Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan di mana terdiri dari berpuluh-puluh pulau yang
tergabung menjadi satu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Indonesia juga terkenal dengan beraneka macam kebudayaan yang terdapat di seluruh penjuru
Nusantara Indonesia. Walaupun dengan beragam kebudayaan ini tidak menjadikan Indonesia
terpecah namun Indonesia tetap menjadi satu dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Bahkan,
kita sebagai rakyat Indonesia harus berbangga diri karena memiliki bermacam kebudayaan yang
menjadikan Negara kita kaya akan budaya asli daerah. Seperti yang kita ketahui, bermacam
tarian tradisional, rumah tradisional, bahasa tradisional, bahkan sampai watak dan sifat yang
sangat berbeda antar masyarakat di daerah berbeda di Indonesia, misal watak antara orang aceh
dan orang papua yang sangat bertolak belakang tetapi perlu digaris bawahi kita semua
masyarakat Indonesia tetap bersaudara dan menjaga kekayaan kebudayaan yang kita miliki.
Dari abad ke-5 sampai sekarang pun Indonesia dikenal sebagai jalur lalu lintas
perdagangan Internasional dengan kapal-kapal dagang asing yang sering berlalu lintas di daerah
laut Indonesia. Perdagangan Internasional ini pun tidak hanya dalam pertukaran barang atau
transaksi barang tetapi terjadilah juga pertukaran kebudayaan yang kita sebut sebagai globalisasi.
Jadi, globalisasi sudah terjadi di Indonesia sejak zaman dahulu sampai sekarang di era
perkembangan pasar bebas ini.
Saat ini kebudayaan asing yang masuk ke negeri kita yang sudah terkenal di kalangan
remaja saat ini tidak salah dan tidak bukan adalah kebudayaan dari Negara Korea. Sejarah
kedatangan kebudayaan korea yaitu berawal dari diperkenalkannya sebuah drama berjudul
“winter sonata” sekitar tahun 2000, awalnya drama ini hanya ditayangkan di wilayah asia
pasifik, namun karena kecanggihan teknologi drama ini mulai terkenal sampai ke seluruh dunia.
Indonesia pun juga terkena dampak dari kebudayaan korea, drama korea pun mulai ditayangkan
di stasiun tv di Indonesia bukan hanya winter sonata, tetapi banyak drama lain seperti full house,
jewel of the palace, dan banyak lagi. Jadi globalisasi kebudayaan korea masuk melalui drama-
drama yang ditampilkan tersebut. Seiring dengan banyaknya drama korea yang bermunculan,
para pecinta drama pun mulai penasaran dengan segala yang berhubungan dengan drama korea,
akhirnya dunia music korea pun menjadi destinasi para pecinta drama ini, sejak saat itu mulailah
keterkenalan korea bukan hanya di drama, dunia egat pun menjadi sangat terkenal. Siapa yang
tidak kenal super junior, SNSD, dan masih banyak boyband dan girlband korea yang dipuja oleh
para remaja, Karena pada kenyataannya para pencinta korea sebagian besar adalah para remaja,
para remaja ini seperti dihipnotis oleh makin banyaknya boyband dan girlband yang
bermunculan di korea, selain paras para artis tersebut cantik dan gagah, nyanyian yang disusun
secara apikpun semakin membuat banyak orang suka. K-POP di dunia telah membawa dampak
pada Indonesia seperti cara berpakaian, kebudayaan korea pun telah mulai menyusup ke
Indonesia, bahkan telah mengalahkan Kebudayaan Indonesia, banyak anak muda Indonesia yang
lebih tertarik terhadap kebudayaan korea. Hal itu memang tidak bisa kita pungkiri.
Permasalahan itu lah yang menjadi tantangan bagi masyarakat Indonesia termasuk para
pemuda Indonesia yang akan menjadi generasi penerus kebudayaan bangsa Indonesia. Masih
teringat beberapa tahun yang lalu saat salah satu kebudayaan kita bernama “reog ponorogo” yang
hampir saja direbut Negara tetangga yaitu Malaysia. Dalam hubungan ini Ki Hajar Dewantara
menyatakan bahwa “Kebudayaan adalah buah budi manusia dalam hidup bermasyarakat”.
Justru kejadian itu diharapkan menjadi momentum bangkitnya kesadaran generasi muda untuk
mulai melestarikan kebudayaan asli nusantara sebelum kebudayaan itu punah atau diakui oleh
Negara lain. Negara dapat dikatakan maju apabila generasi mudanya mencintai budayanya, korea
bisa seterkenal sekarang tidak lain dan tidak bukan merupakan usaha para generasi mudanya
yang mencintai budanya dan tidak bosan-bosannya memperkenalkan budayanya kepada dunia
luas. Jika korea bisa seperti itu, maka kita Negara Indonesia dengan bermacam kebudayaan harus
dan pasti bisa untuk mempertahankan kebudayaan kita. Maka dari itu melalui penulisan karya
tulis berjudul “PENGARUH KEBUDAYAAN KOREA TERHADAP KEBUDAYAAN
NUSANTARA DI KALANGAN REMAJA” diharapkan dapat meningkatkan kecintaan kita
terhadap kebudayaan kita sendiri.
B.     Rumusan Masalah
Ø  Bagaimana Pengaruh kebudayaan korea terhadap kebudayaan kita di kalangan remaja ?
Ø  Bagaimana mengatasi kebudayaan korea yang semakin mengikis kebudayaan kita di kalangan
remaja ?
C.    Tujuan
Ø  Mengetahui sejauh mana remaja terkena dampak dari kebudayaan korea
Ø  Mencoba mengembalikan kesadaran remaja terhadap nilai yang sangat berharga dari kebudayaan
kita.
Ø  Merubah pandangan remaja bahwa budaya kita juga memiliki nilai keren di zaman modern ini.
D.    Manfaat
1.      Menambah pengetahuan tentang kasus globalisasi yang terjadi di Negara Indonesia
2.      Menambah pengetahuan demi meningkatnya kemampuan di masa yang akan datang.
3.      Sebagai salah satu sumber untuk meningkatkan diri di masa yang akan datang.

BAB 2
LANDASAN TEORI
A.   PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki arti
mengerjakan tanah, mengolah, memelihara egati (menurut Soerjanto Poespowardojo 1993).
Selain itu Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia. Adapun menurut istilah Kebudayaan merupakan suatu yang
agung dan mahal, tentu saja karena ia tercipta dari hasil rasa, karya, karsa,dan cipta manusia
yang kesemuanya merupakan sifat yang hanya ada pada manusia.Tak ada mahluk lain yang
memiliki anugrah itu sehingga ia merupakan sesuatu yang agung dan mahal
Menurut Koentjaraningrat budaya adalah keseluruhan egati gagasan tindakan dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan
cara belajar.

Definisi kebudayaan menurut para ahli :

1.      Edward B. Taylor


Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, egat, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
2.      M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi egati, egative, religi, dan
kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan egati.

3.      Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan egati gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.

4.      Dr. K. Kupper


Kebudayaan merupakan egati gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia
dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.

5.      William H. Haviland


Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para
anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku
yang dipandang layak dan dapat di terima oleh semua masyarakat.

6.      Ki Hajar Dewantara


Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua
pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

7.      Francis Merill


·         Pola-pola perilaku yang dihasilkan oleh interaksi egati
·         Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu
masyarakat yang ditemukan melalui interaksi simbolis.
8.      Bounded et.al
Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari
kepercayaan manusia melalui egati-simbol tertentu, misalnya egati bahasa sebagai rangkaian
egati yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya diantara para anggota suatu
masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan dapat di temukan di dalam
media, pemerintahan, intitusi agama, egati pendidikan dan semacam itu.
9.      Mitchell (Dictionary of Soriblogy)
Kebudayaan adalah sebagian perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan
produk yang dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara egati dan bukan sekedar
dialihkan secara genetikal.

10.  Robert H Lowie


Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup
kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh
bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat
melalui pendidikan formal atau informal.

11.  Arkeolog R. Seokmono


Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa
buah pikiran dan dalam penghidupan.

Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para
anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku
yang dipandang layak dan dapat di terima oleh semua masyarakat.

B.   KEBUDAYAAN NASIONAL


Kebudayaan Nasional adalah gabungan dari kebudayaan daerah yang ada di Negara tersebut.
Kebudayaan Nasional Indonesia secara hakiki terdiri dari semua budaya yang terdapat dalam
wilayah Republik Indonesia. Tanpa budaya-budaya itu tak ada Kebudayaan Nasional. Itu tidak
berarti Kebudayaan Nasional sekadar penjumlahan semua budaya egat di seantero Nusantara.
Kebudayan Nasional merupakan realitas, karena kesatuan nasional merupakan realitas.
Kebudayaan Nasional akan mantap apabila di satu pihak budaya-budaya Nusantara asli tetap
mantap, dan di lain pihak kehidupan nasional dapat dihayati sebagai bermakna oleh seluruh
warga masyarakat Indonesia (Suseno; 1992).

B.1. Kebudayaan nasional Indonesia


Bila dicermati pandangan masyarakat Indonesia tentang kebudayaan Indonesia, ada dua
kelompok pandangan.
1. Kelompok pertama yang mengatakan kebudayaan Nasional Indonesia belum jelas, yang ada baru
egati pendukungnya yaitu kebudayaan etnik dan kebudayaan asing. Kebudayaan Indonesia itu
sendiri sedang dalam proses pencarian.

2. Kelompok kedua yang mengatakan mengatakan Kebudayaan Nasional Indonesia sudah ada.
Pendukung kelompok ketiga ini antara lain adalah Sastrosupono. Sastrosupono. Sastrosupono.
Sastrosupono mencontohkan, Pancasila, bahasa Indonesia, undang-undang dasar 1945,
moderenisasi dan pembangunan (1982:68-72).

Adanya pandangan yang mengatakan Kebudayaan Nasional Indonesia belum ada atau sedang
dalam proses mencari, boleh jadi akibat:

B.2 Akar Kebudayaan Indonesia


Akar kebudayaan Indonesia adalah suatu mekanisme yang terbentuk dari egati-unsur yang
berkaitan dengan zaman prasejarah,jadi ibarat pohon,pohon tidak dapat tumbuh dan berkembang
tanpa adanya akar,demikian pula dengan kebudayaan pada suatu Negara tidak dapat tumbuh dan
berkembang tanpa adanya akar atau pendahulu yang membentuk kebudayaan tersebut. Akar
kebudayaan Indonesia berhubungan dengan zaman prasejarah, mulai dari nenek moyang kita
yang membawa kebudayaan Dongson, setelah itu diikuti oleh perkembangan Islam di Indonesia.
Jadi islam juga merupakan salah satu akar kebudayaan Indonesia. Berikut ini ringkasan
mengenai sejarah nenek moyang bangsa Indonesia dari tulisan Mochtar Lubis pada tahun 1986
dalam pidato kebudayaannya yang berjudul “Situasi Akar Budaya Kita” :

·         Nenek moyang kita adalah bagian dari arus perpindahan manusia yang bergerak di zaman
lampau yang telah hilang sebagai hilangnya bayangan wayang dari layar sejarah, bergerak dari
bagian Timur Eropa Tengah dan bagian Utara wilayah Balkan sekitar laut Hitam egativ timur,
mencapai Asia, masuk ke Tiongkok. Dan di Tiongkok arus perpindahan ini bercabang-cabang ke
utara, timur dan selatan.

·         Arus selatan mencapai daerah Yunan, sedang bagian timur mencapai laut Indo Cina. Di sinilah
tempat lahirnya budaya asal Indonesia. Manusia-manusia yang berpindah dan bergerak ke Asia
dari Eropa Tengah dan Wilayah Balkan itu adalah orang Tharacia, Iliria, Cimeria, Kakusia, dan
mungkin termasuk orang Teuton, yang memulai perpindahan mereka di abad ke-9 hingga abad
ke-8 sebelum nabi Isa. Mereka membawa keahlian membuat besi dan perunggu.
·         Nenek moyang orang Indonesia yang telah berada terlebih dahulu dari mereka di daerah
Dongson ini telah mengembangkan seni monumental tanpa banyak ornamentik yang dekoratif.
Dari pendatang-pendatang baru ini mereka mengambil alih, menerima, dan mencernakan seni
ornamentik pendatang-pendatang dari barat ini. Tidak saja dalam ornamentik, akan tetapi juga
dalam hiasan tenunan (amat banyak persamaan antara hiasan tenun Indonesia dan Balkan
umpamanya), dan juga dalam egat dan nyayian. Jaap Kunst, seorang ahli egat, juga ahli egat
Indonesia mengindentifikasikan persamaan nyayian rakyat di pulau Flores dengan nyanyian
rakyat di bagian timur Yugoslavia (Balkan). Kebudayaan Dongson menunjukkan lebih banyak
persamaan dan kaitan dengan budaya Eropa egativeg budaya Cina.

·         Nenek moyang Dongson inilah yang bergerak ke selatan, dan kemudian mencapai Nusantara. Di
Nusantara hampir tidak ada perpisahan antara zaman perunggu dan zaman besi. Hal ini sama
juga terjadi di Indo Cina. Dalam penggalian situs-situs purbakala, perunggu dan besi selalu
ditemukan bersama-sama. Hulu pisau dongson banyak berbentuk manusia, seperti keris
Majapahit. Bentuk hulu pisau yang serupa juga ditemukan di Holstein (Jerman), Denmark, dan di
Kauskasus.

·         Tetapi, sebelum nenek moyang dari Dongson turun ke Nusantara, kelompok-kelompok manusia
lain telah terlebih dahulu datang. Selama zaman es terakhir, kurang lebih 15.000 tahun sebelum
Masehi, sejarah bumi Nusantara menunjukkan bahwa sebagian besar Nusantara bagian barat
menyatu dengan daratan Asia Tenggara, Jawa, Sumatera, Kalimantan dan wilayah yang kini laut
Jawa. Ketika es berakhir, permukaan laut naik kembali, dan terbentuklah gugusan pulau-pulau
seperti yang kita kenal kini. Sejarah bumi Nusantara telah berpengaruh besar pada
perkembangan manusia Melayu-Polinesia. Mereka menjadi bangsa egative, yang kurang lebih
1000 tahun sebelum nabi Isa megarungi Samudera Hindia. Manuskrip tua Hebrew dari masa
akhir 2000 dan permulaan 1000 sebelum tahun Nabi Isa telah menyebut perdagangan kulit manis
dari berbagai tempat sepanjang pantai timur Afrika.

·         Sebuah naskah Arab dari abad ke 13 menceritakan masuknya orang Melayu-Polinesia ke
belahan barat Samudera Hindia. Naskah itu mengatakan bahwa di masa mundurnya Kerajaan
Fira’un di Mesir, tempat yang bernama Aden, yang menguasai jalan masuk ke laut Merah (yang
masa itu merupakan tempat penduduk nelayan), telah direbut oleh orang Qumr (Melayu-
Polinesia) yang datang dengan armada yang terdiri dari perahu-perahu yang memakai cadik.
Mereka mengusir penduduk setempat, membangun berbagai egative dan memilihara hubungan
langsung dengan pulau Madagaskar dan Asia Tenggara. Para ahli sejarah menyebutkan hal itu
mungkin terjadi di masa Nabi Isa masih hidup. Untuk masa yang cukup lama orang Melayu-
Polinesia menguasai pelayaran dan perdagangan lewat Samudera Hindia dari Asia Tenggara ke
pintu Laut Merah, sepanjang pantai timur Afrika dan Pulau Madagaskar.

·         Dalam melakukan ini, mereka juga telah membawa berbagai kekayaan budaya ke Madagaskar
dan Afrika. Di Madagaskar mereka telah menetap di belahan barat pulau itu. Hingga kini masih
terlihat berbagai persamaan kata antara bahasa Madagaskar dan bahasa suku Manyaan di
Kalimantan. Ke timur, nenek moyang Melayu-Polinesia ini berlayar jauh ke pedalaman pasifik,
menetap di berbagai kepulauan, dan mereka paling ke timur mencapai Easter Island, pulau
terjauh ke timur dari Nusantara.

·         Jelaslah bahwa budaya bangsa kita berakar jauh ke zaman prasejarah, ke masa silam yang begitu
jauhnya, hingga telah lenyap dari ingatan bangsa kita. Jelas pula bahwa kita telah mewarisi
budaya dunia yang ada di masa itu, di samping nenek moyang kita telah egati pula sumbangan
pada budaya-budaya bangsa lain di seberang Samudera Hindia, serta menciptakan berbagai
budaya di Madagaskar, dan di kepulauan-kepulauan Samudera Pasifik.

·         Mengingat ini kembali, apakah kita kini, sebagai pewaris langsung dari mereka, harus merasa
gentar menghadapi abad ke 21 dan seterusnya? Seharusnya tidak! Kita harus berani memeriksa
diri secara cermat. Apa kekurangan-kekurangan kita kini, hingga kita tidak memiliki
kemampuan, keberanian dan daya cipta untuk berbuat yang besar-besar bagi bangsa kita dan
umat manusia hari ini?

·         Proses melalui zaman Mesolitik mencapai zaman Neolitik mungkin terjadi kurang lebih 3500-
2500 tahun sebelum Nabi Isa. Ketika itu mereka mulai tinggal bersama dalam komunitas-
komunitas kecil dan mulai mengembangkan pertanian dan egati pengairan. Di zaman ini
berkembang akar budaya musyawarah Indonesia, karena di kala itu belum ada kepala dan raja,
dan semuanya masih dimusyawarahkan oleh semua anggota komunitas, dipimpin oleh orang-
orang yang lebih tua. Wanita ikut bermusyawarah, dan anak-anak boleh hadir dan ikut
mendengar. Di suku Sakudei di pulau Mentawai, seorang peneliti Swiss melaporkan bahwa dia
masih menemukan tradisi musyawarah yang lama itu.
·         Akar budaya kita juga tumbuh dalam kepercayaan bahwa segala yang ada di bumi memiliki
”ruh-ruh” sendiri. Ruh manusia adalah saudaranya, yang dapat melepaskan diri dari dalam badan
seseorang, dan ruh itu dapat mengalami bencana dalam petualangannya di luar tubuh kita, yang
dapat mengakibatkan yang punya tubuh jatuh sakit atau mati. Manusia harus berbaik-baik dalam
hubungannya dengan dunia roh ini.

·         Selanjutnya nenek moyang kita di masa Megalitik itu memiliki konsep hubungan dan
pertentangan antara dunia atas dan dunia bawah. Dalam upacara-upacara khusus, mereka
membangun megalith-megalith dengan tujuan melindungi ruh dari bahaya-bahaya yang datang
dari dunia bawah, untuk menjadi penghubung antara yang hidup dan yang telah mati, dan untuk
mengabadikan kekuatan-kekuatan magis mereka yang membangun megalith-megalith tersebut,
atau untuk siapa batu-batu itu dibangun. Megalith-megalith dibangun untuk memperkuat
kesuburan manusia, ternak dan apa yang mereka tanam, dan dengan demikian memperbesar
kekayaan generasi-generasi yang akan datang.

·         Kebudayaan Megalitik ini kemudian dimasuki oleh budaya Dongson yang membawa teknologi
perunggu dan besi, dan memberikan nafas dan kekuatan serta daya cipta baru pada kelompok-
kelompok budaya di Nusantara. Diperkirakan pula bahwa budaya Dongson membawa teknologi
bertanam padi di sawah. Teknologi padi sawah mendorong komunitas-komunitas kecil untuk
lebih berintegrasi mengembangkan dan memilihara egati pengairan, koordinasi bertanam
serempak pada waktu yang sama. Dalam proses sejarah, teknologi padi sawah ini telah
mendorong proses integrasi masyarakat-masyarakat desa Indonesia yang hingga kini tumpuan
kehidupan terbesar bangsa kita. Ia juga erat hubungannya dengan irama iklim, datang musim
kering dan musim hujan, yang mempengaruhi pola kehidupan di Indonesia. Musim panen
merupakan musim perkawinan umpamanya.

·         Pemujaan nenek moyang merupakan salah satu akar budaya bangsa Indonesia. Pandangan
kosmik mengenai kontradiksi antara dunia bawah dan dunia atas tercermin dalam organisasi
egati berbagai suku bangsa kita; garis ibu dan garis ayah, hubungann dasar antara dua suku yang
saling mengambil laki-laki dan perempuan dari dua suku untuk perkawinan, membuat tiada satu
suku lebih tinggi kedudukannya dari yang lain. Setiap suku bergantian menduduki tempat yang
superior dan tempat di bawah. Struktur tradisi kesukuan ini merupakan sebuah mekanisme egativ
demokrasi, yang seandainya kita pandai mengembangkannya dapat merupakan kekuatan untuk
tradisi demokrasi bangsa kita.

·         Datangnya agama Budha, Hindu dan Islam, bangkitnya feodalisme, lalu datang orang Eropa
membawa penindasan penjajah, dan agama Nasrani, lalu lewat pendidikan Barat masuk pula
ilmu pengetahuan modern dan tekonologi modern telah mendorong berbagai proses
kemasyarakatan, politik, ekonomi, dan budaya, yang akhirnya membawa manusia Indonesia
pada keadaan hari ini.

·         Akar budaya lama jadi layu dan terlupakan, meskipun ada diantaranya tanpa kita sadari masih
berada terlena di bawah sadar kita. Bangkitnya feodalisme di Indonesia dengan lahirnya berbagai
kerajaan besar dan kecil telah mengubah hubungan antara kekuasaan dan manusia atau anggota
masyarakat. Penjajahan Belanda menggunakan egati menguasai dan memerintah melalui kelas
bangsawan atau egati lama Indonesia telah meneruskan tradisi egati berlangsung terus dalam
masyarakat kita. Malahan setelah Indonesia merdeka, hubungan-hubungan diwarnai nilai-nilai
feodalisme masih berlangsung terus, hingga sering kita mengatakan bahwa kita kini menghadapi
neo-feodalisme dalam bentuk-bentuk baru.

·         Semua pendidikan modern, falsafah Barat dan Timur, egative-ideologi yang datang dari Barat
mengenai manusia dan masyarakat. Agama Islam dan Nasrani yang jadi lapis terakhir di atas
kepercayaan-kepercayaan lama dan nilai-nilai akar budaya kita, oleh daya sinkritisme manusia
Indonesia, semuanya diterima dalam dirinya tanpa banyak konflik dalam jiwa dan diri kita.

·         Sesuatu terjadi dalam diri kita, hingga secara budaya tidak mampu memisahkan yang satu dari
yang lain: mana yang takhyul, mana yang ilmiah, mana yang bayangan, mana yang kenyataan,
mana yang mimpi dan mana dunia nyata. Malahan banyak orang kini membuat ilmu dan
teknologi jadi takhyul dalam arti, orang percaya bahwa ilmu dan teknologi dapat menyelesaikan
semua masalah manusia di dunia. Dan ada yang berbuat sebaliknya.

·         Kita jadi tidak tajam lagi membedakan mana yang batil dan mana yang halal. Karena itu
beramai-ramai dan penuh kebahagiaan kita melakukan korupsi besar-besaran, dan tidak merasa
bersalah sama sekali (Lubis, dalam ”Pembebasan Budaya-Budaya Kita; 1999).

C.    PENGARUH KEBUDAYAAN KOREA TERHADAP KEBUDAYAAN


NASIONAL
Berkembangnya budaya pop Korea (Hallyu) di egati-negara Asia Timur dan beberapa egati
Asia Tenggara termasuk Indonesia menunjukkan adanya transformasi budaya asing ke egati lain.
Berkembangnya budaya pop Korea di Indonesia dibuktikan dengan munculnya “Asian Fans
Club” (AFC) yaitu blog Indonesia yang berisi tentang berita dunia hiburan Korea.
Dalam konsepsi budaya, budaya egativ yang dibawa Korea berada dalam dimensi konkret
yang terwujud dalam artifak-artifak budaya seperti lagu, drama, film, egat, program egative,
makanan, dan bahasa. Sedangkan dimensi abstrak yang berupa nilai, norma, kepercayaan, tradisi,
makna, terkandung secara tidak langsung dalam artifak budaya tersebut. Berkaitan dengan Asian
Fans Club, budaya pop Korea yang diterima kelompok penggemar di Indonesia masih terbatas
pada dimensi konkret, yaitu penerimaan terhadap egat, film, drama, dan artis-artis Korea.
Dengan demikian, berkembangnya budaya pop Korea (Korean Wave) di Indonesia
merupakan perwujudan globalisasi dalam dimensi komunikasi dan budaya. Globalisasi dalam
dimensi ini terjadi karena adanya proses mengkreasikan, menggandakan, menekankan, dan
mengintensifikasi pertukaran serta kebergantungan informasi dalam dunia hiburan, dalam hal ini
adalah dunia hiburan Korea. Kebergantungan ini masih dalam dimensi konkrit. Meskipun
demikian, jika egati wave ini tidak disertai dengan apresiasi terhadap kebudayaan nasional, maka
dikhawatirkan ekstensi kebudayaan nasional bergeser nilainya menjadi budaya marginal
(pinggiran). Apalagi prosentase terbesar penerima egati wave di Indonesia adalah remaja.
Padahal, remaja merupakan tonggak pembangunan nasional. Jika remaja sekarang sudah tidak
mengenal kebudayaannya sendiri, maka kebudayaan nasional dapat mengalami kepunahan dan
berganti dengan kebudayaan baru yang tidak sepenuhnya sesuai dengan kepribadian nenek
moyang egati kita.
Maka perlu suatu aktualisasi budaya Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi
dampak egative yang muncul akibat dari egati wave agar kebudayaan asli Indonesia masih
memiliki nilai budaya yang tinggi di mata masyarakat Indonesia.
D.   CARA MENGATASI DAMPAK NEGATIF DARI BUDAYA KOREA
Meski begitu ada cara menanggulangi/mengatasi dampak egative dari budaya korea :
Ø  Meningkatkan kualitas SDM masyarakat Indonesia
Ø  Meningkatkan kualitas nilai keimanan dan moralitas masyarakat
Ø  Mendorong dan meningkatkan kualitas hidup
Ø  Meningkatkan ras kesatuan, persatuan, dan nasionalime
Ø  Melestarikan budaya dan adat-istiadat daerah

BAB 3
METODE PENELITIAN
Metode yang kami gunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah :
1.      Teknik pengumpulan data yakni mengumpulkan semua data yang didapat dari media cetak
seperti materi karya ilmiah lainnyadan bahan lain yang berhubungan maupun media elektronik
seperti kutipan dari internet.
2.      Metode kualitatif yakni menggunakan angket yang berisi beberapa pertanyaan terkait dengan
judul yang didistribusikan kepada kalangan remaja berjumlah sekitar 10 remaja untuk
memperkuat pendapat yang kami bahas.
3.      Metode wawancara yaitu mewawancarai para remaja di SMAN 2 Pamekasan terkait dengan
kebudayaan korea yang mempengaruhi kebudayaan nasional.

BAB 4
PEMBAHASAN

A.   BUDAYA NASIONAL DIPENGARUHI BUDAYA KOREA


Kebudayaan nasional adalah kebudayaan bangsa Indonesia yaitu berlandaskan pancasila
sebagai identitas nasional dan diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada
pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Kebudayaan
nasional merupakan suatu karakteristik bermutu dari suatu bangsa yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi diri dan jelas menimbulkan rasa bangga bagi masyarakat Indonesia apabila
ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Maka dari itu kekayaan budaya yang kita miliki
harus dan wajib kita jaga dan lestarikan sebagai identitas bangsa Indonesia.
Namun, pada abad ke-20 budaya korea mulai merambah ke wilayah asia pasifik termasuk
juga Indonesia. Budaya Korea adalah salah satu budaya yang banyak memberikan pengaruh
kepada para remaja Indonesia. Salah satu dampak kebudayaan Korea yang tampak sekali di
Indonesia adalah kemunculan boyband dan girlband Indonesia di tanah air. boyband dan
girlband di tanah air ini juga turut memeriahkan perindustrian musik di Indonesia dengan gaya
dan penampilan mereka yang terinspirasi dari boyband atau girlband Korea.
Layaknya budaya Barat yang berkembang di Indonesia budaya demam Korea juga pasti
memberikan pengaruh positif dan pengaruh negatif bagi para remaja Indonesia. Pada
pembahasan kita ini lebih membahas mendalam tentang dampak negatif yang ditimbulkan,
namun, kami akan tetap menjelaskan dampak positif dan dampak negatif. Beberapa dampak
positif yang dapat kita lihat adalah :
1.      Mengenal kebudayaan Korea
Globalisasi yang masuk ke Indonesia menyebabkan seseorang menjadi tahu dengan
kebudayaan di negara lain contohnya budaya Korea. Banyak anak-anak remaja saat ini, yang
antusias untuk mengenal dan mempelajari kebudayaan tersebut sehingga mereka selalu mencoba
mencari berbagai informasi-informasi.Bahkan, mereka rela kursus agar lebih mengenal budaya
tersebut.
2.      Dapat membandingkan budaya Indonesia dengan budaya Korea
Kita dapat membandingkan kebudayaan antara Indonesia dan korea. Jelas Kebudayaan
Indonesia sesuai dengan nilai-nilai pancasila yang menjadi jati diri bangsa kita sejak dahulu dan
sampai kapanpun. Jati diri itu lah yang saat ini hilang dari kepribadian para generasi muda
Indonesia

3.      Memperbanyak teman


Para remaja yang menyukai hal-hal yang berbau Korea pastinya akan menyalurkan
keinginan tersebut dengan berbagai cara. Salah satunya dengan membuat grup/komunitas yang
isinya salalu membahas tentang Korea. Dari sanalah mereka kemudian banyak mendapatkan
teman.
Adapun dampak negatif munculnya demam Korea di Indonesia adalah sebagai berikut :
1.      Mengikisnya budaya Indonesia
Budaya Korea yang masuk ke Indonesia menimbulkan banyaknya para remaja Indonesia
yang mengikuti gaya-gaya dan tingkah laku yang ada di kebudayaan tersebut. Hal itu
menyebabkan budaya-budaya Indonesia menjadi terkikis dan mungkin saja tidak akan
dipergunakan lagi. Padahal seperti yang telah dijelaskan bahwa budaya merupakan identitas
suatu bangsa, jadi jika generasi muda seperti ini apakah kita bisa menyebut Indonesia akan maju
apabila tidak menghargai kebudayaannya sendiri.
2.      Perubahan gaya hidup
Remaja-remaja Indonesia yang menyukai KPOP atau yang lain tentu akan mengikuti gaya
hidup orang yang ia sukai seperti gaya hidup orang-orang Korea. Gaya hidup orang Korea yang
berlebihan juga akan ia ikuti misalnya saja gaya memakai bajunya untuk reamaj laki-laki
menggunakan kalung-kalung dan anting-anting yang sebenarnya digunakan oleh seorang wanita.
Begitu juga reamaja-remaja perempuannya memakai pakai yang tidak seharusnya ia pakai
seperti celana pendek, dan baju-baju yang memperlihatkan bentuk tubuhnya.
3.      Membuat seseorang menjadi boros
Keantusiasan para remaja terhadap adanya boyband dan girlband, maupun drama korea
menyebabkan mereka rela menghabiskan uangnya hanya untuk membeli majalah tentang idola
mereka, menabung uang sakunya untuk membeli aksesoris yang berhubungan dengan Korea atau
idolanya atau dengan membeli beberapa VCD Drama Korea, mnghabiskan waktunya diinternet
hanya unutk  mencari informasi seputar idolanya yang hanya akan membuat mereka lupa waktu.
4.      Melupakan dasar Negara kita yaitu Pancasila.
Pancasila merupakan dasar Negara Indonesia. Pancasila merupakan dasar yang mengatur
segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Apa jadinya jika bangsa Indonesia melupakan
dasar yang selama ini kita pegang. Itu lah yang terjadi sekarang ini pada generasi muda
Indonesia. Dengan masuknya budaya korea yang membuat para remaja seakan lebih menyukai
budaya korea disbanding budayanya sendiri. Mereka sibuk mempelajari budaya bangsa lain dan
tidak memikirkan budaya nasional yang merupakan identitas bangsa Indonesia. Jika seperti itu,
apakah mereka pantas disebut sebagai bangsa Indonesia yang mencintai bangsa dan tanah air ???

B.      LANGKAH KONKRET UNTUK MENGATASI DAMPAK NEGATIF


BUDAYA KOREA.
Adanya dampak negatif dari budaya Korea bukan berarti para remaja harus menutup diri
dari perkembangan budaya yang ada. Sikap menutup diri akan menyebabkan wawasan mereka
tentang kebudayaan hanya terbatas pada budaya dalam negeri. Para remaja  harus mengetahui
kebudayaan negara lain tanpa mengubah pandangan mereka tentang budaya nusantara serta
berlandaskan pada Pancasila. Di era modern ini, banyak  remaja yang mempunyai persepsi
bahwa kebudayaan korea jauh lebih menarik dari pada budaya sendiri. Buktinya, remaja zaman
sekarang banyak yang mengikuti trend korea yang di kenal dengan istilah “KPOP”. Selain itu,
para remaja hampir melupakan budaya dalam negeri. Akibatnya, kebudayaan nusantara terkikis
dan lama kelamaan akan habis. Untuk menghindari hal tersebut, berikut langkah konkret untuk
mengatasi dampak negatif budaya korea :
a.       Mengubah pandangan dan membangkitkan kesadaran remaja
Berdasarkan fakta, kebanyakan remaja Indonesia memilih menikmati karya seni yang berbau 
korea dari pada seni tradisional Indonesia. Hal tersebut membuktikan bahwa pandangan mereka
tentang kebudayaan Indonesia mulai berubah. Oleh karena itu, sudah seharusnya para remaja
mengubah pola pikir mereka. Sehingga akan membangkitkan kesadaran remaja akan
berharganya budaya nusantara serta pentingnya menjaga kebudayaan yang ada. Salah satu cara
yang dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan media elektronik. Contohnya menampilkan
iklan yang mendidik dan bernuansa budaya, di jejaring sosial juga di tampilkan kata-kata dan
gambar yang bernuansa budaya serta tentunya menarik untuk di lihat.

b.      Mengadakan seminar


Terkikisnya kebudayaan nusantara salah satunya diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan
remaja akan ragam budaya Indonesia. Adanya seminar, akan menambah wawasan dan
pengetahuan mereka tentang budaya Indonesia sehingga mereka terdorong untuk menjaga
kebudayaan yang dimiliki.

c.       Mendirikan sanggar seni


Minimnya sarana pengembangan seni di Indonesia menyebabkan para remaja mencari
kesenangan sendiri untuk mengisi waktu luang mereka. Hal tersebut adalah salah satu yang
menyebabkan tidak mengenalnya mereka nusantara. Jika di setiap daerah memiliki setidaknya
satu sanggar seni, maka dapat membantu remaja yang ingin belajar tentang kebudayaan dalam
negeri.

d.      Menunjuk duta kebudayaan nasional


Kehidupan para remaja zaman sekarang sangat terpengaruh oleh artis atau idola mereka. Dengan
menunjuk duta kebudayaan nasional yang berasal dari kalangan artis, membuat mereka lebih
tertarik untuk mempelajari budaya Indonesia.
 
e.       Adanya kerja sama antara KEMENDIKBUD dengan pihak sekolah
Sekolah adalah rumah kedua bagi para remaja. Hampir semua waktu mereka dihabiskan di
sekolah. Jadi, sekolah adalah salah satu yang dapat mempengaruhi remaja. Kerja sama tersebut
dapat diwujudkan dengan diadakannya ekstrakurikuler tertentu yang bernuansa kebudayaan dan
mewajibkan semua siswa untuk mengikuti salah satunya. 

BAB 5
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya korea telah
mempengaruhi para generasi muda bangsa yang notabene nya adalah penerus bangsa. Budaya
Nasional dianggapnya “kuno” bagi mayoritas remaja sekarang. Maka dari itu diperlukan langkah
konkret bagi seluruh elemen masyarakat diantaranya kampanye melalui beberapa media
elektronik dan media cetak untuk merubah pandangan masyarakat bahwa Budaya Nasional tidak
kalah keren dengan budaya korea bahkan bisa lebih, kemudian dengan pengadaan seminar di
setiap daerah yang dirasa memiliki budaya yang patut untuk kita lestarikan dan pendirian
sanggar seni di setiap wilayah, kemudian juga melalui KEMENDIKBUD yang bekerja sama
dengan pihak sekolah terkait pelestarian budaya tersebut. Kami yakin apabila kita serius
menghadapi permasalahan, kita dapat membuat kebudayaan nasional kita menjadi TOP dari yang
lainnya dan bangsa Indonesia menjadi Negara Maju seperti yang dikatakan Ki Hajar Dewantara
bahwa “Negara Maju Adalah Negara yang mampu melestarikan Kebudayaan Luhurnya”.

B.     SARAN
Kami berharap kedepannya pemerintah lebih serius menghadapi permasalahan yang kita
anggap kecil ini, bahkan dari permasalahan kecil dapat menjadi masalah yang besar nantinya.
Kemudian, Para orang tua mendidik anaknya untuk mencintai tanah air nya termasuk
kebudayaan yang dimiliki.

Anda mungkin juga menyukai