Kelas B
Nada Mufida (1800029114)
Ita Juwita (1800029134)
Kiky Febriyanti Hasanah (1800029156)
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa Atas Berkat
dan rahmat-nyalah kami bisa menyelesaikan Project Plan ini dengan tepat waktu.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Firman, S.KM.,MPH, Ibu Helfi
Agustin, S.KM.,MKM dan Bapak Subhan Zul Ardi, SKM.,MSc selaku dosen
Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan yang telah membimbing kami di dalam
menyusun Project Plan ini.
Pada penyusunan Project Plan ini kami banyak mengambil dari berbagai
sumber dan referensi serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyusun Project Plan ini.
Project Plan ini disusun untuk memenuhi tugas Perencanaan dan Evaluasi
Kesehatan. Adapun topik yang dibahas didalam Project ini adalah “Gerakan Bersih
Sampah Pada Masyarakat Miskin Slum Area Kota DKI Jakarta”. Project Plan ini
akan memperdalam pengetahuan kita tentang pengolahan sampah yang ada di slum
area Kota DKI Jakarta.
Kami menyadari bahwa Project Plan ini masih jauh dari kata sempurna, hal
itu dikarenakan keterbatasan yang ada. Sehingga kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca.
Kiranya Project Plan ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita
semua. Sehingga permasalahan sanitasi di slum area Kota DKI Jakarta dapat
teratasi. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Sampul....................................................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................................iii
Ringkasan Eksekutif..............................................................................................................1
Analisis Situasi......................................................................................................................2
Prioritas Masalah.................................................................................................................5
Rencana Kegiatan.................................................................................................................8
Rencana Anggaran..............................................................................................................10
Penutup................................................................................................................................18
Daftar Pustaka.....................................................................................................................19
Lampiran.............................................................................................................................20
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
ANALISIS SITUASI
1
Provinsi DKI Jakarta mayoritas penduduknya bersifat heterogen. Sebagai
Ibukota Negara Republik Indonesia, berbagai daya tarik ekonomi, politik,
pendidikan, dan ketenagakerjaan, memicu urbanisasi yang mengakibatkan
terjadinya heterogenitas penduduk di DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta dapat
diibaratkan sebagai miniatur Indonesia karena penduduknya terdiri dari berbagai
suku, bangsa, dan agama. Heterogenitas penduduk Jakarta membawa dampak
positif dan negatif. Salah satu dampak positifnya adalah pembangunan dan kegiatan
perekonomian berkembang dengan cepat. Selain itu dampak negatifnya, terjadi
risiko kerawanan sosial di DKI Jakarta. Dengan luas lahan yang relatif tetap dan
jumlah penduduk yang terus bertambah menyebabkan penduduk di DKI Jakarta
semakin padat. Akibatnya, masih ada lokasi-lokasi kumuh dan ilegal yang dijadikan
sebagai tempat permukiman warga.
Berdasarkan data dari BPS DKI Jakarta, kepadatan penduduk yang mencapai
15.900 ribu jiwa/km². Dan dari waktu ke waktu kepadatan penduduk semakin
bertambah, ditambah dengan penduduk komuter yang beraktivitas di DKI Jakarta
yang menyebabkan DKI Jakarta hampir setiap hari mengalami kemacetan. Di
samping itu, daya tampung dan infrastruktur yang terbatas untuk memfasilitasi para
pendatang dari luar DKI Jakarta dapat menyebabkan beberapa wilayah di Kota DKI
Jakarta berkembang menjadi permukiman kumuh. Dampak lainnya adalah
berkembangnya lokasi-lokasi penumpukan sampah, rawan banjir, penyempitan
saluran air dan kebakaran.
2
limbah, pengelolaan persampahan, dan kondisi drainase lingkungan yang memadai
(Hasan, 2020).
3
segera diselesaikan. Tumpukan sampah ini bisa mengakibatkan terjadinya banjir dan
penyumbatan saluran air baik selokan kecil maupun sungai.
Kondisi saluran yang tidak bagus di DKI Jakarta menjadi salah satu indeks
kerawanan lingkungan dan kesehataan. Seluruh kelurahan di DKI Jakarta pada
tahun 2018-2019 sudah mempunyai saluran pembuangan limbah cair/air kotor.
Kondisi saluran yang dimiiki bervariasi, ada yang mampu mengalirkan air limbah
dengan lancar, tidak lancar, bahkan ada yang cenderung tergenang atau mampet.
Ada sebanyak 244 kelurahan mempunyai saluran pembuangan limbah cair/air kotor
yang mengalir dengan lancar, 21 kelurahan mempunyai saluran yang mengalir tidak
lancar, dan 2 kelurahan mempunyai saluran pembuangan yang tergenang atau
mampet. Presentase kelurahan yang mempunyai saluran pembuangan yang
tergenang atau tersumbat sebesar 0,7 %.Kondisi saluran pembuangan ini sangat
dipengaruhi oleh perilaku masyarakat di lingkungan RW dalam mengelola saluran
pembuangan limbah cair/air kotor di wilayahnya. Seharusnya masyarakat memiliki
rasa untuk menjaga kondisi saluran limbah cair/air kotor ini agar tetap lancar.
Secara umum, sebenarnya banjir di DKI Jakarta tidak hanya disebabkan oleh
curah hujan yang tinggi yang kemudian dapat merendam kawasan permukiman
termasuk juga merendam jalan-jalan utama di DKI Jakarta. Banjir juga disebabkan
oleh adanya luapan air sungai yang disebabkan oleh banjir kiriman terutama dari
Bogor. Banjir juga kadang disebabkan oleh meluapnya air laut karena pasang
gravitasi, umumnya terjadi di daerah yang berbatasan dengan laut dan dikenal
dengan istilah Rob. Tapi banjir di DKI Jakarta biasanya terjadi karena banyaknya
masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Seperti membuang sampah
disungai padahal masyarakat tersebut tingga dipinggiraan sungai. Pada tahun 2019
Kelurahan rawan banjir di DKI Jakarta sebanyak 22 kelurahan dengan presentase
8,24 % dan kejadian banjir ada di 42 Kelurahan.
PRIORITAS MASALAH
4
Berdasarkan topik yang dibahas pada analisis situasi terkit permasalahan
sanitasi di slum area Kota DKI Jakarta. Terdapat gambaran dalam menentukan
prioritas masalah sebagai berikut :
1. List Masalah
Berdasarkan analisis situasi yang dilengkapi dengan data pendukung,
ada 3 masalah utama yaitu :
a. Tumpukan sampah
b. Saluran pembuangan limbah cair atau air kotor
c. Banjir
2. Prioritas Masalah
Metode yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah adalah
Metode Halon, berikut rumusannya :
Keterangan Bobot :
a. Keseriusan :
1. Sangat serius = 6 4. Sedang =3
2. Relatif serius = 5 5. Relatif tidak serius = 2
3. Serius =4 6. Tidak serius =1
b. Efektifitas Program :
5
1. 80%-100% = 6 4. 20%-40% = 3
2. 60%-80% = 5 5. 5%-20% =2
3. 40%-60% = 4 6. <5% =1
Jumlah Efektifitas
Keseriusan Prioritas
No. Masalah Rating Kasus Program
(B) (D)
(A) (C)
1. Tumpukan (7+2.5)5 =
7 15,35 % 5 5
sampah 85
2. Saluran
pembuangan
(4+2.2)2
limbah cair 4 0,7 % 2 2
=16
atau air kotor
3. (6+2.4)3
Banjir 6 8,24 % 4 3
= 42
3. Akar masalah
Metode yang digunakan untuk menentukan akar masalah yakni dengan
Metode Fishbone. Metode Fishbone yang digunakan seagai berikut :
6
Metode Man/Manusia
Pengangguran
Petugas Pendidikan rendah
kesehatan
kurang
melakukan Miskin
pendekatan
Meningkatnya
pemukiman
kumuh
Keterbatasan
infrastruktur
Timbunan
sampah
dimana-mana Pemerintah belum
Anggaran menerapkan
Kumuh tidak sepenuhnya
merata program KOTAKU
7
belum sepenuhnya berjalan. Dapat dilihat dari faktor money yakni anggaran
yang diberikan oleh pemeintah pusat tidak merata kepada pemerintah daerah
yang memiliki Kawasan atau pemukiman kumuh yang lumayan banyak.
Seharusnya daerah tersebut menjadi perhatian pemerintah pusat, dinas
kesehatan, dinas lingkungan hidup.
Selain faktor money ada juga faktor metode yakni petugas kesehatan
jarang melakukaan pengecekan sanitasi didaerah-daerah yang padat
penduduknya. Selain itu juga petugas kesehatan kurang melaakukan
pendekatan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat enggan untuk bertanya
ataupun berkoordinasi untuk menanggani masalah yang ada di daerah
tersebut.
RENCANA KEGIATAN
Program ini merupakan lanjutan atas hasil penentuan masalah sebelumnya,
dengan masalah utamanya adalah tumpukan sampah. Dan solusi yang ditawarkan
adalah pengolahan sampah yang dapat menghasilkan uang. Karena dapat
memperbaiki ekonomi masyarakat miskin yang tinggal di slum area kota DKI
Jakarta.
Berikut nama program, tujuan program, sasaran dan target program antara lain :
1. Nama Program: Gerakan bersih sampah pada masyarakat miskin slum area
Kota DKI Jakarta
2. Tujuan Program (goal): Mengurangi sampah yang ada di slum area atau
pemukiman kumuh Kota DKI Jakarta
3. Sasaran Program: Masyarakat miskin yang tinggal di slum area atau
pemukiman kumuh Kota DKI Jakarta
4. Indikator Program (input-proses-ouput-outcome)
8
INPUT PROSES OUPUT OUTCOME GOAL
(shorterm) (finaloutcomes)
Kegiatan
pelatihan
pemilahan
Tenaga sampah Meningkat kebiasan
promotor sampah Masyarakat
terlatih masyarakat
kesehatan mengolah sampah
Kegiatan
pelatihan
Kader pengolahan Meningkat Berkurangnya
Rumah olah
masyarakat lokal sampah perekonomian sampah di slum
sampah
masyarakat area
9
pembuangan
sampah untuk
satu rumah tangga
RENCANA ANGGARAN
10
leaflet,
200
stiker
4
banner
TOTAL BIAYA Rp
34.095.000
11
kami. Setelah memberikan proposal penawaran yang dilakukan adalah melakukan
follow up atau tindakan lanjut atas proposal yang telah diajukan untuk mengurangi
resiko jika perusahaan atau sponsor tidak menghubungi kami atau proposal belum
dibaca oleh pihak sponsor.
12
bersih
sampah
Tahap 2
pelaksana
an
Tahap 3
monitorin
g
13
Tahap 4
pelaporan
Tahap 6
evaluasi
program
14
b. Tugas : 1 PJ tim dan sisanya anggota
5. Tim survei perkembangan masyarakat
a. Anggota : 9 orang
b. Tugas : 3 orang mendata, 3 orang mendokumentasi, 3 orang menilai
6. Tim pelaporan kegiatan
a. Anggota : 3 orang
7. Tim evaluasi
a. Anggota : seluruh panitia dan tim
15
5. Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah, tanpa menyimpang
dari tujuan.
a. Langkah-Langkah Evaluasi
Dalam melakukan evaluasi program kami menggunakan model
evaluasi CIPP. Berikut ini langkah-langkah evaluasi program tersebut :
1. Context : Pada perencaraan program ini kami mengambil situasi atau
masalah yang terjadi dislum area kota DKI Jakarta yakni tumpukan
sampah. Tumpukan sampah menjadi masalah yang kami proritaskan
karena masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan
dan tidak menjaga lingkungan mereka sehingga terjadi penumpukan
sampah dimana-mana.
2. Input : pada perencanaan program ini kami lakukan bersama dengan
tenaga promotor esehatan, kader masyarakat lokal, dinas lingkungan
hidup selain itu kami juga membutuhkan dukungan alokasi dana dan
media informasi yang mendukung berjalannya program ini
3. Process : pada perencanaan program ini terdapat beberapa kegiatan
yakni pelatihan pemilahan dan pengolahan sampah masyarakat terlatih,
pelatihan dan pembentukan rumah olah sampah, pengadaan dan
pembangunan sarana TPS (Tempat Pembuangan Sementara) telah sesuai
dengan yang kita harapkan.
4. Product : pada perencanaan program ini kami harapkan sampah dislum
area berkurang dan masyarakat lebih menjaga sanitasi serta lingkungan
sekitar mereka agar tetap bersih, sehat, nyaman, dan indah dipandang.
b. Langkah-Langkah Monitoring
16
1. Melakukan survei masyarakat dalam memilah sampah serta melihat
perkembangan ekonomim dengan memantau kegiatan yang ada dalam
program ini berjalan baik atau tidak
2. Melakukan pendataan, dokumentasi serta menilai mengenai kegiatan yang
dilakukan masyarakat
3. Membuat laporan dari kegiatan pengolahan sampah yang telah dilakukan
masyarakat. Dalam pelaporan ini mungkin ditemukan beberapa masalah
pada saat pelaksanaan program.
4. Mengambil tindakan atau solusi untuk masalah yang terjadi pada saat
pelaksanaan program.
PENUTUP
17
Demikian perencanaan program ini kami buat, kami menyadari bahwa dalam
melakukan perencanaan program ini masih banyak kekurangan dan perlu adanya
perbaikan. Kami berharap kedepannya masyarakat lebih menjaga sanitasi dan
lingkungan sekitar mereka agar tetap bersih, sehat, nyaman, dan indah dipandang.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi.
Semoga perencanaan ini dapat terwujud dan berjalan dengan baik tanpa adanya
hambatan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. 2019. Indeks Potensi Kerawanan Sosial
Provinsi DKI Jakarta. Jakarta : Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta.
BPS. 2020. Provinsi DKI Jakarta dalam Angka. Jakarta : Badan Pusat Statistik
Provinsi DKI Jakarta.
Cahyadi, Rusli. 2011. Kaum Miskin Kota, Sampah, dan Rumah; Studi tentang Akses
Migran Miskin terhadap Sumber Daya Lingkungan dan Perumahan di
Tangerang. MASYARAKAT Jurnal Sosiologi Vol. 16 No. 1.
Ervianto, Wulfram I dan Sushardjanti F. 2019. Pengelolaan Permukiman Kumuh
Berkelanjutan Di Perkotaan. Jurnal Spektran Vol. 7 No. 2.
18
Hasan., Ibnu Sasongko., Titk Poerwwti. 2020. Konsep Penanganan Sanitasi
Permukiman Kumuh di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Jurnal TATA
LOKA Vol. 22 No. 1.
Kusuma, Chusnu S.D. 2016. Manajemen Event. Yogyakarta: UNY
Muryadi, A.D. 2017. Model Evaluasi Program Dalam Penelitian Evaluasi. Jurnal
Ilmiah PENJAS. Vol.3, No.1
LAMPIRAN
19