Ketiga terminal transistor tersebut dikenal dengan Emitor (E), Basis (B)
dan Kolektor (C). Emitor merupakan bahan semikonduktor yang diberi
tingkat doping sangat tinggi. Bahan kolektor diberi doping dengan tingkat
yang sedang. Sedangkan basis adalah bahan dengan dengan doping yang
sangat rendah. Perlu diingat bahwa semakin rendah tingkat doping suatu
bahan, maka semakin kecil konduktivitasnya. Hal ini karena jumlah
pembawa mayoritasnya (elektron untuk bahan n; dan hole untuk bahan p)
adalah sedikit. Disamping itu yang perlu diperhatikan adalah bahwa ukuran
basis sangatlah tipis dibanding emitor dan kolektor. Perbandingan lebar
basis ini dengan lebar emitor dan kolektor kurang lebih adalah 1 : 150.
Sehingga ukuran basis yang sangat sempit ini nanti akan mempengaruhi
kerja transistor. Pada kaki emitor terdapat tanda panah yang merupakan
arah arus yang mengalir pada emitor atau sering disebut arus konvensional
transistor. Pada transistor npn tanda panahnya menuju keluar sedangkan
pada transistor pnp tanda panahnya menuju kedalam.
Mode operasi BJT
Arus Emitter
Terdiri atas :
IE = IpE + InE
IpE = arus hole injeksi forward
InE = arus elektron injeksi reverse
Ic = Ico –Ipc = Ico – IE
Dari kurva kolektor, terlihat jika tegangan VCE lebih dari 40 V, arus IC
menanjak naik dengan cepat. Transistor pada daerah ini disebut berada
pada daerah breakdown. Seharusnya transistor tidak boleh bekerja pada
daerah ini, karena akan dapat merusak transistor tersebut. Untuk
berbagai jenis transistor nilai tegangan VCE max yang diperbolehkan
sebelum breakdown bervariasi.
Pada simulasi diatas, kita atur sumber arus pada nilai yang konstan 20µA,
kemudian sumber tegangan(V1) divariasikan antara 0 sampai 2 volt.
Setelah itu kita pantau berapa banyak arus yang mengalir melewati
transistor itu. Gambar baterai kosong diatas(Vammeter) dengan output 0
volt digunakan sebagai elemen sirkuit untuk pengukuran arus.
arus basis yang konstan 20µA, akan menghasilkan arus kolektor yang konstan 2
mA
Mengatur atau menset konstan arus basis sebesar 20µA akan menetapkan
batas arus kolektor 100 kali lebih besar, yaitu sebesar 2 mA. Perhatikan
gambar kurva diatas, yang menunjukkan besarnya arus kolektor yang
konstan selama rentangan tegangan baterai dari 0 sampai 2 volt. Ada satu
pengecualian untuk ini, yaitu sifat khusus pada petak diawal, dimana
tegangan baterai yang naik dari 0 volt menjadi lebih besar dari 0 volt, ada
kenaikan arus kolektor yang sangat cepat dari 0 ampere ke batas arus 2
mA. Lalu, mari kita lihat apa yang terjadi bila tegangan baterai diubah
dengan jangkauan atau rentang yang lebih luas, dari 0 – 50 volt. Dan
dengan arus basis yang tetap, yaitu 20µA konstan. Perhatikan gambar
dibawah ini.
Sekarang kita lihat apa yang terjadi bila arus pengendali atau arus basis
kita naikkan dari 20 µA menjadi 75 µA, dengan rentang tegangan yang
sama 0 – 50 volt. Perhatikan gambar grafik arus dibawah ini.
Gambar kurva beberapa arus basis yang membatasi arus kolektor
(a) (b)
Pada gambar (a) Baterai B1 memberikan tegangan maju pada B_E ( PN)
Batery B2 memberikan tegangan terbalik pada B-C (NP ) dan demikian juga
pada gambar (b).
Sebagian besar arus Emitor (IE) menjadi arus colektor (IC) sebagian kecil
menjadi arus Basis (IB)
PNP
NPN
Seperti tampak pada gambar bahwa transistor PNP maupun NPN tidak ada
bentuk fisik yang membedakan kedua jenis transistor itu.Sedangkan tipe
transistor dapat dibedakan sebagai penguat frekkuensi , penguat awal
atau penguat daya.
Perhatikan gambar berikut :
VEB memberi tegangan arah maju pada Basis emitor dan Vcc memberikan
tegangan arah balik terhadap CB
VEB : Tegangan basis emitor VBC : Tegangan basis colektor VR :
tegangan di ujung –ujung R
Jika arus emitor yang sampai colektor dinamakan ᾳ maka Ic = – αIE
jadi arus colektor terjadi karena adanya arus emitor. Arus emitor dan
arus Colektor diperjanjikan selalu berlawanan arah, oleh karenanya harga
α selalu pas.
1. Karakteristik transistor
Jika harga VEB berubah maka IE akan berubah dan IC juga akan berubah
pula. Demikian pula IC bertambah jika VBC lebih negatip. Jadi IC
bergantung VBC dan pada IE. Maka bisa dikatakan IC adalah fungsi dari
VBC dan IE
Demikian juga antara harga VEB , IE dan VBC ada hubungan yang satu
mempengaruhi dua lainnya
1. Rangkaian transistor.
a.Emitor bersama
Ciri-ciri lain jika amplitudo sinyal yang masuk berfase positip , maka
amplitudo yang keluar
Penguatan
Jenis Rangkaian Penguatan arus Sinyal keluar
tegangan
Mengalami
Emitor bersama 49 306
pembalikan fase
Tidak mengalami
Basis bersama 0,98 682
pembalikan fase
Colektor Tidak mengalami
50 0,976
bersama pembalikan fase
VR1 = tegangan di ujung-ujung R1 VR2 = Tegangan di ujung-ujung R2
VR3 = tegangan di ujung-ujung R3 E = Baterai
Basis emitor mendapat tegangan arah maju dari VR2 dan tegangan arah
terbalik dari VR1. Arus mengalir melalui emitor ( IE) , sebagian besar
menjadi arus colektor (IC) kembali ke Negatip , sebagian kecil menjadi
arus basis melewati R1 dan kembali ke negatip. R1 dan R2 digunakan
sebagai pembagi tegangan. Di titik P positip terhadap titik Q, titik Q
positip terhadap R dan sebaliknya , Titik R negatip terhadap Q, dan titik
Q negatip terhadap P.
Bandingkan pula arah arus transistor PNP dan NPN. Besarnya arus
colektor dipengaruhi oleh besarnya arus basis , jika arus basis bertambah
besar arus colektor juga bertambah besar atau conduktansi transistor
semakin baik (Conduktif). Jadi arus basis mengendalikan arus output .Pada
gambar berikut :
Jika tahanan basis (Rb) tidak terhubung kemana-mana maka tidak ada arus
basis (IB) hambatan transistor sangat besar Lampu (L1) tidak menyala
selanjutkan katakan saja transistor tidak menghantar.Ketika RB dihubung
ke titik B yaitu positip baterai maka tegangan basis sangat rendah dan
tidak terjadi arus basis (IB) ,jadi transistor tidak menghantar dan lampu
(L1) tidak menyala.Jika RB dihubung ke titik A yaitu dihubung ke negatip
baterai lewat (L1) maka akan mengalir arus basis sehingga transistor
menghantar karena terjadi Arus emitor (IE) , IC , menuju negatip baterai
lewat lampu dan lampu menyala.Arus basis ditentukan juga besarnya
hambatan basis (RB)makin kecil RB arus basis akan makin besar.Perhatikan
gambar berikut ini :
Arus basis ditentukan besarnya hambatan Rb dan hambatan P. Hambatan
P( potensiometer). Karena P variable , ketika P diputar-putar sehingga
diperoleh hambatan P yang paling besar maka Ib menjadi kecil, sehingga Ic
juga kecil jadi lampu akan redup.Sebaliknya jika hambatan P diperoleh
harga yang paling kecil Ib akan bertambah besar dan Ic pun bertambah
besar, jadi lampu menyala yang paling terang. Pada gambar berikut :
Penguat common-basis
Penguat common basis : Input antara emitor dan basis, output antara
kolektor dan basis
32,617 dB :
Dan untuk transistor PNP, hasilnya akan seperti gambar dibawah ini.
Ic = β.Ib
besar arus IB. Daerah kerja ini biasa juga disebut daerah linear
(linear region).
tidak boleh bekerja pada daerah ini, karena akan dapat merusak
bervariasi.
Tabel. Daerah Operasi Transistor Bipolar
Amplifier
E<B<C Aktif Forward bias Reverse bias
(Sering
digunakan)
E>B<C Cut-off Reverse bias Reverse bias Open switch
E<B>C Saturation Forward bias Forward bias Close switch
Low gain
E>B>C Breakdown Reverse bias Forward bias
amplifier
Alpha dc (∝dc)
Alpha dc sebuah transistor didefinisikan sebagai arus kolektor DC dibagi
arus emitor DC.
.……………..…………………………………………………(2)
Karena arus kolektor hampir sama dengan arus emitor, alpha dc sedikit
lebih kecil dari 1.
Beta dc ( )
Beta dc sebuah transistor didefinisikan sebagai rasio arus kolektor DC
dengan arus basis DC. Beta dc juga dikenal sebagai gain arus (penguatan
arus) karena arus basis yang kecil dapat menghasilkan arus kolektor yang
jauh lebih besar.
.……………..…………………………………………………(3)
…………………………………………………………(4)
.……………..…………..……………………………………(5)
Pada sistem analisis lain yang disebut parameter h (hybrid), hFE lebih
digunakan daripada βdc. Seperti βdc, hFE juga didefinisikan sebagai
penguatan arus sehingga kedua parameter tersebut adalah sama dengan: