Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PROFESI PENDIDIKAN

WAWASAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Disusun Oleh :

1. MERIZA CAHYANI (20100060)


2. LYDIA PUSPITA (20100077)
3. MUHAMMAD FIKRI (20100109)

Dosen Pengampu:
Ferdino Wedi Sanjaya, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolongannya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Meskipun banyak rintangan
dalam pembuatan makalah ini tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.

Sekaligus penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya


kepada Bapak Bapak Ferdino Wedi Sanjaya, M.Pd. selaku dosen Mata Kuliah Profesi
Pendidikan yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis guna menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Dan rekan-rekan yang sudah memberi dukungan kepada
penulis hingga makalah ini selesai

Dalam makalah ini penulis menyadari masih ada saja kekurangan, oleh sebab itu,
penulis benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat penulis revisi dan
tulis dimasa selanjutnya. Penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa disertai saran yang bersifat membangun.

Kelompok 3

Padang, 6 September 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
A. Pengertian Bimbingan Dan Konseling.............................................................................................6
B. Latar belakang Bimbingan dan Konsling.........................................................................................7
C. Tujuan Bimbingan dan Konseling...................................................................................................8
D. Fungsi Bimbingan dan konsling......................................................................................................9
E. Prinsip Bimbingan dan Konsling...................................................................................................10
F. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling............................................................................................12
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................15
A. Kesimpulan....................................................................................................................................15
B. Saran..............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan konseling merupakan proses bantuan untuk peserta didik baik
individu/ kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan
pribadi, sosial, belajar, karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung
atas dasar norma-norma yang berlaku. Tujuan bimbingan konseling yaitu membantu
siswa dalam mengembangkan potensinya secara optimal (Fenti Hikmawati, 2011: 64).
Bimbingan dan konseling juga merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan
sistem pendidikan khususnya di sekolah. Guru sebagai salah satu pendukung unsur
pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sbagai pendukung pelaksana
layanan bimbingan pendidikan di sekolah, di tuntut untuk memiliki wawasan yang
memadai terhadap konsep –konsep dasar bimbingan dan konseling di sekolah.
Pada kurikulum 1984 semula disebut Bimbingan dan Penyuluhan (BP), kemudian
pada kurikulum 1994 berganti nama menjadi Bimbingan dan Konseling (BK)
sampai dengan sekarang. Layanan BK sudah mulai dibicarakan di Indonesia
sejak tahun 1962. Namun BK baru diresmikan di sekolah di Indonesia sejak
diberlakukan kurikulum 1975 Bimbingan dan konseling sesuai dengan Undang-Undang
yang dikutip oleh Prayitno dalam bukunya Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan
dan Konseling di Sekolah, yaitu: “PP No. 28 dan 29 tahun 1990 dan PP No. 72 tahun
1991 pada dasarnya mengemukakan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan
dan merencanakan masa depan. Gerakan bimbingan di sekolah mulai berkembang
sebagai dampak dari revolusi industri dan keragaman latar belakang para siswa yang
masuk ke sekolah-sekolah negeri. Terlepas dari predikat guru bimbingan dan konseling,
pada dasarnya guru adalah jabatan profesional yang harus dipertanggungjawabkan secara
profesional pula. Guru adalah jabatan yang memerlukan keahlian khusus. Demikian pula
halnya dengan jabatan fungsional guru bimbingan dan konseling yang sesungguhnya
hanya dapat dilaksanakan secara optimal oleh mereka yang memang memiliki latar
belakang kependidikan seperti itu.

4
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah sangat diperlukan karena setiap
siswa di sekolah dapat dipastikan memiliki masalah, baik masalah pribadi maupun
masalah dalam belajarnya, dan setiap masalah yang dihadapi masing-masing siswa sudah
pastilah berbeda. Sebagai individu, siswa memiliki berbagai potensi yang dapat
dikembangkan.Kenyataan yang dihadapi, tidak semua siswa menyadari potensi yang
dimiliki untuk kemudian memahami dan mengembangkannya. Disisi lain sebagai
individu yang berinterksi dengan lingkungan, siswa juga tidak dapat lepas dari masalah.
Menyadari hal di atas siswa perlu bantuan dan bimbingan orang lain agar dapat
berindak dengan tepat sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya. Sekolah sebagai
institusi pendidikan tidak hanya berfungsi memberikan pengetahuan tetapi juga
mengembangkan kesluruhan kepribadian anak. Sebagai profesional guru memegang
peran penting dalam membantu murid mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan
lingkungannya..

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Bimbingan Dan Konseling
2. Apa Saja Latar Belakang Bimbingan Dan Konseling
3. Apa Tujuan Bimbingan Dan Konseling
4. Apa Saja Fungsi Bimbingan Konseling
5. Apa Saja Prinsip Bimbingan Dan Konseling
6. Apa Saja Azaz-Azaz Bimbingan Dan Konseling

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Bimbingan Dan Konseling
2. Mengetahui Latar Belakang Bimbingan Dan Konseling
3. Mengetahui Tujuan Bimbingan Dan Konseling
4. Mengetahui Fungsi Bimbingan Konseling
5. Mengetahui Prinsip Bimbingan Dan Konseling
6. Mengetahui Azaz-Azaz Bimbingan Dan Konseling

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan Dan Konseling


Istilah bimbingan dan konseling pada dasarnya merupakan satu kesatuan kata.
secara bahasa, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata yang memiliki arti
berbeda, yaitu bimbingan yang berarti pendampingan dan konseling yang berarti
pemecahan.
Donald G. Mortensen dan Alan M. Schmuller memahami bimbingan
sebagai bagian dari komponen pendidikan yang menyediakan dan memberikanlayanan
khusus bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dan kompetensinya.
Pengertian tersebut menegaskan bahwa bimbingan merupakan bagian dari pendidikan
yang khusus membantu peserta didik mengembangkan setiap potensi dan
kreativitasnya secara terintegrasi dengan pendidikan secara umum.
Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa Latin, yaitu ”consiliumí”
yangberarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau
“memahami”.Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon, istilah konseling berasal dari
”sellan” yang berarti“menyerahkan” atau “menyampaikan”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Bimbingan adalah petunjuk (penjelasan)
cara mengerjakan sesuatu; tuntunan; pimpinan: ~ pendahuluan; kata pengantar dan
Konseling adalah pemberian bimbingan oleh yang ahli kepada seseorang dengan
menggunakan metode psikologis dan sebagainya; pengarahan pemberian bantuan oleh
konselor kepada konseli sedemikian rupa sehingga pemahaman terhadap kemampuan diri
sendiri meningkat dalam memecahkan berbagai masalah; penyuluhan.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Bimbingan dan
Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah bahwa Bimbingan dan
Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram
yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi
perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya.
Berdasarkan pengertian bimbingan dan konseling di atas, secara terintegrasi dapat
rumuskan makna bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan
yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui petemuan

6
tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduannya, agar konseli memiliki
kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu
memecahkan masalahnya sendiri. Atau proses pemberian bantuan atau pertolongan yang
sistematis dari pembimbing (konselor) kepada konseli (siswa) melalui pertemuan tatap
muka atau hubungan timbal balik antara keduannya untuk mengungkap masalah konseli
sehingga konseli mampu melihat masalah sendiri, mampu menerima dirinya sendiri
sesuai dengan potensinya, dan mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya.

B. Latar belakang Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan
manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu
menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi,
persoalan yang lain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang
lain, baik dalam sifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang sanggup mengatasi
persoalan tanpa bantuan pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu
mengatasi persoalan bila tidak dibantu orang lain. Khususnya bagi yang terakhir inilah
bimbingan dan konseling sangat diperlukan.
Manusia perlu mengenal dirinya sendiri dengan sebaik-baiknya. Dengan
mengenal dirinya sendiri, mereka akan dapat bertindak dengan tepat sesuai dengan
kemampuan yang ada pada pada dirinya. Walaupun demikian, tidak semua manusia
mampu mengenal segala kemampuan dirinya. Mereka memerlukan bantuan orang lain
agar dapat mengenal diri sendiri, lengkap dengan segala kemampuan yang dimilikinya
dan bantuan tersebut dapat diberikan oleh bimbingan dan konseling.
Pada kenyataannya, bimbingan dan konseling juga diperlukan, baik oleh
masyarakat yang belum maju maupun masyarakat yang modern. Persoalan-persoalan
yang timbul dalam masyarakat modern sangat kompleks. Makin maju suatu masyarakat
maka akan semakin kompleks persoalan-persoalan yang dihadapi oleh anggota
masyarakatnya.

7
C. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik mencapai tugas-
tugas perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial, dan pribadi. Lebih
lanjut tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai:
a. kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan,
b. kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat,
c. hidup bersama dengan individu-individu lain,
d. harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya.
Dengan demikian peserta didik dapat menikmati kebahagiaan hidupnya
dan dapat memberi sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat
umumnya.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik harus mendapatkan


kesempatan untuk:
a. mengenal dan melaksanakan tujuan hidupnya serta merumuskan rencana hidup
yang didasarkan atas tujuan itu;
b. mengenal dan memahami kebutuhannya secara realistis;
c. mengenal dan menanggulangi kesulitan-kesulitan sendiri;
d. mengenal dan mengembangkan kemampuannya secara optimal;
e. menggunakan kemampuannya untuk kepentingan pribadi dan untuk kepentingan
umum dalam kehidupan bersama;
f. menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan di dalam lingkungannya;
g. mengembangkan segala yang dimilikinya secara tepat dan teratur, sesuai dengan
tugas perkembangannya sampai batas optimal.
Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar peserta didik,
dapat:

a. mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin;


b. mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri;
c. mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi lingkungan
sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial-ekonomi, dan kebudayaan;

8
d. mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya;
e. mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya dalam
bidang pendidikan dan pekerjaan;
f. memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolah untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut.

Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik agar memiliki


kompetensi mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin atau mewujudkan nilai-
nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya sebaik
mungkin. Pengembangan potensi meliputi 8 tiga tahapan, yaitu: pemahaman dan
kesadaran (awareness), sikap dan penerimaan (accommodation), dan keterampilan atau
tindakan (action) melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

D. Fungsi Bimbingan dan konsling


Pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak
dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Fungsi-fungsi tersebut
adalah :
a. Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan
pengembangan peserta didik pemahaman meliputi :
1) Pemahaman tentang diri sendiri peserta didik terutama oleh pesert didik sendiri,
orang tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing.
2) Pemahaman tentang lingkungan peserta didik (termasuk didalamnya lingkungan
keluarga dan sekolah) terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada
umumnya dan guru pembimbing.
3) Pemahaman lingkungan yang lebih luas (termasuk didalamnya informasi
jabatan/pekerjaan, informasi social dan budaya/nilainilai) terutama oleh peserta
didik.

b. Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
tercegahnya dan terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin

9
timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan
dan kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
c. Fungsi penuntasan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik.
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi dan
kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan
berkelanjutan. Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui diselenggarakannya
berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil
sebagaimana terkandung didalam masing-masing fungsi itu. Setiap layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan harus secara langsung mengacu
kepada satu atau lebih fungsi-fungsi tersebut agar hasilhasil yang dicapainya secara
jelas dapat diidentifikasi dan dievaluasi.

E. Prinsip Bimbingan dan Konsling


Sejumlah prinsip mendasari gerak dan langkah penyelenggaraan pelayanan
bimbingan dan konseling. Prinsip ini berkaitan dengan tujuan, sasaran layanan, jenis
layanan dan kegiatan pendukung serta berbagai aspek operasional pelayanan bimbingan
dan konseling. Dalam layanan bimbingan dan konseling perlu diperhatikan sejumlah
prinsip yaitu:
1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran layanan
a. Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis
kelamin, suku agama dan status social ekonomi.
b. Bimbingan dan konseling berurusan denga pribadi dan tingkah laku individu yang
unik dan dinamis.
c. Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek
perkembangan individu. Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama
kepada perbedaan individual yagn menjadi orientasi pokok pelayanan.

2. Prinsi-prinsip berkenaan dengan permasalahan individu.

10
a. Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal yang menyangkut pengaruh
kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah,
serta dalam kaitannya dengan kontrak sosial, pekerjaan dan sebaliknya pengaruh
lingkungan tehadap kondisi mental dan fisik individu.
b. Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya
masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan
bimbingan dan konseling.

3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan.


a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian dari integral dari upaya pendidikan
dan pengembangan individu, oleh karena itu program bimbingan dan konseling
harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta
pengembangan peserta didik.
b. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan
individu, masyarakat dan kondisi lembaga program bimbingan dan konseling
disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidik yang terendah sampai
tertinggi.
c. Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu diarahkan
yang teratur dan terarah

4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan:


a. Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang
akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan
b. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan
dilaksanakan oleh individu hendaknya atas kemampuan individu itu sendiri bukan
karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau pihak lain
c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang
relevan dengan permasalahan yang dihadapi .
d. Kerjasama antara guru pembimbing, guru lain dan orang tua yang akan
menentukan hasil bimbingan .

11
e. Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui
pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap
individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan
konseling itu sendiri.

F. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling.


1. Asas kerahasiaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya
sejumlah data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan
yaitu data atau keterangannya yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain.
Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memiliki dan menjaga semua
data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar tejamin.
2. Asas kesukarelaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang mengkehendaki adanya
kesukarelaaan dan kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/menjalani
layanan/kegiatan yang diperuntukan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing
berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
3. Asas keterbukaan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (klien)
yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap trerbuka dan tidak berpura-pura, baik
di dalam keterangan tentang dirinya sendiri maupun berbagai informasi dan materi
dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini Guru Pembimbing
berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Keterbukaan ini
amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada
diri peserta didik yang menjadi sasaran/layanan kegiatan. Agar peserta didik dapat
terbuka, Guru Pembimbing terlabih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-
pura.
4. Asas kegiatan, yatiu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta
didik (klien) yang menjadi sasaran berpatrisipasi secara aktif di dalam
penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini Guru Pembimbing perlu
mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap layanan/kegiatan bimbingan dan
konseling yang diperuntukan baginya.

12
5. Asas kemandirian, yaitu bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum
bimbingan dan konseling, yaitu :
peserta didik 12 (klien) sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan
menjadi individu-individu yagn mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri
sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta
mewujudkan diri sendiri sebagaimana telah diutarakan terdahulu. Guru Pembimbing
hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling yang
diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.
6. Asas kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar obyek
sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan peserta didik (klien)
dalam kondisinya sekarang. Layanan yang berkenaan dengan ”masa depan atau
kondisi masa lampaupun” dilihat dampak dan atau kaitannya dengan kondisi yang
ada dan apa yang dapat diperbuat sekarang.
7. Asas kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi
layanan terhadap sasaran layanan (klien) yang sama kehendaknya selalu bergerak
maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan
kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8. Asas keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh
Guru Pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan.
Untuk ini kerjasama antara Guru Pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan.
Koordinasi segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya.
9. Asas kenormatifan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
segenap layanan dan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada, yaitu norma-norma
agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan kebiasaan yang
berlaku. Bukanlah layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat
dipertanggungjawabkan apabila isi dan dan pelaksanaannya tidak berdasarkan norma-
norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, layanan 13 dan kegiatan bimbingan dan

13
konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien)
memahami, menghayati dan mengamalkan norma-norma tersebut
10. Asas keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar layanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah
professional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling hendklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan
konseling. Keprofesionalan Guru Pembimbing harus terwujud baik dalam
penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling maupun
dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
11. Asas alih tangan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-
pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara
tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) mengalihtangankan
permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru Pembimbing dapat menerima
alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain dan demikian pula
Guru Pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada Guru Mata
Pelajaran/Praktik dan ahli-ahli lain.
12. Asas tut wuri handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana
yang mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan,
memberikan rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada
peserta didik (klien) untuk maju. Demikian juga segenap layanan/kegiatan bimbingan
dan konseling yang diselenggarakan hendaknya disertai dan sekaligus dapat
membangun suasana pengayoman, keteladanan dan dorongan seperti itu. Selain asas-
asas tersebut saling terkait satu sama lain, segenap asas itu perlu diselenggarakan
secara terpadu dan tepat waktu, yang satu tidak perlu dikedepankan atau
dikemudiankan dari yang lain. Begitu pentingnya asas-asas tersebut sehingga dapat
dikatakan bahwa asas-asas itu merupakan jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan
pelayanan 14 bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas itu tidak dijalankan dengan
baik penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling akan tersendat-sendat atau
bahkan berhenti sama sekali.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yang terintegrasi dalam
keseluruhan proses belajar mengajar.
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan
manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu
menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti.
Tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai:
a. kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan,
b. kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat,
c. hidup bersama dengan individu-individu lain,
d. harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya.
Dengan demikian peserta didik dapat menikmati kebahagiaan hidupnya
dan dapat memberi sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat
umumnya
Fungsi Bimbingan dan konsling
a. Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu
sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik
b. Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan tercegahnya dan terhindarnya peserta didik dari berbagai
permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat mengganggu,
menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu dalam
proses perkembangannya.
c. Fungsi penuntasan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh
peserta didik.
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya

15
berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka
perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.

Dalam layanan bimbingan dan konseling perlu diperhatikan sejumlah prinsip


yaitu:
1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran layanan
a. Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang
umur, jenis kelamin, suku agama dan status social ekonomi.
b. Bimbingan dan konseling berurusan denga pribadi dan tingkah laku
individu yang unik dan dinamis.
c. Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai
aspek perkembangan individu. Bimbingan dan konseling memberikan
perhatian utama kepada perbedaan individual yagn menjadi orientasi
pokok pelayanan.

B. Saran
Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah ini masih
banyak terdapat kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Penulis mengharapan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca dalam penyusunan makalah dikemudian hari.

16
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, G. (2014, 03 26). swagwildnyoung. Retrieved from WAWASAN BIMBINGAN DAN


KONSELING: http://swagwildnyoung.blogspot.com/2014/03/wawasan-bimbingan-dan-
konseling.html?m=1

Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah DiRektorat Pendidikan Umun.1994. Kurikulum SLTP:
Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud.
Yusuf, Syamsu dan Juntika Nurihsan.2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya

17

Anda mungkin juga menyukai