NIM : 4617008
saya dengan judul di atas adalah benar dan asli karya sendiri. Apabila dikemudian
hari terbukti skripsi ini bukan karya sendiri, maka saya bersedia diproses sesuai
hukum berlaku dan gelar kesarjanaan saya dapat dicabut sampai batas waktu yang
telah ditentukan.
KHARISMA PRATIWI
Nim. 4617008
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi atas nama Kharisma Pratiwi Nim. 4617008 dengan judul “NILAI-NILAI
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
kepada makhlu-Nya dan senantiasa memberikan kekuatan pada diri secara lahir dan
batin serta petunjuk, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
beserta salam tak juga lupa dihadiahkan kepada Nabi Muhamamd SAW, yang telah
membawa umat dari zaman kebodohan hingga zaman yang penuh pengetahuan
seperti yang kita nikmati saat sekarang ini. Penulisan skripsi yang bertujuan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan pada program studi Sosiologi Agma pada Fakultas
Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Bukittinggi, dengan judul skripsi “Nilai-nilai
Penyelesaikan skripsi ini tidak terlepas terlepas dari banyak bantuan serta
dukungan secara moril maupun material. Teristimewa kepada kedua orang tua
tercinta Ayahanda Mansjur dan Ibunda Ratnawati serta saudara Irvonny Gustira
ii
Selanjutnya penulis ucapkan terimakasih juga kepada:
1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
2. Bapak Dr. Nunu Burhanudin, Lc, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
3. Ibu Vivi Yulia Nora, M.Si selaku Ketua Prodi Sosiologi Agama IAIN
4. Bapak Dr. Syafwan Rozi, M.Ag sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang
6. Bapak ibu dosen Program Studi Sosiologi Agama yang telah membagi
7. Terimakasih kepada Nur Azizah, Refni Rahmat Julia, Defika Putri, Puja
perlu bantuan.
iii
8. Bagi pihak yang lain, yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu yang
turut andil dalam penyelesaian skripsi ini. Akhir kata penulis berharap Allah
SWT membalas segala kebaikan yang telah membantu. Semoga skripsi ini
Penulis
Kharisma Pratiwi
NIM. 4617008
iv
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam Tradisi Mandoa
Pusaro Menjelang Puasa Ramadhan di Kampung Tangah Nagari Parit
Malintang Kabupaten Padang Pariman” karya yang ditulis atas nama Kharisma
Pratiwi Nim. 4617008 Pragram Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin Adab
dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.
Tradisi ziarah kubur disebut sebagai tradisi mandoa pusaro oleh
masyarakat di Kampung Tangah Nagari Parit Malintang. Tradisi ini sebagai kearifan
lokal yang sudah sejak dahulunya dilakukan masyarakat. Masyarakat meyakini
bahwa ini sebagai suatu yang harus dilakukan setiap tahunnya. Namun yang menjadi
persoalan yakni generasi muda saat ini menjadi persoalan yang semestinya sadar akan
pentingnya untuk menjadi regenerasi dalam melanjutkan pelaksanaan tradisi mandoa
pusaro. Minat yang mulai berkurang dan kesadaran sebagai estafet sudah mulai
mengalami krisis, sehingga yang memimpin tradisi ini masih banyak ulama yang
sudah berumur.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Data yang
diperoleh menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun dalam
analisis data yang digunakan yaitu data reduction, display, verifikasi. Agar
memperoleh data yang valid penelitia ini memperpanjang waktu dilapangan dan
triangulasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat menyimpulkan, pertama proses
pelaksanaan tradisi mandoa pusaro di Kampung Tangah yaitu (a). Menentukan hari
untuk pelasanaan tradisi mandoa pusaro dengan cara wirid oleh masyarakat kaum.
(b). Memeprsiapkan perlengkapan sebelum waktu pelaksanaan tradisi serperti
menyiapkan batu tahlil, bunga rampai, bahan makanan, banbu untuk lemang, alat
untuk membersihkan makam. (c) Malamang untuk disedekahkan nantinya kepada
orang siak. (d). Pengumpulan batu tahlil sebelum kegiatan tahlil dimulai. (e).
Memandikan makam dengan menyiramkam bunga rampai di atas makam. Kedua
nilai-nilai kearifan lokal dalam tradisi mandoa pusaro di Kampung Tangah yaitu (a).
Nilai religi yaitu dalam tradisi mandoa pusaro adanya hubungan antara manusia
dengan Tuhannya dan manusia dengan manusia. (b) Nilai sosial yaitu hubungan yang
mempererat antar sesama kaum dengan saling bergotong-royong. (c) Nilai estetika
yang terdapat juga dalam tradisi ini, yang terdapat pada batu tahlilnya, lemang, bunga
rampai dan jamba. (d). Nilai sejarah, tardisi mandoa pusaro dibawakan oleh Tuangku
Syekh Surau Baukie. (e) Nilai ekonomi, tradisi ini memberikan kesejahteraan bagi
masyarakat sekitar.
v
DAFTAR ISI
B. Batasan Masalah................................................................................ 9
A. Nilai-nilaiKearifan Lokal
vi
C. Teori Fungsionalisme Struktural Talcott Parsons ............................. 28
B. Tempat Penelitian.............................................................................. 38
A. Temuan Umum
B. Temuan Khusus
C. Pembahasan ...................................................................................... 73
vii
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 78
B. Saran .................................................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
besar dan kecil tersebar diberbagai wilayah, baik yang sudah berpenghuni
maupun belum dihuni, baik yang sudah mempunyai nama maupun yang belum
pulau di Indonesia 17.504 pulau, ada pula yang menghitung 17.480 pulau, 17.508
pulau dan bahkan ada yang menyatakan lebih dari 17.000 pulau.1
ras, agama dan banyak ragam lainnya. Budaya merupakan hasil daya dari budi
yang berupa hasil dari cipta, karsa, rasa suatu kelompok atau masyarakat.
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Masyarakat tidak dapat dipisahkan dengan
1
Silfia Hanani, 2017, “Keterlibatan Perempuan Dalam Kepemimpinan Publik: Studi
Kepemimpinan Ketua RT Perempuan Di Desa Dendun Kepulauan Riau”, Jurnal Of Gender Studies,
Vol 7. No 1. Institud Agama Islam Negeri Bukittinggi. Indobesia.
1
2
dalam menanggulangi suatu masalah hidup, maka tingkah laku itu tentu akan
diulanginya lagi tatkala masalah yang sama kembali dialaminya. Pola tingkah
tertanam didalam diri, kemudian menjadi adat yang dijalankan warga kolektif
tersebut. Dengan demikian berbagai pola tindakan manusia yang telah dibakukan
menjadi adat-istiadat itu, telah menjadi bagian dari dirinya melalui proses
kelompok orang bisa dilakukan dengan mengubah khayalan orang melalui cerita-
perubahan muncul dalam hidupnya, ia terangsang untuk mengikuti dan keluar dari
permasalahan hidupnya.4
yang seharusnya tetap dijaga oleh masyarakat, sebab kearifan lokal memberikan
tatanan masyarakat yang masih memiliki kesadaran akan alam atau lingkungan
ziarah kubur. Ziarah kubur sebagai bentuk aktivitas yang sudah biasa dilakukan
oleh masyarakat beragama Islam untuk mengunjungi makam alim ulama atau
keluarga. Dalam pelaksanaannya pun juga diatur yang disebut dengan adab
dari ajaran yang dibawakan oleh nenek moyang dahulunya hingga sampai
turun temurun dalam masyarakat agama Islam. Dalam bentuk pelasanaannya juga
beberapa setiap wilayah, pada akhirnya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk
keselamat mereka yang telah di alam kubur. Untuk terus berlanjutnya ziarah
kubur yang sudah membudaya, perlu juga unsur-unsur yang terlibat berperan
sesuai fungsinya agar ziarah kubur terus ada dalam kehidupan masyarakat walau
5
Raden Cecep E. P, dkk, “Kearifan Lokal Tentang Mitigasi Bencana Pada Masyarakat
Baduy”, Jurnal Sosial Humaniora, Vol. 15, No. 1. Hal 68.
4
di kehidupan masyarakat, baik itu dalam segi sosial, ekonomi, budaya, politik dan
sebagainya. Sebuah kearifan lokal sebagai warisan serta identidas asli sebuah
daerah perlu dijaga dan dilestarikan agar tidak hilang dan dilupakan oleh
masyarakat setempat. Untuk itu perlu peran masyarakat sebagai subyek untuk
sosial yang terjadi pada masyarakat berpengaruh terhadap kearifan lokal terutama
pada tradisi ziarah kubur. Jika tidak mampu mengimbangi perubahan sosial yang
terjadi, tradisi ziarah kubur sebagai kearifan lokal bagi suatu daerah dapat
terancam punah. Perubahan sosial perlu bagi masyarakat agar masyarakat tidak
merusak budaya.
Perubahan sosial dapat terjadi secara revolusi atau juga disebut dengan
people’s power dan dapat pula terjadi secara evolusi atau lambat.
secara virtual. Akses wilayah yang jauh pun dapat kita ketahui kondisinya. Ada
tiga strategi perubahan sosial yang dijelaskan di dalam buku yang ditulis oleh
Jalaluddin Rahmat yang berjudul rekayasa sosial. Yang pertama power strategy,
Perubahan sosial yang terjadi disebabkan oleh adanya kekuasaan. Revolusi atau
people power ini menyentuh segala sudut kehidupan bahkan terjadi secara radikal,
gejolak intelektual dan emosional dari semua orang yang terlibat. Kedua
5
persuasive strategy, Bentuk dari starategi ini dapat kita lihat dengan
yang usianya masih belum cukup untuk menerima atau mengahadapi informasi-
informasi yang ada di media sosial. Ketiga normative reeducative, strategi ini
Proses perubahan pola pikir itu pun juga ikut mempengaruhi gerak
Pariaman yang memiliki nilai kearifan lokal dalam tradisi mandoa pusaro. Kata
mandoa pusaro dalam bahasa minang yang artinya mendoa ke makam, yang
biasanya kita sebut dengan ziarah kubur. Ziarah kubur adalah mengunjungi
makam keluarga, kerabat ataupun makam para ulama yang telah berjasa bagi
dalam agama islam dengan tujuan agar orang yang melakukannya dapat
mengambil pelajaran dengannya dan dapat mengingat akhirat. Ada fungsi dan
tujuan ziarah kubur yaitu mengingat kematian dan mendoakan ahli kubur. 7
6
Jalaluddin Rahmat, Rekayasa Sosial Reformasi, Revolusi, atau Manusia Besar, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 1999), hal 53.
7
M. A Rabbani, 2014, Adab Berziarah Kubur Untuk Wanita, (Jakarta: Lembaran Pustaka
Indonesia).
6
empat suku awal yang terdapat di Minangkabau yaitu Koto, Piliang, Bodi, dan
cabang suku seperti melayu, caniago, bodi, Sikumbang, Guci, Pisang, Panyalai,
Tanjuang, Jambak, dan banyak lainnya. Setiap nagari atau daerah di Minangkabau
memiliki keempat macam suku ini, atau cabang-cabang dari keempat suku. Setiap
Dari hasil observasi yang diperoleh, anak muda perlu adanya penanaman
nilai-nilai budaya serta diiringi dengan nilai-nilai agama. Mereka yang masih
duduk dijenjang sekolah menengah perta dan tamat sekolah mengnengah atas
menghabiskan waktu diwarung bahkan ada yang tidur disana. Warung sebagai
8
Syaifullah & Febi Yulika, Pertautan Budaya- Sejarah Minangkabau & Negeri Sembilan,
(Guguak Mlintang: Institut Seni Indonesia Padangpanjang, 2017), hal 20.
9
Pengamatan awal di lokasi pemakaman suku panyalai, Kampung Tangah, 28 Oktober 2021.
10
Pengamatan awal, di Kampung Tangah Nagari Parit Malintang, 28 Oktober 2021
7
bermain ketimbang berkumpul di surau. Namun, memang tidak semua anak muda
beraktivitas seperti itu. Surau adalah tempat aktivitas anak-anak belajar mengaji
dan memperoleh ilmu agama lainnya. Berbeda jika ilmu agama diajarkan di
sekolah-sekolah umum yang belajar agama secara umum dan waktu yang singkat.
Surau merupakan tempat anak-anak memperoleh ilmu agama serta juga adanya
paduan belajar ilmu silat dan menyalurkan budaya yang dimiliki. Berdasarkan
proses mengaji ke surau, anak-anak yang berumur kisaran 5-12 tahunan. Setelah
umur mulai beranjak lebih dari itu, mereka mulai berhenti mengikuti proses di
surau.11
perubahan pola pikir generasi muda untuk berfikir terhadap kearifan lokal yang
dimiliki daerahnya. Perasaan yang mulai berkurang untuk menjadikan alim ulama
maka akan berkurangnya orang-orang yang akan meneruskan budaya yang telah
11
Tuangku Kuniang Lukman Nurhakim, (Alim Ulama), Wawancara Pribadi, Kampung
Tangah, 28 Oktober 2021.
8
Namun dari beberapa yang menjadi persoalan, tentunya masih ada yang
menjadikan alim ulama di kampungnya sebagai patron. Tetapi jika dinilai banyak
dan tersampaikan nilainya kepada masyarakat jika masih ada kesadaran generasi
bahwa kondisi generasi muda saat ini mengarah kepada krisis untuk melestarikan
tradisi mandoa pusaro. Kegiatan tradisi mandoa pusaro di Nagari Parit Malintang
tidak hanya sebagai kegiatan yang memberikan doa dan membersihkan kuburan
keluarga yang telah meninnggal saja. Tapi, dalam tradisi mandoa pusaro
setempat. Tradisi mandoa pusaro diaykini sebagai bentuk terimakasih kepada ibu
dan bapak, ninik mamak, nenek moyang yang telah berjuang serta meninggalkan
pusaka kepada anak cucunya. Pelaksanaan tradisi mandoa pusaro dilihat dari
12
Tuangku Kuniang Saraka, (Alim Ulama), Wawancara Pribadi, Kampung Tangah, 31
Oktober 2021.
9
kunjungan ke makam-makam baik itu makam ulama atau pun keluarga menjelang
puasa ramadhan. Dalam tradisi mandoa pusaro ini terkandung nilai-nilai kearifan
lokal yang diyakini masyarakat sebagai suatu yang mesti harus dilaksnakan setiap
tahunnya.
pusaro merupakan suatu aktivitas masyarakat yang bernilai lokal untuk berziarah
kubur kemakam ulama atau keluarga. Maka peneliti tertarik untuk meneliti
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
Pariaman.
2. Kegunaan Penelitian
E. Penjelasan Judul
1. Kearifan Lokal : Kearifan loka secara bahasa berasal dari bahasa inggris
setempat.13
13
Patta Rapanna, Membumikan Kearifan Lokal Menuju Kemandirian Ekonomi, (Makassar:
CV SAH MEDIA, 2016), hal 4.
12
3. Puasa : puasa menurut bahasa berasal dari kata shama yang berarti
penghapus segala dosa, sebab itu puasa yang benar yaitu puasa
F. Sistematika Penulisan
1. BAB I berisikan pendahuluan yang terdiri dari (a) latar belakang (b) batasan
masalah (c) rumusan masalah (d) tujuan dan kegunaan penelitian (e)
14
https://www.google.com/amp/s/www.saribundo.biz/tradisi-ranah-minang-sebelum-
ramadhan-gotong-royong-dan-mandoa-pusaro.html/amp (Akses pada rabu 10/07/2021, pukul 00.14).
15
AK. Muatafit, Kupas Tuntas Puasa, (Jakarta Selatan: Qultum Media, 2004), hal 4.
13
2. BAB II berisikan tinjauan pustaka yang terdiri dari (a) nilai-nilai kearifan
lokal (b) tradisi mandoa pusaro (c) puasa (d) teori fungsionalisme strukturral
3. BAB III berisikan metode penelitian yang terdiri dari (a) jenis penelitian (b)
tempat penelitian (c) informen penelitian (d) teknik pengumpulan data (e)
4. BAB IV berisikan pembahasan yang terdiri dari (a) temuan umum (b) temuan
5. BAB V berisikan penutup yang terdiri dari (a) kesimpulan (b) saran
BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN
dimiliki atau diciptakan dari akal manusia yang berupa aktivitas suatu
Menurut Sartini, kearifan lokal terdiri dari dua kata yaitu kearifan dan
memiliki arti setempat. Dengan begitu kearifan lokal atau local wisdom dapat
Murdiono, kearifan lokal itu adalah suatu sikap, pandangan, dan kemampuan
yang diberikan kepada komunitas itu sebuah daya tahan dan daya tumbuh
dimana komunitas itu berada. Kearifan lokal dapat juga diartikan sebagai
terkandung perpaduan nilai-nilai suci dari Tuhan dengan berbagai nilai yang
ada dalam masyarakat. Kearifan lokal menjadi sebuah ilmu pengetahuan bagi
16
Rusmin Tumanggor, “Pemberdayaan Kearifan Lokal, Memacu Kesetaraan Komunitas Adat
Terpencil”, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Vol. 12, No. 01, (2007), Hal
01.
14
15
dalam tatanan sosial, kearifan lokal mengandung nilai dan norma tradisional.
a. Pengetahuan lokal
17
Ujang Syarip Hidayat, Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Sunda,,
(Sukabumi: Budi Mulia, 2019), Hal 176.
16
b. Nilai lokal
1) Nilai religi
budaya.
Nilai gotong royong merupakan nilai yang tidak pernah lepas dalam
18
Karimatuus saidah, Nilai-nilai Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia dan Implementasinya
dalam Pendidikan Sekolah Dasar, (Genteng Banyuwangi : LPPM Institut Agama Islam Ibrahimy
Genteng Banyuwangi, 2020), hal 14.
17
hari pun. Selain itu, hubungan sosial masyarakat akan semakin erat
rukun.
3) Nilai estetika
Nilai estetika dalah nilai keindahan atau sebuah seni. Dalam kearifan
4) Nilai sejarah
5) Nilai ekonomi
yang aman dan teratur. Aturan atau nilai yang berada dilingkungan
c. Keterampilan lokal
dengan berkebun sayur, walaupun ada beberapa juga menaman hal serupa
19
https://www.google.com/amp/s/amp.tirto.id/arti-kearifan-lokal-di-indonesia-nilai-dimensi-
contoh-fungsi-gadt.(akses19-01-2022, pukul: 13.16).
20
Muhammad Japar, dkk, Pendidikan Toleransi Berbasis Kearifan Lokal, (Surabaya: CV.
Jakad Media Publishing, 2020), hal 23.
19
Bentuk dari sumber daya lokal ini seperti hutan, kebun, sumber air, lahan
turun”.21
21
Ibid., hal 23.
20
menjadikan nilai-nilai adat dan Islam sebagai pedoman hidup dan patokan
dalam bertingkah laku, berbicara, bersikap, bergaul dan berpakaian, hal itu
Islam itu dikenal sebagai ungkapan adat basandi sarak, sarak basandi
kitabullah.22
keraifan lokal memiliki nilai-nilai yang berbeda yang tidak lepas dari
terpelihara atau tidaknya suatu kearifan lokal yang dimiliki suatu tempat.
22
Febri Yulika, Epistimologi Minangkabau Makna Pengetahuan dalam Falsafat Adat
Minangkabau, (Padang Panjang: ISI Padang Panjang, 2017), hal 1-2.
21
hukum adat, dan aturan-aturan khusus. Oleh karena bentuk dari kearifan lokal
ini yang beragam, maka beragam pula lah fungsi dari kearifan lokal yang ada
dalam masyarakat. Berikut adalah fungsi dan makna dari kearifan lokal dalam
tulisan “Pola Pikir Orang Bali Merujuk Unsur Tradisi” anatara lain :
Untuk itu, perlunya peran aktif masyarakat setempat ikut terlibat dalam
semestinya.
e. Bermakna sosial.
mendatang.
g. Bermakna politik.
Kearifan lokal dalam budaya yang dimiliki masyarakat setiap daerah akan
memiliki identitas daerahnya tersendiri. Hal ini menjadi sesuatu yang sudah
a. Kemandirian
mandiri dengan budaya dan rohani, maka ia memiliki ciri khas daerahnya
bagi peziarah bahwa tidak lama lagi juga akan menyusul menghuni kuburan
24
Yulian Anouw, Kepemimpinan Rumah Tangga Suku Meree di Kaimana, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2016), hal 86.
25
Ziarah Kubur adalah suatu bentuk ritual yang sudah berakar dimasyarakat
sejak zaman dahulu.25 Jadi dari pendapat para ahli dapat disimpulkan
keluarga yang telah meninggal, bentuk kegiatan ini sudah mentradisi atau
bahwa dunia bukanlah tempat yang kekal dan semua makhluk akan melewati
fase kematian.
kalangan atas. Bentuk dari tradisi ziarah kubur yang dilakukan oleh
Beberapa ada yang sekedar berziarah, ada juga yang mendoakan penghuni
25
Hana Nurrahmah, 2014, “Tradisi Ziarah Kubur Studi Kasus Prilaku Muslim Karawang
Yang Mempertahankan Tradisi Ziarah Pada Makam Syeh Quro di Kampung Pulo Bata Karawang
Tahun 1970-2013”,Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal 41-42.
26
pelaksanaanya pun juga diaturkan dalam Islam, sebab Islam agama yang
datangnya bulan Ramadhan dan awal bulan Syawal. Secara hukum ziarah
kubur yang dilakukan pada bulan Ramadhan secara khusus tidak disunatkan
keluarga, kerabat, tokoh masyarakat, ulama, wali, dan juga makam para Nabi.
generasi. Ziarah kubur dimaknai secara kreatif oleh umat Islam, karena
menunjukkan adanya dua nilai yang muncul yaitu nilai didaktis dan sosial.27
Nilai didaktis yang diberikan berupa bentuk penanaman kesadaran diri bahwa
hubungan tidak akan putus walau akhir hayat sekali pun, kita tetap
memberikan doa kepada yang telah meninggal agar lepas dari siksa kubur.
26
Abdurrahman MisnoBP, Mari Ziarah Kubur, (Indramayu: Penerbit Adab, 2020), hal 1-2.
27
Lalu Fauzi Haryadi,dkk, “Tradisi Ziarah Kubur Dalam Pendekatan Sejarah”, Al-Hikmah,
vol. 1, no. 1, (2020), hal 121.
27
bagi masyarakat dalam berinteraksi satu sama lain. Sehingga dalam jalinan
dengan syari‟at Islam. Ziarah kubur pada awalnya dilarang dalam Islam,
dimana pada masa itu Nabi Muhammad SAW melarang karena ditakutkan
setelah diperhatikan pada masa itu umat Islam tahu memaknai ziarah kubur
sebagai menyadarkan diri juga bahwa kita sebagai manusia akan mengalami
proses kematian suatu saat nanti. Aisyah istri Nabi Muhammad SAW juga
kepada orang mulia yang telah meninggal. Seperti misalkan ulama yang
28
Abdurrahman Misno BP. Op. Cit., Hal 36.
28
telah meninggal. Hal ini sebagai bentuk ungkapan kasih sayang kepada
29
Jalaluddin Rakhmat, Memaknai Kematian Agar Mati Menjadi Istirahat Paling Indah,
(Depok: Pustaka Ilman, 2006), hal 234-248
30
Ali Muhammad Al-Shalabi, Biografi Ali Bin Abi Thalib, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2012),
hal 317-318.
29
sebagai bentuk ciri khas suatu masyarakat. Mandoa pusaro di Kampung Tangah
Pemeliharaan kearifan lokal dalam mandoa pusaro juga sebagai bentuk adanya
perannya. Struktural yang terkait didalam mandoa pusaro yaitu pemuka adat,
ulama-ulama, masyarakat. Jika salah satu dari sistem ini tidak menjalankan peran
Dapat kita analogikan dengan rantai motor, jika salah satu rantai putus maka akan
dan menempatkan orang-orang pada posisi yang tepat dalam suatu sistem
stratifikasi. Setiap manusia akan selalu berada dalam lingkungan yang struktural.
30
Davis dan Moore, karyanya yang paling terkenal dalam teori fungsionalisme
universal dan penting. Talcott parsons dalam karya terakhirnya juga membahas
Parsons lahir di Colorado pada tahun 1902, dilahirkan dalam latar belakang
keluarga religius dan intelek. Pada tahun 1924, person mendapat gelar sarjana di
Pada Tahun 1927, parsons mengajar di Harvard. Tahun 1949 ia dipilih sebagai
perubahan sosial tidak lepas dari struktur sosial. Struktur sosial sebuah tatanan
struktur sosial inilah adanya sistem-sistem sosial yang saling berinteraksi satu
dengan yang lainnya. Menurut parsons agar sistem sosial ini dapat berfungsi atau
bergerak dengan sesuai harapan, perlu adanya empat fungsi yang harus
31
George Ritzer, Teori Sosiologi dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan
Mutakhir Teori Sosial Postmodern, (Bantul: Kreasi Wacana, 2008), Hal 252.
31
terintegrasi yang penting bagi seluruh sistem yang ada. Ada pun empat fungsi
a. Adaptasi (adaptation)
sistem dapat mengatasi serta menanggulani persoalan yang dihadapi dari luar
sistem. Penyesuaian diri dengan lingkungan ini agar suatu sistem dapat
memenuhi kebutuhannya.
Fungsi ini, suatu sistem dapat merumuskan tujuan utama dan mencapainya.
memetakan tahapan apa yang akan dicapainya. Dengan begitu sistem mampu
c. Integrasi (integration)
tujuan dan integritas. Dengan begitu proses sistem dalam lingkungan dapat
32
Kamanto Sunarto, Sosiologi Perubahan Sosial Perspektuf Klasik, Modern, Postmodern, dan
Poskolonial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hal 49.
32
kearifan lokal yang sampai saat ini masyarakat masih menjaganya. Berbeda
dengan kondisi zaman yang sudah menjadi kondisi yang serba praktis, namun
yang sudah diturun temurunkan. Hal ini merupakan bentuk dari masih aktifnya
empat fungsi AGIL. Perlunya ada sistem yang terkait mampu menerapkan konsep
AGIL, ada pengenalan atau adaptasi yang dilakukan agar tujuan yang akan
D. Penelitian Relevan
sebelumnya dibuat oleh Abdul Wafi Muhaimin dengan judul Mengurai Polemik
Hukum Ziarah Kubur Bagi Perempuan lebih kepada posisi perempuan ini dalam
yang memperbolehkan dan ada pula hadist yang melarang seorang perempuan
33
Pada penelitian sebelunya yang dibuat oleh Asri Wulandari dengan judul
Nilai-Nilai Islam Yang Terkandung Dalam Tradisi Ziarah Kubur Pada Hari Raya
Idul Fitri Kec. Tanjung Batu Kel. Tanjung Batu Kab. Ogan Ilir, penetlitian ini
membahas lebih kepada nilai-nilai budaya islam yang terkandung didalam ziarah
kubur pada hari raya idul fitri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menjadi permasalah penitng dalam penelitian ini mengenai tata cara ziarah kubur
di Kelurahan Tanjung Batu. Nilai islam yang terkandung dalam ziarah kubur di
Kelurahan Tanjung Batu yaitu nilai bersyukur kepada Allah, nilai berdo‟a kepada
judul Analisis Pemakaman Multi Etnik dan Multi Agama di Kota Metro.
kubur yang dialami oleh jenazah non muslin jika makan bersandingan akan ikut
33
Abdul Wafi Muhaimin, 2020, “Mengurai Polemik Hukum Ziarah Kubur Bagi Perempuan”,
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hasit. Vol 10. No 2.
34
Wulandari, Asri. 2016. “Nilai-Nilai Islam Yang Terkandung Dalam Tradisi Ziarah Kubur
Pada Hari Raya Idul Fitri Kec. Tanjung Batu Kel Tanjung Batu Kab. Ogan Ilir. Skripsi. UIN Raden
Fatah Palembang.Hal 200.
34
dirasakan oleh jenazah muslim. Ada keresahan pada diri umat muslim di kota
metro jika makam disandingkan. Namun, sampai saat ini belum ditemukan dalam
penelitiaan terkait hadis yang melarangnya terkait pemakaman yang multi etnik
Penelitian yang dibuat oleh Ali Badri dan Chelsy Yesicha dengan judul
Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau, ritual ini disebut sebagai Atib Ko Ambai.
Pelaksanaan ritual ini dilakukan masyarakat tiga hari setelah lebaran. Kegiatan
ritual itu dilaksanakan selain sebagai menjaga tali silahturahmi juga sekaligus
menolak bala di desa. Ritual Atib Ko Ambai bertujuan untuk mengenal para
dan adat.36
tidak ada hubungan atau sangkut pautnya manusia yang masih hidup dengan yang
telah maninggal berdasarkan kitabnya. Dalam kajian ini ada dua pengawasan
35
Firmansyah & H. Dini, 2017, “Analisis Pemakaman Multi Etnik dan Multi Agama di Kota
Metro”, Istinbath: Jurnal Hukum, Vol. 14. No. 2, Hal 236.
36
Ali Badri & Chelsy Yesicha. 2019. “Komunikasi Ziarah Kubur “Atib Ko Ambai”. Jurnal
Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau, Vol. 7. No. 1.Hal 45.
35
dengan judul Tradisi Ziarah Kubur Masyarakat Sasak (Studi kasus Makam Loang
Baloq). Metode yang digukan dalam penelitian ini adalah merode kualitatif
meneliti terkait dengan ziarah kubur, namum berbeda fokus kajiannya. Kajian
fokus kajian peneliaan saat ini kepada kearifan lokal yang dimiliki pada kegiatan
nilai-nilai kearifan lokal yang ada pada tradisi mandoa puasaro di Kampung
paling penting dalam penelitian ini yaitu terkait dengan generasi yang akan
37
Emmanuel Satyo Yuwono, 2016, “Kejawaan dan Kekristenan: Negosiasi Identitas Orang
Kristen Jawa dalam Persoalan di Sekitar Tradisi Ziarah Kubur”, Humanika, Vol. 16, No. 1, Universitas
Dharma Yogyakarta. Hal 93.
38
Wawansyah, Dkk, 2014, “Tradisi Ziarah Kubur Masyarakat Sasak (Studi kasus Makam
Loang Baloq”, Peadagoria, Vol. 9, No. 1. Univ. Muhammadyah Mataram. Hal 25.
36
E. Kerangka Konseptual
- Nilai Religi
- Nilai Sosial
- Nilai Estetika
- Nilai Sejarah
- Nilai Ekonomi
memberikan tahlilan dan doa kepada keluarga yang telah meninggal. Masyarakat
sebagai sebuah agen yang akan memberikan atau menyalurkan nilai-nilai yang
kampung tangah memelihara apa yang telah diwariskan oleh nenek moyang
kepadanya salah satunya tradisi mandoa pusaro. Dalam tradisi mandoa pusaro di
Kampung Tangah Nagari Parit Malintang memiliki nilai kearifan lokal yang perlu
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
yang dimiliki untuk menguji atau untuk mengetahui sebab dan akibat dari sebuah
permasalahan yang ada di masyarakat, karna sifatnya manusia adanya rasa ingin
diketahui. Penelitian dan ilmu pengetahuan merupakan proses yang sama artinya
secara mendalam terhadap suatu masalah, penelitian ini lebih menggunkan teknik
39
I Made Laut M. J, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif: Teori, Penerapan, dan
Riset Nyata, (Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia, 2020), Hal, 2.
40
Sandu Siyoto, dkk, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media Publisihing,
2015), hal 28.
37
38
B. Tempat Penelitian
Pariaman. Nagari Prait Malintang terdiri dari 9 korong dengan luas wilayah ±
3,780 Ha / 19,34 Km, ada pun Korong yang dimaksud yaitu Pasa Limau, Pasa
Balai, Kampung Tangah, Kampung Bonai, Pasa Dama, Padang Baru, Pauh,
Padang Toboh, dan Hilalang Gadang. Jumlah penduduk Nagari Parit Malintang
pada data Tahun 2019 berjumlah 5.888 jiwa, yang terdiri dari 2.997 jiwa
penduduk laki-laki dan perempuan 2.891 jiwa. Kampung Tangah memiliki luas
pemakaman yang menjadi penelitian berada pada wilayah Kampung Tangah yaitu
C. Informan Penelitian
atau orang yang terlibat langsung dengan yang akan menjadi penelitian. Dengan
adanya informan, peneliti dapat memperoleh data yang akan dapat diolah sebagai
data penelitian, karena itu perlunya peneliti memiliki jaringan atau berbagai
41
Website Resmi Nagari Parit Malintang Kec. Enam Lingkung Kab. Padang Pariaman Prov.
Sumatera Barat. (akses pada Jumat, 11 Januari 2021: pukul 04.17 WIB).
39
penentuan ini sudah dapat diketahui siapa yang akan dituju sebagai informan
pelaku dan informan pengamat. Sebab itu peneliti memeilih purposive sampling
dalam mengumpulkam data, karena sudah mengetahui siapa saja yang akan
menjadi informen dalam penelitian ini. Informan dalam penelitian ini berjumlah 5
orang yang terdiri dari informan pelaku berjumlah 3 orang yaitu sebagai warga di
Tuangku.
42
Talumewo,P.O., Kawet, L., & Pondaag, J.J, 2014, “Analisis Rantai Pasok Ketersediaan
Bahan Baku di Industri Jasa Makanan Cepat Saji pada KFC Multimart Ranota”, Jurnal EMBA: Jurnal
Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, Vol. 2. No. 3, Hal 1588.
43
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandumg: Alfabeta, 2013),
hal 85.
40
Teknik dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa:44
1. Observasi
2. Wawancara
44
Ajat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hal 21.
41
3. Dokumentasi
hidup, melainkan benda mati. Teknik pengumpulan data ini seperti foto, surat
E. Analisis Data
berdasarkan menurut miles dan huberman yaitu melalui proses data reduction,
kumpulkan dan kita pilah-pilah mana yang menjawab dari rumusan masalah
dalam penelitian kita. Sebahagiaan data yang kita peroleh ada kemungkinan
menemukan hasil yang tidak ada berhubungan dengan apa yang kita teliti,
45
Sandu Siyoto, dkk. Op. Cit., hal 77.
42
yaitu setelah selesai proses data kita pilah-pilah,masuk kepada proses data
display atau disebut juga sebagai model data. Pada proses ini selanjutnya
memperhatikan walau sifatnya praktis, namun melalui analisis data display ini
3. Proses Verifikasi
yaitu jika telah selesai data tersebut kita paparkan pada sub-sub rumusan
berada di lapangan dalam waktu yang cukup panjang untuk bertemu beberapa
46
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA, 2010), hal 131.
47
Sugiono. Op. Cit., hal 293.
48
Emzir. Op. Cit., hal 133
43
dapat melihat bagaimana situasi dan kondisi dalam kegiatan tersebu, peneliti
pusaro dan nilai-nilai keraifan lokal yang terdapat didalamnya. Hal ini
dilakukan juga untuk menghindari data yang tidak benar baik disengaja
2. Triangulasi
sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding
49
https://www.academia.edu/42883149/METODE_PENELITIAN_PENDIDIKAN_AGAMA
_ISLAM?from=cover_page, ( Akses, senin 23/08/2021, pukul 14.00).
BAB IV
HASIL PENELEITIAN
A. Temuan Umum
wilayah kurang lebih 19,34 Km. Sembilan Korong tersebut tersiri dari Korong
Pasa Limau, Pasa Balai, Kampung Tangah, Kampung Bonai, Pasa Dama,
44
45
Tabel.1
Mata Pencaharian Penduduk Nagari Parit Malintang
No Mata Pencaharian Jumlah Orang
1 Buruh tani 764 Orang
2 Peternak 529 Orang
3 Pedagang 116 Orang
4 Tukang kayu 210 Orang
5 Tukang batu 65 Orang
6 Tambang batu bata 79 Orang
7 Penjahit 21 Orang
8 PNS 215 Orang
9 Pensiunan 101 Orang
10 TNI/Polri 31 Orang
11 Pengusaha 15 Orang
12 Perangkat desa 18 Orang
Dll
Website Resmi Nagari Parit Malintang Kec. Enam Lingkung Kab.
Padang Pariaman Prov. Sumatera Barat, akses pada 31 Desember 2021.
dapat dilihat bahwa penduduk dengan mata pencaharian buruh tani mencapai
jumlah tertinggi yaitu 764 Orang. Nagari Parit Malintang memang lokasi yang
yang mereka olah sebagian untuk dikonsumsi dan beberapa juga diperjual
belikan.
pergaulan, akhlak sopan santun, hal ini ikut memperlancar terjadinya proses
budaya juga di Nagari Parit Malintang. mereka akan ikut gurunya, bahakan
setengah kegiatan dalam hidupnya itu berada di surau. Anak laki-laki bakal
50
Tuangku Kuniang Saraka,( Alim Ulama), Wawancara Pribadi, Kampung Tangah, 31
Oktober 2021.
51
Mas‟oed Abidin, Surau Kito, (Yogyakarta: Gre Publishing, 2016), hal 2.
47
warga Nagari Parit Malintang juga sebagai keturan dari tokoh ulama yang
wafat sekitar tahun 1925. Beliau yang mengajarkan agama Islam kepada
52
H. Mansur, (Warga), Wawancara Pribadi, di Kampung Bonai, 18 Desember 2021.
53
H. Mansur, (Warga), Wawancara Pribadi, di Kampung Bonai, 18 Desember 2021.
48
Tangah
yang saling berkaitan satu sama lainnya. Setiap sistem saling berkaitan dan
masyarakat, pemuka adat, serta alim ulama di Nagari Parit malintang. Berikut
data jumlah penduduk yang diperoleh dari website Nagari Parit Malintang
Tabel. 2
Jumlah penduduk Nagari Parit Malintang
No Jenis Kelamin Jumlah Pedagang
1 Laki-laki 3.441 Orang
2 Perempuan 3.447 Orang
Jumlah 6.888 Orang
Website Resmi Nagari Parit Malintang Kec. Enam Lingkung
Kab. Padang Pariaman Prov. Sumatera Barat, akses pada 31 Desember 2021.
Malintang berjumlah 6.888 orang, dimana 3.441 orang berjenis kelamin laki-
laki dan 3.447 orang berjenis kelamin perempuan. Dalam pelaksanaan tradisi
dan bebeerapa suku lainnya. Kemudian yang terlibat selain masyarakat yaitu
pusaro terlihat banwa adanya saling membutuhkan kerja sama untuk dapat
menganggap tradisi ini sebagai suatu hal yang penting. Dimana penting secara
54
Tuangku kuniang Lukman Nurhakim,, (Alim Ulama), Wawancara Pribadi, 27 Oktober
2021.
55
Sindung Haryanto, Sosiologi Agama Dari Klasik Hingga Postmodern, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2015), hal 58.
50
moral atau adab kepada ibu, ayah, ninik mamak, nenek moyang yang telah
berjasa selama hidupnya, dengan kita yang masih hidup untuk memberikan
3. Temuan Khusus
mengaji. Tradisi mandoa pusaro sebagai rasa terimakasih dan bentuk balas
budi kepada ayah, ibu, ninik mamak, nenek moyang dengan mengahadiahkan
mengaji dan doa sebagai ganti hadiah semasa hidupnya. Berikut proses
a. Menentukan Hari
persiapan yang paling dasar agar kegiatan dapat diketahui secara informasi
bahwa perlu dahulu untuk menentukan hari dalam tradisi mandoa pusaro.
51
diatur dengan cara wirid kaum. Wirid hingga sampai kepada mufakat
setiap sukunya. Hasil mufakat akan disampaikan dari mulut ke mulut oleh
tersebuat.57
56
Tuangku kuniang Lukman Nurhakim, (Alim Ulama), Wawancara Pribadi, 28 Oktober
2021.
57
Tuangku kuniang Lukman Nurhakim, (Alim Ulama), Wawancara Pribadi, 28 Oktober
2021.
52
b. Mempersiapkan Perlengkapan
kegiatan, tentunya kita perlu mengetahui apa saja yang diperlukan atau
58
Hj. Ratnawati,(Wwarga), Wawancara Pribadi, 1 Januari 2022.
53
c. Malamang
tradisi oleh masyarakat di Nagari Parit Malintang ketika ada acara adat
dilakukan.
yang dibuat sederhana oleh masyarakat. Dengan mendirikan dua besi sisi
59
Hj. Ratnawati,(Wwarga), Wawancara Pribadi, 1 Januari 2022.
60
Tuangku kuniang Lukman Nurhakim, (Alim Ulama), Wawancara Pribadi, 28 Oktober
2021.
54
yang dekat rumah mereka yang satu kaum. Disini ada pembagian tugas
beberapa orang biasanya orang tersebut adalah ninik mamak. Nantinya aka
nada pengumpulan batu tahlil dan sedekah terlebih dahulu sebelum acara
tahlilan dimulai.
ulama seperti labai, tuangku, orang siak, laibai-labai yang diundang dan
61
Tuangku kuniang Lukman Nurhakim, (Alim Ulama), Wawancara Pribadi, 28 Oktober
2021.
55
ditahlilkan.
e. Memandikan Makam
tuagku, labia dan mereka yang ikut mentahlilkan dalam acara tradisi
mandoa pusaro.
alim ulama di Ngari Parit Malintang juga tuangku kaum di suku pinyalai
kegiatan selesai.
62
Tuangku Saraka, (Alim Ulama), Wawancara Pribadi, 31 Oktober 2021.
56
pusaro di Kampung Tangah Nagari Parit dari sebelum hari pelaksanaan tradisi
dilakukan sampai pada akhir acara. Bacaan dalam tahlilah tidak hanya
ditujukan kepada orang-orang yang diminta oleh masyarakat saja, tetapi juga
63
Tuangku kuniang Lukman Nurhakim, (Alim Ulama), Wawancara Pribadi, 28 Oktober
2021.
64
Tuangku kuniang Lukman Nurhakim, (Alim Ulama), Wawancara Pribadi, 28 Oktober
2021.
57
salam oleh para sesama laibai, tuangku, orang siak, orang pangka.
kaum atau makam tiap suku, salah satunya pada pemakaman suku pinyalai
proses tradisi mandoa pusaro dari kaum yang lainnya yang masih selingkup
Nagari Parit Malintang. Berikut dibawah ini gambar terkait dengan tradisi
mandoa pusaro.
lemang. Sedangkan labai, tuangku, orang siak, dan orang pangka atau ninik
masyarakat. Masyarakat akan hadir sampai selesainya acara, sebab air bunga
58
selesai.
Tangah
Dalam tradisi mando pusaro terkandung nilai-nilai kearifan lokal yang mesti
di jaga dan harus ada dalam kehidupan masyarakat, sebab tidak hanya sebagai
aktivitas ziarah kubur yang pada umumnya umat Islam lakukan, tetapi juga
a. Nilai Religi
hubungan dengan Allah SWT. Dimana alim ulama dam masyarakat yang
Tradisi ini sebagai menyambut akan datangnya bulan ramadhan, sebab itu
Parit Malintang, yang juga sudah lama terlibat dalam pelaksanaan tradisi
dilakukan.
65
Nurbaiti, (Warga), Wawancara Pribadi, 10 januari 2022.
60
yang masih hidup didunia, bahwa dunia hanyalah tempat yang tidak akan
kekal, melaikan akhirat adalah tempat yang kekal bagi umat manusia.
b. Nilai Sosial
pada satu sisi dan pada sisi lain agama meningkatkan harmoni dan
66
Sindung Haryanto. Op.cit., 22-23
61
dilakukan, satu hari sebelum kegiatan itu kaum laki-laki bergotong royong untuk
Tujuannya agar nantinya ketika kegiatan tradisi dilakukan rumput sudah layu dan
mudah diabut oleh masyarakat. Pada bangunan pertama dengan dinding sedikit
itu yang diatasnya dipasangi kain tirai bewarna putih merupakan tempat
Parit Malintang, yang juga sudah ikut lama terlibat dalam pelaksanaan
c. Nilai Estetika
1) Batu tahlil
disekitar kita. Batu tahlil digunakan ketika orang siak mulai duduk
Batu tahlil adalah batu biasa saja jika kita lihatnya, sebenarnya
digukan sebagai alat untuk kita melakukan tahlilan. Jika kita
lihat secara batinnya sebagaimana telah diayakini sejak
dahulunya. Batu tahlil sebagai saksi di akhirat bagi orang yang
telah kita tahlilkan.68
Batu tahlil adalah batu yang dibawa oleh masyarakat kaum
kelereng. Setiap satu orang yang akan ditahlilkan makam 100 buah
lengkan orang yang akan ditahlilkan. Batu tahlil secara batin satu butir
nantinya. Selagi batu terus ada, sebab itu setelah ditahlilkan batu
tingkat. Jamba biasanya dibawa oleh istri ninik mamak dan yang
68
Tuangku Saraka, (Alim Ulama), Wawancara Pribadi, 31 Oktober 2021.
64
paling tinggi diisi dengan 2 ekor ayam dan 2 ikan yang berukuran
nantinya setelah acara tahlil selesai. Berikut bentuk gambar jamba dan
69
Tuangku Saraka, (Alim Ulama), Wawancara Pribadi, 31 Oktober 2021.
65
makan.70
70
Tuangku Kuniang Saraka, (Alim Ulama), Wawancara Pribadi, 31 Oktober 2021.
66
atau kerabatnya. jadi walaupun bersisa dala kegiatan tradisi tetap akan
3) Bunga rampai
71
Tuangku Kuniang Lukman Nurhakim, (Alim Ulama), Wawancara Pribadi, 28 Oktober
2021.
72
Ratnawati, (Warga), Wawancara Pribadi, 1 Januari 2022.
67
yang isinya daun pandan yang telah diiris kecil-kecil, kemudian bunga
dalam satu wadah yang diberi air, nantinya bunga rampai ini yang
4) Lemang
satu yang sudah menjadi wajib ada. Lemang nantinya akan dibuat
warga Nagari Parit Malintang. Beliau juga orang yang sudah lama
tradisional, tidak hanya dalam tradisi mandoa pusaro. Tatapi juga ada
dalam acara kematian untuk 3, 7, 14, 40, sampai 100 hari dan pada
sebagai tokat diakhirat hanya diyakini oleh orang tua, tetapi untuk
74
Tuangku Kuniang Lukman Nurhakim, (Alim Ulama), Wawancara Pribadi, 28 Okktober.
75
Nurbaiti, (Warga), Wawancara Pribadi, 10 Januari 2022.
69
kepada tuangku, labai, orang siak, ninik mamak. Selain lemang juga
d. Nilai Sejarah
Tradisi mandoa pusaro tidak lepas dari nilai sejarah karena dalam
bahwa pelaksanaan tradisi ini masih sama seperti dahulunya. Dari mulai
pada masanya kita akan kembali kepada Yang Maha Kuasa, tentu kita
dalam kaum pinyalai, terkait dengan pentinganya tradisi ini untuk tetap
nilai yang baik pada diri kita. Agar generasi muda tidak kehilangan jati
dirinya. Maka dari itu nilai sejarah dalam masyarakat perlu ditanamkan.
sebuah identitas suatu daerahnya. Kita juga perlu sosok masyarakat yang
masyarakat setempat.
76
Tuangku Kuniang Saraka, (Alim Ulama), Wawancara Pribadi, 31 Oktober 2021.
71
makam beliat secara pribadi dan memberikan doa kepadanya. Beliau salah
budaya yang beliau ajarakan salah satunya itu adalah tradisi mandoa
pusaro ini.
e. Nilai Ekonomi
untuk berdagang. Para pedagang akan berjualan dilokasi, sebab yang hadir
dalam tradisi mando pusaro tidak hanya orang-orang dewasa saja. Tetapi,
anak-anak sampai orang tua juga hadir, karena orang tua akan
berdagang, setiap orang yang akan kita tahlilkan itu diberikan sedekeh
untuk labai, tuangku, orang siak serta yang terlingkup ikut serta dalam
tentunya tidak lepas dari kebaikan. Begitu pula dengan lemang yang
tradisi atau budaya yang berikan keberkahan bagi orang yang telah
77
Tuangku Kuniang Lukman Nurhakim, (Alim Ulama), Wawancara Pribadi, 28 Okktober.
73
C. Pembahasan
sebuah kearifan lokal yang memiliki nilai lokal untuk terus jiga dan
apa yang telah diajarkan atau dilakukan oleh orang tua dahulunya. Orang tua
untuk kaum kampan akan dilaksanakan mandoa pusaro. Penentuan hari ini
perlengkapan yang akan diperlukan dalam tradisi mandoa pusaro. baik dari
batu tahlil, bunga rampai, alat untuk membersihkan makam. Proses ketiga,
masyarakat. Sehingga masyarakat berada pada kondisi yang baik. Alam tradisi
mandoa pusaro jika tidak menerapkan konsep teori AGIL ini maka sampai
saat ini masyarakat tidak menemukan atau mengnal yang anmanya tradisi
mandoa pusaro yang dilakukan orang tua dahulunya. Perlu juga dalam
memerankan peran ulama yang telah berumur. Hal ini juga dapat mengalami
nilai tersebut terus direalisaikan oleh orang-orang tua saat ini. Hanya saja
persaingan dengan tantangan kondisi zaman yang kuat membawa pola pikir
kepada anak-anak muda saat ini, tapi perlu juga mengaktifkan kembali hal-hal
78
George Ritzer. Op.cit., hal 252.
75
yang berbau surau sebagai sraana bagi anak-anak memperoleh ilmu agama
Tangah
dapat dilihat bahwa terdapat nilai-nilai kearifan lokal dalam tradisi mandoa
dijaga dan dilestarikan kepada generasi selanjutnya. Hal itu bertujuan agar
teori AGIL Talcott Parsons yaitu adaptation atau adaptasi, goal attainment
atau pemeliharaan pola. Menurutnya perubahan sosial tidak lepas dari struktur
sosial. Didalam struktur sosial inilah adanya sistem-sistem sosial yang saling
76
berinteraksi satu dengan yang lainnya.79 Menurut parsons agar sistem sosial
ini bergerak dengan sesuai harapan, perlu adanya penerapan konsep AGIL
dalam tradisi mandoa pusaro agar nilai-nilai lokal yang dimiliki masih hidup
adatasikan kepada generasi muda mulai dari sejak kecil. Agar mereka terbiasa
dan mengtahui dan mengenal bentuk tradisi ini. Kaum tua juga perlu memiliki
tujuan agar tardisi mandoa pusaro dapat dikenal oleh seluruh kalangan
warisan yang perlu dijaga dan dipelihara serta dilestarikan hari ini, esok
tradisi mandoa pusaro. Jika melihat kondisi generasi muda yang mulai kurang
dengan keingin tahuannya dengan tradisi ini, perlu tindakan masyarakat untuk
yang disusun sedemian baik. Juga hubungan yang terjalin antaran masyarakat
79
George Ritzer. Op.cit., hal 252.
77
ilmu agama Islam ke Nagari Parit Malintang. Ulama yang makamnya juga
memberikan masyarakat adab kepada ibu, ayah, ninik mamak, nenek moyang
terimakasih kepadanya.
BAB V
PENUTUP
B. KESIMPULAN
kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat umat Islam. Tetapi dalam perolehan
bentuk atau cara pelaksanaan dan beberapa nilai yang diperoleh memiliki
Pariaman.
lepas dari struktur sosial. Dimana sebuah struktur sosial adanya sistem-sistem
yang saling berinteraksi satu satu sma lain. Pasrons berpendapat bahwa sebuah
Pelaksanaan tradisi mandoa pusaroi dilakukan satu kali dalam satu tahun pada
78
79
dengan cara wirid kaum sampai kepada mufakat nantinya. Setelah hari
batu tahlil yang berjumlah 100 buah per orang yang akan ditahlilkan, bambu
untuk lemang, bunga rampai, bahan-bahan makanan yang akan dimasak atau
banbu yang dialasi didalamnya dengan daun pisang. Membuat lemang sudah
menjadi budaya bagi masyarakat, baik itu pada acara kematian maupun acara
keagamaan dan budaya. Lemang dimasak dengan tunggu yang dirancang oleh
masyarakat sendiri. Biasanya ada lemang dengan rasa pisang, sipulut, beras.
Lemang guna untuk sedekah kepada orang siak nantinya setelah kegiatan
tahlil dan sedekah dilakukan sebelum kegiatan tahlilan dimulai. Batu tahlil
aktivitas menyirami makam dengan bunga rampai yang telah diisi dengan air.
Beberapa nilai-nilai yang terdapat dalam tradisi mandoa pusaro yaitu pertama
nilai religi, tradisi mandoa pusaro sebagai bentuk sikap masyarakat yang
memohon ampun kepada Allah SWT atas kesalahan dan dosa yang telah
diperbuat oleh keluarga yang telah meningga. Juga tadisi ini mengirimkan doa
kepada kerabatnya yang telah meninggal. Tak hanya itu, doa juga dikirimkan
mandoa pusaro juga menjalin hubungan sosial masyarakat yang lebih erat,
membawa menggunakan mobil karna jarak tempuh yang jauh dan juga ada
spiritual, seperi pada batu tahlil yang sudah ditahlilkan diyakini jika secara
batin sebagai saksi satu batunya kalimat lailahaillahllah untuk orang yang
ditahlilkan, kemudian lemang yang dibuat juga diyakini sebagai suatu tongkat
kita nantinya diakhirat, dan juga ada jamba yang berikan makanan yang
dibuat masyarakat dipercaya bahwa arwah melihatnya dan ikut makan dengan
bentuk sedekah kepada orang siak, bunga rampai sebagai bentuk penyejuk
81
makam. Keempat nilai sejarah, nilai sejarah yang terkandung yaitu segala
pelaksanaan tradisi ini yaitu Tuangku Syekh Surau Baukie. Makam beliau
yang terdapat dalam tradisi mandoa pusaro yaitu memberikan ruang bagi
setiap sedekah tarifnya sudah ditentukan yaitu setiap orang yang ditahlilkan
Rp. 50.000 per orang yang ditahlilkan. Sedekah tersebut nantinya dibagikan
C. SARAN
1. Saya berharap pelaksanaan tradisi mandoa pusaro tetap selalu ada dalam
identitas serta warisan yang telah di ajarkan oleh nenek moyang. karena jika
suatu identitas daerah sudah hilang maka, maka masyarakat juga akan mudah
terombang ambing dengan kondisi yang semakin hari akan semakin berubah
2. Saya berharap generasi saat ini memahami bahwa nilai-nilai kearifan lokal
masyarakat.
3. Saya berharap untuk penelitian selanjutnya dapat lebih mendalami lagi dengan
Al-Shalabi, Ali Muhammad. 2012. Biografi Ali Bin Abi Thalib. Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar.
Badri, Ali & Chelsy Yesicha. 2019. “Komunikasi Ziarah Kubur “Atib Ko Ambai”.
Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau, Vol. 7.
No. 1.
BP, Abdurrahman Misno. 2020. Mari Ziarah Kubur. Indramayu: Penerbit Adab.
Elvita, Yanti, Silfia, Hanani & Helfi.H. 2018. Pemberdayaan Masyarakat Muslim
Kepulauan Dengan Penguatan Achievement Motivation Untuk Mengatasi
Prilaku Hedonism Dalam Masyarakat Dendun Kecamatan Mantang
Kepulauan Bintan”, Humanisma: Journal Of Genjer Studies, Vol 2. No 1,
Isntitut Agama Islam Negeri Bukittinggi. Indonesia.
Firmansyah & H. Dini. 2017. “Analisis Pemakaman Multi Etnik dan Multi Agama di
Kota Metro”. Istinbath: Jurnal Hukum, Vol. 14. No. 2.
Haryadi, Lalu Fauzi. dkk. 2020 “Tradisi Ziarah Kubur Dalam Pendekatan Sejarah”.
Al-Hikmah. vol. 1, no. 1.
Muatafit, AK. 2004. Kupas Tuntas Puasa. Jakarta Selatan: Qultum Media.
Muhaimin, Abdul Wafi. 2020. “Mengurai Polemik Hukum Ziarah Kubur Bagi
Perempuan”. Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hasit. Vol 10. No 2.
Nurrahmah, Hana. 2014. “Tradisi Ziarah Kubur Studi Kasus Prilaku Muslim
Karawang Yang Mempertahankan Tradisi Ziarah Pada Makam Syeh Quro
di Kampung Pulo Bata Karawang Tahun 1970-2013”, Skripsi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
P, Raden Cecep E. Dkk. “Kearifan Lokal Tentang Mitigasi Bencana Pada Masyarakat
Baduy”. Jurnal Sosial Humaniora. Vol. 15, No. 1.
Rakhmat, Jalaluddin. 2006. Memaknai Kematian Agar Mati Menjadi Istirahat Paling
Indah. Depok: Pustaka Ilman.
Rahmat, Jalaluddin. 1999. Rekayasa Sosial Reformasi, Revolusi, atau Manusia Besar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Siyoto, Sandu dkk. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
Publisihing.
Syaifullah & Febi Yulika. 2017. Pertautan Budaya- Sejarah Minangkabau & Negeri
Sembilan. Guguak Mlintang: Institut Seni Indonesia Padangpanjang.
Talumewo,P.O., Kawet, L., & Pondaag, J.J. 2014. “Analisis Rantai Pasok
Ketersediaan Bahan Baku di Industri Jasa Makanan Cepat Saji pada KFC
Multimart Ranota”. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,
Bisnis dan Akuntansi. Vol. 2. No. 3.
Wawansyah, Dkk. 2014. “Tradisi Ziarah Kubur Masyarakat Sasak (Studi kasus
Makam Loang Baloq”. Peadagoria, Vol. 9, No. 1. Univ. Muhammadyah
Mataram.
Wulandari, Asri. 2016. “Nilai-Nilai Islam Yang Terkandung Dalam Tradisi Ziarah
Kubur Pada Hari Raya Idul Fitri Kec. Tanjung Batu Kel Tanjung Batu
Kab. Ogan Ilir. Skripsi. UIN Raden Fatah Palembang.
Website
Website Resmi Nagari Parit Malintang Kec. Enam Lingkung Kab. Padang Pariaman
Prov. Sumatera Barat. Akses pada Jumat, 11 Januari 2021: pukul 04.17
WIB.
https://www.google.com/amp/s/www.saribundo.biz/tradisi-ranah-minang-sebelum-
ramadhan-gotong-royong-dan-mandoa-pusaro.html/amp. Akses pada rabu
10/07/2021, pukul 00.14.
https://www.google.com/amp/s/amp.tirto.id/arti-kearifan-lokal-di-indonesia-nilai-
dimensi-contoh-fungsi-gadt. Akses19-01-2022, pukul: 13.16.
https://www.academia.edu/42883149/METODE_PENELITIAN_PENDIDIKAN_AG
AMA_ISLAM?from=cover_page. Akses, senin 23/08/2021, pukul 14.00.
1. Dokumentasi Penelitian
2. Panduan Wawancara
3. SK pembimbing
4. Kartu bimbingan
6. Keterangan Wawancara
DOKUMENTASI
Keterangan:
Tempat pelaksanaan tradisi
mandoa pusaro, bangunan
terbuka tempat labai, tuangku dan
penghulu melakukan tahlilan.
Keterangan:
Bentuk pelaksanaan tradisi
mandoa pusaro, labai, tuangku,
penghulu duduk leter U,
melingkari hidangan.
Keterangan:
Saat Wawancara Informen
Panduan Wawancara
Pertanyaan:
tangah?
4. Siapa saja orang yang teribat dalam mengikuti tradisi mando’a pusaro?
kampung tangah?