Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Budaya merupakan suatu cerminan hidup suatu negara. Setiap negara
mempunyai cerminan atau budaya tersendiri dalam lika liku di kehidupannya
masing masing. Budaya juga merupakan warisan dari generasi ke generasi. Di
setiap negara pasti mempertahankan budayanya dari budaya asing. Indonesia sudah
berakulturasi dengan kebudayaan asing sejak lama. Terletaknya Indonesia di
pertengahan benua Asia dan Australia yang menjadikan jalur perdagangan pada
masa lampau. Sehingga menjadikan budaya Indonesia bercampur dengan budaya
asing.
Fakta yang terjadi sekarang, Indonesia sudah pudar dengan budaya pribumi,
yang sudah tertindas budaya asing. Budaya barat yang menjadi modernitas dan
cerminan trendsetter di Indonesia. Pengaruh budaya asing mempunyai efek positif
dan negatifnya.
Tetapi, dilihat dari minoritas,cenderung menyerap hal negatif. Sayangnya,
masyarakat Indonesia lebih mengamini kebudayaan Barat sebagai bentuk
kebebasan yang sebebas-bebasnya. Sudah banyak masyarakat yang menganggap
budaya Barat merupakan budaya yang peling benar. Hal inilah yang tampak keliru
karena budaya Barat tidak hanya melahirkan kebebasan.Seharusnya masyarakat
mencontohkan budaya barat untuk kemajuan negara Indonesia sendiri, contohnya
seperti teknologi yang maju di budaya asing.
Kecenderungan masyarakat Indonesia yang lupa dan melalaikan budaya
dalam negeri sendiri mengakibatkan banyak budaya asli Indoensia tidak lagi diakui
bangsa lain. Sebagai negara berkembang, masyarakat Indonesia seharusnya meniru
motivasi Barat untuk menjadi negara yang maju bukan malah melalaikan budaya
sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah dari makalah ini
adalah:

1
1. Apa sajakah manfaat kompetisi atau persaingan dalam kehidupan manusia di
segala bidang ?
2. Bagaimana pengaruh kebudayaan luar terhadap kebudayaan indonesia baik itu
berdampak positif maupun berdampak negatif?

C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka adapun tujuan penulisan dari
makalah ini adalah :
1. Mengetahui manfaat kompetisi dalam kehidupan manusia dalam berbagai
bidang
2. Mengetahui pengaruh dan dampak akulturasi kebudayaan Indonesia dengan
kebudayaan luar.

D. METODE PENULISAN
Penulisan makalah ini menggunakan daftar pustaka melalui berbagai media,
baik itu dari media cetak maupun media elektronik.

BAB II

2
PEMBAHASAN

1. DEFINISI BUDAYA
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya
itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi
dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu
perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung
pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil
bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di
Amerika, “keselarasan individu dengan alam” d Jepang dan “kepatuhan kolektif”
di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-
anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia
makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling
bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang
koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya
meramalkan perilaku orang lain.

2. DEFINISI KEBUDAYAAN
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang

3
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari
satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut,
dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan
memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-
benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.

A. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Mempelajari unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah kebudayaan sangat
penting untuk memahami kebudayaan manusia. Kluckhon dalam bukunya yang
berjudul Universal Categories of Culture membagi kebudayaan yang ditemukan
pada semua bangsa di dunia dari sistem kebudayaan yang sederhana seperti
masyarakat pedesaan hingga sistem kebudayaan yang kompleks seperti masyarakat
perkotaan. Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan
universal atau disebut dengan kultural universal. Menurut Koentjaraningrat, istilah
universal menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan bersifat universal dan

4
dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa yang tersebar di berbagai
penjuru dunia. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah :
1. SISTEM BAHASA
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya
untuk berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi,
studi mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut
Keesing, kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan
pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan
mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada bahasa.
Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang penting dalam analisa
kebudayaan manusia. Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem
perlambangan manusia secara lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah
deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa
yang bersangkutan beserta variasi-variasi dari bahasa itu. Ciri-ciri menonjol dari
bahasa suku bangsa tersebut dapat diuraikan dengan cara membandingkannya
dalam klasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun, keluarga dan
subkeluarga. Menurut Koentjaraningrat menentukan batas daerah penyebaran suatu
bahasa tidak mudah karena daerah perbatasan tempat tinggal individu merupakan
tempat yang sangat intensif dalam berinteraksi sehingga proses saling
memengaruhi perkembangan bahasa sering terjadi.

2. SISTEM PENGETAHUAN
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem
peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan
berwujud di dalam ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena
mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam
kehidupannya. Masyarakat pedesaan yang hidup dari bertani akan memiliki sistem
kalender pertanian tradisional yang disebut system pranatamangsa yang sejak
dahulu telah digunakan oleh nenek moyang untuk menjalankan aktivitas
pertaniannya. Menurut Marsono, pranatamangsa dalam masyarakat Jawa sudah
digunakan sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Sistem pranatamangsa digunakan
untuk menentukan kaitan antara tingkat curah hujan dengan kemarau. Melalui
sistem ini para petani akan mengetahui kapan saat mulai mengolah tanah, saat
menanam, dan saat memanen hasil pertaniannya karena semua aktivitas
5
pertaniannya didasarkan pada siklus peristiwa alam. Sedangkan Masyarakat daerah
pesisir pantai yang bekerja sebagai nelayan menggantungkan hidupnya dari laut
sehingga mereka harus mengetahui kondisi laut untuk menentukan saat yang baik
untuk menangkap ikan di laut. Pengetahuan tentang kondisi laut tersebut diperoleh
melalui tanda-tanda atau letak gugusan bintang di langit. Banyak suku bangsa yang
tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak mengetahui dengan teliti pada
musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu sungai. Selain itu, manusia
tidak dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui dengan teliti ciri-ciri bahan
mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat tersebut. Tiap kebudayaan
selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang alam, tumbuh-tumbuhan,
benda-benda, binatang, dan manusia yang ada disekitarnya. Menurut
Koentjaningrat setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan. Pengetahuan ini
antara lain adalah :
a. Alam sekitarnya;
b. Tumbuhan yang tumbuh disekitar daerah tempat tinggalnya;
c. Binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya;
d. Zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya;
e. Tubuh manusia;
f. Sifat dan tingkah laku manusia;
g. Ruang dan waktu.

3. SISTEM KEKERABATAN DAN ORGANISASI SOSIAL


Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi social merupakan
usaha antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat
melalui berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok
masyarakat kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai
berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari
hari ke hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu
keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain.Selanjutnya, manusia akan
digolongkan ke dalam tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk membentuk
organisasi social dalam kehidupannya. Kekerabatan berkaitan dengan pengertian
tentang perkawinan dalam suatu masyarakat karena perkawinan merupakan inti
atau dasar pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial.

4. SISTEM PERALATAN HIDUP DAN TEKNOLOGI

6
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka
akan selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para
antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi
yang dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai
peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana. Dengan
demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan hidup
dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik.

5. SISTEM MATA PENCAHARIAN / EKONOMI


Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus
kajian penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian
mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau
sistem perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem
ekonomi pada masyarakat tradisional antara lain adalah :
a. Berburu dan meramu;
b. Beternak;
c. Bercocok tanam di ladang;
d. Menangkap ikan;
e. Bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi;
Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu
masyarakat yang berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber
daya alam secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam
sektor pertanian hanya bisa ditemukan di daerah pedesaan yang relatif belum
terpengaruh oleh arus modernisasi. Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan
kantor menjadi sumber penghasilan utama dalam mencari nafkah. Setelah
berkembangnya sistem industri mengubah pola hidup manusia untuk tidak
mengandalkan mata pencaharian hidupnya dari subsistensi hasil produksi
pertaniannya. Di dalam masyarakat industri, seseorang mengandalkan pendidikan
dan keterampilannya dalam mencari pekerjaan.

6. SISTEM RELIGI
Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi
dalam masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada
adanya suatu kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada
7
manusia dan mengapa manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi
dan mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural
tersebut. Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi
penyebab lahirnya asal mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa
religi suku-suku bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno
yang dianut oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan
mereka masih primitif.

7. KESENIAN
Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi
mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang
dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak
yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi
awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknik-
teknik dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi
awal tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama
dalam suatu masyarakat. Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung,
seni relief, seni ukir, seni lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan
instrumental, sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat
seni gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera
pendengaran maupun penglihatan. Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak,
tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi.

B. KEBUDAYAAN HINDU, BUDHA & ISLAM SERTA PENGARUHNYA


Ø Kebudayaan Hindu-Budha
Kebudayaan Hindu-Budha masuk ke Indonesia melalui 2 jalur yaitu : jalur
laut dan jalur darat. Dimana para penyebar agama dan budaya hindu-budha
melalui jalur laut datang ke Indonesia mengikuti rombongan kapal-kapal para
pedagang yang biasa beraktivitas pada jalur India-Cina. Rute perjalanan para
penyebar agama dan budaya Hindu-Budha, yaitu dari India menuju Myanmar,
Thailand. Semenanjung Malaya, kemudian ke Nusantara. Sementara itu, dari
Semenanjung Malaya ada yang terus ke Kamboja, Vietnam, Cina, Korea dan
Jepang. Di antara mereka ada yang langsung dari India menuju Indonesia dengan
memanfaatkan bertiupnya angina muson barat. Sedangkan melalui jalur darat
8
Para penyebar agama dan budaya Hindu-Budha yang menggunakan jalur darat
mengikuti para pedagang melalui Jalan Sutra, dari India ke Tibet terus ke utara
sampai dengan Cina, Korea, dan Jepang. Ada juga yang melakukan perjalanan
dari India Utara menuju Bangladesh, Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya
kemudian berlayar menuju Indonesia.
 Raja secara khusus mendatangkan Brahmana ke Indonesia meminta
Brahmana untuk mengajar agama Hindu di lingkungan istananya.
 Teori ini didukung dengan adanya bukti bahwa terdapat koloni India di
Malaysia dan pantai Timur Sumatera yang banyak ditempati oleh orang
Keling dari India Selatan yang memerlukan kaum Brahmana untuk upacara
agama (perkawinan dan kematian).
Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia ini dapat dilihat dari
peninggalan-peninggalan sejarah dalam berbagai bidang, antara lain
sebagai berikut.
1. Bidang agama, yaitu berkembangnya agama Hindu-Buddha di Indonesia.
Sebelum masuk pengaruh India, kepercayaan yang berkembang di Indonesia masih
bersifatanimisme dan dinamisme. Masyarakat pada saat itu melakukan pemujaan
terhadap arwah nenek moyang dan kekuatan-kekuatan benda-benda pusaka tertentu
serta kepercayaan pada kekuatan-kekuatan alam. Dengan masuknya pengaruh
Hindu-Buddha, kepercayaan asli bangsa Indonesia ini kemudian berakulturasi
dengan agama Hindu-Buddha. Hal ini terbukti dari beberapa upacara keagamaan
Hindu-Buddha yang berkembang di Indonesia walaupun dalam beberapa hal tidak
seketat atau mirip dengan tata cara keagamaan yang berkembang di India. Kondisi
ini menunjukkan bahwa dalam tatacara pelaksanaan upacara keagamaan mengalami
proses sinkretisme antara kebudayaan agama Hindu-Buddha dengan kebudayaan
asli bangsa Indonesia.
2. Bidang politik dan pemerintahan, pengaruhnya terlihat jelas dengan lahirnya
kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia. Sebelum masuknya
pengaruh agama Hindu-Buddha di Indonesia tampaknya belum mengenal corak
pemerintahan dengan sistem kerajaan. Sistem pemerintahan yang berlangsung
masih berupa pemerintahan kesukuan yang mencakup daerah-daerah yang terbatas.
Pimpinan dipegang oleh seorang kepala suku bukanlah seorang raja. Dengan
masuknya pengaruh India, membawa pengaruh terhadap terbentuknya kerajaan-
kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di Indonesia. Kerajaan bercorak Hindu
9
antara lain Kutai, Tarumanagara, Kediri, Majapahit dan Bali, sedangkan kerajaan
yang bercorak Buddha adalah Kerajaan Sriwijaya. Hal yang menarik di Indonesia
adalah adanya kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha yaitu Kerajaan Mataram
lama.
3. Bidang pendidikan, membawa pengaruh bagi munculnya lembaga-lembaga
pendidikan. Meskipun lembaga pendidikan tersebut masih sangat sederhana dan
mempelajari satu bidang saja, yaitu keagamaan. Akan tetapi lembaga pendidikan
yang berkembang pada masa Hindu-Buddha ini menjadi cikal bakal bagi lahirnya
lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia. 17 bukti yang menunjukkan telah
berkembangnya pendidikan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di
Indonesia, antara lain adalah:(a). Dalam catatan perjalanan I-Tsing, seorang pendeta
yang berasal dari Cina, menyebutkan bahwa sebelum dia sampai ke India, dia
terlebih dahulu singgah di Sriwijaya. Di Sriwijaya I-Tsing melihat begitu pesatnya
pendidikan agama Buddha, sehingga dia memutuskan untuk menetap selama
beberapa bulan di Sriwijaya dan menerjemahkan salah satu kitab agama Buddha
bersama pendeta Buddha yang ternama di Sriwijaya, yaituSatyakirti. Bahkan I-
Tsing menganjurkan kepada siapa saja yang akan pergi ke India untuk mempelajari
agama Buddha untuk singgah dan mempelajari terlebih dahulu agama Buddha di
Sriwijaya. Berita I-Tsing ini menunjukkan bahwa pendidikan agama Buddha di
Sriwijaya sudah begitu maju dan tampaknya menjadi yang terbesar di daerah Asia
Tenggara pada saat itu. (b). Prasasti Nalanda yang dibuat pada sekitar pertengahan
abad ke-9, dan ditemukan di India. Pada prasasti ini disebutkan bahwa raja
Balaputradewa dari Suwarnabhumi (Sriwijaya) meminta pada raja Dewapaladewa
agar memberikan sebidang tanah untuk pembangunan asrama yang digunakan
sebagai tempat bagi para pelajar agama Buddha yang berasal dari Sriwijaya.
Berdasarkan prasasti tersebut, kita bisa melihat begitu besarnya perhatian raja
Sriwijaya terhadap pendidikan dan pengajaran agama Buddha di kerajaannya. Hal
ini terlihat dengan dikirimkannya beberapa pelajar dari Sriwijaya untuk belajar
agama Buddha langsung ke daerah kelahirannya yaitu India. Tidak mustahil bahwa
sekembalinya para pelajar ini ke Sriwijaya maka mereka akan menyebarluaskan
hasil pendidikannya tersebut kepada masyarakat Sriwijaya dengan jalan membentuk
asrama-asrama sebagai pusat pengajaran dan pendidikan agama Buddha. (c).
Catatan perjalanan I-Tsing menyebutkan bahwa pendeta Hui-Ning dari Cina pernah
berangkat ke Ho-Ling (salah satu kerajaan Buddha di Jawa). Tujuannya adalah
10
untuk bekerja sama dengan pendeta Ho-Ling yaitu Jnanabhadra untuk
menerjemahkan bagian terakhir kitab Nirwanasutra. Dari berita ini menunjukkan
bahwa di Jawa pun telah dikenal pendidikan agama Buddha yang kemudian
menjadi rujukan bagi pendeta yang berasal dari daerah lain untuk bersamasama
mempelajari agama dengan pendeta yang berasal dari Indonesia. (d). Pada prasasti
Turun Hyang, yaitu prasasti yang dikeluarkan oleh Raja Airlangga menyebutkan
tentang pembuatan Sriwijaya Asrama oleh Raja Airlangga. Sriwijaya Asrama
merupakan suatu tempat yang dibangun sebagai pusat pendidikan dan pengajaran
keagamaan. 18. Hal ini menunjukkan besarnya perhatian Raja Airlangga terhadap
pendidikan keagamaan bagi rakyatnya dengan memberikan fasilitas berupa
pembuatan bangunan yang akan digunakan sebagai sarana pendidikan dan
pengajaran. (e). Istilah surau yang digunakan oleh orang Islam untuk menunjuk
lembaga pendidikan Islam tradisional di Minangkabau sebenarnya berasal dari
pengaruh Hindu-Buddha. Surau merupakan tempat yang dibangun sebagai tempat
beribadah orang Hindu-Buddha pada masa Raja Adityawarman. Pada masa itu,
surau digunakan sebagai tempat berkumpul para pemuda untuk belajar ilmu agama.
Pada masa Islam kebiasaan ini terus dilajutkan dengan mengganti fokus kajian dari
Hindu-Buddha pada ajaran Islam.
4. Bidang sastra dan bahasa, dari segi bahasa, orang-orang Indonesia mengenal
bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Pada masa kerajaan Hindu-Buddha di
Indonesia, seni sastra sangat berkembang terutama pada aman kejayaan kerajaan
Kediri. Karya sastra itu antara lain :
1) Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa yang disusun pada masa pemerintahan
Airlangga.
2) Bharatayudha, karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh disusun pada aman
kerajaan Kediri.
3) Gatot kaca sraya, karya Mpu Panuluh disusun pada aman kerajaan Kediri.
4) Arjuna Wijaya dan Sutasoma, karya Mpu Tantular yang disusun pada aman
kerajaan Majapahit.
5) Negarakertagama, karya Mpu Prapanca disusun pada aman kerajaan
Majapahit.
6) Wretta Sancaya dan Lubdhaka, karya Mpu Tanakung yang disusun pada
aman kerajaan Majapahit.

11
5. Bidang seni tari, berdasarkan relief-relief yang terdapat pada candicandi,
terutama candi Borobudur dan Prambanan memperlihatkan adanya bentuk tari-
tarian yang berkembang sampai sekarang. Bentuk-bentuk tarian yang digambarkan
dalam relief memperlihatkan jenis tarian seperti tarian perang, tuwung, bungkuk,
ganding,matapukan (tari topeng). Tari-tarian tersebut tampaknya diiringi dengan
gamelan yang terlihat dari relief yang memperlihatkan jenis alat gamelan yang
terbatas seperti gendang, kecer, gambang, saron, kenong, beberapa macam bentuk
kecapi, seruling dan gong.
6. Seni relief pada candi, yang kemudian menghasilkan seni pahat. Hiasan pada
candi atau sering disebut relief yang terdapat pada candi-candi di Indonesia
didasarkan pada cerita-cerita epik yang berkembang dalam kesusastraan yang
bercorak Hindu ataupun Buddha. Pemilihan epik sebagai hiasan relief candi
dikenal pertama kali pada candi Prambanan yang dibangun pada permulaan abad
ke-10. Epik yang tertera dalam relief candi Prambanan mengambil penggalan kisah
yang terdapat dalam cerita Ramayana. Hiasan relief candi Penataran pada masa
Kediri mengambil epik kisah Mahabharata. Sementara itu, kisah Mahabharata juga
menjadi epik yang dipilih sebagai relief pada dua candi peninggalan kerajaan
Majapahit, yaitu candi Tigawangi dan candi Sukuh.
7. Seni Arca dan Patung, sebagai akibat akulturasi budaya pemujaan arwah leluhur
dengan agama Hindu-Buddha maka beberapa keluarga raja diperdewa dalam bentuk
arca yang ditempatkan di candi makam. Arcaarca dewa tersebut dipercaya
merupakan lambang keluarga raja yang dicandikan dan tidak mustahil termasuk di
dalamnya kepribadian dan watak dari keluarga raja tersebut. Oleh karena itu, arca
dewa tersebut sering diidentikkan dengan arca keluarga raja. Seni arca yang
berkembang di Indonesia memperlihatkan unsur kepribadian dan budaya lokal,
sehingga bukan merupakan bentuk peniruan dari India. Beberapa contoh raja yang
diarcakan adalah Raja Rajasa yang diperdewa sebagai Siwa di candi makam
Kagenengan, Raja Anusapati sebagai Siwa di candi makam Kidal,
Raja Wisnuwardhana sebagai Buddha di candi makam Tumpang.
Raja Kertanegara sebagai Wairocana Locana di candi makam Segala dan Raja
Kertarajasa Jayawardhana sebagai Harihara di candi makam Simping.
Patung-patung dewa dalam agama Hindu yang merupakan peninggalan sejarah di
Indonesia, antara lain:
a. Arca batu Brahma.
12
b. Arca perunggu Siwa Mahadewa.
c. Arca batu Wisnu.
d. Arca-arca di Prambanan, di antaranya arca Lorojongrang.
e. Arca perwujudan Tribhuwanatunggadewi di Jawa Timur.
f. Arca Ganesa, yaitu dewa yang berkepala gajah sebagai dewa ilmu
pengetahuan.
8. Seni pertunjukan, terutama seni wayang sampai sekarang merupakan salah satu
bentuk seni yang masih populer di kalangan masyarakat Indonesia. Seni wayang
beragam bentuknya seperti wayang kulit, wayang golek, dan wayang orang. Seni
pertunjukan wayang tampaknya telah dikenal oleh bangsa Indonesia sejak aman
prasejarah.
9. Bidang seni bangunan, merupakan salah satu peninggalan budaya Hindu-
Buddha di Indonesia yang sangat menonjol antara lain berupa candi dan stupa.
Selain itu, terdapat pula beberapa bangunan lain yang berkaitan erat dengan
kehidupan keagamaan, seperti:ulan dan satra merupakan semacam pesanggrahan
atau tempat bermalam para pe iarah;sima adalah daerah perdikan yang berkewajiban
memelihara bangunan suci di suatu daerah; patapan adalah tempat melakukan
tapa; sambasambaran yang berarti tempat persembahan; meru merupakan bangunan
berbentuk tumpang yang melambangkan gunung Mahameru sebagai tempat tinggal
dewa-dewa agama Hindu.
Ø Kebudayaan Islam
Kedatangan Islam di Indonesia, tidak dapat diketahui dengan pasti.
Diperkirakan kedatangan yang pertama adalah di Aeh. Hal ini dibuktikan dengan
ditemukannya makam-makam. Menurut Ma Huan yang datang ke Majapahit tahun
1413, bahwa ada 3 golongan penduduk Majapahit yaitu orang-orang Islam yang
datang dari Barat, orang-orang Cina yang kebanyakan memeluk Islam dan
selebihnya rakyat yang menyembah berhala. Islam masuk ke Indonesia dengan
jalan damai pada abad ke-7 dan mengalami perkembangannya pada abad ke-13.
Sebagai pemegang peranan dalam penyebaran Islam adalah bangsa Arab, bangsa
Persia dan Gujarat (India). Proses masuk dan berkembangnya Islam ke Indonesia
pada dasarnya dilakukan dengan melalui beberapa jalur/saluran yaitu melalui
perdagangan seperti yang dilakukan oleh pedagang Arab, Persia dan Gujarat.
Pedagang tersebut berinteraksi/bergaul dengan masyarakat Indonesia. Pada
kesempatan itu dipergunakan untuk menyebarkan ajaran Islam. Selanjutnya
13
diantara pedagang tersebut ada yang terus menetap, atau mendirikan
perkampungan, seperti pedagang Gujarat mendirikan perkampungan Pekojan.
Dengan adanya perkampungan pedagang, maka interaksi semakin sering bahkan
ada yang sampai menikah dengan wanita Indonesia, sehingga proses penyebaran
Islam semakin cepat berkembang. Adapun wujud akulturasi kebudayaan Islam
dengan kebudayaan Indonesia adalah :
Sebelum Islam masuk dan berkembang, Indonesia sudah memiliki corak
kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha. Dengan masuknya
Islam, Indonesia kembali mengalami proses akulturasi (proses bercampurnya dua
(lebih) kebudayaan karena percampuran bangsa-bangsa dan saling mempengaruhi),
yang melahirkan kebudayaan baru yaitu kebudayaan Islam Indonesia. Masuknya
Islam tersebut tidak berarti kebudayaan Hindu dan Budha hilang. Bentuk budaya
sebagai hasil dari proses akulturasi tersebut, tidak hanya bersifat
kebendaan/material tetapi juga menyangkut perilaku masyarakat Indonesia.
1. Seni Bangunan
Wujud akulturasi dalam seni bangunan dapat terlihat pada bangunan masjid,
makam, istana. Masjid adalah tempat ibadahnya orang Islam. Di Indonesia,
istilah masjid biasanya menunjuk pada tempat untuk menyelenggarakan shalat
jumat. Masjid di Indonesia pada zaman madya biasanya mempunyai cirri khas
tersendiri, diantaranya :
 Atapnya berbentuk “atap tumpang” yaitu atap bersusun. Jumlah atap
tumpang itu selalu ganjil, 3 atau 5 seperti di Jawa dan Bali pada masa
Hindu.
 Tidak adanya menara. Pada masa itu masjid yang mempunyai menara
hanya masjid Banten dan masjid Kudus.
 Biasanya masjid dibuat dekat istana, berada di sebelah utara atau selatan.
Biasanya didirikan di tepi barat alun-alun. Letak masjid ini
melambangkan bersatunya rakyat dan raja sesama makhluk Allah. Selain
di alun-alun, masjid juga dibangun di tempat-tempat keramat, yaitu
makam wali, raja atau ahli agama.
Bentuk perkembangannya sesuai dengan perkembangan zaman. Sekarang
kebanyakan masjid atasnya berbentuk kubah dan ada menara, ini merupakan
pengaruh dari Timur tengah dan India.
2. Sistem Pemerintahan
14
Dalam pemerintahan, sebelum Islam masuk Indonesia, sudah berkembang
pemerintahan yang bercorak Hindu ataupun Budha. Tetapi setelah Islam masuk,
maka kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu/Budha mengalami keruntuhannya
dan digantikan peranannya oleh kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam seperti
Samudra Pasai, Demak, Malaka dan sebagainya. Sistem pemerintahan yang
bercorak Islam, rajanya bergelar Sultan atau Sunan seperti halnya para wali dan
apabila rajanya meninggal tidak lagi dimakamkan dicandi/dicandikan tetapi
dimakamkan secara Islam.

C. KEBUDAYAAN BARAT DAN PENGARUHNYA


o Kebudayaan Asing di Indonesia
Bangsa Indonesia dalam mengikuti arus globalisasi terkadang dapat
melunturkan jati diri bangsa yang begitu kental dengan kesopanan dan budaya
timur. Dimata dunia Indonesia dikenal sebagai bangsa yang menjunjung adab
ketimuran yang sangat baik. Tapi bangsa Indonesia tidak menutup diri bagi
budaya asing yang ingin masuk ke Indonesia tanpa melunturkan jati diri dan
kepribadian bangsa Indonesia. Karena terkadang globalisasi dapat menjadikan
bangsa semakin kreatif tanpa meninggalkan adab bangsanya. Kebudayaan asing
yang masuk akibat era globalisasi (perluasan cara-cara sosial antar benua), ke
Indonedia turut mengubah perilaku dan kebudayaan Indonesia, baik itu
kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di
Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia
untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan
perilaku yang cenderung ke barat-baratan (westernisasi). Hal tersebut terlihat
dengan seringnya orang-orang terutama remaja Indonesia keluar-masuk pub,
diskotik dan tempat hiburan malam lainnya, dengan berbagai perilaku
menyimpang yang menyertainya dan sering melahirkan komunitas tersendiri
terutama di kota-kota besar dan metropolitan. Dalam hal ini terjadinya berbagai
kasus penyimpangan seperti penyalah gunaan zat adiktif, berbagai bentuk
pelanggaran susila dan lain sebagainya. Ini merupakan ketidakmampuan
masyarakat Indonesia dalam beradaptasi dan menyeleksi pengaruh asing
sehingga masih bersikap ‘latah’ terhadap kebudayaan asing.

15
o Pengaruh Budaya Asing Di Indonesia
Dari sekian banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia, diantaranya
adalah budaya barat. Barat, sesuai namanya, merupakan produk perkembangan
di bilangan barat dunia yang menekankan individualitas dan kebebasan.
Sementara Indonesia merupakan bagian bangsa timur yang menghendaki
harmoni, komando, dan kolektivitas. Bangsa Barat yang memberikan pengaruh
cukup membekas adalah Portugis dan Belanda. Terutama Belanda, budaya
bangsa-bangsa ini sebagiannya telah terserap dan masuk ke dalam struktur
budaya bangsa Indonesia. Sesungguhnya, terdapat sejumlah pengaruh “Barat”
yang hingga kini terus membekas di dalam struktur kebudayaan Indonesia.
Utamanya di dalam sistem pendidikan Indonesia. Pendidikan merupakan salah
satu komponen nonmaterial kebudayaan yang punya peran signifikan dalam
melestarikan suatu budaya. Selain pendidikan, mekanisme administratif
pemerintahan negara barat yang pernah menjajah Indonesia, yaitu Belanda juga
punya pengaruh tersendiri dalam pembentukan sistem sosial (politik) Indonesia.
Tidak hanya Negara barat saja yang mempengaruhi, tetapi negara-negara Timur
seperti Cina dan Jepang pun memberikan derajat pengaruh tertentu bagi
perkembangan sistem sosial dan budaya Indonesia. Jepang tentu saja,
memberikan pengaruh , yaitu lewat penjajahan singkat mereka atas Indonesia.
Sementara Cina, yang telah punya hubungan dengan kepulauan nusantara jauh
sebelum Islam menyentuh Indonesia, dan telah membentuk derajat pengaruh
tersendiri. Sedangkan sekarang ini, kebiasaan-kebiasaan orang barat yang telah
membudaya hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan
cetak yang celakanya kebudayaan orang-orang barat tersebut yang sifatnya
negatif dan cenderung merusak serta melanggar norma-norma ketimuran kita
sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja yang
menginginkan kebebasan seperti orang-orang barat. Contoh kebudayaan-
kebudayaan barat tersebut dapat kita lihat dari cara mereka berpakaian dan
mode, film, sampai pada pergaulan dengan lawan jenis.
o Dampak Kebudayaan Asing Di Indonesia
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu
negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh

16
positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan
seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan
mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa.
1. Dampak Positif
a) Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan
pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi
rasional.
b) Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat
menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir
lebih maju.
c) Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan
transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi
penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2. Dampak Negatif
a) Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang
kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah
tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b) Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat
mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam
beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk
sosial.
c) Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia.
Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi
hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, remaja lebih
menyukai dance dan lagu barat dibandingkan tarian dari Indonesia dan
lagu-lagu Indonesia, dan lainnya. Hal ini terjadi karena kita sebagai
penerus bangsa tidak bangga terhadap sesutu milik bangsa.
d) Kesenjangan Sosial
17
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu
yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan
memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang
stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial. Kesenjangan social
menyebabkan adanya jarak antara si kaya dan si miskin sehingga sangat
mungkin bias merusak kebhinekaan dan ketunggalikaan Bangsa
Indonesia.

Mempertahankan Kebudayaan Indonesia


Nilai kebudayaan yang menjadi karakteristik bangsa Indonesia, seperti gotong
royong, silahturahmi, ramah tamah dalam masyarakat menjadi keistimewaan dasar
yang dapat menjadikan individu-individu masyarakat Indonesia untuk mencintai
dan melestarikan kebudayaan bangsa sendiri. Tapi karakteristik masyarakat
Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat yang ramah dan sopan santun kini
mulai pudar sejak masuknya budaya asing ke Indonesia yang tidak bisa diseleksi
dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Maka, dalam hal ini pemerintah memiliki
peranan penting untuk mempertahankan nilai-nilai kebudayaan Indonesia dalam
kehidupan masyarakatnya karena nilai-nilai kebudayaan dari leluluhur merupakan
filosofi hidup pada tiap daerahnya meskipun tanpa bantuan teknologi. Nilai-nilai
budaya tersebut bukan berarti mengharuskan kita untuk bersikap tertutup terhadap
budaya asing, namun nilai dan makna filosofi kebudayaan Indonesia harus
dijadikan sebagai sumber inspirasi dan kreatifitas. Berikut ini adalah beberapa cara
mempertahankan kebudayaan Indonesia agar tidak terpengaruh oleh kebudayaan
asing yang bersifat negatif :Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh,
misal semangat mencintai produk dan kebudayaan dalam negeri.Menanamkan dan
mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.Menanamkan dan
melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.Selektif terhadap kebudayaan
asing yang masuk ke Indonesia.Memperkuat dan mempertahankan jatidiri bangsa
agar tidak luntur.Dengan begitu masayarakat dapat bertindak bijaksana dalam
menentukan sikap agar jatidiri serta kepribadian bangsa tidak luntur karena adanya
budaya asing yang masuk ke Indonesia khususnya

18
Manfaat Berkompetisi Positif
Ketika Anda memikirkan sebuah kompetisi, mungkin Anda tidak
mengasosiasikannya dengan hal yang lebih bermanfaat. Kita cenderung berpikir
bahwa persaingan dalam bentuk apapun merupakan hal yang buruk. Tetapi tunggu
dulu! Ada banyak aspek positif dalam persaingan dan dengan mempelajarinya,
sebenarnya Anda akan mendapatkan banyak manfaat dari persaingan tersebut.
Manfaat dari persaingan ini tidak hanya berlaku untuk bisnis
ataupun pekerjaan Anda, tetapi juga dalam kehidupan pribadi Anda. Adapun hal
yang bisa kita dapat dari persaingan adalah Anda bisa melihat sesuatu dengan cara
yang berbeda.

Tetap waspada
Tanpa adanya kompetisi Anda akan selalu terlena dalam keadaan nyaman, tidak
ada kehawatiran, ini akan membuat Anda rentan dan rawan dari kesalahan yang
akan dibayar mahal, dengan adanya kompetisi disekitar, kita dapat tetap menjaga
dan membuka mata untuk menangkap setiap detil kejadian sehingga Anda tetap
berada diatas permainan. Persaingan membuat Anda melihat sesuatu yang biasa
Anda lihat secara normal.

Membantu menilai kekuatan dan kelemahan


Dengan kompetisi, Anda mempunyai cara untuk mengukur seberapa baik atau
seberapa burukkah yang Anda lakukan. Mengetahui apa yang baik dan apa yang
tidak adalah sangat penting, karena sukses adalah tentang menonjolkan kekuatan
dan menyembunyikan semua kelemahan anda. Seberapa baik Anda melakukannya
menentukan seberapa jauh Anda pergi.

Membuat Anda kreatif


Tanpa kompetisi, kita mungkin masih berada di zaman batu. Lihatlah di sekitar
Anda, semua yang Anda lihat adalah hasil dari beberapa jenis kompetisi. Melihat
seberapa jauh kemanusiaan telah datang. Apakah itu tentang bisnis atau kehidupan
pribadi Anda, kreativitas membawa yang terbaik ke dalam diri kita semua. Tanpa
persaingan, kita akan berakhir menetap untuk jauh kurang dari apa yang kita benar-
benar mampu.

19
Membantu mengelola kesuksesan & kegagalan
Dengan kondisi lingkungan yang saling bersaing, Anda akan akan mengalami
penderitaan seiring dengan keberhasilan. Bagaimana Anda mengatasi dan
membentuk karakter Anda. Jika semuanya selalu berjalan sesuai dengan apa yang
kita inginkan, apakah ada pelajaran yang pernah kita pelajari? Plus, kehidupan
akan terasa cukup membosankan dan sangat cepat! Persaingan memaksa kita untuk
menghadapi kedua sisi koin, dan hal inilah mengapa olahraga merupakan
pengalaman penting bagi anak-anak untuk tumbuh dewasa. Ini membantu mereka
dalam berurusan dengan menang dan kalah dan bagaimana mereka bereaksi, yang
merupakan keterampilan penting untuk dimiliki untuk mengatur kehidupan Anda di
masa dewasa.

Meningkatkan kualitas
Setiap persaingan akan memaksa Anda untuk meningkatkan kualitas Anda.
Memperbaiki dan bergerak ke depan merupakan bagian dari evolusi, dan dengan
persaingan memastikan bahwa Anda terlibat dalam permainan di setiap saat.
Semakin baik apa yang Anda dapatkan, maka apresiasi akan Anda temukan di
sekitar Anda, yang merupakan salah satu pencarian kita yang terus-menurus yaitu
penerimaan.

Menjadikan lebih tekun


Ketika Anda melihat seseorang lebih maju dari Anda dan Anda akan melakukan
apapun yang diperlukan untuk mengejar mereka … itulah inti dari ketekunan. Anda
tidak menyerah sampai Anda berada di atas. Tanpa persaingan, kita tidak punya
alasan untuk bertahan. Kita tidak akan tahu batas kita dan seberapa jauh kita dapat
menjangkau mereka. Ingat hadiah dari ketekunan adalah tak ternilai.

Perencanaan jangka panjang


Ketika Anda tekun, Anda wajib untuk mempunyai rencana. Anda harus memiliki
arah dan tujuan. Tanpa kompetisi, Anda tidak akan tahu dimana garis finish-nya.
Bagaimana Anda sampai di sana ? Mempunyai “peta” yang jelas dan ringkas apa
yang perlu Anda lakukan untuk mencapai titik yang Anda inginkan, hal ini penting
jika Anda ingin mencapai sesuatu dalam hidup Anda. Bersaing mendorong Anda
untuk memiliki rencana untuk melaksanakannya, karena itulah satu-satunya cara
20
Anda untuk dapat benar-benar berada dalam permainan dan memiliki kesempatan
untuk memenangkannya.

Berkompetisi Dalam Kebaikan


Hidup adalah kompetisi. Bukan hanya untuk menjadi yang terbaik tapi juga
kompetisi untuk meraih cita-cita yang diinginkan. Namun sayang banyak orang
terjebak pada kompetisi semu yang hanya memperturutkan syahwat hawa nafsu
duniawi dan jauh dari suasana robbani. Kompetisi harta-kekayaan, kompetisi
usaha-pekerjaan, kompetisi jabatan-kedudukan dan kompetisi lainnya.yang
semuanya bak fatamorgana. Indah menggoda tapi sesungguhnya tiada. Itulah
kompetisi yang menipu. Bahkan yang sangat memilukan tak jarang dalam
kompetisi selalu diiringi “suudzhon” buruk sangka bukan hanya kepada manusia
tapi juga kepada Allah swt. Yang lebih merugi lagi jika rasa iri dan riya ikut
bermain.
Lalu bagaimanakah selayaknya kompetisi bagi orang-orang yang beriman? Allah
swt telah memberikan pengarahan bahkan penekanan kepada orang-orang beriman
untuk berkompetisi dalam kebaikan sebagaimana firmanNya: “....Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berkompetisilah berbuat
kebajikan...” (QS. 5:48).
Selalu berkompetisi, itulah sejatinya seorang mukmin karena dengan
kompetisi itu seseorang mukmin:
a. Berkesempatan untuk menjadi hamba yang dimuliakan Allah swt.
“...Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling taqwa diantara kamu...” (QS.49:13).
b. Berpeluang juga menjadi hamba yang paling terbaik seperti diungkapkan
Allah dalam surat Al-Mulk: Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia
menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia
Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS.67:2).
c. Berpeluang menjadi hamba yang paling bermanfaat. “Sebaik-baik kamu
adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain (Al-Hadits)
d. Berpeluang untuk menjadi orang yang paling dicintai Allah.
“....Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat
kebaikan”(QS.2:195)
21
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kecenderungan masyarakat Indonesia yang lupa dan melalaikan budaya
dalam negeri sendiri mengakibatkan banyak budaya asli Indoensia tidak lagi diakui
bangsa lain. Sebagai negara berkembang, masyarakat indonesia seharusnya meniru
motivasi Barat untuk menjadi negara yang maju bukan malah melalaikan budaya
sendiri. Sehingga memunculkan 2 dampak yaitu :
Dampak Positif
 Pola pikir dan sikap masyarakat yang berubah seiringnya dengan globalisasi
dan modernisasi yang berkembang di Barat. Mengubah masyarakat menjadi
berpikir rasional yang sebelumnya berpikir irasional.
 Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari barat yang memberikan
kemudahan bagi masyarakat sekaligus memotivasi masyarakat untuk maju
dalam segala hal di kehidupan bermasyarakat.
 Perkembangan industri barat dalam memproduksi berbagai alat transportasi
dan komunikasi yang canggih yang meningkatkan taraf hifup masyarakat dan
mengurangi pengangguran.
Dampak Negatif
Selain dampak positif, budaya barat juga berdampak negatif bagi kebudayaan
Indonesia :
 Banyaknya produk impor yang menjadikan produk dalam negeri terpinggirkan.
 Adanya kesenjangan sosial di masyarakat. Perkembangan teknologi yang
semakin canggih membuat masyarakat menjadi individu atau sudah tidak lagi
butuh pertolongan antar masyarakat. Hal ini memacu adanya individualisme.
 Berkembangnya gaya hidup ke barat-baratan, menjadikan hidup bebas. Hal ini
yang menyebabkan sudah hilangnya moral atau perilaku yang baik dalam
kehidupan bermasyarakat, dan malah menjadikan masyarakat menganut gaya
hidup hedonis.
Kompetisi atau persaingan memiliki manfaat sebagai berikut :
a. Menjadikan pribadi yang tetap waspada
b. Membantu menilai kemampuan diri
c. Membuat kreatif

22
d. Membantu mengelola kesuksesan dan kegagalan
e. Meningkatkan kualitas

B. SARAN
Kami sangat mengharapkan saran dari semua pihak baik itu Bapak/Ibu guru,
teman, pembaca,maupun masyarakat yang sifatnya membangun.
Kami berharap dengan disusunnya “Makalah IPS tentang manfaat kompetisi
atau persaingan dalam kehidupan manusia & pengaruh dan dampak akulturasi
kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan luar” ini dapat dipergunakan dengan
sebaik-baiknya oleh berbagai pihak serta dapat bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

23
− http://www.anneahira.com/kebudayaan-barat.html

− http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html

− http://www.abdulrahmansaleh.com/2011/06/pengertian-kebudayan.html

− http://fresh-lookout.blogspot.com/2012/03/pengaruh-budaya-asing-
terhadap.html

− http://www.blogger.com/profile/11951242859593221528

− https://plus.google.com/106310758253367419544

24

Anda mungkin juga menyukai