Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Keberagaman dalam budaya Indonesia tercermin pada bagian budaya-


budaya lokal yang berkembang di masyarakat. Keragaman tersebut tidak saja
terdapat secara internal, tetapi juga karena pengaruh-pengaruh yang membentuk
suatu kebudayaan. Perkembangan budaya lokal di setiap daerah tentu memiliki
peran yang signifikan dalam meningkatkan semangat nasionalisme, karena
kesenian budaya lokal tersebut mengandung nilai-nilai sosial masyarakat. Namun
dalam derasnya arus globalisasi, budaya lokal pada sisi lain mengalami kemajuan
yang sangat pesat, tetapi di sisi lain juga mengakibatkan kerusakan dan
pengkikisan budaya lokal yang luar biasa.

Generasi muda adalah harapan masa depan, calon pemimpin masa depan,
oleh karena itu di pundak generasi mudalah nasib suatu bangsa dipertaruhkan.
Suatu bangsa apa bila generasi mudanya memiliki kualitas yang unggul dan
semangat yang kuat untuk memajukan budaya daerah yang didasari dengan
keimanan dan akhlak mulia, maka bangsa itu akan besar.

Namun Saat ini kita dapat melihat betapa lemahnya peran generasi muda
dalam menjaga dan melestarikan budaya daerah masing masing. Di sini bisa kita
lihat, bahwa generasi muda lebih suka mengikuti budaya modern yang kebarat-
baratan dari pada budaya daerah kita yang lebih beradat dan beradab.

Apabila generasi muda lebih memperhatikan budaya lokal maka budaya


lokal suatu bangsa tidak akan punah di era globalisasi ini. Karena budaya lokal
sangat berpengaruh terhadap perilaku generasi muda. Mereka akan akan lebih
menghargai nilai budaya dan bahasa, nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan
dan cinta tanah air yang dirasakan semakin kuat.

2.Rumusan Masalah

Di makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah. Diantaranya adalah:

1. Pengertian budaya
2. Permasalahan apa yg muncul dalam budaya lokal?
3. Apakah generasi muda itu?
4. Mengapa diperlukannya generasi muda terhadap budaya lokal?
5. Bagaimana peran generasi muda terhadap budaya lokal?
6. Apa saja pengaruh budaya lokal terhadap perilaku generasi muda?

3.Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat dalam pelaksanaan
tugas mata kuliah ilmu sosial dasar khususnya tentang pembahasan
Perkembangan generasi muda saat ini dengan segala permasalahannya. Melalui
makalah ini, penulis mencoba untuk memberikan pengetahuan mengenai budaya
lokal dan generasi muda serta pengaruh budaya lokal terhadap generasi muda itu
sendiri.

4.Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini yaitu metode


deskripsi analisi. Metode tersebut merupakan metode yang memberikan gambaran
objektif serta membahasnya secara lengkap yang dilakukan dengan
mengumpulkan data dari website.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Budaya Lokal

Menurut asal katanya, Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu


“buddayah” yang merupakan bentuk jamak dari kata “buddi” yang artinya budi
atau akal. Jadi secara etimologi kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan dikenal
dengan istilah culture yang berasal dari bahasa Latin “colere”, yaitu mengolah
atau mengerjakan tanah (bertani).

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat, sehingga dapat


dinyatakan dengan kalimat: “ Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama
dan menghasilkan kebudayaan, sehigga tidak ada masyarakat yang tidak
menghasilkan kebudayaan. Sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat
sebagai wadah dan pendukungnya”.

2.Menurrut Para Ahli

Ada beberapa pengertian/definisi tentang kebudayaan yang dikemukakan oleh


para ahli, diantaranya yaitu menurut:

a.E.B. Taylor

Kebudayaan merupakan keseluruhan kompleks, yang di dalamnya terkandung


pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adapt istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota
masyarakat.

b.Ralp Linton

Kebudayaan adalah kofigurasi dan hasil dari tingkah laku yang dipelajari, yang
unsure-unsur penentunya dimiliki bersama dan dilanjutkan oleh anggota
masyarakat tertentu.

c.M.Jacobs dan B.J. Stern

Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi benituiki teknologi sosial,


ideology, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuannya merupakan warisan
sosial.

d.Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi

Kebudayaan merupakan sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.


e.Koentjaraningrat

Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya


manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan cara belajar.

Selain beberapa definisi tersebut, ada beberapa pendapat lain dari para ahli yang
berkaitan dengan kebudayaan.

1. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa:

Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Hal tersebut diistilahkan dengan cultural-
dererminism.

Herskovits juga memandang kebudayaan sebagai suatu yang turun-temurun dari


satu generasi ke generasi yang lain, yang disebut Superorganic.

1. J.J. Honingmann membedakan wujud kebudayaan menjadi 3, yaitu ideas,


activities, dan artifacts.
2.  Koentjaraningrat membagi kebudayaan menjadi 4 wujud, antara lain:

 Artifak/benda-benda fisik semua hasil karya manusia yang bersifat konkret


yang dapat diraba/difoto.
 Sistem tingkah laku dan tindakan berpola manusia yang merupakan
penggambaran wujud tingkah laku manusia yang bersifat konkret, dapat
difoto dan difilmkan.
 Sistem budaya yaitu system gagasan menggambarkan wujud gagasan dari
kebudayaan yang berada dalam alam pikiran tiap individu, sifatnya
abstrak, tidak dapat difoto dan difilmkan, hanya dapat diketahui dan
dipahami.
 Sistem gagasan yang ideologis yang menentukan sifat dan corak pikiran,
cara berpikir, serta tingkah laku manusia.

3.Permasalahan Budaya Lokal

Dalam permasalahan pada budaya lokal, telah di analisiskan dengan analisis


SWOT sebagai berikut:

 Kekuatan (Strength)

1)       Kekuatan dari suatu nilai kearifan dalam berbudaya lokal adalah perlu
adanya bimbingan terhadap generasi muda kita agar nilai dalam unsur kebudayaan
yang ada di indonesia tetap melekat pada diri generasi muda kita sehingga tidak
hilang suatu ajaran yang bernilai positif pada kebudayaan yang ada di indonesia.

2)       Nilai Bhineka Tunggal Ika sebagai sikap social yang menyadari akan
kebersamaan ditengah perbedaan, dan perbedaan dalam kebersamaan. Semangat
ini sangat penting untuk diaktualisasikan dalam tantanan kehidupan social yang
multicultural.

3)       Nilai moral sosial itu terkait hubungan manusia dengan manusia yang lain
dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam melakukan hubungan tersebut, manusia
perlu memahami norma-norma yang berlaku agar hubungannya dapat berjalan
lancar atau tidak terjadi kesalah pahaman.

4)       Nilai kearifan lokal menyama braya; mengandung makna persamaan dan
persaudaraan dan pengakuan social bahwa kita adalah bersaudara. Sebagai satu
kesatuan sosial persaudaraan maka sikap dan prilaku dalam memandang orang
lain sebagai saudara yang patut diajak bersama dalam suka dan duka

 Kelemahan (Weakness)

1)   Kurang adanya partisipasi kepada seluruh kalangan masyarakat ataupun


generasi muda untuk mempertahankan suatu kebudayaan yang ada di indonesia,
kebudayaan yang turunan dari leluhur kita dan banyak sekali mengandung arti
tersendiri bagi bangsa indonesia yaitu nilai arti dalam kehidupan sosial baik dalam
bertutur kata yang baik ataupun tingkah laku.

2)   Seiring dengan perkembangan pesatnya suatu zaman sehingga nilai dari
kearifan   kebudayaan yang ada maka tertinggalah suatu nilai kebudayaan di
indonesia sehingga sedikit sekali masyarakat indonesia yang masih melestarikan
budaya indonesia yang ada pada saat ini.

3) Kurang dapat perhatian dari pemerintah sekitar mengenai kearifan kebudayaan


yang ada disekitarnya sehingga masyarakat sekitarnya kurang begitu mau
mempelajarinya sehingga norma-norma yang terkandung dalam suatu kearifan
kebudayaan yang ada di indonesia sedikit terlupakan.

4)   Lemahnya bangsa indonesia akan pentingnya pelestarian kebudayaan yang


telah dimiliki karena bangsa indonesia sendiri memiliki banyak kekayaan budaya
sehingga banyak wisatawan asing yang ingin berkunjung ke indonesia untuk
melihat langsung kebudayaan ataupun kesenian yang ada di indonesia.

 Peluang (Opportunity)

1) Indonesia mampu bersaing dengan negara lain mengenai suatu unsur kearifan
dalam kebudayaannya karena indonesia itu memiliki suatu nilai norma kehidupan
yang terkandung dalam karakteristik setiap seseorang sehingga terciptalah suatu
arti bihneka tunggal ika.

2)   Mampu menciptakan daya tarik tersendiri kepada wisatawan mancanegara


untuk datang ke indonesia, karena indonesia itu sendiri memiliki keaneka ragaman
suku bangsa dan budaya serta memiliki norma-norma kehidupan yang baik dalam
berperilaku sehari-hari sehingga banyak wisatawan asing mencontoh nilai
kebudayaan bangsa indonesia untuk dikembangkan lagi dinegaranya pada saat dia
kembali.

3)     Mempunyai nilai tersendiri bagi bangsa indonesia untuk bersaing dalam
kemajuan teknologi yang terjadi pada zaman sekarang sehingga nilai karakteristik
yang terdapat pada bangsa indonesia tidak hilang karena indonesia dikenal oleh
negara lain dengan negara yang mempunyai kebubayaan yang banyak dan
mempunyai kekayaan alam yang dapat mencukupi kehidupan setiap warga
negaranya.

4)   Dapat memajukan nilai kearifan kebudayaan indonesia dengan suatu tindakan
atau perilaku yang baik dan mencerminkan bahwa bangsa indonesia dalam
bertutur kata atau dalam kehidupan keseharian mempunya sifat ramah tamah
sehingga mempunyai daya tarik tersendiri untuk negara lain sehingga mereka mau
berkujung ke indonesia

 Tantangan/Hambatan (Threats)

1)    Tantang bagi seluruh kalangan masyarakat indonesia adalah bagaimana


caranya melestarikan budaya indonesia agar kebudayaan dan cerminan perilaku
bangsa indonesia dalam berbudaya tidak punah dan tidak pula ketinggalan zaman.

2)       Kemajuan pesat teknologi pada saat ini sehingga sedikit sekali masyarakat
indonesia mempunyai peranan penting dalam tanggung jawab bersama sebagai
dalam memajukan kebudayaan yang ada di indonesia.

3)       Terlalu mengesampingkan perihal mengenai kebudayaan yang ada di


indonesia dan masyarakat indonesia juga terlalu mengikuti perkembangan zaman
jadi sedikit sekali perhatian terhadap setiap warga negara indonesia dalam
berpartisipasi memajukan budaya indonesia.

4)      Kearifan dalam sifat perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari perlu


mendapatkan perhatian khusus karena pada dasarnya ini semua kembali kepada
masyarakat indonesianya juga untuk melestarikan kebudayaan yang ada di
indonesia.

4.Pengertian Generasi Muda

Generasi muda sekarang ini menjadi bahan pembicaraan oleh semua kalangan
masyarakat, karena generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang nantinya
sebagai pemegang nasib bangsa ini, maka generasi mudalah yang menentukan
semua apa yang dicita-citakan bangsa dan Negara ini.

Kata ”Generasi” sebagaimana sering diungkapkan dengan istilah “angkatan


“seperti ; angkatan 66, angkatan 45, dan lain sebagainya. Pengertian generasi
menurut Prof. Dr Sartono Kartadiharjo : “ditinjau dari dimensi waktu, semua yang
ada pada lokasi sosial itu dapat dipandang sebagai generasi, sedangkan menurut
Auguste Comte ( Pelopor sosiologi modern ) : “generasi adalah jangka waktu
kehidupan sosial manusia yang didasarkan pada dorongan keterikatan pada
pokok-pokok pikiran yang asasi”.

Dalam pola pembinaan dan pengembangan generasi muda ( Menteri Muda Urusan
Generasi muda Jakarta 1982) secara umum generasi muda diartikan sebagai
golongan manusia yang berusia muda.25 Pengertian generasi muda dalam
lokakarya tentang generasi muda yang diselenggarakan tanggal 4 – 7 Oktober
1978, dibedakan dalam beberapa kategori :

1. a) Biologi : generasi muda adalah mereka yang berusia 12-15 tahun


( remaja ) dan 15-30 tahun ( generasi muda ).
2. b) Budaya, generasi muda adalah mereka yang berusia 13-14 tahun.
3. c) Angkatan kerja, yang dibuat oleh Depkaner adalah yang berusia 18-22
tahun.
4. d) Kepentingan perencanaan pembangunan, yang disebut sebagai sumber
daya manusia muda adalah yang berusia 0-18 tahun
5. e) Idiologi politik, generasi muda yang menjadi pengganti adalah mereka
yang berusia 18-40 tahun.
6. f) Lembaga dan lingkungan hidup sosial, generasi muda dibedakan
menjadi 3 kategori :

– Siswa, yakni usia 6-8 tahun

– Mahasiswa, yakni usia 18-25 tahun

– Pemuda yang berada diluar sekolah / PT berusia 15-30 tahun

Dalam pengertian GBHN 1993 telah dijelaskan menjadi anak, remaja, dan
pemuda, sedangkan ditinjau dari segi usia adalah sebagai berikut :

1)       Usia 0-5 tahun di sebut balita

2)       Usia 5-12 tahun di sebut anak usia sekolah

3)       Usia 12-15 tahun di sebut remaja

4)       Usia 15-30 tahun di sebut pemuda, dan

5)       Usia 0-30 tahun di sebut generasi muda.

Mengenai persepsi tentang generasi muda sampai sekarang ini belum ada
kesepakatan para ahli, namun pada dasarnya ada kesamaan mengenai pengertian
generasi muda tersebut, yaitu beralihnya seseorang dari masa kanak-kanak
menuju masa remaja atau muda dengan disertai perkembangan fisik dan non fisik
(jasmani, emosi, pola pikirannya dan sebagainya ). Jadi generasi muda itu adalah
sebagai generasi peralihan. Dan dalam pandangan orang tua belum dewasa
generasi muda merupakan generasi penerus bangsa yang harus dipersiapkan
dalam mencapai cita-cita bangsa, bila generasi muda telah dipercaya dan
mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi dalam memperjuangkan amanah itu
maka suatu bangsa tidak akan sia-sia dalam mendidik generasi tersebut, maka dari
itu nilai yang dibangun dalam membentuk generasi muda ini adalah untuk
menyiapkan penerus bangsa untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan

5.Peran Generasi Muda Terhadap Budaya Lokal

Generasi Muda memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan budaya
daerah. Dalam konteks keberlanjutan budaya apabila Generasi Muda sudah tidak
lagi peduli terhadap budaya daerahnya maka budaya tersebut akan mati. Namun
jika generasi mudanya memilki kecintaan dan mau ikut serta dalam melestarikan
budaya daerahnya budaya tersebut akan tetap ada disetiap generasi.

Generasi muda juga harus menjadi aktor terdepan dalam memajukan budaya
daerah, sehingga budaya asing yang masuk yang ke daerah tidak merusak atau
mematikan budaya daerah tersebut. Besarnya pengaruh budaya asing terhadap
budaya daerah ini yang membuat para generasi muda yang peduli terhadap budaya
daerahnya harus bekerja keras dan memfilter setiap budaya yang masuk ke
daerah. Jangan sampai generasi muda lengah dan bahkan mengikuti budaya
budaya yang bertentangan dengan budaya daerahnya.

Setidaknya ada beberapa peran generasi muda dalam memajukan budaya


daerah ,diantaranya :

1. Memperkuat Akidah

Akidah merupakan pondasi dasar yang harus dimiliki oleh para generasi muda
untuk meneruskan nilai budaya luhur bangsa Indonesia. Kuat dan tidaknya
pondasi ini juga akan menetukan seberapa kuat character suatu bangsa.

Bila para generasi mudanya sudah tidak memiliki jati diri yang kuat maka budaya
asing pun akan mudah dengan leluasanya menggeser budaya suatu daerah.dan
sebaliknya jika suatu daerah memiliki jatidiri yang kuat maka akan sangat sulit
budaya asing untuk bisa masuk, apalagi mengantikan buadaya daerah tersebut.

Maka dari itu generasi muda seharusnya lebih menguatkan jatidiri dan
kecintaanya pada suatu budaya yang akan mereka warisi nantinya.

2. Meningkatkan Intelektualitas

Intelektualitas menjadi sesuatu yang di anggap penting karena melalui


intelektualitas ini para generasi muda bisa menyelamatkan memajukan budaya
daerah di mana mereka tinggal dan melalui intelektualitas ini akan lahir moral dan
etika serta menjunjung tinggi nilai nilai suatu budaya.

Keluasan ilmu pengetahuan juga bisa dijadikan sebagai jalan untuk mebangun
negeri ini, sehingga dengan keluasan ilmu tersebut para generasi muda bisa
memberikan pemahaman dan pembelajaran kepada masyarakat dan menjadi pilter
masuknya budaya asing ke daerah masing-masing.

Penyebaran budaya asing yang semakin hari semakin memprihatinkan saat ini,
yang mulai mengikis nilai-nilai budaya daerah seharusnya menjadi perhatian yang
serius bagi kalangan intelektual muda.

Kecenderungan kepada budaya asing yang melanda generasi muda indonesia


mestinya bisa di tanggulangi dengan ilmu dan pembelajaran budaya daerah yang
mengadung nilai-nilai luhur dimasanya termasuk penerapan muatan lokal di
tingkat pendidikan.

1. Generasi muda sebagai aset masa depan

Sudah selayaknya dan sudah menjadi kewajiban kita para generasi muda untuk
terus berusaha dan berupaya untuk terus melestarikan peninggalan sejarah nenek
moyang kita yang telah ditinggalkan dalam bentuk budaya maupun bentuk
bangunan bersejarah. Sebagai generasi penerus sudah seharusnya jika para
generasi muda menggali potensi dirinya dan berupaya untuk mengaktifkan lagi
kebudayaan daerah yang sebagian besar sudah tergeserkan oleh nilai budaya asing
yang secara nyata bertentangan dengan budaya dasar daerah kita.

Pemuda sebagai aset penerus eksistensi budaya daerah sudah menjadi kewajiban
baginya untuk berusaha dan berupaya untuk melestarikan kebudayaan daerah
yang sebagian sudah hamper punah, sehingga kebudayaan yang hampir punah itu
bisa dibangkitkan lagi. Kecintaan kita pada budaya dan berusaha membentuk
kelompok kelompok pecinta budaya daerah serta bekerja sama dengan pemerintah
untuk membantu berdirinya sarana dan prasarana agar terwujudnya kelestarian
budaya daerah tersebut.

Dengan berdirinya kelompok sanggar muda tersebut diharapakan dapat


melestarikan budaya daerah yang ada dan menumbuhkan kecintaan serta
kesadaran generasi muda akan pentingya untuk melestarikan budaya daerahnya.
Sehingga apa yang menjadi tradisi dan khasan suatu daerah akan tetap ada dan
kejayaan dimasa lalu menjadi sejarah tersendiri yang bisa dibanggakan di oleh
generasi penerusnya kelak.

1. Kesadaran Melestarikan Budaya

Sesungguhnya, “Melestarikan suatu budaya lebih sulit dari pada membuat budaya
yang baru”, demikian ungkpan orang bijak. Tapi itulah kenyataanya saat ini yang
terjadi kita lebih sulit mempelajari budaya daerah yang tak lain milik kita sendiri.
Konsisi seperti ini bisa kita lihat begitu banyak anak muda kita yang lebih hapal
lagu lagu barat ketimbang lagu daerah seperti lagu Ongkona Bone, Ininnawa
sabbarae, dan lain sebagainya, Nah disinilah peran penting para generasi muda
untuk menyelamatkan serta melestarikan budaya daerah yang sudah mulai
ditinggalkan oleh masyarakat saat ini.
Sejatinya, kesadaran untuk melestarikan budaya daerah ini idealnya memang
harus dimulai dari para generasi muda, karena di pundaknyalah ada potensi besar
yang perlu mendapat motivasi dari berbagai pihak

6.Pengaruh Budaya Lokal Terhadap Generasi Muda

Dengan adanya budaya lokal di Indonesia, ternyata dapat mempengaruhi perilaku


generasi muda. Diantaranya:

 Generasi muda dapat lebih menghargai nilai-nilai sosial yang berkembang


dimasyarakat, meningkatkan solidaritas dan cinta tanah air serta
meningkatnya rasa nasionalisme.

 Generasi muda menjadi lebih sadar akan pentingnya kebudayaan local


karna apabila tidak dijaga dan dilestarikan keudayaan itu akan
menghilang. Saling menghargai kebudayaan local masing-masing daerah.

 Generasi muda lebih memahami akan pentingnya kebudayaan local yang


ada di Indonesia dan pintar dalam memilih budaya luar yang masuk
sebagai peningkatan kualitas budaya local sebelumnya.

 Generasi muda membangun dan mengajak secara kekeluargaan untuk


selalu mencintai kebudayaan local, itu semua sebagai cerminan prilaku
dalam kehidupan sehari-hari nantinya.

 Generasi muda lebih mementingkan mufakat, berunding dalam


memecahkan masalah dan menentukan suara terbanyak sebagai solusi
bersama, itu semua merupakan jatidiri dari kebudayaan di Indonesia.

7.Krisis Identitas dan Jati Diri

Krisis identitas dan jati diri telah menyebabkan sebagian generasi muda Indonesia
mudah mengekor dan ikut-ikutan terhadap apapun yang dijejalkan kepada mereka.
Barat sebagai pihak yang mendominasi globalisasi dianggap unggul, sehingga
apapun yang datang dari barat dianggap baik dan diadopsi begitu saja tanpa
disikapi secara kritis. Budaya membeo dan mengekor ini telah menyebabkan
sebagian generasi muda terlihat kebarat-baratan, ke-jepang-jepangan, ke-korea-
koreaan atau bahkan berideologi marx, komunis dan sebagainya.

Krisis identitas juga telah menyebabkan bangsa Indonesia kehilangan ‘kharisma’


dan ‘pengakuan’ dari negara lain. Bangsa Indonesia seakan kehilangan ciri
khusus, keunikan dan partikularitas. Dalam pergaulan Internasional, misalnya,
ketika berbicara mengenai Islam maka yang menjadi sorotan adalah negara-negara
sekitar wilayah Timur Tengah. Meskipun pada kenyataannya, Indonesia adalah
negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dengan ciri keislaman yang unik
dan khas, yang seharusnya turut mewarnai wacana keislaman secara global.
Sebaliknya, wacana Islam keindonesiaan tidak tampak di situ.
Sebagai tambahan, krisis identitas juga dapat mengurangi atau bahkan
menghilangkan rasa nasionalisme pemuda. Budaya asing yang terbawa bersama
globalisasi tidak membentuk pola pikir, namun menawarkan nilai. Tidak
membebaskan namun menghilangkan kesadaran. Sehingga pemuda yang terbiasa
dengan nilai budaya asing akan menentang nilai-nilai budaya lokal. Menganggap
segala yang berbau lokal terbelakang, tertinggal dan perlu diubah. Dari sini
nasionalisme akan tergerus, terkikis bahkan pada akhirnya akan hilang.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa budaya lokal sangat
mempunyai peranan penting terhadap perilaku generasi muda. Dikarenakan para
generasi muda inilah sebagai aset masa depan dan penerus bangsa. Sudah
seharusnya jika para generasi muda menggali potensi dirinya dan berupaya untuk
mengaktifkan lagi kebudayaan daerah yang sebagian besar sudah tergeserkan oleh
nilai budaya asing yang secara nyata bertentangan dengan budaya dasar daerah
kita.

1. Saran

Hendaknya para generasi muda membentuk suatu badan untuk pembudidayaan


keaneka ragaman suatu budaya yang terkandung dalam norma-norma kehidupan
yang terjadi pada masyarakat indonesia sehingga melekatlah dalam diri seseorang
tersebut untuk selalu melestarikan budaya yang ada pada negara indonesia,
sehingga atitude norma-norma kehidupan manusia dalam bertingkah laku tidak
dipandang sebelah mata oleh negara lain.

Selain itu para generasi muda harus terus berkarya ditengah-tengah kemajuan
teknologi pada zaman sekarang dengan tidak meninggalkan sedikitpun nilai-nilai
yang terkandung dalam suatu unsur kebudayaan sehingga kebudayaan yang ada di
indonesia terus berkembang ditengah-tengah kemajuan teknologi.
DAFTAR PUSTAKA

http://ipsbersama-idn.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-budaya-budaya-lokal-
dan.html

http://tulisanterkini.com/artikel/rtikel-ilmiah/9219-pengertian-generasi-muda.html

http://salamannennungeng.blogspot.co.id/2013/04/peran-generasi-muda-dalam-
melestarikan.html

https://heruteddyliberty.wordpress.com/2013/06/12/pengaruh-budaya-local-
terhadap-prilaku-generasi-muda/

Advertisements
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.......................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1 Latar belakang.................................................................................1

2 Rumusan masalah..........................................................................1

3 Tujuan Penulisan........................................................................1

4 Metode Penulisan...................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

1 Pengertian Budaya Lokal......................................................2..

2 Menurut Para Ahli ......................................................................2.

3 Permasalahan Budaya Lokal.....................................................3

4 Pengertian Generasi Muda....................................................5.

5 Peran Generasi Muda Terhadap Budaya Lokal.................6

6 Pengaruh Budaya Lokal Terhadap Generasi Muda ...............9

7 Krisis Identitas dan Jati diri ........................................................9

BAB III PENUTUP

1 Kesimpulan .............................................................................9

2 Saran ..........................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................10


KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT atas Limpahan Rahmat Serta Hidayah-Nya
Sehingga Penulisan Makalah yang berjudul “GENERASI MUDA SAAT INI
TERHADAP BUDAYA LOKAL”

Penulisan Makalah ini dapat di selesaikan berkat bantuan motivasi,didikan serta


bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, tiada kata yang pantas kami ucapkan
selain ucapan terimakasih yang tulus kepada mereka semua.

Kami sadari bahwa hasil kajian dan penulisan dalam makalah ini masih jauh
dari sempurna mengingat keterbatasan wawasan dan pengetahuan kami. Untuk itu
kritik dan saran yang kontraktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan
penulisan makalah selanjutnya. Akhirnya,semoga karya ini memberikan mamfaat
hingga dapat memperkaya khazanah keilmuan khususnya di MTs AL-
HIDAYAH...

Penyusun
MAKALAH
GENERASI MUDA SAAT INI
TERHADAP BUDAYA LOKAL
Disusun untuk memenuhi tugas Bidang studi
BAHASA INDONESIA
Yang dibina oleh : NUR AINAS SHUBAH S.Pd

Disusun Oleh Kelompok 4:


KELAS IXA
Asnatul Haima
Nayla Amalia
Hafidatur Rafi’ah
Arini Haqiqatal Hayati

YAYASAN PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH


MTs. AL-HIDAYAH
ARJASA KANGEAN SUMENEP
2018

Anda mungkin juga menyukai