Anda di halaman 1dari 5

LANDASAN KULTURAL

Setiap bangsa di dunia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan


bernegara senantiasa memiliki kepribadian sendiri agar tidak terombang-ambing
dalam liancah pergaulan masyarakat internasional. Setiap bangsa memiliki cirri
khas serta pandangan hidup yang berbeda dengan bangsa lain. Negara
kominisme dan liberalisme meletakan dasar filsafat negaranya pada suatu
konsep ideology tertentu, misalnya komunisme mendasarkan ideologinya pada
suatu konsep pemikiran Karl Marx.
Berbeda dengan bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan
pendangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada
suatu asas cultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai
kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam kepribadiannya,
bukanlah hanya merupakan suatu hasil konseptual seorang saja nelainkan
merupakan suatu hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang di angkat dari
nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses
refleksi filosofis para pejuang seperti para patriot. Satu-satunya karya besar
bangsa Indonesia yang sejajar dengan karya besar bangsa lain di dunia adalah
hasil pemikiran tentang bangsa dan Negara yang mendasarkan pada
kepribadiannya sendiri. Oleh karena itu, para generasi penerus bangsa terutama
kalangan intelektual kampus sudah seharusnya untuk mendalam secara dinamis
dalam arti mengembangkannya sesuai dengan tuntunan zaman.

A.

Pengertian Landasan Kultural

Kebudayaan menurut Taylor adalah totalitas yang kompleks yang


mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan
kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai
anggotamasyarakat (Imran Manan,1989).
Hal ini tidak di setujui Hassan (1983), Ia mengemukakan bahwa
kebudayaan adalah keseluruhan hasil manusia hidup bermasyarakat yang berisi
aksi-aksi terhadap dan oleh sesama manusia sebagai anggota masyarakat yang
merupakan kepandaian, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,adat istiadat dan
lain-lain kepandaian.
Sedangkan Kneller mengatakan kebudayaan adalah cara hidup yang
telah dikembangkan oleh anggota-anggota masyarakat (Imran Manan,1989).
Ada 8 Komponen Kebudayaan sbb:
1.

Gagasan

5. Benda

2.

Ideologi

6. Kesenian

3.

Norma

7. Ilmu

4.

Teknologi

8. Kepandaian

Landasan kultural mengandung makna norma dasar pendidikan yang bersumber


dari norma kehidupan berbudaya yang dianut oleh suatu bangsa. Untuk
memahami kehidupan berbudaya suatu bangsa kita harus memusatkan
perhatian kita pada berbagai dimensi (Sastrapratedja, 1992:145): kebudayaan
terkait dengan ciri manusia sendiri sebagai mahluk yang belum selesai dan
harus berkembang, maka kebudayaan juga terkait dengan usaha pemenuhan
kebutuhan manusia yang asasi:
(1) Kebudayaan dapat dipahami sebagai strategi manusia dalam menghadapi
lingkungannya, dan
(2) Kebudayaan merupakan suatu sistem dan terkait dengan sistem sosial.
Kebudayaan dari satu pihak mengkondisikan suatu sistem sosial dalam arti ikut
serta membentuk atau mengarahkan, tetapi juga dikondisikan oleh sistem sosial.
Kebudayaan dapat dikelompokan menjadi tiga macam,yaitu:
1.

Kebudayaan umum,misalnya kebudayaan Indonesia

2.

Kebudayaan daerah,misalnya kebudayaan Jawa,Bali,Sunda,dan sebagainya

3.
Kebudayaan populer,suatu kebudayaan yang masa berlakunya rata-rata
lebih pendek daripada kedua macam kebudayaan terdahulu.Misalnya,lagu-lagu
populer,model film musiman dan sebagainya.

Kneller mengemukakan ada dua tonggak yang membuat kebudayaan


berkembang dengan pesat (Imran manan,1989).Kedua tonggak itu adalah:
1Revolusi Industri I dengan diketemukannya mesin uap abad ke-18,yang
membuat hasil produksi-produksi berlimpah-limpah serta memberi keuntungan
yang besar.Hidup orang-orang menjadi bertambah makmur.
2. Revolusi industri II sejak tahun 1945 yang menggunakan bahan
atom,kimia,mempergunakan alat komputer,yang membuat serba otomatis
dengan menggunakan tenaga-tenaga profesional. Revolusi inilah yang membuat
zaman sekarang menjadi era globalisasi dan informasi.
Ada tiga hal yang menimbulkan perubahan kebudayaan.Ketiga hal itu menurut
Kneller ialah:
1. Originasi,yaitu sesuatu yang baru atau penemuan-penemuan baru.
Contoh:

Teori bumi bulat menggeser teori bumi lempeng

Teori dua garis sejajar akan berpotongan di suatu tempat memperbarui


teori yang menyatakan tidak berpotongan


Konsep anak sebagai orang dewasa dalam bentuk kecil diubah oleh teori
baru yang menyatakan anak-anak adalah kesatuan potensi yang sedang
berkembang dan tumbuh.
2. Difusi,yaitu pembentukan kebudayaan baru akibat masuknya elemen-elemen
budaya yang baru kedalam budaya yang lama.
Contoh:

Musik yang menggabungakan musik barat dengan gamelan sebagai musik


timur

Teknik pengairan yang memakai bendungan adalah difusi antara teknologi


baru dengan teknologi tradisional.
Tarian-tarian kontemporer ada kalanya merupakan difusi antara tarian klasik
dengan tarian modern.
3. Reinterpretasi,yaitu perubahan kebudayaan akibat terjadinya modifikasi
elemen-elemen kebudayaan yang telah ada agar sesuai dengan keadaan zaman.
Contoh:

Surat kawin diadakan karena kebutuhan administrasi,zaman dulu kawin


cukup disahkan oleh warga setempat.

Berbagai bentuk bangunan disesuaikan dengan selera zaman.

Pesawat baling-baling diganti dengan pesawat jet.

Sejak dini anak-anak perlu dididik berpikir kritis. Kemampuan untuk


mempertimbangkan secara bebas dikembangkan.Hal ini dapat dapat dilakukan
dengan cara memberi kesempatan mengamati, melaksanakan, menghayati, dan
menilai kebudayaan itu. Cara ini tidak menerima begitu saja suatu kebudayaan
melalui pemahaman dan perasaan dikala berada dalam kandungan kebudayaan
itu,yang akhirnya menimbulkan penilaian menerima, merevisi, atau menolak
budaya itu.
Kerber dan Smith menyebutkan ada enam fungsi utama kebudayaan dalam
kehidupan manusia,yaitu:
1.

Penerus keturunan dan pengasuh anak.

Suatu fungsi yang menjamin kelangsungan hidup biologis kelompok


sosial,budaya mendidik yang baik akan banyak orang melaksanakan KB,proses
persalinan yang tidak menakutkan,dan pengasuhan anak secara profesional.
2.

Pengembangan kehidupan berekonomi.

Pendidikan sebagai budaya akan membuat orang mampu menjadi pelaku


ekonomi yang baik, bisa berproduksi secara efektif dan efisien, dan
mengembangkan bakat ekonomi bidang tertentu.

3.

Transmisi budaya.

Mampu membentuk dan mengembangkan generasi baru menjadi orang-orang


dewasa yang berbudaya,terutama berbudaya nasional.
4.

Meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Pendidikan sebagai budaya haruslah dapat membuat anak-anak


mengembangkan kata hati dan perasaannya taat terhadap ajaran-ajaran agama
yang dipeluknya.
5.

Pengendalian sosial

Yaitu pelembagaan konsep-konsep untuk melindungi kesejahteraan individu dan


kelompok. Ada sejumlah lembaga yang berfungsi melindungi kesejahteraan
masyarakat,, seperti lembaga hukum, lembaga konsumen, badan pelestarian
lingkungan, lembaga permasyarakatan, lembaga pendidikan, dan sebagainya.
6.

Rekreasi

Kegiatan-kegiatan yang memberi kesempatan kepada orang untuk memuaskan


kebutuhannya akan permainan-permainan atau untuk main-main.

Landasan Kultural Pendidikan


Pancasila
Setiap bangsa di dunia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara senantiasa memiliki suatu pandangan hidup, filsafat hidup serta
pegangan hidup agar tidak terombang-ambing dalam kancah pergaulan
masyarakat internasional.
Setiap bangsa memiliki ciri khas serta pandangan hidup yang berbeda dengan
bangsa lain. Negara komunisme dan liberalism meletakkan dasar filsafat
negaranya pada suatu konsep ideology tertentu, misalnya komunisme
mendasarkan ideologinya pada konsep pemikiran Karl Marx.Berbeda dengan
bangsa-bangsa lain. Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada suatu asas cultural yang dimiliki
dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan
yang terkandung dalam sila-sila Pancasila bukanlah hanya merupakan suatu
hasil konseptual seseorang saja. Melainkan merupakan suatu hasil karya besar
bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai cultural yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia sendiri melalui proses refleksi filosofis paara pendiri negara
seperti Soekarno, M Yamin, M Hatta, Sepomo serta para tokoh pendiri negara
lainnya.Satu-satunya karya besar bangsa Indonesia yang sejajar dengan karya
besar bangsa lain di dunia ini adalah hasil pemikiran tentang bangsa dan negara
yang mendasarkan pandangan hidup suatu prinsip nilai yang tertuang dalam

sila-sila Pancasila. Oleh karena itu para generasi penerus bangsa terutama dalam
kalangan intelektual kampus sudah seharusnya untuk mendalami secara dinamis
dalam arti mengembangkannya sesuai dengan tuntutan zaman.

Anda mungkin juga menyukai