Anda di halaman 1dari 22

Project Plan Gerakan Bersih Sampah

Pada Masyarakat Miskin Slum Area


Kota DKI Jakarta

Kelas B
Nada Mufida (1800029114)
Ita Juwita (1800029134)
Kiky Febriyanti Hasanah (1800029156)

Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan


Dosen : Firman, S.KM.,MPH
Helfi Agustin, S.KM.,MKM
Subhan Zul Ardi, SKM.,MSc

Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa Atas Berkat
dan rahmat-nyalah kami bisa menyelesaikan Project Plan ini dengan tepat waktu.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Firman, S.KM.,MPH, Ibu Helfi
Agustin, S.KM.,MKM dan Bapak Subhan Zul Ardi, SKM.,MSc selaku dosen
Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan yang telah membimbing kami di dalam
menyusun Project Plan ini.
Pada penyusunan Project Plan ini kami banyak mengambil dari berbagai
sumber dan referensi serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyusun Project Plan ini.
Project Plan ini disusun untuk memenuhi tugas Perencanaan dan Evaluasi
Kesehatan. Adapun topik yang dibahas didalam Project ini adalah “Gerakan Bersih
Sampah Pada Masyarakat Miskin Slum Area Kota DKI Jakarta”. Project Plan ini
akan memperdalam pengetahuan kita tentang pengolahan sampah yang ada di slum
area Kota DKI Jakarta.

Kami menyadari bahwa Project Plan ini masih jauh dari kata sempurna, hal
itu dikarenakan keterbatasan yang ada. Sehingga kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca.
Kiranya Project Plan ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita
semua. Sehingga permasalahan sanitasi di slum area Kota DKI Jakarta dapat
teratasi. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 28 November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Sampul....................................................................................................................................i

Kata Pengantar......................................................................................................................ii

Daftar Isi...............................................................................................................................iii

Ringkasan Eksekutif..............................................................................................................1

Analisis Situasi......................................................................................................................2

Prioritas Masalah.................................................................................................................5

Rencana Kegiatan.................................................................................................................8

Rencana Anggaran..............................................................................................................10

Rencana Pelaksanaan Program..........................................................................................13

Rencana Pembagian Kerja Tim...........................................................................................14

Rencana Monitoring dan Evaluasi......................................................................................15

Penutup................................................................................................................................18

Daftar Pustaka.....................................................................................................................19

Lampiran.............................................................................................................................20

iii
RINGKASAN EKSEKUTIF

Nama Program : Gerakan Bersih Sampah Pada Masyarakat Miskin


Slum Area Kota DKI Jakarta
Tujuan Program : Mengurangi sampah yang ada di slum area atau
pemukiman kumuh Kota DKI Jakarta
Tempat dan Waktu : Di 3 RW dan pada bulan Oktober-April 2020
Pelaksanaan
Sasaran Program : Masyarakat miskin yang tinggal di slum area atau
pemukiman kumuh Kota DKI Jakarta

Estimasi Anggaran : Rp 34.095.000

Rencana Monev : Dilakukan Monitoring dan Evaluasi pada tanggal


20 januari 2021 sampai 08 april 2021. Adapun
kegiatan dalam monitoring yakni pelatihan
pemilahan dan pengolahan sampah masyarakat
terlatih, pelatihan dan pembentukan rumah olah
sampah, pengadaan dan pembangunan sarana TPS.

ANALISIS SITUASI

1
Provinsi DKI Jakarta mayoritas penduduknya bersifat heterogen. Sebagai
Ibukota Negara Republik Indonesia, berbagai daya tarik ekonomi, politik,
pendidikan, dan ketenagakerjaan, memicu urbanisasi yang mengakibatkan
terjadinya heterogenitas penduduk di DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta dapat
diibaratkan sebagai miniatur Indonesia karena penduduknya terdiri dari berbagai
suku, bangsa, dan agama. Heterogenitas penduduk Jakarta membawa dampak
positif dan negatif. Salah satu dampak positifnya adalah pembangunan dan kegiatan
perekonomian berkembang dengan cepat. Selain itu dampak negatifnya, terjadi
risiko kerawanan sosial di DKI Jakarta. Dengan luas lahan yang relatif tetap dan
jumlah penduduk yang terus bertambah menyebabkan penduduk di DKI Jakarta
semakin padat. Akibatnya, masih ada lokasi-lokasi kumuh dan ilegal yang dijadikan
sebagai tempat permukiman warga.

Berdasarkan data dari BPS DKI Jakarta, kepadatan penduduk yang mencapai
15.900 ribu jiwa/km². Dan dari waktu ke waktu kepadatan penduduk semakin
bertambah, ditambah dengan penduduk komuter yang beraktivitas di DKI Jakarta
yang menyebabkan DKI Jakarta hampir setiap hari mengalami kemacetan. Di
samping itu, daya tampung dan infrastruktur yang terbatas untuk memfasilitasi para
pendatang dari luar DKI Jakarta dapat menyebabkan beberapa wilayah di Kota DKI
Jakarta berkembang menjadi permukiman kumuh. Dampak lainnya adalah
berkembangnya lokasi-lokasi penumpukan sampah, rawan banjir, penyempitan
saluran air dan kebakaran.

Pertumbuhan penduduk dan terbatasnya lahan menyebabkan semakin


berkembangnya rumah petak kecil yang diperjualbelikan dan disewakan kepada para
pendatang. Rumah petak-petak kecil tersebut kemudian berkembang menjadi
kawasan padat dan kumuh yang disebut dengan kawasan kumuh (Slum Area).
Permukiman kumuh dapat dikatakan sebagai pengejawantahan dari kemiskinan,
karena pada umumnya di pemukiman kumuh tersebut masyarakat miskin tinggal di
wilayah perkotaan (Tiawon, 2018). Kawasan kumuh pada umumnya merupakan
kawasan dengan sanitasi yang buruk dan yang menjadi salah satu masalah perkotaan
yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia seperti DKI Jakarta. Buruknya kondisi
sanitasi seringkali dipicu oleh ketidakmampuan penduduk secara ekonomi untuk
menyediakan sanitasi yang layak dalam hal penyediaan air bersih, penyaluran

2
limbah, pengelolaan persampahan, dan kondisi drainase lingkungan yang memadai
(Hasan, 2020).

Penduduk miskin yang ada di DKI Jakarta sebesar 3, 47 %. Mata pencaharian


penduduk menjadi salah satu faktor penyebab kemiskinan di DKI Jakarta. Di DKI
Jakarta terdapat 445 RW yang menjadi pemukiman kumuh. Permukiman kumuh
disana biasanya berada di lokasi marjinal (tidak boleh dijadikan sebagai tempat
tinggal) seperti: bantaran sungai, pinggiran rel kereta api, sepanjang aliran drainase,
di bawah jembatan (layang), pasar, dan sebagainya. Permukiman kumuh dapat
diamati dari beberapa kondisi. Hal yang pertama bisa dilihat dari permukiman
kumuh yaitu kondisi bangunannya yang sangat rapat dengan kualitas konstruksi
rendah, sanitasi umum dan drainase tidak berfungsi serta sampah tidak dikelola
dengan baik. Yang kedua, kondisi sosial ekonomi budaya masyarakat yang tinggal di
permukiman tersebut. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tinggal di kawasan
permukiman kumuh mencakup tingkat pendapatan rendah, kurangnya norma sosial,
budaya kemiskinan yang mewarnai kehidupan mereka. Yang ketiga, kondisi
kesehatan yang buruk, sumber pencemaran, sumber penyebaran penyakit dan
perilaku menyimpang.

Penduduk yang berada di bantaran sungai sangat rentan terkena bermacam


penyakit karena kondisi sungai di DKI Jakarta yang menjadi tempat pembuangan
limbah, baik limbah padat maupun cair. Selain sebagai tempat pembuangan limbah,
di sepanjang daerah aliran sungai banyak berdiri bangunan-bangunan sebagai
tempat tinggal. Sehingga mendorong masyarakat yang tinggaal disitu untuk
membuang sampah maupun tinja mereka di sungai. Akibatnya, masyarakat yang
tinggal di bantaran sungai menjadi rawan terhadap penyakit seperti diare, muntaber,
dan lain sebagainya.

Salah satu penyebab munculnnya pemukiman kumuh di DKI Jakarta adalah


banyaknya sampah yang menumpuk terutama di pemukiman yang padat penduduk.
Selain itu, pengambilan dan penggangkutann sampah yang memakan waktu lama
menyebabkan suatu Kawasan menjadi kumuh. Tumpukan sampah di DKI Jakarta
menjadi salah satu indeks kerawanan lingkungan dan kesehatan. Tumpukan sampah
yang ada pada beberapa kelurahan di DKI Jakarta sebesar 15,35 %. Sehingga
persoalan sampah menjadi fokus utama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk

3
segera diselesaikan. Tumpukan sampah ini bisa mengakibatkan terjadinya banjir dan
penyumbatan saluran air baik selokan kecil maupun sungai.

Kondisi saluran yang tidak bagus di DKI Jakarta menjadi salah satu indeks
kerawanan lingkungan dan kesehataan. Seluruh kelurahan di DKI Jakarta pada
tahun 2018-2019 sudah mempunyai saluran pembuangan limbah cair/air kotor.
Kondisi saluran yang dimiiki bervariasi, ada yang mampu mengalirkan air limbah
dengan lancar, tidak lancar, bahkan ada yang cenderung tergenang atau mampet.
Ada sebanyak 244 kelurahan mempunyai saluran pembuangan limbah cair/air kotor
yang mengalir dengan lancar, 21 kelurahan mempunyai saluran yang mengalir tidak
lancar, dan 2 kelurahan mempunyai saluran pembuangan yang tergenang atau
mampet. Presentase kelurahan yang mempunyai saluran pembuangan yang
tergenang atau tersumbat sebesar 0,7 %.Kondisi saluran pembuangan ini sangat
dipengaruhi oleh perilaku masyarakat di lingkungan RW dalam mengelola saluran
pembuangan limbah cair/air kotor di wilayahnya. Seharusnya masyarakat memiliki
rasa untuk menjaga kondisi saluran limbah cair/air kotor ini agar tetap lancar.

Secara umum, sebenarnya banjir di DKI Jakarta tidak hanya disebabkan oleh
curah hujan yang tinggi yang kemudian dapat merendam kawasan permukiman
termasuk juga merendam jalan-jalan utama di DKI Jakarta. Banjir juga disebabkan
oleh adanya luapan air sungai yang disebabkan oleh banjir kiriman terutama dari
Bogor. Banjir juga kadang disebabkan oleh meluapnya air laut karena pasang
gravitasi, umumnya terjadi di daerah yang berbatasan dengan laut dan dikenal
dengan istilah Rob. Tapi banjir di DKI Jakarta biasanya terjadi karena banyaknya
masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Seperti membuang sampah
disungai padahal masyarakat tersebut tingga dipinggiraan sungai. Pada tahun 2019
Kelurahan rawan banjir di DKI Jakarta sebanyak 22 kelurahan dengan presentase
8,24 % dan kejadian banjir ada di 42 Kelurahan.

PRIORITAS MASALAH

4
Berdasarkan topik yang dibahas pada analisis situasi terkit permasalahan
sanitasi di slum area Kota DKI Jakarta. Terdapat gambaran dalam menentukan
prioritas masalah sebagai berikut :

1. List m asalah 2. Prioritas masalah 3. Penyebab masalah

1. List Masalah
Berdasarkan analisis situasi yang dilengkapi dengan data pendukung,
ada 3 masalah utama yaitu :
a. Tumpukan sampah
b. Saluran pembuangan limbah cair atau air kotor
c. Banjir

2. Prioritas Masalah
Metode yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah adalah
Metode Halon, berikut rumusannya :

Keterangan Bobot :
a. Keseriusan :
1. Sangat serius = 6 4. Sedang =3
2. Relatif serius = 5 5. Relatif tidak serius = 2
3. Serius =4 6. Tidak serius =1

b. Efektifitas Program :

5
1. 80%-100% = 6 4. 20%-40% = 3
2. 60%-80% = 5 5. 5%-20% =2
3. 40%-60% = 4 6. <5% =1

Prioritas masalah di Slum Area Kota DKI Jakarta

Jumlah Efektifitas
Keseriusan Prioritas
No. Masalah Rating Kasus Program
(B) (D)
(A) (C)
1. Tumpukan (7+2.5)5 =
7 15,35 % 5 5
sampah 85
2. Saluran
pembuangan
(4+2.2)2
limbah cair 4 0,7 % 2 2
=16
atau air kotor

3. (6+2.4)3
Banjir 6 8,24 % 4 3
= 42

Berdasarkan hasil perhitungan priotitas masalah diatas dapat diketahui


bahwa masalah yang menjadi prioritas adalah tumpukan sampah. Dimana
keseriusan masalah dapat dilihat dari jumlah kasus yakni sebesar 15,35% yang
menandakan bahwa masalah ini memiliki keseriusan yang relative serius.
Sehingga perencanaan program ini relative efektif untuk mengurangi sampah
yang ada di slum area / pemukiman kumuh Kota DKI Jakarta.

3. Akar masalah
Metode yang digunakan untuk menentukan akar masalah yakni dengan
Metode Fishbone. Metode Fishbone yang digunakan seagai berikut :

6
Metode Man/Manusia

Petugas kesehatan jarang Tidak sadar akan pentingnya


mengecek sanitasi menjaga lingkungan

Pengangguran
Petugas Pendidikan rendah
kesehatan
kurang
melakukan Miskin
pendekatan
Meningkatnya
pemukiman
kumuh
Keterbatasan
infrastruktur
Timbunan
sampah
dimana-mana Pemerintah belum
Anggaran menerapkan
Kumuh tidak sepenuhnya
merata program KOTAKU

Lingkungan Money Sarana

Faktor utama penyebab terjadinya peningkatan pemukiman kumuh


adalah dari faktor mansia itu sendiri yang tidak sadar akan pentingnya
menjaga lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Kurangnya kesadaran ini
dapat disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki.
Rendahnya tingkat pendidikan dipicu oleh tidak adanya pekerjaan tetap
bahkan terjadi pengangguran dan kemiskinan. Faktor lingkungan juga
menjadi salah satu penyebab terjadinya peningkatan pemukiman kumuh
karena masyarakat yang tinggal didaerah tersebut tidak membuang sampah
pada tempatnya. Hal itu menyebabkan terjadinya penumpukan sampah
dimana-mana. Penumpukan sampah tersbut membuat lingkungan tempat
tingggal menjadi tidak enak dipandang dan terlihat kotor serta kumuh.
Sebenarnya pemerintah memiliki program KOTAKU (Kota Tanpa
Kumuh). Namun program pemerintah ini belum sepenuhnya berjalan secara
efektif. Bahkan ada juga yang belum menerapkan sepenuhnya program
KOTAKU. Ada beberapaa faktor yang menjadi penyebab program KOTAKU

7
belum sepenuhnya berjalan. Dapat dilihat dari faktor money yakni anggaran
yang diberikan oleh pemeintah pusat tidak merata kepada pemerintah daerah
yang memiliki Kawasan atau pemukiman kumuh yang lumayan banyak.
Seharusnya daerah tersebut menjadi perhatian pemerintah pusat, dinas
kesehatan, dinas lingkungan hidup.
Selain faktor money ada juga faktor metode yakni petugas kesehatan
jarang melakukaan pengecekan sanitasi didaerah-daerah yang padat
penduduknya. Selain itu juga petugas kesehatan kurang melaakukan
pendekatan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat enggan untuk bertanya
ataupun berkoordinasi untuk menanggani masalah yang ada di daerah
tersebut.

RENCANA KEGIATAN
Program ini merupakan lanjutan atas hasil penentuan masalah sebelumnya,
dengan masalah utamanya adalah tumpukan sampah. Dan solusi yang ditawarkan
adalah pengolahan sampah yang dapat menghasilkan uang. Karena dapat
memperbaiki ekonomi masyarakat miskin yang tinggal di slum area kota DKI
Jakarta.
Berikut nama program, tujuan program, sasaran dan target program antara lain :

1. Nama Program: Gerakan bersih sampah pada masyarakat miskin slum area
Kota DKI Jakarta
2. Tujuan Program (goal): Mengurangi sampah yang ada di slum area atau
pemukiman kumuh Kota DKI Jakarta
3. Sasaran Program: Masyarakat miskin yang tinggal di slum area atau
pemukiman kumuh Kota DKI Jakarta
4. Indikator Program (input-proses-ouput-outcome)

8
INPUT PROSES OUPUT OUTCOME GOAL
(shorterm) (finaloutcomes)
Kegiatan
pelatihan
pemilahan
Tenaga sampah Meningkat kebiasan
promotor sampah Masyarakat
terlatih masyarakat
kesehatan mengolah sampah
Kegiatan
pelatihan
Kader pengolahan Meningkat Berkurangnya
Rumah olah
masyarakat lokal sampah perekonomian sampah di slum
sampah
masyarakat area

Media Kegiatan kerja Tempat sampah


informasi bakti dimasing-
masing rumah
Dinas Tersedia tempat
lingkungan sampah
hidup Kegiatan Kebijakan dana
pembuatan TPS program per
di slum area tahun
Dukungan
alokasi Dana
Tersedia
Advokasi dana laporan
kota pengolahan
sampah

Goal Outcomes atau Indikator sasaran Kegiatan Indikator kegiatan


sasaran jangka
pendek
Berkurangny Meningkat Minimal Pelatihan pemilahan 80 persen masyarakat
a sampah kebiasan masyarakat dapat dan pengolahan ikut berpartisipasi
dislum area masyarakat mengolah sampah sampah masyarakat 80 persen masyarakat
terlatih lulus pelatihan
mengolah
sampah

Meningkat Rumah olah Pelatihan dan Terbentuk 2 rumah olah


perekonomian sampah memiliki pembentukan rumah sampah tahun awal
masyarakat egiatan olah sampah
perbulannya

Tersedia tempat Tersedia tempat Pengadaan dan 100 persen sampah di


sampah sampah disetiap pembangunan sarana slum area berkurang
rumah dan sarana TPS (Tempat
terpenuhinya Pembuangan
akses Sementara)

9
pembuangan
sampah untuk
satu rumah tangga

RENCANA ANGGARAN

No Jenis Harga Satuan Volume Total Note


Kebutuhan satuan Biaya

1 Menyediakan Rp 1.000.000/ 5 Kapasitas Rp Diperuntukkan


Tenaga 5 hari maksimal 5.000.000 untuk
Promotor 60 orang/ masyarakat slum
Kesehatan 2 Tenaga area
untuk Kesehatan
penyuluhan di
slum area

2 Menyediakan Rp 2.000.000 5 Kapasitas Rp Diperuntukkan


Tenaga maksimal 10.000.000 untuk mengecek
Kesehatan dari 3 orang sebulan sanitasi di slum
Dinas Dinas sekali area
Lingkungan Lingkunga
Hidup untuk n Hidup
melakukan
pengecekan
sanitasi di slum
area

3 Memakai jasa Rp 100.000 5 5 Rp 500.000 Membutuhkan


editing (poster, jasa editing dari
leaflet, stiker, orang yang ahli
postingan, agar media yang
banner) dihasilkan
berkualitas

4 Cetak poster, Rp 5.000 100 504 Rp -


leaflet, stiker, poster, 2.520.000
banner 200

10
leaflet,
200
stiker

4
banner

5 Kuota data Rp 1 Unlimited Rp 75.000 Dibutuhkan


untuk promosi 75.000/bulan untuk
melalui media penyebaran
social informasi di
media sosial

6 Tempat Rp 15.000/ 400 Kapasitas Rp Dibutuhkan


sampah tempat 2 tempat 6.000.000 untuk pemilahan
sampah sampah/ke sampah
pala kepala
keluarga

7 Bahan Rp 1 1 Rp Digunakan untuk


pembuatan TPS 10.000.000 10.000.000 pembuatan TPS
(Tempat
Pembuangan
Sementara)

TOTAL BIAYA Rp
34.095.000

Berdasarkan program Gerakan Bersih Sampah ini dapat dilakukan kegiatan


yakni pelatihan pemilahan dan pengolahan sampah masyarakat terlatih, pelatihan
dan pembentukan rumah olah sampah, pengadaan dan pembangunan sarana TPS
(Tempat Pembuangan Sementara). Dari kegiatan tersebut kita membutuhkan dana
atau anggaran agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik. Anggaran tersebut
kami dapatkan melalui kerja sama dengan sponsor atau investor yaitu dengan
membuatkan proposal penawaran kepada pihak sponsor atau investor. Dalam
proposal penawaran kami menjelaskan tujuan program dengan jelas dan rinci,
memberikan gambaran jelas mengenai apa yang didapatkan oleh pihak sponsor jika
mau bekerja sama dengan kami, dan membujuk sponsor untuk bekerja sama dengan

11
kami. Setelah memberikan proposal penawaran yang dilakukan adalah melakukan
follow up atau tindakan lanjut atas proposal yang telah diajukan untuk mengurangi
resiko jika perusahaan atau sponsor tidak menghubungi kami atau proposal belum
dibaca oleh pihak sponsor.

Definisi sponsorship adalah sebuah transaksi komersial, yaitu pihak pemberi


dana mengharapkan balas jasa dari pihak penerima dana dan keduabelah pihak
saling setuju untuk saling Memberi dan menerima. Transaksi ini umumnya
menyangkut jasa promosi yang disediakan oleh penerima dana (penyelenggara
acara/EO) sebagai imbalan atas dana atau barang-barang yang diberikan pihak
sponsor untuk sebuah event. Jasa promosi itu dapat berupa penempatan spanduk,
banner dan memasang iklan, melakukan kegiatan Public Relations dan promosi pada
saat berlangsungnya event (Natoradjo, 2011).

Sponsor merupakan kontrak komersial yang berisi kontribusi perusahaan


kepada penyelenggara event atas sejumlah uang atau produk yang dikeluarkan untuk
mendukungpenyelenggaraan event. Apabila penyelenggara event tidak dapat
memberikan keuntungan kepada perusahaan pemberi sponsor, maka tidak akan ada
sponsor atau dana yang akandikeluarkan oleh perusahaan terhadap event.
Keuntungan yang diinginkan perusahaan tidak harus dalam bentuk penjualan
produk saat event berlangsung, tetapi terdapat berupa brand awareness terhadap
produk perusahaan dan sejenisnya. Meskipun pada akhirnya akan mendapatkan
keuntungan keuangan pada masa yang akan dating (Kusuma, 2016).

RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM

Oktob Novemb Desemb Janua Februa Mar Apr


Kegiata Start End Outp PI
er er er ri ri et il
n ut C
Tahap 1
persiapan

Melakukan 07/10/ 09/11/2 3 RW, TI


sosialisasi 20 0 200 M
program peserta
gerakan

12
bersih
sampah

Tahap 2
pelaksana
an

Pemasanga 10/11/2 14/11/2 3 RW TI


n banner, 0 0 M
dan
penyebaran
poster,
leaflet,
stiker, dan
postingan

Pelatihan 10/11/2 12/01/2 3 RW, TI


pemilahan 0 1 200 M
dan peserta
pengolahan
sampah
masyarakat
terlatih,
pelatihan
dan
pembentuka
n rumah
olah
sampah,
pengadaan
dan
pembangun
an sarana
TPS

Tahap 3
monitorin
g

Mengsurvei 20/01/ 15/03/ 3 RW TI


masyarakat 21 21 M
dalam
memilah
sampah

Melihat 13/02/ 25/03/ 3 RW` TI


perkembang 21 21 M
an ekonomi

13
Tahap 4
pelaporan

Melaporkan 30/03/ 31/03/ 3 RW TI


data 21 21 M
kegiatan
pengolahan
sampah

Tahap 6
evaluasi
program

Mengevalua 07/04/ 08/04/ 3 RW TI


si program 21 21 M
gerakan
bersih
sampah

RENCANA PEMBAGIAN KERJA TIM

1. Struktur Panitia Program

a. Ketua : Nada Mufida

b. Sekertaris : Kiky Febriyanti Hasanah

c. Bendahara : Ita Juwita

d. Penanggungjawab : Tenaga Promosi Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup,


dan Ketua RW

2. Tim sosialisasi program


a. Anggota : 6 orang
b. Tugas : 1 orang menjadi PJ tim, 2 orang MC, 3 melakukan pendataan
masyarakat yang ikut sosialisasi
3. Tim penyebaran promosi kesehatan (media cetak dan online)
a. Anggota : 15 orang
b. Tugas : 1 PJ tim, 3 sie poster, 3 sie leaflet, 3 sie stiker, 2 sie banner, 3 sie
postingan
4. Tim pelatihan pemilahan dan pengolahan sampah
a. Anggota : 20 orang

14
b. Tugas : 1 PJ tim dan sisanya anggota
5. Tim survei perkembangan masyarakat
a. Anggota : 9 orang
b. Tugas : 3 orang mendata, 3 orang mendokumentasi, 3 orang menilai
6. Tim pelaporan kegiatan
a. Anggota : 3 orang
7. Tim evaluasi
a. Anggota : seluruh panitia dan tim

RENCANA MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai kesadaran


(awareness) tentang apa yang ingin diketahui, pemantauan berkadar tingkat tinggi
dilakukan agar dapat membuat pengukuran melalui waktu yang menunjukkan
pergerakan kearah tujuan atau menjauh dari itu. Monitoring akan memberikan
informasi tentang status dan kecenderungan bahwa pengukuran dan evaluasi yang
diselesaikan berulang dari waktu ke waktu, pemantauan umumnya dilakukan untuk
tujuan tertentu, untuk memeriksa terhadap proses berikut objek atau untuk
mengevaluasi kondisi atau kemajuan menuju tujuan hasil manajemen atas efek
tindakan dari beberapa jenis antara lain tindakan untuk mempertahankan
manajemen yang sedang berjalan (Widiastuti dan Susanto, 2014)
Proses monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran
kemajuan atas objektif program. Memantau Perubahan yang focus pada proses dan
keluaran. Monitoring memiliki beberapa tujuan, yaitu (Widiastuti dan Susanto,
2014) :

1. Mengkaji apakah kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan


rencana
2. Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi
3. Melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan
sudah tepat untuk mencapai tujuan kegiatan.
4. MengetahuI ikaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran
kemajuan.

15
5. Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah, tanpa menyimpang
dari tujuan.

Evaluasi program adalah aktivitas investigasi yang sistematis tentang sesuatu


yang berharga dan bernilai dari suatu objek dengan menentukan kebijakan dari
penyandang dana secara karakteristik memasukkan pertanyaan penyebab tentang
program mana yang telah mencapai tujuan yang diinginkan. Evaluasi dapat
digunakan untuk memeriksa tingkat keberhasilan program berkaitan dengan
lingkungan program dengan suatu ”judgement” apakah program diteruskan,
ditunda, ditingkatkan, dikembangkan, diterima, atau ditolak (Muryadi. 2017).

a. Langkah-Langkah Evaluasi
Dalam melakukan evaluasi program kami menggunakan model
evaluasi CIPP. Berikut ini langkah-langkah evaluasi program tersebut :
1. Context : Pada perencaraan program ini kami mengambil situasi atau
masalah yang terjadi dislum area kota DKI Jakarta yakni tumpukan
sampah. Tumpukan sampah menjadi masalah yang kami proritaskan
karena masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan
dan tidak menjaga lingkungan mereka sehingga terjadi penumpukan
sampah dimana-mana.
2. Input : pada perencanaan program ini kami lakukan bersama dengan
tenaga promotor esehatan, kader masyarakat lokal, dinas lingkungan
hidup selain itu kami juga membutuhkan dukungan alokasi dana dan
media informasi yang mendukung berjalannya program ini
3. Process : pada perencanaan program ini terdapat beberapa kegiatan
yakni pelatihan pemilahan dan pengolahan sampah masyarakat terlatih,
pelatihan dan pembentukan rumah olah sampah, pengadaan dan
pembangunan sarana TPS (Tempat Pembuangan Sementara) telah sesuai
dengan yang kita harapkan.
4. Product : pada perencanaan program ini kami harapkan sampah dislum
area berkurang dan masyarakat lebih menjaga sanitasi serta lingkungan
sekitar mereka agar tetap bersih, sehat, nyaman, dan indah dipandang.

b. Langkah-Langkah Monitoring

16
1. Melakukan survei masyarakat dalam memilah sampah serta melihat
perkembangan ekonomim dengan memantau kegiatan yang ada dalam
program ini berjalan baik atau tidak
2. Melakukan pendataan, dokumentasi serta menilai mengenai kegiatan yang
dilakukan masyarakat
3. Membuat laporan dari kegiatan pengolahan sampah yang telah dilakukan
masyarakat. Dalam pelaporan ini mungkin ditemukan beberapa masalah
pada saat pelaksanaan program.
4. Mengambil tindakan atau solusi untuk masalah yang terjadi pada saat
pelaksanaan program.

PENUTUP

Dengan adanya program “Gerakan Bersih Sampah Pada Masyarakat Miskin


Slum Area Kota DKI Jakarta” kami berharap dengan adanya program ini masyarakat
sadar akan pentingnya menjaga sanitasi atau lingkungan disekitar mereka terutama
sampah. Penumpukan sampah terjadi karena masyarakat kurang mengetahui
bagaimana cara mengelolah sampah dengan baik dan benar sehingga dapat
menghasilkan uang. Program ini bertujuan untuk mengurangi sampah yang ada di
slum area atau pemukiman miskin kota DKI Jakarta. Program ini berisi kegiatan
seperti pelatihan pemilahan dan pengolahan sampah masyarakat terlatih, pelatihan
dan pembentukan rumah olah sampah, pengadaan dan pembangunan sarana TPS
(Tempat Pembuangan Sementara).

17
Demikian perencanaan program ini kami buat, kami menyadari bahwa dalam
melakukan perencanaan program ini masih banyak kekurangan dan perlu adanya
perbaikan. Kami berharap kedepannya masyarakat lebih menjaga sanitasi dan
lingkungan sekitar mereka agar tetap bersih, sehat, nyaman, dan indah dipandang.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi.
Semoga perencanaan ini dapat terwujud dan berjalan dengan baik tanpa adanya
hambatan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. 2019. Indeks Potensi Kerawanan Sosial
Provinsi DKI Jakarta. Jakarta : Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta.
BPS. 2020. Provinsi DKI Jakarta dalam Angka. Jakarta : Badan Pusat Statistik
Provinsi DKI Jakarta.
Cahyadi, Rusli. 2011. Kaum Miskin Kota, Sampah, dan Rumah; Studi tentang Akses
Migran Miskin terhadap Sumber Daya Lingkungan dan Perumahan di
Tangerang. MASYARAKAT Jurnal Sosiologi Vol. 16 No. 1.
Ervianto, Wulfram I dan Sushardjanti F. 2019. Pengelolaan Permukiman Kumuh
Berkelanjutan Di Perkotaan. Jurnal Spektran Vol. 7 No. 2.

18
Hasan., Ibnu Sasongko., Titk Poerwwti. 2020. Konsep Penanganan Sanitasi
Permukiman Kumuh di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Jurnal TATA
LOKA Vol. 22 No. 1.
Kusuma, Chusnu S.D. 2016. Manajemen Event. Yogyakarta: UNY

Muryadi, A.D. 2017. Model Evaluasi Program Dalam Penelitian Evaluasi. Jurnal
Ilmiah PENJAS. Vol.3, No.1

Natoradjo, S. 2011. Event Organizing: Dasar-Dasar Event Management. Jakarta:


Kompas Gramedia.
Tiawon, Harin., Titiani Widati dan Amiany. 2018. Kajian Strategi Penanganan
Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan Berbasis Program KOTAKU (Kota
Tanpa Kumuh) Di Kota Kuala Kapuas. Jurnal TEKNIKA Vol. 2 No. 1.
Widiastuti dan Susanto. 2014. Kajian Sistem Monitoring Dokumen Akreditasi Teknik
Informatika UNIKOM. Jurnal Ilmiah UNIKOM. Vol. 12, No. 2.

LAMPIRAN

19

Anda mungkin juga menyukai