Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

WAWASAN DASAR BK
PENYEBAB TIMBULNYA MASALAH PADA MANUSIA

Dosen Pembimbing :
Dra. Nursyamsi, M.Pd.
Apriana Nofriastuti Rosdiany, M.Pd. Kons

Disusun Oleh :
Nama : Chelsi Rosalina
NIM : 2214060060

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah
- Nya, penulis bisa menyelesaikan Makalah yang nerjudul “Penyebab
Timbulnya Masalah Pada Manusia”

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Dra. Nursyamsi,
M.Pd. dan ibu Apriana Nofriastuti Rosdiany, M.Pd. Kons. Ibu dosen Pengampu
mata kuliah Wawasan Dasar Bk pada kelas BKPI 22 B. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman - teman yang telah memberikan
masukan dalam Makalah ini.

Makalah ini memberikan pengajaran materi tentang Penyebab Timbulnya


Masalah Pada Manusia . Penulis menyadari ada kekurangan pada makalah ini.
Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa diharapkam demi perbaikan makalah
ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini mampu memberikan pengetahuan
yang penting.

Padang, 29 November 2022

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
Latar Belakang...................................................................................................
Rumusan ............................................................................................................
Tujuan.................................................................................................................

BAB II ISI.............................................................................................................
A. Pnyebab timbulnya masalah pada manusia dalam kehidupan dari penjelasan
al-qur’an.......................................................................................................
B. Kualifikasi konselor.......................................................................................
C. Kualifikasi konselor islami............................................................................

BAB III PENUTUP.............................................................................................


Kesimpulan.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................

II
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Al-Qur’an adalah firman Allah yang berfungsi sebagai mukjizat
(bukti kebenaran atas kenabian Muhammad) yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang diriwayatkan
dengan jalan mutawatir, dan yang membacanya dipandang
beribadah1 .Untuk mendapatkan jaminan keselamatan dan kebahagiaan
hidup baik di dunia maupun di akhirat melalui AlQur’an, maka setiap
umat Islam harus berusaha belajar, mengenal, membaca dan
mempelajarinya.
Al-Qur’an diturunkan Allah kepada manusia untuk dibaca dan
diamalkan.Ia telah terbukti menjadi pelita agung dalam memimpin
manusia mengarungi perjalanan hidupnya. Tanpa membaca manusia tidak
akan mengerti akan isinya dan tanpa mengamalkannya manusia tidak akan
dapat merasakan kebaikan dan keutamaan petunjuk Allah dalam Al-
Qur’an.

Dalam kehidupan kaum muslimin tidak akan terlepas dari Al-Qur’an


karena Al-Qur’an yang sangat lengkap dan sempurna isinya itu diyakini sebagai
petunjuk yang sekaligus menjadi pedoman hidup dalam urusan duniawi dan
ukhrawi sehingga tidaklah mengherankan jika kaum muslimin selalu kembali
kepada Al-Qur’an setiap menghadapi permasalahan kehidupan.

Di samping itu Al-Qur’an juga berfungsi sebagai sumber ajaran Islam,


serta sebagai dasar petunjuk di dalam berfikir, berbuat dan beramal sebagai
kholifah di muka bumi. Untuk dapat memahami fungsi Al-Qur’an tersebut, maka
setiap manusia yang beriman harus berusaha belajar, mengenal, membaca dengan
fasih dan benar sesuai dengan aturan membaca (ilmu tajwidnya), makharijul
huruf, dan mempelajari baik yang tersurat maupun yang terkandung di dalamnya
(tersirat), menghayatinya serta mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an dalam
kehidupan sehari-hari.

3
2. Rumusan masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana upaya guru Al-qur’an
Hadits dalam mengatasi kesulitan membaca Al- qur’an peserta didik

3. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimanaupaya guru Al-Qu’an Hadits dalam mengatasi
kesulitan Membaca Al- quran peserta didik

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penyebab timbulnya masalah pada manusia dalam kehidupan dari


penjelasasn al-qur’an.
Ungkapan yang dipergunakan Alquran untuk menunjuk konsep manusia
ada tiga macam yaitu : 1) al-insan, 2) al-basyr, dan 3) bani Adam atau
Zurriyat Adam
Di samping ketiga istilah di atas, ada konsep lain yang dipergunakan
Alquran yang artinya merujuk pada manusia, tetapi dalam frekuensi yang
lebih sedikit dan dapat dilacak pada salah satu istilah kunci di atas, yaitu:
unasiy, insy dan ins. Istilah unas disebut 5 kali dalam Alquran yang
menunjukkan kelompok atau golongan manusia. Kata insy yang
merupakan bentuk jamak dari insan hanya disebut 1 kali yang menunjuk
pada kumpulan manusia yang banyak. Sedangkan kata ins tercantum 18
kali dalam Alquran dan selalu digabungkan dengan kata jin sebagai
pasangan makhluk tuhan yang mukallaf.Berikut penulis akan menguraikan
penjelasan mengenai ketiga istilah tersebut.

1. Al-Insan
Dari segi morfologis kata al-insan berasal dari kata nasiya-yansa yang
secara etimologis bermakna“melalaikan atau meninggalkan sesuatu” atau
“lupa”.9 Selain itu, kata al-insan bisa juga berasal dari kata insiyan yang
berakar pada kata ins.Secara etimologis kata ins bermakna “tampaknya
sesuatu” dan “jinak”,10 Pembentukan kata insan dari ins dikenal dengan
metode isytiqaq atau tashrif.
Menurut Quraish Shihab kata insan yang terambil dari kata ins merupakan
pendapat -jika ditinjau dari sudut pandang Alquran-lebih tepat daripada
pengertian insan yangterambil dari kata nasiya (lupa) atau nasa-yanusu
(bergoncang)

5
‘Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepadaKu.

Kata insan digunakan Alquran untuk menunjuk pada manusia dengan


seluruh totalitasnya, jiwa dan raga.13Kata ini disebut sebanyak 65 kali
dalam Alquran dan istilah ini digunakan dalam tiga konteks.Pertama,insan
dihubungkan dengan keistimewaannya sebagai khalifah pemikul
amanah.Kedua,insan dihubungkan dengan predisposisi negatif dalam
dirinya.Ketiga,insan dihubungkan dengan proses penciptaan manusia.
Kecuali kategori ketiga, semua konteks insan merujuk pada sifat-sifat
psikologis dan spiritual-intelektual.
Pada kategori pertama, keistimewaan manusia sebagai wujud yang
berbeda dari makhluk hewani. Menurut Alquran, insan adalah makhluk
yang diberi ilmu dan diajarkan bahasa konseptual. QS. Al-Rahman (55):3-
4:

Dia menciptakan manusia. Mengajarinya kepandaian (berbicara).

6
2. Al-Basyar
Kata ini berakar dengan huruf-hurf ba, syin dan ra, yang bermakna pokok
“nampaknya sesuatu dengan baik dan indah”18 dari makna ini terbentuk
kata kerja basyara dengan arti-arti “bergembira, menggembirakan, dan
menguliti (misalnya buah)” dan juga “memperhatikan dan mengurus
sesuatu” menurut al-Raghib seperti yang dikutip oleh Abd. Muin Salim
bahwa kata basyar adalah jamak dari kata basyarat “kulit”. Manusia
disebut basyar karena kulit manusia tampak berbeda dibanding dengan
kulit hewan lainnya.Kata ini di dalam Alquran secara khusus merujuk
kepada tubuh dan lahiriah manusia.
Penggunaan kata-kata yang berakar huruf ba, sy, ra dalam Alquran (123
kali) pada umumnya bermakna kegembiraan. Hanya 37 kali bermakna
manusia, dengan perincian, kata basyar (tanpa menggunakan alif-lam)
sebanyak 31 kali, al-basyar (dengan menggunakan alif-lam) sebanyak 5
kali dan basyarain (tanpa alif-lam dalam bentuk dual) sebanyak 1 kali
Dari semua ayat tersebut, khususnya basyar dan al-basyar dapat
diklasifikasikan menjadi 7 bagian, yaitu:
Kalau dihubungkan dengan pemakaian kata insan, maka basyar jelas
menunjukkan konteks yang berbeda, meskipun sama-sama menunjukkan
pengertian manusia. Kata insan dan basyar yang dipakai dalam Alquran
untuk sebutan manusia, bukan berarti menunjukkan adanya dua jenis
manusia, akan tetapi kata insan dan basyar pada dasarnya menunjuk pada
manusia yang tunggal dengan bi-dimensionalnya (dua dimensi), dimensi
insan pada kapasitas akalnya dan dimensi basyar pada ka-pasitas
tindakannya.
Abd. Muin Salim memberikan pengertian yang berbeda terhadap kedua
istilah ini.Istilah pertama merujuk kepada eksistensi manusia sebagai
pribadi yang utuh, sedang istilah kedua merujuk kepada esensi
manusia.36Perbedaan antara kedua konsep tersebut di atas dipahami pula
dari penggunaan kedua kata tersebut dalam Alquran seperti dalam QS. Al-
Hijr (15): 26

7
‘Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah
liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.

B. Kualifikasi konselor
a. Kualifikasi Akademik Konselor
Konselor adalah tenaga pendidik profesional yang telah
menyelesaikan pendidikan akademik strata satu (S-1) program studi
bimbingan dan konseling dan program pendidikan profesi konselor
dari pergruan tinggi penyelenggara program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi. Sedangkan bagi individu yang
menerima pelayanan profesi bimbingan dan konseling pada jalur
pendidikan formal dan nonformal diselenggarkan oleh konselor.

b.Kompetenkoselor
1. kompetensi pedagogis meliputi:
ü  Menguuasai teori dan praktis pendidikan
ü  Mengaplikasikan perkembangan fisiologi dan psikologi serta prilaku
konseling
ü  Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur,
jenis, dan jenjang satuan pendidikan.
2. .      Kompetensi kepribadian meliputi
ü  Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
ü  Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
individualitas, dan kebebasan memilih
ü  Menunjukan integritas dan stabilitas yng kuat
ü  Menampilkan kinerja berkualitas tinggi
3. Kompetensi Sosial meliputi
ü  Mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat kerja
ü  Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan
konseling

8
ü  Mengimplementasikan kolabari antarprofesi
5.      Kompetensi Profesional meliputi
ü  Menguasai konsp dan praxis assessment untuk memahami
kondisi, kebutuhan, dan masalah konseling
ü  Menguasai kerangka teoritis dan praktis bimbingan dan
konseling
ü  Merancang program bimbingan dan konseling
ü  Mengiplementasikan program bimbingan dan konseling
ü  Menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling
ü  Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional
ü  Menguasai konsep dan praktis penelitian dalam bimbingan dan
koseling.

C. Kualifikasi konselor islami.


Suatu program bimbingan yang efektif menghendaki pelayanan seorang
anggota staff yang cakap dan berwenang disamping guru-guru biasa.
Anggota staff yang dimaksud itu adalah guru penyuluh atau konselor.
Untuk menghadapi kebutuhan dewasa ini seorang konselor harus memilki
beberapa kualifikasi yang memungkinkannya. Untuk dapat melaksanakan
tugas penyuluhan dengan hasil yang baik, diantaranya:
a.       Memiliki kecapakan scholastik
Kecakapn scholastik seorang konselor harus memadai, karena cepat atau lambat ia
harus mampu menatar dirinya sehingga menjadi sarjana penuh.
b.      Memiliki minat terhadap pekerjaannya dan berpribadi baik.
c.       Memahami prinsip-prinsip yang mendasari bimbingan individuil serta
hubungannya dengan keseluruhan program pendidikan.
d.      Kemampuan untuk bertindak secara ramah dan bijaksana terhadap anak-anak dan
orang dewasa selama diadakan wawancara.
e.       Kemampuan untuk memahami dan menghargai anak-anak.

f.       Kemampuan untuk mendengarkan dan mendapatkan informasi dari murid-murid


dari orang tua.

9
g.      Pengetahuan yang memadai mengenai teori-teori perkembangan jiwa

Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor adalah:


         Keterampilan interpersonal
Konselor yang efektif mampu mendemonstrasikan perilaku mendengar,
berkomunikasi, empati, kehadiran (present), kesadaran komunikasi non-
verbal, sensitifitas terhadap kualitas suara, responsivitas terhadap ekspresi
emosi, pengambil alihan, menstruktur waktu, dan menggunakan bahasa.
         Keyakinan dan sikap personal.
Kapasitas untuk menerima yang lain, yakin adanya potensi untuk berubah,
kesadaran terhadap pilihan etika dan moral, sensitivitas terhadap nilai yang
dipegang oleh klien dan diri.
         Kemampuan konseptual
Kemampuan untuk memahami dan menilai masalah klien, mengantisipasi
konsekuensi tindakan dimasa depan, memahami proses kilat dalam kerangka
skema konseptual yang lebih luas, mengingat informasi yang berkenaan
dengan klien, fleksibilitas kognitif dan keterampilan dalam memecahkan
masalah.
         Ketegaran personal.
Tidak adanya kebutuhan pribadi atau keyakinan irasional yang sangat
merusak hubungan konseling, percaya diri, kemampuan untuk menoleransi
perasaan yang kuat atau tak nyaman dalam hubungan dengan klien, batasan
pribadi yang aman, mampu untuk menjadi klien, tidak mempunyai prasangka
sosial, etnosentris, dan autoritarianisme.
         Mengusai teknik
Pengetahuan tentang kapan dan bagaimana melaksanakan intervensi
tertentu, kemampuan untuk menilai efektifitas intervensi, memahami dasar
pemikiran di belakang teknik, memiliki simpanan intervensi yang cukup.
         Kemampuan untuk paham dan bekerja dalam sistem social
Termasuk kesadaran akan keluarga dan hubunga kerja dengan klien,
pengaruh agensi terhadap klien, kapasitas untuk mendukung jaringan dan
supervisi. Sensitivitas terhadap dunia sosial klien yang mungkin bersumber
dari perbedaan gender, etnis, orientasi seks, atau kelompok umur.

10
ransedental Intelligent mendasari konsep kepribadian konselor pendidikan
sebagai suatu upaya untuk membentuk sebuah konsep yang bernuansakan Allah
oriented. Konsep kepribadian ini terbentuk dengan komplementasikan
(saling mengisi) antara konseling secara umum dengan ayat-ayat dan hadist Nabi
yang relevan. Dengan demikian konsep kepribadian konselor pendidikan dalam
perspektif Islam mempunyai beberapa ciri sebagai berikut:
1. Memiliki Cara Pandang
Cara Pandang atau vision merupakan gambaran masa depan yang berisi
harapan-harapan dan tujuan hidup seseorang. Visi ini merupakan daya imajinasi
kreatif untuk mencari jati diri dengan penuh makna dan tanggungjawab. Visi
didasari adanya kesadaran bahwa hidup yang sedang dijalani penuh
tanggungjawab. Dalam visi hidup, seseorang menetapkan berbagai alasan dari
pilihan jalan hidupnya sehingga terhindar dari rasa menyesal dan keterpaksaan.
dari Allah SWT karena pada hakekatnya profesi pemberi bantuan merupakan
implementasi rasa penghambaan, pengabdian dan ketaatan kepada Allah SWT.
Dengan niat karena Allah SWT akan muncul i’tikad atau keyakinan bahwa
bantuan yang diberikan kepada klien pasti akan berhasil mencapai tujuan.
Keyakinan bahwa setiap permasalahan pasti akan ada jalan keluarnya dan Allah
tidak akan membebani permasalahan diluar kemampuan hamba.
2. Merasakan Kehadiran Allah
konselor pendidikan di setiap waktu di setiap keadaan dan di setiap kesempatan
menjadikan konselor untuk senantiasa berhati–hati dalam segala perkataannya dan
segala perbuatannya serta menyerahkan segala permasalahan dan bergantung
sepenuhnya kepada Allah SWT. Kesadaran terhadap pengawasaan Allah atas
semua perkataan baik yang diucapkan ataupun rahasia, (Al- Mujadalah : 7).

11
Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada
di langit dan apa yang ada di bumi? T pembicaraan rahasia antara tiga orang,
melainkan Dia
keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah
yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang
dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia a

Kesabaran konselor akan melahirkan sikap percaya diri, optimis, mampu menahan
ujian dan terus berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan-tujuan konseling.
Kesabaran konselor pada hakekatnya menjadi penolong baginya, karena Allah
akan memberi kebaikan-kebaikan lebih dari apa yang konselor lakukan sebagai
orang yang dibutuhkan klien. Ada banyak kebaikan-kebaikan dari sikap sabar
yang dijelaskan dalam firman-firman Allah yang terdapat dalam surat Al Baqoroh
: 153, An-Nahl : 96, Ali Imran : 120.

Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.
Dan sesungguhnya kami pasti akan memberi balasan kepada orang-orang yang
sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.( Q.S
AN-nahal: 96).

 Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah)


dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.( Q.S AL-
baqarah : 153).

4. Cenderung Pada Kebaikan

Konselor dengan kecerdasan ruhaniah akan senantiasa melalukan kebaikan –


kebaikan baik secara lisan maupun perbuatan. Kecerdasan ruhaniah mend

12
senantiasa islah yakni suatu kondisi atau pekerjaan yang memberi manfaat dan
kesesuaian. Dengan

berbuat yang dapat mengurangi kerusakan dan menambahkan kemanfaatan seperti


halnya profesi konselor mampu memberi kemanfaatan bagi klien.

Kebaikan secara lisan atau verbal tampak pada penggunaan kata–kata yang baik,
halus, sopan santun dan mudah dimengerti klien. Penggunaan kata

serta lemah lembut memberikan banyak kebaikan diantaranya: tidak dijauhi


kawan dan memelihara diri dari panasnya api neraka.

Empati merupakan kemampuan seseorang untuk memahami orang lain,


merasakan rintihan dan mendengarkan debar jantungnya sehingga mampu
beradaptasi dengan merasakan kondisi batiniah orang lain. Empati merupakan
kesediaan diri untuk memahami orang lain secara paripurna baik yang nampak
maupun yang terkandung dalam aspek perasaan, pikiran dan keinginan. Sifat
empati ini merupaka karakter Rasulullah SAW yang tergambar dalam firman
Allah dalam Surat At-taubah ayat 128.

“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat


terasa olehnya penderitaanmu,
sangat sehingga klien terli

13
bat dalam Penggunaan lisan yang baik dapat meningkatkan kemampuan dalam
berkomunikasi secara efektif dengan orang ain. Konselor dengan kemampuan
berkomunikasi secara efektif dapat menentukan keberhasilan hubungan yang
sedang dijalin Kebaikan dalam segi perbuatan dapat diwujudkan amal shalih yang
senantiasa dilakukan itu sendiri merupakan pendamping iman dan tiada iman
tanpa dibuktikan dengan amal, selalu berikhtiar dan tawakal. Ikhtiar merupakan
suatu daya dengan mengerahkan segala kemampuan, tenaga dan fikiran dalam
rangka meraih suatu tujuan positif. Adapun tawakal merupakan suatu sikap
menyerahkan segala permasalahan kepada Allah SWT dan sikap ini akan
mendatang kemudahan rizki.

14
Dafar pustaka

Masfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur’an ,(Surabaya: Karya Abditama, 1997), h.


1
Ibid., hlm. 2
Muhammad Thalib, Fungsi dan Fadhillah Membaca Al-Qur’an ,(Surakarta:
Kaffah Media, 2005), h. 11
Al-Qur’an dan Terjemahnya,( Op. cit.), h. 529
Muhammad Thalib,( Op. cit)., , h. 14

15

Anda mungkin juga menyukai