WAWASAN DASAR BK
SEJARAH BIMBINGAN DAN KONSELING
Dosen Pembimbing :
Dra. Nursyamsi, M.Pd.
Apriana Nofriastuti Rosdiany, M.Pd. Kons
Disusun Oleh :
Nama : Chelsi Rosalina
NIM : 2214060060
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah
- Nya, penulis bisa menyelesaikan Makalah yang nerjudul “Sejarah Bimbingan
Dan Konseling”
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Dra. Nursyamsi,
M.Pd. dan ibu Apriana Nofriastuti Rosdiany, M.Pd. Kons. Ibu dosen Pengampu
mata kuliah Wawasan Dasar Bk pada kelas BKPI 22 B. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman - teman yang telah memberikan
masukan dalam Makalah ini.
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
Latar Belakang................................................................................................... 3
Rumusan ............................................................................................................ 3
Tujuan................................................................................................................. 4
BAB II ISI............................................................................................................. 5
A. Fungsi Bimbingan Konseling........................................................................ 5
B. Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling........................................................... 8
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah-masalah yang akan dibahas
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa fungsi Bimbingan Konseling?
2. Apa prinsip-prinsip bimbingan dan konseling?
3
B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan fungsi dari bimbingan dan konseling.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan prinsip-prinsip dari bimbingan dan
konseling.
4
BAB II
PEMBAHASAN
a. Fungsi Pemahaman
Fungsi Pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu klien
agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini,
klien diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
1) Pemahaman Tentang Klien.
Pemahaman tentang klien merupakan titik tolak upaya pemberian bantuan
terhadap klien. Sebelum seorang konselor memberikan bantuannya kepada klien,
maka mereka perlu terlebih dahulu memahami individu yang akan di bantu itu.
Bukan hanya sekedar mengenal, namun harus memahami pemahaman yang
menyangkut latar belakang pribadi klien, kekuatan dank kelemahannya, serta
kondisi lingkungannya.
Pemahaman terhadap diri kllien juga perlu bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dengan perkembangan dan kebahagiaan hidup klien. Mereka itu
antara lain adalah seorang konselor. Pemahaman konselor terhadap si klien
5
dipergunakan oleh konselor baik untuk langsung membantu klien dalam
pelayanan bimbingan dan konseling, maupun sebagai bahan acuan utama dalam
rangka kerjasama dengan pihak-pihak lain dalam membantu klien dalam
mengatasi masalahnya.
b. Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan adalah fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan
berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi
ini, konselor memberikan bimbingan kepada klien tentang cara menghindarkan
diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik
yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan
kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para klien dalam
rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya :
bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan
pergaulan bebas (free sex).
c. Fungsi Pengembangan
Fungsi Pengembangan adalah fungsi bimbingan dan konseling yang
sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya
untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi
6
perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara
sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan
melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan
dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik
bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial,
diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan
karyawisata.
d. Fungsi Penyaluran
Fungsi Penyaluran adalah fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi,
dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat,
bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini,
konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar
lembaga pendidikan.
e. Fungsi Adaptasi
Fungsi Adaptasi adalah fungsi membantu para pelaksana pendidikan,
kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan
program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan
kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai
konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan
konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi
Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun
bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
f. Fungsi Penyembuhan
Fungsi Penyembuhan adalah fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat
kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada klien
yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar,
maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah teori konseling, dan remedial
teaching.
7
g. Fungsi Perbaikan
Fungsi Perbaikan adalah fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan
bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan
perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional
dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada
tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
h. Fungsi Pemeliharaan
Fungsi Pemeliharaan adalah fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi
kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar
terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas
diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik,
rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat klien.
i. Fungsi Penyesuaian
Fungsi Penyesuaian adalah fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu klien agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya
secara dinamis dan konstruktif.
j. Fungsi Fasilitasi
Fungsi Fasilitasi memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang
seluruh aspek dalam diri konseling.
8
Prayitno mengatakan : ”Bahwa prinsip merupaka hasil kajian teoritik dan
telaah lapangan yanh digunakan sebgai pedoman pelaksanaan sesuatu yang
dimaksudkan.” Jadi dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip –
prinsip bimbingan dan konseling merupakan pemaduan hasil – hasil teori dan
praktek yang dirumuskan dan dijadikan pedoman sekaligus dasar bagi
peyelengaran pelayanan.
Yang mana prinsip tersebut berasal dari kajian filosofis, hasil penelitian dan
pengalaman praktis tentang hakikat manusia, perkembangan dan kehidupan
manusia dalam konteks social budayanya, pengertian, tujuan, fungsi, dan proses
penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Misalnya Van Hoose (1969)
mengemukakan bahwa:
a. Bimbingan didasarkan pada keyakinan bahwa dalam diri tiap anak
terkandung kebaikan-kebaikan, mempunyai potensi dan pendidikan yang mampu
membantu sianak memanfaatkan potensinya itu.
b. Bimbingan didasarkan pad ide bahwa setiap anak adalah unik, seseorang
anak berbeda dari yang lain.
c. Bimbingan merupakan bantuan kepada anak-anak dan pemuda dalam
pertumbuhan dan perkembangan mereka menjadi pribadi yang sehat.
d. Bimbingan merupakan usaha untuk membantu mereka yang memerlukan.
e. Bimbingan adalah pelayanan, unik yang dilaksanakan oleh tenaga ahli
dengan latihan-latihan khusus.
9
a. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat
membantu dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
b. Hendaknya bimbingan bertitik tolak (berfokus) pada individu yang
dibimbing.
c. Bimbingan diarahkan pada individu dan tiap individu memiliki karakteristik
tersendiri.
d. Masalah yang dapat diselesaikan oleh tim pembimbing di lingkungan
lembaga hendaknya diserahkan kepada ahli atau lembaga yang berwenang
menyelesaikannya.
e. Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh
individu yang akan dibimbing.
f. Bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan
masyarakat.
g. Program bimbingan di lingkungan lembaga pendidikan tertentu harus sesuai
dengan program pendidikan pada lembaga yang bersangkutan.
h. Hendaknya pelaksanaan program bimbingan dikelola oleh orang yang
memiliki keahlian dalam bidang bimbingan, dapat bekerja sama dan
menggunakan sumber-sumber yang relevan yang berada di dalam ataupun di
luar lembaga penyelenggara pendidikan.
i. Hendaknya melaksanakan program bimbingan di evaluasi untuk mengetahui
hasil dan pelaksanaan program
10
dan tingkah laku dalam perkembangan dan kehidupannya itu mendorong
dirumuskannya prinsip-prinsip bimbingan dan konseling sebagai berikut :
1) Bimbingan dan konseling melayani semua individu, tanpa
memandang umur, jenis kelamin, suku, bangsa, agama, dan status sosial
ekonomi.
2) Bimbingan dan konseling berurusan dengan sikap dan tingkah laku
individu yang berbentuk dari berbagai aspek kepribadian yang
kompleks dan unik.
3) Bimbingan dan konseling berupaya mengoptimalkan seorang individu
sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
4) Setiap aspek pola kepribadian yang kompleks seorang individu
mengandung faktor-faktor yang secara potensial mengarah pada sikap
dan pola tingkah laku yang seimbang.
5) Perbedaan individu harus dihargai dan di hormati dalam rangka upaya
yang bertujuan memberikan bantuan.
11
konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan
serta pengembangan peserta didik.
2) Program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan dengan
kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga.
3) Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari
jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.
4) Pelaksanaan bimbingan dan konseling hendaknya diadakan penilaian
yang teratur untuk mengetahui sejauh mana hasil dan manfaat yang
diperoleh, serta mengetahui kesesuaian antara program yang direncanakan
dan pelaksanaannya.
12
Sekolah merupakan lembaga yang wajah dan sosoknya sangat jelas. Di
sekolah pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan dapat tumbuh dan
berkembang dengan amat baik. Mengingat sekolah merupakan lahan yang secara
potensial sangat subur, sekolah memiliki kondisi dasar yang justru menuntut
adanya pelayanan ini pada kadar yang tinggi. Pelayanan bimbingan dan
konseling secara resmi memang ada disekolah, tetapi keberadaannya belum
seperti dikehendaki. Dalam kaitan ini Belkin (dalam Prayitno 1994) menegaskan
enam prinsip untuk menumbuh kembangkan pelayanan BK disekolah. Prinsip itu
adalah:
1) Konselor harus memulai karirnya sejak awal dengan program yang
jelas, dan memiliki kesaipan yang tinggi untuk melaksanakan program
tersebut.
2) Konselor harus mempertahankan sikap profesionalnya tanpa
mengganggu keharmonisan hubungan antara konselor dengan personal
lainnya dan siswa.
3) Konselor bertanggung jawab untuk memahami peranannya sebagai
konselor profesional dan menerjemahkan peranannya itu ke dalam
kegiatan yang nyata.
4) Konselor bertanggung jawab kepada semua siswa, baik siswa-siswa
yang gagal, yang menimbulkan gangguan, yang berkemungkinan putus
sekolah, yang mengalami masalah emosional, yang mengalami kesulitan
belajar, maupun anak yang berbakat, berpotensi dan lainnya.
5) Konselor harus memahami dan mengembangkan kompetensi untuk
membantu siswa-siswa yang mengalami masalah dengan kadar yang
cukup parah dan siswa yang menderita gangguan emosional.
6) Konselor harus mampu bekerjasama secara efektif dengan kepala
sekolah, memberikan perhatian dan peka terhadap kebutuhan, harapan,
dan kecemasan-kecemasannya.
13
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
fungsi bimbingan konseling adalah manfaat yang dihasilkan dari bimbingan
konseling itu. Berdasarkan kegunaan dan manfaatnya, fungsi bimbingan dan
konseling terdiri dari: fungsi pemahaman, pencegahan, pengembangan,
penyaluran, adaptasi, penyembuhan, perbaikan, pemeliharaan, penyesuaian, dan
fasilitas. Fungsi suatu pelayanan dapat diketahui dengan melihat kegunaan,
manfaat, ataupun keuntungan dan dapat diberikan oleh pelayanan ynag
dimaksud.
Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling meupakan pemanduan hasil-hasil teori
dan praktik yang dirumuskan dan dijadikan sebagai pedoman dan dasar bagi para
konselor dalam penyelenggaraan pelayanan.
Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling ialah berkenaan dengan
sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah,
program pelayanan, penyelenggaraan pelayanan. Baik fungsi maupun prinsip
sangat penting dalam proses bimbingan dan konseling. Kedua-duanya saling
berkaitan dan mengandung makna yang tinggi. Keberhasilan seorang konselor
dalam penanganan masalah kliennya dapat ditentukan oleh kedua hal tersebut.
14
DAFTAR PUSTAKA
15