. Sejarah Maluku
Ibukota maluku adalah ambon, pada tahun 1999 provinsi maluku
mengembang menhadi 2 provinsi yaitu maluku selatan dan maluku utara yang
beribukota di Sofifi.Pada prinsipnya kalau orang membicarakan Ambon, bukan
menunjuk hanya pada batasan aspek ruang sosial, artinya yang di kenal Ambon
adalah hanya orang Maluku yang berdomisili di Pulau Ambon, tetapi sebutan ini
sangat populer untuk menyatukan semua orang Maluku.
Kepulauan Maluku merupakan kepulauan di Indonesia, dan bagian dari
wilayah yang lebih besar Maritim Asia Tenggara. Tektonik mereka berada di
Lempeng Halmahera dalam Zona Collision Laut Maluku. Secara geografis
mereka berada timur dari Sulawesi, sebelah barat New Guinea, dan utara Timor.

2
Pulau-pulau juga historis dikenal sebagai Kepulauan Rempah oleh Cina dan
Eropa, tetapi istilah ini juga telah diterapkan ke pulau-pulau lainnya.
Di Ambon desa dinamakan dengan negeri yang dikepalai oleh seorang
Raja. Di dalam sebuah desa atau negeri terdapat beberapa perkampungan yang di
pimpin oleh Aman. Di dalam sebuah perkampungan terdiri dari bagian
kampung yang dipimpin oleh seorang Soa. Di dalam Soa terdapat beberapa
rumah yang dipimpin oleh mata rumah. Pada zaman modern ini bentuk desa
demikian telah mulai hilang. Karena sewaktu mereka pindah dari perdalaman ke
dareah pesisir pantai kesatuan-kesatuan yang mereka adakan telah berpencar dan
tidak menemukan satu sama lain. Rumah-rumah yang biasa mereka tempati ialah
rumah pangung. Rumah-rumah penduduk asli sangat berbeda dengan penduduk
yang datanang tidak bertiang sejajar dengan tanah. Rumah kepala Soa biasanya
selalu dibangun dengan megah dan indah ala perumahan Eropa.

2. Pakaian Adat Maluku


Salah satu baju adat yang begitu kaya warna dan motif adalah baju adat
dari daerah Maluku. Baju adat Maluku ini memiliki corak warna beragam seperti
merah, coklat, marun, dan sebagainya. Motif baju adat ini biasanya adalah garis-
garis geometri atau kotak-kotak kecil yang merupakan hasil anyaman dari
berbagai warna benang. Mengenakan baju adat ini biasanya dikombinasikan
dengan sarung tenun khas Maluku yang biasanya dipilih berdasarkan warna yang
senada. Kain sarung tenun kas Maluku ini begitu indah dan dibuat masih secara
tradisional dengan teknik tenun yang begitu menawan.
Baju adat Maluku ini yang dikenal dengan cele ini masih sering
digunakan untuk beberapa upacara adat, seperti upacara pelantikan raja, upacara
cuci negri, dan lain-lain. Baju adat Maluku ini sering digunakan beserta kain
pelekat yang disebut disalele, penggunaannya ada yang di luar dan melapisi baju
yang ada di dalamnya. Sedangkan, sarung dikenakan sampai sebatas lutut, lalu
dengan menggunakan lenso di pundak maka lengkap sudah baju adat kas Maluku
ini. Lenso adalah sapu tangan yang diletakkan di pundak.

3
3. Rumah Adat Maluku
Rumah adat Baileo adalah rumah adat di daerah Maluku sebagai
representasi kebudayaan masyarakat Maluku memiliki fungsi yang penting dalam
kehidupan masyarakat Maluku. Salah satu fungsi rumah adat Baileo adalah
tempat untuk berkumpul seluruh warga. Perkumpulan warga di rumah adat Baileo
merupakan aktivitas yang dilakukan dalam rangka mendiskusikan permasalahan-
permasalahan yang sedang di hadapi oleh masyarakat setempat. Selain itu, tempat
ini memiliki fungsi lain yaitu tempat untuk menyimpan benda-benda keramat,
tempat upacara adat dan sekaligus tempat untuk bermusyawarah.
Baileo itu sebutan atau nama dari rumah adat orang Maluku, dengan
bentuk bangunan yang besar, material bangunan sebagian besar berbahan dasar
kayu, kokoh dengan cukup banyak ornamen, ukiran yang menghiasi seluruh
bagian dari rumah tersebut. Baileo merupakan bangunan yang berfungsi sebagai
tempat pertemuan warga (balai bersama), selain sebagai tempat pertemuan atau
kegiatan Baileo juga berfungsi untuk menyimpan benda-benda suci, senjata atau
pusaka peninggalan dari nenek moyang warga kampung tersebut.

4. Tarian Daerah Maluku


a. Tari Bambu Gila
Salah satu tarian tradisional yang bernama tari Bulu Gila atau Bambu
Gila adalah suatu tarian yang berasal dari permainan rakyat Maluku Tengah.
Tarian ini begitu banyak dicari wisatawan yang mengunjungi Maluku, begitu
menariknya karena Tarian Bambu Gila ini dibantu oleh kekuatan Supranatural.

b. Cakelele
Cakalele merupakan tarian tradisional khas Maluku. Para penari laki-
laki mengenakan pakaian perang yang didominasi oleh warna merah dan
kuning tua. Di kedua tangan penari menggenggam senjata pedang (parang) di
sisi kanan dan tameng (salawaku) di sisi kiri, mengenakan topi terbuat dari
alumunium yang diselipkan bulu ayam berwarna putih.
Sementara, penari perempuan mengenakan pakaian warna putih sembari
menggenggam sapu tangan (lenso) di kedua tangannya. Para penari Cakalele
yang berpasangan ini, menari dengan diiringi musik beduk (tifa), suling, dan
kerang besar (bia) yang ditiup.

4
c. Tari Saureka
Tari Saureka-reka adalah tarian tradisional dari Maluku yang
mempertunjukkan kelincahan kaki menginjak bagian tengah dari empat bilah
"gaba-gaba" (pelepah pohon Sagu) yang dipukul sebagai alunan musik dalam
tari ini, mulai dari tempo lambat hingga cepat.

5. Alat musik di daerah Maluku


a. Tifa
Tifa adalah alat musik pukul. Alat musik tifa berasal dari daerah
maluku dan papua, Tifa mirip seperti gendang cara dimainkan adalah dengan
dipukul. Terbuat dari sebatang kayu yang dikosongi atau dihilangi isinya dan
pada salah satu sisi ujungnya ditutupi, dan biasanya penutupnya digunakan
kulit rusa yang telah dikeringkan untuk menghasilkan suara yang bagus dan
indah.

6. Upacara adat
a. Antar Sontong
Antar sontong yaitu para nelayan berkumpul menggunakan perahu dan
lentera untuk mengundang cumi-cumi dari dasar laut mengikuti cahaya lentera
mereka menuju pantai di mana masyarakat sudah menunggu mereka untuk
menciduk mereka dari laut.

b. Pukul Manyapu
Pukul manyapu adalah acara adat tahunan yang dilakukan di Desa
Mamala-Morela yang biasanya dilakukan pada hari ke 7 setelah Hari Raya
Idul Fitri.

C. Bahasa Dan Agama Di Daerah Maluku


1. Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Maluku adalah Bahasa Ambon,
yang merupakan salah satu dari rumpun bahasa Melayu timur yang dikenal sebagai
bahasa dagang atau trade language. Bahasa yang dipakai di Maluku terkhusus di
Ambon sedikit banyak telah dipengaruhi oleh bahasa-bahasa asing, bahasa-bahasa

5
bangsa penjelajah yang pernah mendatangi, menyambangi bahkan menduduki dan
menjajah negeri/tanah Maluku di masa lampau. Bangsa-bangsa itu ialah bangsa
Spanyol, Portugis, Arab dan Belanda.
Bahasa Ambon selaku lingua franca di Maluku telah dipahami oleh hampir
semua penduduk di wilayah provinsi Maluku dan umumnya, dipahami juga sedikit-
sedikit oleh masyarakat Indonesia Timur lainnya seperti orang Ternate, Manado,
Kupang dll. karena Bahasa Ambon memiliki struktur bahasa yang sangat mirip
dengan bahasa-bahasa trade language di wilayah Sulawesi Utara, Maluku Utara,
Papua, Papua Barat serta Nusa Tenggara Timur.
Bahasa Indonesia selaku bahasa resmi dan bahasa persatuan di Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) digunakan dalam kegiatan-kegiatan publik
yang resmi dan formil seperti di kantor-kantor pemerintah dan di sekolah-sekolah
serta di tempat-tempat seperti museum, bandara dan pelabuhan.

b. Agama
Mayoritas penduduk di Maluku memeluk agama Kristen dan Islam. Hal ini
dikarenakan pengaruh penjajahan Portugis dan Spanyol sebelum Belanda yang
telah menyebarkan kekristenan dan pengaruh kesultanan Ternate dan Tidore yang
menyebarkan Islam di wilayah Maluku.
Pemantapan kerukunan hidup beragama dan antar umat beragama
masih mengalami gangguan khususnya selama pertikaian sosial di daerah ini.
Redefinisi dalam rangka reposisi agama sebagai landasan dan kekuatan moral,
spiritual serta etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
harus mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh melalui pendidikan agama
agar dapat mendorong munculnya kesadaran masyarakat bahwa perbedaan suku,
agama ras dan golongan, pada hakekatnya merupakan anugerah Tuhan Yang Maha
Kuasa. Terkait dengan itu, maka peran para pemuka agama dan institusi-institusi
keagamaan dalam mendukung terciptanya keserasian dan keselarasan hidup
berdasarkan saling menghormati diantara sesama dan antar sesama umat
beragama.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang
dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya
dengan belajar.
2. Kepulauan Maluku merupakan kepulauan di Indonesia, dan bagian dari wilayah
yang lebih besar Maritim Asia Tenggara. Tektonik mereka berada di Lempeng
Halmahera dalam Zona Collision Laut Maluku. Secara geografis mereka berada
timur dari Sulawesi, sebelah barat New Guinea, dan utara Timor. Pulau-pulau juga
historis dikenal sebagai Kepulauan Rempah oleh Cina dan Eropa, tetapi istilah ini
juga telah diterapkan ke pulau-pulau lainnya.
3. Kebudayaan di daerah Maluku seperti : (a). Baju adat Maluku ini yang dikenal
dengan cele ini masih sering digunakan untuk beberapa upacara adat, seperti
upacara pelantikan raja, upacara cuci negri, dan lain-lain.(b). Rumah adat Baileo
adalah rumah adat di daerah Maluku sebagai representasi kebudayaan masyarakat
Maluku memiliki fungsi yang penting dalam kehidupan masyarakat Maluku.
Salah satu fungsi rumah adat Baileo adalah tempat untuk berkumpul seluruh
warga.(c). Salah satu tarian tradisional yang bernama tari Bulu Gila atau Bambu
Gila adalah suatu tarian yang berasal dari permainan rakyat Maluku Tengah.
Tarian Bambu Gila ini dibantu oleh kekuatan Supranatural. Cakalele merupakan
tarian tradisional khas Maluku. Para penari laki-laki mengenakan pakaian perang
yang didominasi oleh warna merah dan kuning tua. Sementara, penari perempuan
mengenakan pakaian warna putih sembari menggenggam sapu tangan (lenso) di
kedua tangannya. Para penari Cakalele yang berpasangan ini, menari dengan
diiringi musik beduk (tifa), suling, dan kerang besar (bia) yang ditiup. Dan Tari
Saureka-reka adalah tarian tradisional dari Maluku yang mempertunjukkan
kelincahan kaki menginjak bagian tengah dari empat bilah "gaba-gaba" (pelepah
pohon Sagu) yang dipukul sebagai alunan musik dalam tari ini, mulai dari tempo
lambat hingga cepat. (d). Alat musik didaerah Maluku seperti : Tifa adalah alat
musik pukul. Alat musik tifa berasal dari daerah maluku dan papua, Tifa mirip
seperti gendang cara dimainkan adalah dengan dipukul. (e).upacara adat seperti :

7
Antar sontong yaitu para nelayan berkumpul menggunakan perahu dan lentera
untuk mengundang cumi-cumi dari dasar laut mengikuti cahaya lentera mereka
menuju pantai. Dan Pukul manyapu adalah acara adat tahunan yang dilakukan di
Desa Mamala-Morela yang biasanya dilakukan pada hari ke 7 setelah Hari Raya
Idul Fitri.
4. Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Maluku adalah Bahasa Ambon, yang
merupakan salah satu dari rumpun bahasa Melayu timur yang dikenal sebagai
bahasa dagang atau trade language. Dan Mayoritas penduduk di Maluku
memeluk agama Kristen dan Islam. Hal ini dikarenakan pengaruh penjajahan
Portugis dan Spanyol sebelum Belanda yang telah menyebarkan kekristenan dan
pengaruh kesultanan Ternate dan Tidore yang menyebarkan Islam di wilayah
Maluku.

B. Saran
Keanekaragaman budaya yang ada di nusantara hendaknya jangan dijadikan
sebagai perbedaan, tetapi lebih baik jika dijadikan sebagai kekayaan bangsa
indonesia. Kita selaku masyarakat bangsa indonesia memiliki kewajiban untuk selalu
melestarikan kebudayaan yang beragam tersebut agar kita dapat menjadi bangsa yang
besar dan mau serta mampu menghargai kebudayaan tersebut.
Sikap saling menghormati budaya perlu dikembangkan dalam masyarakat agar
kebudayaan kita yang terkenal tinggi nilainya tetap lestari, tidak terkena dampak
buruk yang datang akibat perubahan peat yang terjadi di dunia. Melestarikan
kebudayaan yang ada di Indonesia harus didasari dengan rasa kesadaran yang tinggi
tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Hal ini dimaksudkan agar tercipta suatu
kedamaian dan keharmonisan, tidak ada perpecahan di antara kita semua.

8
DAFTAR PUSTAKA

Bakker. 1990. Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius.

Claessen. Antropologi Politik Suatu Orientasi. Terjemahan R.G. Soekadijo. Jakarta:


Erlangga.

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Haviland, William. Antropologi. Terjemahan R.G. Soekadijo. Jakarta: Erlangga.

Raga Maran, Rafael. 2007. Manusia&Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar.
Jakarta: PT Rineka Cipta.

http://www.antaramaluku.com/aru/f-01.html

http://rivanputrawsl.blogspot.com/2012/10/kebudayaan-maluku.html?m=1

http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1010/perahu-tradisional-papua

http://unj-pariwisata.blogspot.com/2012/05/sistem-pengetahuan-suku-ambon.html
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbambon/2013/08/22/ambon-manise-lakon-
kebudayaan-orang-maluku/

http://arvyndilawijaya.wordpress.com/2013/03/19/kebudayaan-maluku-2/

Anda mungkin juga menyukai