Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
karena atas berkat rahmat, karunia, hidayah dan kehendak-Nyalah makalah ini
dapat selesai tepat pada waktunya.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengulas mengenai Bidang


Bimbingan dan Konseling. Dalam makalah ini penulis menemukan banyak
kesulitan, terutama keterbatasan mengenai penguasaan ilmu tentang Bidang
Bimbingan dan Konseling, tetapi berkat bimbingan yang diberikan oleh berbagai
pihak akhirnya penulis pun dapat menyelesaikan makalah ini serta adanya media
massa yang sangat menunjang penyelesaian makalah ini.

Sebagai mahasiswa, penulis menyadari bahwa pengetahuan yang dimiliki


masih terbatas sehingga dalam makalah ini masih banyak ditemukan kekurangan.
Maka, kritik dan saran dirasakan sangat dibutuhkan untuk kemajuan penulis di
masa yang akan datang.

Penulis berharap, agar dengan adanya makalah ini tidak hanya


meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa dan dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.

Padang, 26 September 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................... 1

Daftar Isi.............................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 3

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 3


B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
C. Tujuan Makalah ........................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 5

A. Bidang Pengembangan Pribadi .......................................................... 5


B. Bidang Pengembangan Sosial ............................................................ 6
C. Bidang Pengembangan Belajar .......................................................... 8
D. Bidang Pegembangan Karier.............................................................. 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 12

A. Kesimpulan .............................................................................................. 12
B. Saran ......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam


membentuk pribadi siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat. Sekolah merupakan suatu sistem yang komponen–komponen
didalamnya terintegrasi dengan baik.

Bimbingan Konseling (BK) adalah salah satu komponen sekolah yang bertugas
membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi seorang klien/mahasiswa.
Khususnya para mahasiswa atau anak didik baik permasalahan pribadi, keluarga
maupun sosisl masyarakat sehingga tercapai tujuan pendidikan.

Secara formal kedudukan BK dalam sistem pendidikan di Indonesia ada didalan


undang–undang No. 20 / 2003 tentang sistem pendidikan naisonal beserta perangkat
peraturan pemerintahanya, sedagkan hal – hal yang berhubungan dengan
pendidikan dasar dimana sekolah dasar ada didalamnya dibicarakan secara khusus
dalam PP No. 28/1999 tentang pendidikan dasar bab X. pada pasal 25 ayat I, dalam
PP tersebut dikatakan bahwa : 1. bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada siswa dalam rangka upaya menemukan peribadi, mengenal ligkungan dan
merencanakan masa depan. 2. bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.

Peraturan pemerintah tersebut mengisyaratkan bahwa layanan BK di sekolah dasar


sangat penting untuk dilaksanakan secara khusus, terprogram dan ditangani dengan
baik oleh guru yang bersangkutan agar siswa-siswanya dapat mengembangkan
kemampuan yang di miliki dapat berkembang dengan baik.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana BK Pada Bidang Pengembangan Pribadi


2. Bagaimana BK Pada Bidang Pengembangan Sosial
3. Bagaimana BK Pada Bidang Pengembangan Belajar
4. Bagaimana BK Pada Bidang Pegembangan Karier

3
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui BK Pada Bidang Pengembangan Pribadi
2. Untuk mengetahui BK Pada Bidang Pengembangan Sosial
3. Untuk mengetahui BK Pada Bidang Pengembangan Belajar
4. Untuk mengetahui BK Pada Bidang Pengembangan Karier

4
BAB II

PEMBAHASAN

1.BIDANG PENGEMBANGAN PRIBADI

1. Makna Bimbingan Pribadi


Menurut Soeparman bimbingan pribadi adalah layanan bimbingan
yang diberikan kepada siswa untuk menemukan dan mengembangkan diri
pribadinya sehingga menjadi pribadi yang mantap dan mandiri serta mampu
mengoptimalkan potensi yang dimiliki.1 Dalam bidang bimbingan pribadi,
pelayanan bimbingan konseling membantu siswa menemukan dan
mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, mantap dan mandiri, serta sehat jasmani dan rohani.2[2]

2. Aspek-aspek Bimbingan Pribadi


Menurut Surya dan Winkel (1991),aspek-aspek persoalan individu
yang membutuhkan layanan bimbingan pribadi adalah kemampuan individu
memahami dirinya sendiri, kemampuan individu mengambil keputusa
sendiri, kemampuan individu memecahkan masalah yang menyangkut
keadaan batiya sendiri, misalnya persoalan-persoalan yang menyangkut
hubungannya dengan Tuhan.[3]

Secara lebih rinci, materi pokok bimbingan pribadi antara lain:3[4]


a. Pemantapan sikap dan keperibadian yang agamis yang senantiasa
mendekatkan diri kepada yang khaliq melalui peningkatan kualitas
iman dan taqwa.
b. Pemahaman tentang kemampuan dan potensi diri sderta
pengembangannya secara optimal.
c. Pemahaman tentang bakat dan minat yang dimiliki serta
penyalurannya.
d. Pemahaman tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki serta
bagaimana mengembangkannya.

5
e. Pemahaman tentang kekurangan dan kelemahan yang dimiliki serta
bagaimana mengatasinya.
f. Kemampuan mengambil keputusan serta mengarahkan diri sesuai
keputusan yang diambil.
g. Perencanaan dan pelaksanaan hidup sehat, kreatif dan produktif.

3. Tujuan Bimbingan Pribadi


Berdasarkan makna bimbingan pribadi di atas, dapat diketahui bahwa
bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu individu agar bisa
memecahkan masalah-masalah yang bersifat pribadi. Bimbingan pribadi
juga bertujuan agar individu mampu mengatasi sendiri,mengambil sikap
sendiriatau memecahkan masalah sendiri yang menyangkut keadaan
batinnya sendiri. Dengan perkataan lain,agar individu mampu mengatur
dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, dan pengisian
waktu luang.4[5]

4. Bentuk-bentuk Layanan Bimbingan Pribadi


Ada beberapa bentuk layanan bimbingan pribadi, yaitu pertama,
layanan informasi. Informasi tentang tahap-tahap perkembangan dapat
mencakup perkembangan fisik, motorik, bicara, emosi, sosial, penyesuaian
sosial, bermain, kreativitas, penertian, moral, seks, dan perkembangan
kepribadian. Sedangkan informasi tentang keadaan masyarakat dewasa ini
dapat mencakup informasi tentang ciri-ciri masyarakat maju, makna ilmu
pengetahuan,dan pentingnya iptek bagi kehidupan manusia.
Kedua, pengumpulan data. Data yang dikumpukan berkenaan dengan
layanan bimbingan pribadi dapat mencakup identitas individu seprti nama
lengkap, nama panggilan, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, dll.
Kejasmanian dan kesehatan, riwayat pendidikan,orestasi, bakat, minat, dll.
Ketiga, orientasi. Mencakup suasana, lembaga, dan objek
pengembangan pribadi, seperti lembaga pengembangan bakat, pusat
kebugaran, dan latihan pengembangan kemampuan diri, tempat rekreasi, dll.

2. BIDANG PENGEMBANGAN SOSIAL

1. Makna Bimbingan Sosial


Bimbingan sosial bermakna suatu bimbingan atau bantuan dalam
menghadapi dan memecahkan masalah-masalah sosial seperti pergaulan,
penyelesaian masalah konflik, penyesuaian diri dan sebagainya bimbingan
sosial juga bermakna suatu bimbingan atau bantuan dari pembimbing

6
kepada individu agar dapat mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi
dan menyesuaikan diri dengan lingkunagnnya secara baik.[6]
Menurut Soeparman, bimbingan sosial adalah layanan bimbingan
yang diberikan kepada siswa untuk mengenal lingkungannya sehingga
mampu bersosialisasi dengan baik dan menjadi pribadi yang bertanggung
jawab.5[7]

2. Aspek-aspek Bimbingan Sosial


Selain problem yang menyangkut dirinya sendiri, individu juga
dihadapkan pada problem yang terkait dengan orang lain.
Problem individu yang berhubungan denagn lingkungan sosialnya
antara lain:
a. Kesulitan dalam persahabatan.
b. Kesulitan mencari teman.
c. Merasa terasing dalam aktivitas kelompok.
d. Kesulitan memperoleh penyesuaian dalam kegiatan kelompok.
e. Kesulitan mewujudkan hubungan yang harmonis dalam keluarga.
f. Kesulitan dalam menghadapi situasi sosial yang baru.

Selain problem-problem diatas, materi bimbingan sosial antara lain:


a. Pengembangan kemampuan komunikasi baik secara lisan maupun
tulisan.
b. Pengembangan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat.
c. Pengembangan kemampuan bersosialisasi baik di rumah, di sekolah
maupun di masyarakat.
d. Pengembangan kemampuan menjalin hubungan secara harmonis
dengan teman sebaya.
e. Pemahan kondisi dan peraturan sekolah serta upaya pelaksanaannya
secara konsisten dan tanggung jawab.
f. Pemahaman tentang hubungan antar lawan jenis dan akibat yang
ditimbulkannya.
g. Pemahaman tentang hidup berkeluarga.

3. Tujuan Bimbingan Sosial


Tujuan utama bimbingan sosial adalah agar siswa yang dibimbing
mampu melakukan interaksi sosial secara baik dengan lingkungannya.
Sedangkan secara umum tujuan dari pelayanan bimbingan sosial adalah
membantu individu dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan –
kesulitan dalam masalah sosial, sehingga individu dapat menyesuaikan diri

7
secara baik dan wajar dalam lingkungan sosialnya. Dalam konteks
manusia sebagai makhluk sosial dan ciptaan Allah Swt. Dahlan (1989)
menyatakan tujuan bimbingan sosial adalah agar individ mampu
mengembangkan diri secara optimal sebagai makhluk sosial dan makhluk
ciptaan Allah Swt.

4. Bentuk-bentuk Layanan Bimbingan Sosial


a. Layanan informasi, yang mencakup: informasi tentang keadaan
masyarakat dewasa ini yang mencakup informasi tentang ciri-ciri
masyarakat maju atau modern, makna ilmu pengetahuan, pentingnya
IPTEK bagi kehidupan manusia dan informasi tentang cara-cara bergaul.
b. Orientasi. Layanan orientasi mencakup: suasana, lembaga, dan objek-
objek pengembangan sosial seperti berbagai suasana hubungan sosial
antar individu dalam keluarga, organisasi atau lembaga tertentu dan
dalam acara sosial tertentu.

3. BIDANG PENGEMBANGAN BELAJAR

1. Makna Bimbingan Belajar


Menurut Soeparman (2003:41) bimbingan belajar adalah layanan
bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk dapat membentuk kebiasaan
belajar yang baik, mengembangkan rasa ingin tahu dan menumbuhkan
motivasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.6[8]
Secara lebih rinci materi pokok bimbingan belajar antara lain :
a. Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar secara efektif dan efisien.
b. Pengembangan kemampuan membaca dan menulis (meringkas) secara
cepat.
c. Pemantapan penguasaan materi pelajaran sekolah berupa remedial atau
pengayaan.
d. Pemahaman tentang pemanfaatan hasil teknologi (komputer, internet, dll)
bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
e. Pemanfaatan kondisi fisik, social dan budaya bagi pengembangan
pengetahuan.
f. Pemahaman tentang pemanfaatan perpustakaan.
g. Orientasi belajar di perguruan tinggi ( jenjang pendidikan) lebih tinggi.

2. Aspek-aspek Bimbingan Belajar

8
Menurut surya (1988) beberapa aspek masalah individu yang
memerlukan layanan bibingan belajar adalah :
a. Pengenalan kurikulum
b. Peilihan jurusan
c. Cara belajar yang tepat
d. Perencanaan pendidikan , dll.

3. Tujuan Bimbingan Belajar


Tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu individu
(siswa) agar mencapai perkembangan yang optimal, sehingga tidak
menghambat perkembangan belajar siswa. Sedangkan tujuan bibingan
belajar secara khusus adalah agar siswa mampu menghadapi dan
memecahkan masalah-masalah belajar. Dalam konteks kemandirian, tujuan
bimbingan belajar adalah agar siswa mandiri dalam belajar.

4. Bentuk-bentuk Layanan Bimbingan Belajar


a. Orientasi kepada para siswa (khususnya siswa baru) tentang tujuan
institusional (tujuan sekolah, isi kurikulum pembelajaran, struktur
organisasi sekolah, cara-cara belajar yang tepat, penyesuaian diri dengan
corak pendidikan di sekolah ).
b. Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama
mengikuti pelajaran di sekolah baik secara individual maupun kelompok.
c. Bantuan dalam memilih jurusan atau program study yang sesuai, memilih
kegiatan-kegiatan nonakademis yang dapat menunjang belajar, serta
penyebaran informasi mengenai program study yang tersedia dalam
jenjang pendidikan tertentu.
d. Layanan pengumpulan data siswa yang berkenaan dengan kemampuan
intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita, pemilihan program-
program study atau jurusan tertentu dan lainnya.
e. Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti sulit untuk
berkonsentrasi, kurang siap menghadapi ujian, kurang paham cara belajar
yang baik dan sebagainya.
f. Bantuan dalam hal membentuk kelompok belajar dan mengatur kegiatan-
kegiatan kelompok supaya dapat berjalan secara efektif dan efisien.

4. BIDANG PENGEMBANGAN KARIER

1. Makna Bimbingan Karier


Menurut Soeparman (2003:42) bimbingan karier adalah layanan
bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk dapat merencanakan dan

9
mengebangkan masa depannya, berkaitan dengan dunia pendidikan maupun
dunia karier.7[9]
Sedangkan menurut Winkel (1991) bimbingan karier adalah bantuan
dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, pemilihan lapangan
pekerjaan atau jabatan serta membekali diri agar siap memangku jabatan
tersebut dan dala menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan dari lapangan
pekerjaan yang telah dimasukinya8[10].
Pembahasan lebih rinci berupa materi pokok bimbingan karier, antara
lain:
a. Pemahaman tentang bakat, minat dan kemampuan diri berkaitan dengan
karier yang dikembangkan.
b. Pemahaman tentang berbagai macam profesi sebagai alternative
pengembangan karier.
c. Pemahaman dan pengembangan keampuan wirausaha.
d. Pemahaman tentang berbagai macam jurusan di bidang pendidikan.
e. Pengembangan kemampuan berkompetisi.
f. Pemahaman tentang strategi memilih sekolah tinggi (lembaga
pendidikan) dan menentukan jurusan.
g. Pengembangan kemampuan manajemen dan kepemipinan.

2. Aspek-aspek Bimbingan Karier


a. Pemahaman terhadap dunia kerja dan pasar kerja
b. Perencanaan dan pemilihan karier atau jabatan (profesi) tertentu
c. Penyediaan berbagai program studi yang berorientasi karier
d. Cita-cita masa depan serta bakat dan minat terhadap karier tertentu
e. Kemampuan dalam bidang karier tertentu
f. Harapan keluarga dan masa depan karier yang akan diperoleh
g. Penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan yang terkandung dalam
karier tertentu, dll.

3. Tujuan Bimbingan Karier


Secara umum tujuan bimbingan karier di sekolah adalah agar siswa
mampu memahami, merencanakan, memilih, menyesuaikan diri, dan
mengembangkan karier-karier tertentu setelah mereka tamat dari

10
pendidikannya. Sedangkan secara umum menurut Tohirin ( 2007:132)
tujuan pelayanan bimbingan karier di sekolah dan madrasah adalah9[11] :
a. Agar siswa memperoleh informasi tentang karier atau jabatan atau
profesi tertentu
b. Agar siswa memperoleh pemahaman tentang karier atau jabatan atau
profesi tertentu secara benar
c. Agar siswa mampu merencanakan dan membuat pilihan-pilihan karier
tertentu kelak setelah selesai dari pendidikan
d. Agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan karier yang dipilihnya
kelak
e. Agar siswa mampu mengembangkan karier setelah selesai dari
pendidikannya.
4. Bentuk-bentuk Layanan Bimbingan Karier
a. Layanan informasi tentang diri sendiri yang mencakup : kemampuan
intelektual, bakat dan minat khusus di bidang mata pelajaran, sifat-sifat
kepribadian, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, dll.
b. Layanan informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi
perencanaan karier, yang mencakup : informasi tentang pendidikan,
jabatan atau karier, dll.
c. Layanan penempatan, yakni usaha-usaha yang membantu siswa
merencanakan masa depannya selama masih di bangku sekolah dan
sudah tamat, dala mengambil program studi tertentu sebagai studi
lanjutan atau langsung kerja. Tujuannya agar siswa mampu
menempatkan diri dalam program studi baik akademik maupun
nonakademik yang menunjang perkembangannya dan seakin
merealisasikan rencana masa depannya atau melibatkan diri dalam
lingkup suatu jabatan yang diharapkan cocok baginya dan memberikan
kepuasan kepadanya.
d. Layanan orientasi, yang mencakup : suasana, lembaga, objek karier
seperti kantor, bengkel, pabrik, pengoperasionalan perangkat kerja
tertentu, dll.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bimbingan merupakan suatu proses bantuan psikologis dan kemanusiaan


secara ilmiah dan profesional yang dibekali oleh pembimbing kepada yang
dibimbing (peserta didik) agar ia dapat berkembang secara optimal. Sedangkan
konseling merupakan situasi pertemuan tatap muka antara konselor dengan klien
(siswa) yang berusaha memecahkan sebuah masalah dengan
mempertimbangkannya bersama-sama sehingga klien dapat memecahkan
masalahnya berdasarkan penentuan sendiri.

Materi bimbingan dan konseling di Perkuliahan termuat dalam 4 (empat)


bidang bimbingan yaitu : Bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karier,
dan bimbingan pribadi. Bimbingan sosial membantu peserta didik dalam interaksi
dengan lingkungan sosialnya. Bimbingan belajar membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan belajar dalam mengikuti pendidikannya. Bimbingan
karier membantu peserta didik peserta didik agar dapat menentukan kemana
selanjutnya mereka akan melangkah setelah lulus. Bimbingan pribadi membantu
peserta didik dalam mengenal dirinya sendiri. Bimbingan keluarga membantu
peserta didik memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga.

B. Saran

12
Dari berbagai uraian diatas, tentunya tidak lepas dari berbagai
kekurangan baik dari segi isi materi, teknik penulisan dan sebagainya.
Untuk itu sangat diharapkan saran maupun kritikan yang membangun dalam
perbaikan makalah selanjutnya baik dari dosen pembimbing maupun rekan-
rekan mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

L[1] Soeparman, Bimbingan Konseling Pola 17,UCY Press, Yogyakarta, 2003,


hlm. 39.
[2] Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Prlaksana Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm. 54.
10[3] Tohirin, Bimbingan dan Konseling dan Madrasah (Berbasis Integrasi, PT
Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm. 124.
11[4]Soeparman, Bimbingan Konseling Pola 17,UCY Press, Yogyakarta, 2003,
hlm. 40.
12[5] Ibid, hlm. 125.

13
13[6] Ibid, hlm 127.
14[7] Soeparman, Bimbingan Konseling Pola 17,UCY Press, Yogyakarta, 2003,
hlm. 41.
15[8] Soeparman, Bimbingan Konseling Pola 17,UCY Press, Yogyakarta, 2003,
hlm. 41.

16[9] Ibid. hlm 42.


17[10]Tohirin, Bimbingan dan Konseling dan Madrasah (Berbasis Integrasi, PT
Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm. 133.

18[11] Ibid. hlm 134


19[12] Ibid. hlm 137.
20[13] Ibid. Hlm 138.

14
21[14] Ibid, hal. 140

15

Anda mungkin juga menyukai