DISUSUN OLEH :
Anliadi
Asri Riskiyah
Ending Yuliana
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan karunianya, penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Fungsi Bimbingan Konseling” guna untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bimbingan Konseling.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam membantu penyusun menyelesaikan makalah ini, khususnya Ibu
Syariqah Adhimah, m.pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah Bimbingan
Konseling yang telah membimbing dan mengarahkan penyusun dalam
penyelesaian makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa isi makalah ini masih terdapat kekurangan,
untuk itu kritik dan saran penyusun harapkan kepada pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan
Masalah....................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................1
D. Manfaat Penulisan...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Fungsi
Pemahaman..................................................................................3
B. Fungsi Pencegahan..................................................................................6
C. Fungsi Pengentasan...............................................................................10
D. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan.............................................11
E. Fungsi Advokasi....................................................................................13
BAB III PENUTUP..............................................................................................14
A. Kesimpulan............................................................................................14
B. Saran......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling merupakan dua kata yang erat hubungannya,
bahkan sering diartikan menjadi bimbingan saja. Karena konseling sebenarnya
merupakan salah satu teknik dari bimbingan.
Dengan uraian tentang fungsi,diketahuilah kegunaan ataupun manfaat dan
kegunaan- kegunaan yang dapat diperoleh melalui diselenggarakannya pelayanan
bimbingan dan konseling itu. Dalam makalah ini ada lima fungsi bimbingan dan
konseling yang dibahas, yaitu:
1. Fungsi pemahaman
2. Fungsi pencegahan
3. Fungsi pengentasan
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
5. Fungsi Advokasi
Prinsip–prinsip bimbingan dan konseling merupakan pedoman dasar
penyelenggaraan oleh konselor, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Konselor
terikat untuk menjalankan fungsi–fungsi yang diembannya itu berdasarkan
prinsip–prinsip yang ada.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa fungsi pemahaman dalam BK?
2. Apa fungsi pencegahan dalam BK?
3. Apa fungsi pemeliharaan dan pengembangan dalam BK?
4. Apa fungsi advokasi dalam BK?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk menguraikan fungsi pemahaman dalam BK.
2. Untuk menguraikan fungsi pencegahan dalam BK.
3. Untuk menguraikan fungsi pemeliharaan dan pengembangan dalam BK.
4. Untuk menguraikan fungsi advokasi dalam BK.
D. Manfaat Penulisan
1. Menggugah rasa keingintahuan penulis khususnya, masyarakat umumnya
tentang fungsi BK.
2. Menambah wawasan ataupun referensi tentang fungsi BK.
3. Menjadi acuan bagi pembaca dalam praktik pembelajaran.
4. Menambah referensi tentang materi fungsi BK.
BAB II
PEMBAHASAN
KM =
Keterangan:
KM = Kondisi bermasalah
O = Faktor organik
S = Stress
1 = Kemampuan memecahkan masalah
2 = Penialaian positif terhadap diri sendiri (self-estem)
3 = Dukungan kelompok
Secara verbal rumus ini mengungkapkan bahwa makin kuat gabungan
kondisi faktor organik dan stres akan meningkatkan kondisi bermasalah pada diri
individu, apabila faktr kemampuan memecahkan masalah, self-esteem dan
dukungan kelompok konstan (tetap). Sebaliknya, kondisi bermasalah pada diri
klien akan berkurang apabila gabungan kondisi faktor organik (dapat berupa
lingkungan yang kurang menunjang atau unsur-unsur jasmaniah dalam diri
individu) dan stres (kondisi yang ada pada diri individu) tetap. Sedangkan
kemampuan memecahkan masalah (kondisi yang ada pada diri individu), self-
esteem dan dukungan kelompok (unsur dari luar) bertambah. Aplikasi rumus
tersebut terhadap uapaya pencegahan adalah bahwa:
1. Mencegah adalah menghindari timbulnya/meningkatnya kondisi bermasalah
pada diri klien.
2. Mencegah adalah mempunyai dan menurunkan faktor organik dan stres.
3. Mencegah adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, penilaian
positif terhadap diri sendiri dan dukungan kelompok (Prayitno. 2015:203-204).
Untuk mengurangi atau menghindari keadaan bermasalah pada diri individu,
keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan perlu diperbaiki, keadaan faktor
organik individu yang kurang menunjang (misalnya kesehatan terganggu) perlu
dipulihkan, keadaan stres perlu dikurangi atau bahkan dihilangkan, kemampuan
pemecahan masalah dan self-esteem perlu ditingkatkan dan dukungan kelompok
perlu digalang serta ditingkatkan (Prayitno. 2015:204).
Upaya pencegahan perlu dilakukan oleh konselor, orangtua maupun guru di
lingkungan sekolah. Upaya-upaya ini seperti:
1. Mendorong perbaikan lingkungan yang kalau diberikan akan berdampak negatif
terhadap individu yang bersangkutan.
2. Mendorong perbaiakn kondisi diri pribadi terhadap klien.
3. Meningkatkan kemampuan individu untuk hal-hal yang diperlukan dan
memperngaruhi perkembangan individu dan perkembanganya.
4. Mendorong individu untuk tidak melakuakan sesuatu yang akan memberikan
resiko yang besar dan melakukan sesuatu yang akan memberikan manfaat.
5. Menggalang dukungan kelompok terhadap individu yang bersangkutan
(Prayitno. 2015:206).
Secara operasional, konselor atau guru dapat melakukan hal-hal sebagai
berikut dalam menganalisis dan melaksanakan program pencegahan. Secara garis
besar, program-program ini antara lain:
1. Identifikasi permasalahan yang mungkin timbul.
Misalnya para siswa yang kurang disiplin, tida belajar secara penuh, gagal
menjawab soal ujian, pertengkaran antarklik, antar kelas, antar sekolah, kurang
menghargai guru, siswa terlibat narkotika,siswa tidak menyukai pelajaran
keterampilan dn lain sebagainya.
2. Mengidentifikasi dan menganalisis sumber-sumber penyebab timbulnya
masalah-masalah.
Dalam hal ini, kajian teoritik dan studi lapangan perlu dilakukan.
3. Mengidentifikasi pihak-pihak yang dapat membantu pencegahan masalah
tersebut.
Misalnya kepala sekolah, guru, wali kelas, orangtua, badan atau lembaga
tertentu (sesuai dengan permaalahannya). Sangkut-paut pihak-pihak tersebut
dengan permasalahan yang dimaksudkan perlu dikaji secara objektif.
4. Menyusun rencana program pencegahan.
Rencana ini disusun berdasarkan:
a. Spesifikasi permasalahan yang hendak dicegah timbulnya.
b. Hasil kajian teoritik dan studi lapangan.
c. Peranan pihak-pihak terkait.
d. Faktir-faktor operasional dan pendukung, seperti waktu, tempat, biaya dan
perlengkapan kerja.
5. Pelaksanaan monitoring.
Pelaksanaan program sesuai dengan rencana dengan kemungkinan modifikasi
yang tidak mengganggu pencapaian tujuan dengan persetujuan pihak-pihak yang
terkait.
6. Evaluasi dan laporan.
Evaluasi dilakukan secara cermat dan objektif. Laporannya diberikan kepada
pihak-pihak terkait untuk dipeergunakan sebagai masukan bagi program sejenis
lebih lanjut (Prayitno. 2015:208-209).
Kegiatan diatas merupakan kegiatan “resmi” yang biasanya dilakukan oleh
lembaga tertentu. Pecegahan yang lebih sederhana dan bersifat “tidak resmi”
dapat direncanakan alangsung dengna klien yang bersangkutan dan langsung
diselenggarakan dalam rangka pelayanan bimbingan konseling terhadap lien atau
peserta didik tersebut. Dalam hal ini, pemahman terhadap klien/peserta didik,
permasalahannya, serta unsur-unsur pemahaman terhadap bimbingan yang lebih
luas menjadi dasar dan sesama bagi kegiatan pencegahan yang ingin dicapai
(Prayitno. 2015: 209).
C. Fungsi Pengentasan
Fungsi pengentasan/penyembuhan adalah fungsi bimbingan dan konseling
yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan
kepada klien yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi,
sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah teori konseling,
dan remedial teaching. Proses penyembuhan dalam hal bimbingan dan konseling
adalah sama halnya dengan penyembuhan dokter. (Syafruddin. 2011).
Proses pengentasan penyakit melalui pelayanan dokter menekankan pada
penggunaan obat-obat yang menurut keyakinan dokter cukup manjur. Obat-obat
itu merupakan unsur-unsur fisik dari luar pasien. Sedangkan pengentasan masalah
melalui pelayanan konselor tidak menggunakan unsur-unsur fisik dari luar klien
melainkan dari kekuatan-kekuatan dalam diri klien (Lestari,Duwi. 2015).
1. Langkah-langkah pengentasan masalah
Upaya pengentasan masalah pada dasarnya dilakukan secara perorangan,
sebab setiap masalah individu adalah unik. Dengan demikian penanganannya pun
harus unik disesuaikan terhadap kondisi masing-masing masalah.
2. Pengentasan masalah berdasarkan diagnosis
Istilah medis “Diagnosis” berarti proses penentuan jenis penyakit dengan
meneliti gejala-gejalanya. Pengertian diagnosis menurut Bordin dikenal sebagai
“diagnosis pengklasifikasian”. Dalam upaya diagnosis itu masalah-masalah
diklasifikasi, dilihat sebab-sebabnya, dan dilihat cara pengentasannya.
Pengklasifikasian masalah diatas itu dirasakan sulit, karena unsur-unsur
masalah yang satu saling terkait satu sama lain, dan lebih penting lagi setiap
masalah klien adalah unik. Pengklasifikasian masalah cenderung menyamaratakan
masalah klien yang satu dengan yang lainnya. Perkembangan lebih lanjut model
diagnosis yang dapat diterima dalam pelayanan bimbingan dan konseling adalah
model diagnosis pemahaman, yaitu yang mengupayakan pemahaman terhadap
seluk beluk masalah klien, termasuk di dalamnya perkembangan dan sebab-sebab
timbulnya masalah. Ada tiga dimensi diagnosis, yaitu :
1. Diagnosis mental/psikologis
Mengarah kepada pemahaman kondisi mental/psikologis klien, seperti:
kemampuan-kemampuan dasarnya, bakat dan kecenderungan minat-minatnya,
keinginan dan harapan-harapannyasikap dan kebiasaan, tempramen dan
kematangan emosionalnya
2. Diagnosis sosio-emosianal
Mengacu pada hubungan klien dengan orang-orang yang amat besar
pengaruhnya terhadap klien, seperti: orag tua, guru, teman sebaya, suami/istri,
mertua, pejabat yang menjadi atasan langsung, suasana hubungan antar klien
dengan orang-orang ”penting” itu, serta dengan lingkungan sosial pada umumnya.
3. Diagnosi instrumental
Berkenaan dengan kondisi/prasyarat yang diperlukan terlebih
dahulumsebelum individu mampu melakukan atau mencapai sesuatu. Diagnosis
instrumental meliputi aspek-aspek : fisik klien (misal;kesehatan), fisik lingkungan
(misal;keadaan sandang, pangan, papan), sarana,kegiatan (misal;buku-buku
pelajaran, alat-alat kantor), dan pemahaman situasi(misal;untuk bertindak lebih
disiplin).
3. Pengentasan masalah berdasarkan teori konseling
Beberapa teori konseling :Ego-counseling menurut Erickson yang didasarkan
pada tahap perkembangan psikososial, behavioristik oleh B.F Skinner yang
didasarkan pada pemikiran tingkah laku. Tujuan teori-teori tersebut tidak lain
adalah mengentaskan masalah yang diderits oleh klien dengan cara yang paling
cepat, cermat, dan tepat. Untuk semuanya itu konselor dituntut menguasai dengan
sebaik-baiknya teori dan praktek bimbingan dan konseling (Lestari,Duwi. 2015).
E. Fungsi Advokasi
Fungsi advokasi yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan teradvokasi atau pembelaan terhadap peserta didik dalam rangka
upaya pengembangan seluruh potensi secara optimal. Fungsi-fungsi tersebut
diwujudkan melalui diselenggarakannya berbagai jenis ayanan dan kegiatan
bimbingan dan di dalam masing-masing fungsi tersebut. Setiap layanan dan
kegiatan bimbingan konseling yang dilaksanakan harus secara langsung mengacu
kepada satu atau lebih fungsi-fungsi tersebut agar hasil-hasil yang hendak
dicapainya jelas dapat diidentifikasi dan dievaluasi (Aster, Aziyant. 2013).
Fungsi advokasi memberikan pembelaan kepada konseli atau sekelompok
konseli agar konseli mendapakan semangat dan bangkit daam sebuah harapan
sehingga permasalahan yang terjadi tidak menjadikan konseli terpuruk danakan
mendapatkan masalahyang baru. Bentuk pembelaan bukan berarti membenarkan
apa yang dilakukannya itu benar tetapi memberikan pemahaman/pengarahan
terhadap permasalahan yang dihadapi oleh konseli, sebagai guru yang melayani
setiap permasalahan yang dihadapi oleh konseli harus memberikan pembelaan
agar mendapatkan kenyamanan itu maka dengan mudah menyelesaikan masalah
yang ada (Aster, Aziyant. 2013).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi bimbingan konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaat yang
diperoleh melalui pelayanan yang disediakan oleh sekolah.
Kelima fungsi bimbingan dan konseling yang dibahas, yaitu:
1. Fungsi pemahaman
Fungsi pemahaman yang difokuskan disini adalah fungsi pemahanan tentang
pelayanan bimbingan dan konseling adalah pemahaman tentang diri klien beserta
permasalahannya oleh klien atau peserta didik sendiri dan oleh pihak-pihak yang
akan membantu klien atau peserta didik , serta pemahaman tentang lingkungan
klien atau peserta didik oleh klien atau peserta didik itu sendiri.
2. Fungsi pencegahan
Fungsi pencegahan adalah fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan
berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseling.
3. Fungsi pengentasan
Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik yang ada
pada diri individu dilaksanakan melalui berbagai pengetahuan, kegiatan dan
program.
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
Fungsi advokasi memberikan pembelaan kepada konseli atau sekelompok
konseli agar konseli mendapakan semangat dan bangkit daam sebuah harapan
sehingga permasalahan yang terjadi tidak menjadikan konseli terpuruk danakan
mendapatkan masalahyang baru.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, masih terdapat kekurangan terutama dari
sumber referensi dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis berharap
penyusunan makalah selanjutnya dengan judul yang sama akan menyempurnakan
kekurangan makalah ini dengan menambah materi yang lebih lengkap maupun
dengan melengkapi bagian materi yang dirasa kurang dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA