Anda di halaman 1dari 16

TUJUAN, ASAS DAN PRINSIP, FUNGSI BIMBINGAN DAN

KONSELING DI SEKOLAH

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu : M Irkham Luthfi Anshori, S.Pd.SI.,M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Fauzul Muna NIM: 212015
2. Dzurrotur Rohmah NIM: 212015
3. Adi Afrianto NIM: 2120151137
4. M Mahfud Shidik NIM: 2120151065

KELAS A5 LK
SEMESTER III

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KHOZINATUL ULUM BLORA


JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PAI
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak M Irkham Luthfi
Anshori, S.Pd.SI.,M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Bimbingan dan
Konseling yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Blora, 21 September 2022

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar........................................................................................ii
Daftar Isi..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Tujuan Bimbingan dan Konseling............................................3
B. Fungsi Bimbingan dan Konseling.............................................5
C. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling.......................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................11
B. Saran..........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................12

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak lahir, manusia telah memiliki berbagai macam potensi yang dapat
di kembangkan untuk mencapai kebahagian hidupnya. Tuhan telah
menciptakan manusia dengan berbagai potensi. Namun, kenyataan
menunjukkan bahwa tidak semua individu memahami potensi yang di
milikinya, apalagi pemahaman tentang cara mengembangkannya. Dalam
perjalanan hidupnya, individu sering kali menemui berbagai macam masalah,
di mulai dari munculnya sebuah permasalahan dan berbagai perasalahan
selanjutnya yang datang silih berganti. Agar individu dapat mengenali potensi-
potensi yang di miliki, mengembangkaannya secara optimal, serta menghadapi
masalah yang di hadapi di perlukan bantuan atau bimbingan orang lain.
Sehingga dapat berbuat dengan tepat sesuai dengan potensi atau keadaan yang
ada pada dirinya. Salah satu bimbingan tersebut dapat di lakukan memalui
sekolah.
Sekolah tidak hanya berfungsi memberikan pengetahuan dalam hal
belajar-mengajar di kelas, tetapi juga dapat mengembangan keseluruhan
kepribadian anak. Oleh karena itu, guru mengetahui lebih dari sekedar masalah
bagaimana mengajar yang efektif, ia harus membantu murid dalam
mengembangkan seluruh aspek kepribadian lingkungannya. Untuk melakukan
hal tersebut seorang guru harus memiliki wawasan dan pemahaman tentang
layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Tujuan Bimbingan dan Konseling?
2. Apa Fungsi Bimbingan dan Konseling?
3. Bagaimana Asas-Asas Bimbingan dan Konseling?

C. Tujuan Penulisan
1
1. Untuk Mengetahui Tujuan Bimbingan dan Konseling
2. Untuk Mengetahui Fungsi Bimbingan dan Konseling
3. Untuk Mengetahui Asas-Asas Bimbingan dan Konseling

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan Bimbingan dan Konseling


Secara garis besar tujuan bimbingan dan konseling di bagi menjadi dua
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Berikut adalah penjelasan mengenai
tujuan umum dan tujuan khusus bimbingan dan konseling.
1. Tujuan Umum
Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu peserta didik
mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai makhluk
Tuhan, sosial dan pribadi. Lebih lanjut tujuan bimbingan dan konseling
adalah membantu individu dalam mencapai: Kebahagiaan hidup pribadi
sebagai makhluk Tuhan, kehidupan yang produktif dan efektif dalam
masyarakat, hidup bersama dengan individu-individu lain, harmoni antara
cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimiliki.1
Tujuan umum dari layanan bimbingan dan konseling adalah sesuai
dengan tujuan pendidikan, sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) tahun 2003 (UU No.20/2003), yaitu
terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab ke
masyarakat dan kebangsaan.2
2. Tujuan Khusus
Secara khusus pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk
membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi
aspek pribadi-sosial, belajar, dan karier. Dibawah ini akan lebih diuraikan
mengenai tujuan khusus dari bimbingan konseling dilihat dari beberapa
aspek:

1
Wardati dan Mohammad Jauhar, Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), hlm 28.
2
Ibid., hlm 44.
3
a. Dalam aspek perkembangan pribadi-sosial, layanan bimbingan dan
konseling membantu siswa agar:
1) Memiliki kesadaran diri, yaitu menggambarkan penampilan dan
mengenal kekhususan yang ada pada dirinya.
2) Dapat mengembangkan sikap positif, seperti menggambarkan
orang-orang yang mereka senangi.
3) Membuat pilihan secara sehat.
4) Mampu menghargai orang lain.
5) Memiliki rasa tanggung jawab.
6) Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi.
7) Dapat menyelesaikan konflik.
8) Dapat membuat keputusan secara efektif
b. Dalam aspek tugas perkembangan belajar, layanan bimbingan dan
konseling membantu siswa agar:
1) Dapat melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara
efektif.
2) Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan.
3) Mampu belajar secara efektif.
4) Memiliki keterampilan dan kemampuan dalam menghadapi
evaluasi/ ujian.
5) Dalam aspek tugas perkembangan karier, layanan bimbingan dan
konseling.
6) Membantu siswa agar mampu membentuk identitas karier, dengan
cara mengenali ciri-ciri pekerjaaan didalam lingkungan kerja.
7) Mampu merencanakan masa depan.Dapat membentuk pola-pola
karier, yaitu kecenderungan arah karier.
8) Mengenal keterampilan, kemampuan, dan minat.3

B. Fungsi Bimbingan dan Konseling

3
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2008), hlm 44
4
Ditinjau dari segi sifatnya , layanan bimbingan dan konseling dapat
berfungsi:
1. Pencegahan (Preventif).
Layanan bimbingan dapat berfungsi sebagai pencegahan. Artinya, ia
merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah.
2. Fungsi Pemahaman.
Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh
pihak-pihak tertentu, sesuai dengan keperluan pengembangan siswa.
3. Fungsi Perbaikan.
Walaupun fungsi pencegahan dan pemahaman telah dilakukan, namun
mungkin saja siswa masih menghadapi masalah-masalah tertentu.
Disinilah fungsi perbaikan itu berperan, yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan terpecahkannya atau teratasinya
berbagai permasalahan yang dialami siswa.
4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan.
Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling yang
diberikan dapat membantu para siswa dalam memelihara dan
mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan
berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang positif tetap dijaga agar
tetap baik dan mantap. Dengan demikian siswa dapat memelihara dan
mengembangkan berbagai potensi dan kondisi yang positif dalam rangka
perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan berbagai
jenis layanan bimbingan dan pendukung bimbingan dan konseling untuk
mencapai hasil sebagaimana terkandung didalam masing-masing fungsi
bimbingan dan konseling.4
Jadi dapat ditarik benang merang jika setiap layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling dilaksanakan haruslah secara langsung mengacu pada

4
Ibid., hlm 42-43.
5
salah satu atau pada beberapa fungsi itu, agar hasil yang hendak dicapai secara
jelas dapat diidentifikasi dan dievaluasi.

C. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling


Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional. Dalam
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya
selalu mengacu pada asas-asas bimbingan dan konseling, dan diterapkan sesuai
dengan asas-asas bimbingan dan konseling. Asas-asas yang dimaksud adalah
asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan,
kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan, dan tut wuri
handayani.5
1. Asas Kerahasiaan
Asas kerahasiaan ini menuntut dirahasiakannya segenap data dan
keterangan tentang peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan.
Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan
menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-
benar terjamin.6
Jadi, asas kerahasiaan merupakan asas kunci dalam upaya bimbingan
dan konseling. Jika asas ini benar-benar dijalankan maka penyelenggara
bimbingan dan konseling akan mendapat kepercayaan dari para siswa
dan layanan bimbingan dan konseling akan dimanfaatkan secara baik
oleh siswa, dan jika sebaliknya jika layanan bimbingan dan konseling
tersebut tidak memperhatikan asas tersebut, maka layanan bimbingan dan
konseling tersebut tidak akan mempunyai arti lagi bahkan mungkin
dijahui oleh para siswa.
2. Asas Kesukarelaan

5
Prayitno dan Erman Emti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rieneka
Cipta, 2009), hlm 115.
6
Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung:
Rosda Karya, 2010), hlm 22.
6
Jika asas kerahasiaan benar-benar sudah tertanam pada diri siswa atau
klien, maka sangat dapat diharapkan bahwa mereka yang mengalami
masalah akan dengan sukarela membawa masalahnya itu kepada
pembimbing untuk meminta bimbingan.
3. Asas Keterbukaan
Bimbingan dan konseling yang efisien hanya berlangsung dalam
suasana keterbukaan. Baik klien maupun konselor harus bersifat terbuka.
Keterbukaan ini bukan hanya sekedar berarti “bersedia menerima saran-
saran dari luar” tetapi dalam hal ini lebih penting dari masing-masing
yang bersangkutan bersedia membuka diri untuk kepentingan pemecahan
masalah yang dimaksud. Perlu diperhatikan bahwa keterbukaan hanya
akan terjadi bila klien tidak lagi mempersoalkan asas kerahasiaan yang
semestinya diterapkan oleh konselor. Untuk keterbukaan klien konselor
harus terus menerus membina suasana hubungan konseling sedemikian
rupa, sehingga klien yakin bahwa konselor juga bersikap terbuka dan
yakin bahwa asas kerahasiaan memang terselenggarakan. Kesukarelaan
klien tentu saja menjadi dasar bagi keterbukaannya.7
4. Asas Kekinian
Masalah individu yang ditanggulangi adalah masalah yang sedang
dirasakan bukan masalah yang sudah lampau, dan bukan masalah yang
akan dialami masa mendatang. Asas kekinian juga mengandung
pengertian bahwa konselor tidak boleh menunda-nunda pemberian
bantuan . Dia harus mendahulukan kepentingan klien dari pada yang lain.
Jika dia benar-benar memiliki alasan yang kuat untuk tidak memberikan
bantuannya kini, maka dia harus dapat mempertanggungjawabkan bahwa
penundaan yang dilakukan itu justru untuk kepentingan klien.8
5. Asas Kemandirian

7
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2008), hlm 47.
8
Prayitno dan Erman Emti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rieneka
Cipta, 2009), hlm 117.
7
Dalam memberikan layanan pembimbing hendaklah selalu
menghidupkan kemandirian pada diri orang yang dibimbing, jangan
sampai orang yang dibimbing itu menjadi tergantung kepada orang lain,
khususnya para pembimbing/ konselor. Individu yang dibimbing setelah
dibantu diharapkan dpat mandiri dengan ciri-ciri: Mengenal diri sendiri
dan lingkungan sebagaimana adanya, menerima diri sendiri dan
lingkungan secara positif dan dinamis, mengambil keputusan dan untuk
diri sendiri, mengarahkan diri sesuai dengan keputusan itu, dan
mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi, minat, dan
kemampuan yang dimiliki.
6. Asas Kegiatan
Usaha layanan bimbingan dan konseling akan memberikan buah yang
tidak berarti, bila individu yang dibimbing tidak melakukan kegiatan
dalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan. Hasil-hasil usaha bimbingan
tidak tercipta dengan sendirinya tetapi harus diraih oleh individu yang
bersangkutan. Para pemberi layanan bimbingan dan konseling hendaknya
menimbulkan suasana individu yang dibimbing itu mampu
menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud.
7. Asas Kedinamisan
Upaya layanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya
perubahan dalam individu yang dibimbing yaitu perubahan tingkah laku
ke arah yang lebih baik. Perubahan tidaklah sekedar mengulangulang
hal-hal lama yang bersifat monoton, melainkan perubahan yang selalu
menuju ke suatu pembaruan, sesuatu yang lebih maju.
8. Asas Keterpaduan
Layanan bimbingan dan konseling memadukan berbagai aspek
individu yang dibimbing, sebagaimana diketahui individu yang
dibimbing itu memiliki berbagai segi kalau keadaanya tidak saling serasi
dan terpadu justru akan menimbulkan masalah. Disamping keterpaduan
dalam diri individu yang dibimbing, juga diperhatikan keterpaduan isi

8
proses layanan yang diberikan jangan aspek layanan yang satu tidak
serasi atau bahkan bertentangan dengan aspek layanan yang lain.
9. Asas Kenormatifan
Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan
norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari norma agama, norma adat,
norma hukum/negara, norma ilmu ataupun kebiasaan sehari-hari. Asas
kenormatifan ini diterapkan terhadap isi maupun proses penyelenggaraan
bimbingan dan konseling. Demikian pula prosedur, teknik dan peralatan
yang dipakai tidak menyimpang dari normanorma yang dimaksudkan.
Jika ada klien yang mengalami permasalahan karena melanggar norma,
hendaknya layanan bimbingan dan konseling atau pembimbing
mengarahkannya ke hal yang positif dan bersesuaian dengan norma.
10. Asas Keahlian
Usaha layanan bimbingan dan konseling secara teratur, sistematik dan
dengan mempergunakan teknik serta alat yang memadai. Untuk itu para
konselor perlu mendapatkan latihan secukupnya, sehingga dengan itu
akan dapat dicapai keberhasilan usaha pemberian layanan. Pelayanan
bimbingan dan konseling adalah pelayanan profesional yang
diselenggarakan oleh tenaga-tenaga ahli yang husus di didik untuk
pekerjaan itu. Dan seorang konselor harus benar-benar menguasai teori
dan praktik konseling secara baik.
11. Asas Alih tangan
Asas ini mengisyaratkan bahwa bila seorang petugas bimbingan dan
konseling sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu
klien belum dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan, maka petugas
ini mengalihtangankan klien tersebut kepada petugas atau badan lain
yang lebih ahli.
12. Asas Tutwuri handayani
Asas ini menunjukkan pada suasana umum yang hendaknya tercipta
dalam rangka hubungan keseluruhan antara pembimbing dan yang
dibimbing. Lebih-lebih dilingkungan sekolah asas ini makin dirasakan

9
manfaatnya, dan bahkan perlu dilengkapi dengan “ing ngarsa sung
tuladha ing madya mangun karsa”. Asas ini menuntut agar layanan
bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan adanya pada waktu siswa
mengalami masalah dan menghadap pembimbing saja, namun diluar
hubungan kerja kepembimbingan dan konselingpun hendaknya dirasakan
adanya dan manfaatnya.9

9
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2008), hlm 48-51.
10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tujuan dari bimbingan dan konseling adalah untuk membantu siswa
untuk mengenal bakat, minat, dan kemampuannya, serta siswa dapat
menerima, memilih dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
mengamalkan dan mewujudkan diri sendiri secara efektif dan produktif sesuai
dengan yang diinginkan dimasa depan.
Ditinjau dari segi sifatnya, layanan bimbingan dan konseling dapat
berfungsi:
1. Pencegahan (Preventif).
2. Fungsi Pemahaman.
3. Fungsi Perbaikan.
4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan.
Asas-Asas Bimbingan dan Konseling: Asas kerahasiaan, Asas
kesukarelaan, Asas keterbukaan, Asas kekinian, Asas kemandirian, Asas
kegiatan, Asas kedinamisan, Asas keterpaduan, Asas kenormatifan, Asas
keahlian, Asas alih tangan, dan Asas tut wuri handayani.

B. Saran
Demikian makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca. Dalam penulisan kami sadari masih banyak kekurangan saran
dan kritik membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Wardati dan Mohammad Jauhar,2011. Implementasi Bimbingan dan Konseling di


Sekolah, Jakarta: Prestasi Pustaka.
Dewa Ketut Sukardi,2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah, Jakarta: Rieneka Cipta.
Prayitno dan Erman Emti, 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta:
Rieneka Cipta.
Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, 2010. Landasan Bimbingan dan Konseling,
Bandung: Rosda Karya.

12

Anda mungkin juga menyukai