Nama NPM
Putri Kumala Sari 21300021
Riyan Susanti 21300001
Umi Noviana 21300005
TULANG BAWANG
2022
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca dan khususnya bagi pembaca sebagai sarana pembelajaran
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
kemahasiswaan. Area Mahasiswa dikenal sebagai Area Layanan
Bimbingan dan Konseling. Orientasi dan pendampingan di sekolah
merupakan alat bantu untuk memfasilitasi perkembangan siswa
sebagaimana yang dialami dan dipelajari di sekolah. Oleh karena itu,
usaha pemberian layanan bimbingan dan konseling harus dijalankan
secara optimal agar pertumbuhan siswa dapat memenuhi tuntutan
tujuan pendidikan. Bimbingan dan konseling di sekolah ditujukan
kepada peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, yang memiliki sikap positif dan dinamis terhadap tingkat
perkembangan fisik dan psikisnya, serta memiliki sikap mandiri secara
emosional dan sosial ekonomi. kamu menjadi Hubungan sosial yang
memungkinkan seseorang berfungsi dengan baik, belajar dengan baik,
dan merencanakan serta mengembangkan karir seseorang baik di
keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Dari definisi di atas, bimbingan dan konseling sangat penting di
sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk memperlancar proses
pembelajaran. Dikhawatirkan hal ini dapat berdampak buruk pada
perkembangan intelektual dan psikologis anak, karena tidak ada tempat
untuk mengeluh tentang semua hambatan yang dihadapi siswa dalam
proses pembelajaran jika bimbingan dan konseling tidak diterapkan
dengan benar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pendidikan Formal?
2. Apa Pentingnya Bimbingan dan Konseling dalam Satuan Pendidikan
Formal?
3. Apa Karakteristik Perkembangan Peserta Didik pada Satuan
Pendidikan?
4. Apa Tujuan Bimbingan dan Konseling pada Satuan Pendidikan
Formal?
5. Apa Fungsi Bimbingan dan Konseling pada Satuan Pendidikan
Formal?
6. Bagaimana kedudukan bimbingan dan konseling dalam
pembelajaran?
2
7. Apa urgensi bimbingan dan konseling di sekolah?
C. Tujuan Penulisan Makala
1. Mengetahui Pengertian Pendidikan Formal
2. Mengetahui Pentingnya Bimbingan dan Konseling dalam Satuan
Pendidikan Formal
3. Mengetahui Karakteristik Perkembangan Peserta Didik pada Satuan
Pendidikan
4. Mengetahui Tujuan Bimbingan dan Konseling pada Satuan
Pendidikan Formal
5. Mengetahui Fungsi Bimbingan dan Konseling pada Satuan
Pendidikan Formal
6. mengetahui kedudukan bimbingan dan konseling dalam
pembelajaran.
7. mengetahui urgensi bimbingan dan konseling di sekolah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
berlaku. Definisi tadi dipertegas pada Panduan Pengembangan Diri
(2006) yangg menjelaskan pelayanan bimbingan dan konseling pada
sekolah adalah bisnis membantu siswa pada pengembangan kehidupan
pribadi, kehidupan sosial, aktivitas belajar, dan perencanaan dan
pengembangan karir. Pelayanan bimbingan dan konseling memfasilitasi
pengembangan siswa, secara individual, gerombolan dan klasikal, yang
di sesuaikan dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan,
kondisi, dan peluang-peluang yg dimiliki. Pelayanan bimbingan dan
konseling ini pula membantu mengatasi kelemahan dan kendala dan
kasus yang dihadapi siswa. Dasar pemikiran penyelenggaraan pelayanan
bimbingan dan konseling pada satuan jalur pendidikan formal bukan
semata-mata terletak adanya hukum (perundang-undangan) yang
berlaku, namun tetapi menyangkut upaya memfasilitasi siswa supaya
sanggup mengembangan potensi dirinya atau mencapai tugas-
tugas.(Masdudi, 2015)
Peserta didik adalah orang yang sedang dalam proses
pertumbuhan, orang yang sedang menuju kedewasaan atau kemandirian.
Bimbingan dan nasihat diperlukan untuk mencapai tingkat kedewasaan
ini. Hal ini dikarenakan masyarakat masih kurang memiliki pemahaman
dan wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, serta pengalaman-
pengalaman yang menentukan arah hidupnya. Selain itu, ada kebutuhan
agar proses pembangunan tidak selalu berjalan mulus dan tanpa
masalah. Bimbingan dan bimbingan pada satuan pendidikan formal
menjadi penting karena perkembangan peserta didik pada setiap jenjang
pendidikan mempengaruhi perkembangan selanjutnya. Misalnya
perkembangan di TK mempengaruhi perkembangan SD, SMP, SMA
atau SMK dan PT nantinya. Bagaimana kesuksesan seorang anak
melampaui kelas taman kanak-kanak. Perkembangan di sekolah dasar
dipengaruhi oleh perkembangan di taman kanak-kanak, yang pada
gilirannya mempengaruhi perkembangan di sekolah menengah, sekolah
menengah atas/sekolah kejuruan, dan universitas.
5
C. Karakteristik Perkembangan Peserta Didik pada Satuan Pendidikan
Kematangan psiko-fisik, sosio-kultural dan educational yang
menjadi tuntutan untuk dipenuhi pada setiap tahap perkembangan
individu. Pencapaian optimalnya memberikan dasar yang kuat untuk
pengembangan individu yang sukses di tingkat berikutnya.(Purnomo,
2020)
Setiap kegagalan atau kekurangan dalam memenuhi tujuan
Bimbingan dan Konseling ini akan menyebabkan kegagalan pada tahap
selanjutnya. Kegiatan bimbingan dan konseling ditargetkan pada isu-isu
kunci yang mempengaruhi perkembangan pribadi dan kehidupan sehari-
hari, termasuk masalah yang mungkin Di hadapi Peserta didik. Fokus
konsultasi adalah kinerja tugas pengembangan siswa. (Nisa, 2018)
1. Pendidikan di Taman Kanak-kanak
Pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) pada
hakekatnya merupakan wadah bagi perkembangan seluruh
aspek kepribadian anak usia 4-6 tahun. Tujuan pendidikan
Taman Kanak-kanak adalah membantu meletakkan dasar ke
arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya
cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri
di lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan
selanjutnya. Agar hal tersebut dapat tercapai secara optimal
diperlukan upaya pelayanan bimbingan dan konseling yang
memadai.
Usia anak TK adalah usia individu yang sedang
menjalani suatu proses pertumbuhan dan perkembangan sangat
pesat dan sangat fundamental bagi proses selanjutnya. Usia pra
sekolah merupakan fase kehidupan manusia yang mempunyai
keunikan dan dunia sendiri. Anak usia ini berbeda dari orang
dewasa tidak secara fisik saja, melainkan secara menyeluruh.
Bermain adalah dunianya, bermain merupakan gejala yang
melekat langsung pada kodratnya anak. Apabila anak enggan
6
bermain, kemungkinan anak mengalami hambatan, seperti sakit,
kelainan atau hambatan lainnya.
Bermain merupakan gejala alami pada anak dan dapat
kita amati di lingkungan dan budaya manapun anak berada.
Peserta didik usia TK menunjukkan kepekaan-kepekaan
tertentu, yang bila dirangsang dan dibina pada saatnya niscaya
akan berdampak positif terhadap pertumbuhan dan
perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan anak usia TK
adalah sebagai berikut :
a. Perkembangan Anak Usia 4 – 5 tahun
Anak usia 4-5 tahun sangat aktif dan energik.
Kebanyakan waktunya dihabiskan untuk bermain,
misalnya berlari, melompat dan memanjat. Anak juga
suka bermain peran, misalnya menjadi dokter-dokteran,
ibu sedang memasak, berjualan dan sebagainya. Pada
usia ini ide-ide anak juga mulai berkembang, mulai bisa
berteman, dapat memahami pendapat teman dan ada
keinginan bergabung dengan kelompok lain.
b. Perkembangan Anak Usia 5 – 6 tahun
Anak usia 5-6 tahun adalah anak yang periang
dan imajinatif. Mereka tiada hentinya bergerak dan
berbuat sesuatu menggunakan gerakan tubuhnya secara
kreatif, terutama dalam menggunakan kedua belah
tangannya.
Dengan layanan bimbingan dan konseling di
TK/RA tersebut diharapkan dapat :
7
3) Membantu anak untuk mampu mengatasi kesulitan-
kesulitan yang dihadapinya.
4) Membantu menyiapkan perkembangan mental dan
sosial anak untuk masuk kelembaga pendidikan
selanjutnya
5) Membantu oarng tua agar mengerti, memahami dan
menerima anak sebagai individu.
6) Membantu orang tua dalam mengatasi gangguan
emosi anak yang ada hubungannya dengan situasi
keluarga di rumah.
7) Membantu orang tua mengambil keputusan
memilih sekolah bagi anaknya yang sesuai dengan
taraf kemampuan kecerdasan, fisik dan inderanya.
8) Memberikan informasi pada orang tua untuk
memecahkan masalah kesehatan anak.
2. Pendidikan di Sekolah Dasar (SD)
Pendidikan di SD bertujuan untuk menyiapkan
peserta didik memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
Peserta didik usia SD berada dalam rentang 6 – 12 tahun. Pada
usia 6 tahun peserta didik memasuki jenjang pendidikan SD
dengan atau tanpa melalui pendidikan TK. Perencanaan
bimbingan dan konseling pada tingkat pendidikan SD
ditujukan pada penyiapan peserta didik untuk melanjutkan
pendidikan SMP. Pelayanan bimbingan dan konseling ini
mencakup juga bimbingan dan konseling bagi peserta didik
yang memiliki kemauan dan kecerdasan luar biasa. Bentuk
konkret pelayanan bimbingan dan konseling bidang belajar
termasuk bantuan yang diberikan oleh guru kelas dan/atau guru
BK atau konselor kepada peserta didik yang membutuhkan
pengajaran remedial atau pendampingan khusus karena
kemampuan intelektualnya yang luar biasa.
8
Terdapat tiga pandangan dasar mengenai bimbingan
dan konseling di SD, yaitu bimbingan dan konseling terbatas
pada pengajaran yang baik (instructional guidance); bimbingan
dan konseling hanya diberikan pada siswa yang menunjukkan
gejala penyimpangan dari laju perkembangan yang normal;
dan pelayanan bimbingan dan konseling tersedia untuk semua
murid, agar proses perkembangannya berjalan lebih lancar.
Pandangan yang ke tiga dewasa ini diakui sebagai pandangan
dasar yang paling tepat, meskipun suatu unsur pelayanan
bimbingan dan konseling yang mengacu pada pandangan
pertama dan kedua tidak bisa diabaikan.
Berkaitan dengan perkembangan, tugas
perkembangan yang ingin dicapai pada tahap perkembangan
usia SD ini adalah :
1) Memiliki kebiasaan dan sikap dalam beriman dan
bertaqwa kepada TuhannYang Maha Esa.
2) Mengembangkan ketrampilan dasar dalam membaca,
menulis, dan berhitung.
3) Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam
kehidupan sehari-hari.
4) Belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok sebaya.
5) Belajar menjadi pribadi yang mandiri
6) Mempelajari ketrampilan fisik sederhana yang diperlukan
baik untuk permainan maupun kehidupan.
7) Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai sebagai
pedoman perilaku.
8) Membina hidup sehat, untuk diri sendiri, dan lingkungan
serta keindahan.
9) Belajar memahami diri sendiri dan orang lain sesuai
dengan jenis kelaminnya dan menjalankan peran tanpa
membedakan jenis kelamin.
9
10) Mengembangkan sikap terhadap kelompok, lembaga
sosial, serta tanah air bangsa dan Negara.
Mengembangkan pemahaman dan sikap awal untuk
perencanaan masa depan.
10
4) Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat
diterima dalam kehidupan yang lebih luas.
5) Mengenal kemampuan, bakat, dan minat serta arah
kecenderungan karir dan apresiasi seni.
6) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk
mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau
mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan di
masyarakat.
7) Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang
kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan
ekonomi.
8) Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman
hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga
negara.
11
2) Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya,
serta kematangan dalam peranannya sebagai pria atau
wanita.
3) Mencapai kematangan pertumbuhan fisik yang sehat.
4) Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi dan seni
sesuai dengan program kurikulum dan persiapan karir
atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan
dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.
5) Mencapai kematangan dalam pilihan karir.
6) Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang
kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual
dan ekonomi.
7) Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang
kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
8) Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan
intelektual, serta apresiasi seni.
9) Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai.
Tugas perkembangan peserta didik usia SMA/SMK
adalah sama, hanya karena orientasi pendidikannya adalah
berbeda, maka SMK yang merupakan sekolah berbasis
kejuruan pelayanan bimbingan dan konseling untuk bidang
karir mendapatkan prioritas lebih dibandingkan yang lainnya.
D. Tujuan Bimbingan dan Konseling pada Satuan Pendidikan Formal
Tujuan merupakan pernyataan yang menggambarkan hasil yang
diharapkan, atau sesuatu yang ingin dicapai melalui berbagai kegiatan
yang diprogramkan. Tujuan bimbingan dan konseling merupakan
pernyataan yang menggambarkan kualitas perilaku atau pribadi peserta
didik yang diharapkan berkembang melalui berbagai strategi layanan
kegiatan yang diberikan. Tujuan bimbingan dan konseling membantu
peserta didik mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya
secara positif dan dinamis sesuai dengan peranan yang di inginkannya
di masa depan.
12
Tujuan bimbingan dan konseling adalah agar peserta didik
dapat:
1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir
serta kehidupannya dimasa yang akan datang
2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya
seoptimal mungkin
3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan
masyarakat serta lingkungan kerjanya
4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi,
penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun
lingkungan kerja
Disamping itu, bimbingan dan konseling juga bertujuan untuk
membantu peserta didik agar memiliki kemampuan menginternalisasi
nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang
harus dikuasainya.
Untuk masing-masing jenjang pendidikan secara umum adalah
sama, hanya karena tahap dan tugas perkembangannya berbeda, maka
tujuan spesifik tujuan bimbingan dan konseling berdasarkan
perkembangan peserta didik dimungkinkan berbeda. Misal tujuan
bimbingan dan konseling di TK/RA adalah membantu anak didik agar
dapat mengenal dirinya dan lingkungan terdekatnya sehingga dapat
menyesuaikan diri melalui tahap peralihan dari kehidupan di rumah ke
kehidupan di sekolah dan di masyarakat sekitar anak.
E. Fungsi Bimbingan dan Konseling pada Satuan Pendidikan Formal
Fungsi bimbingan dan konseling pada satuan jalur pendidikan
formal adalah:
1. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
memahami diri dan lingkungannya.
2. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu
mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalah
dan yang dapat menghambat perkembangan dirinya.
13
3. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
mengatasi masalah yang dialaminya.
4. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu
peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai
potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.
5. Advokasi, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membela hak dan kepentingan pendidikan peserta didik yang
mengalami pencederaan.
14
perkembangannya yang dialami oleh peserta didik yang
mendapat pelayanan.
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi
bimbingan dan konseling yang menghasilkan terpeliharanya
dan berkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif
peserta didik yang mendapat pelayanan dalam rangka
perkembangan diri secara mantap dan berkelanjutan.
5. Fungsi advokasi yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
menghasilkan terbantunya atau diperolehnya pembelaan atas
hak dan atau kepentingan peserta didik yang kurang mendapat
perhatian.
15
manajemen dan kepemimpinan, wilayah pembelajaran yang mendidik,
wilayah bimbingan dan konseling yang memandirikan.
16
Peserta didik sangat memerlukan bantuan untuk mencapai hasil
pendidikan yang optimal.
17
demikian pula masalah yang ditangani konselor dirujuk kepada guru
untuk menindak lanjutinya apabila itu terkait dengan proses
pembelajaran bidang studi.
18
Untuk itu perlu adanya pihak ketiga yang dapat membantu
penyelesaian konflik tersebut.
4. Dalam situasi tertentu juga dirasakan perlunya suatu wadah atau
lembaga untuk menampung dan menyelesaikan masalah-masalah
peserta didik yang tidak dapat tertampung dan terselesaikan oleh
peserta didik. Misalnya, bila ada seorang siswa yang menghadapi
masalah pribadi yang cukup serius. Para peserta didik kadang-
kadang merasa bukan wewenangnya untuk membantu peserta
didik tersebut. Sehingga bilamana bidang pembinaan pribadi
bimbingan dan konseling tidak ada atau tidak berfungsi, peserta
didik tersebut akan tetap dalam keadaan bermasalah, karena tidak
adanya wadah dan tenaga yang dapat membantunya dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Dari uraian terdahulu jelaslah bahwa dalam keseluruhan
proses pendidikan, program bimbingan dan konseling merupakan
keharusan yang tidak dapat dipisahkan dari program pendidikan
pada umumnya. Apalagi dalam situasi sekarang ini, dimana fungsi
sekolah atau lembaga pendidikan formal tidak hanya membekali
para siswa dengan setumpuk ilmu pengetahuan saja, tetapi juga
mempersiapkan para peserta didik untuk memenuhi tuntutan
peerubahan serta kemajuan yang terjadi dilingkungan masyarakat.
Sebagaimana dikemukakan pada uraian terdahulu bahwa perubahan
dan kemajuan ini akan menimbulkan masalah, khususnya bagi para
peserta didik itu sendiri dan umumnya bagi pihak-pihak yang terlibat
di dalam dunia pendidikan. Para peserta didik akan menghadapi
masalah pemilihan spesialisasi, pemilihan jurusan, pemilihan
program, msalah belajar, masalah penyesuaian diri, masalah pribadi
dan social dan lain sebagainya yang membutuhkan penanganan dan
bantuan dari bidang pembinaan pribadi yang m erupakan bagian
integral dari keselurhan system pendidikan nasional. Dari
pembahasan di atas, dapatlah ditemukan kedudukan pelayanan
bimbingan dan konseling dalam keseluruhan program pendidikan di
19
sekolah, yaitu sebagai salahsatu upaya pembinaan pribadi peserta
didik.
20
pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses
dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya,
Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
6) TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai
mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran
7) Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu
mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
8) Pramuka menjadi ekstrakuler wajib
9) Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA
10) BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa
G. Urgensi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Berbagai fenomena perilaku peserta didik dewasa ini seperti
tawuran, penyalahgunaan obat-obatan dan lain sebagainya,
menunjukkan bahwa tujuan pendidikan yang salah satu upaya
pencapaiannya melalui proses pembelajaran, belum sepenuhnya mampu
memecahkan berbagai persoalan tersebut. Oleh karena itu upaya yang
harus dilakukan adalah melalui pendekatan bimbingan dan konseling
yang dilakukan di luar situasi proses pembelajaran.
21
masalah secara mandiri. Dalam kondisi seperti itu layanan bimbingan
dan konseling sangat diperlukan.
22
4. Masalah penyesuaian diri.
5. Masalah belajar.
23
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Dari makalah tersebut penulis dapat menjelaskan bahwa
Terdapat tiga pandangan dasar mengenai bimbingan dan konseling
di lembaga Formal, yaitu bimbingan dan konseling terbatas pada
pengajaran yang baik (instructional guidance); bimbingan dan
konseling hanya diberikan pada siswa yang menunjukkan gejala
penyimpangan dari laju perkembangan yang normal; dan pelayanan
bimbingan dan konseling tersedia untuk semua murid, agar proses
perkembangannya berjalan lebih lancar.
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi
bimbingan dan konseling yang menghasilkan terpeliharanya dan
berkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik
yang mendapat pelayanan dalam rangka perkembangan diri secara
mantap dan berkelanjutan.
Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam
Pembelajaran Bila diperhatikan faktor-faktor yang melatar belakangi
perlunya pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah atau
lembaga pendidikan, maka pelayanan bimbingan dan konseling tidak
hanya merupakan keharusan, tetapi juga menurut suatu lembaga dan
tenaga profesional dalam pengelolaannya.
Dalam dunia pendidikan terdapat tiga wilayah pelayanan
bimbingan dan konseling yang tidak dapat dipisahkan, yaitu wilayah
manajemen dan kepemimpinan, wilayah pembelajaran yang
mendidik, wilayah bimbingan dan konseling yang memandirikan.
Wilayah manajemen dan kepemiminan Wilayah ini
meliputi berbagai fungsi berkenaan dengan tanggung jawab dan
pengambilan kebijaksanaan serta bentuk-bentuk kegiatan
pengelolaan dan manajemen sekolah seperti perencanaan,
24
pengadaan, dan pengembangan staff, prasarana dan sarana fisik dan
pengawasan.
Perkembangan optimum siswa Standar kompetensi
kemandirian untuk mewujudkan diri (akademik, karir, sosial,
pribadi) (bimbingan dan konseling) Misi bersama guru dan
konselor dalam memfasilitasi perkembangan peserta didik
seutuhnya dan pencapaian tujuan pendidikan nasional mata pelajaran
(pembelajaran bidang studi)
B. Saran
Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis menyadari
banyak kekurangan dalam penulisan.Oleh karena itu kritik dan saran
dari berbagai pihak sangat di harapkan agar kedepannya menjadi
lebih baik lagi dalam menyususn makalah.
25
DAFTAR PUSTAKA
PENILAIAN MAKALAH
Nama NPM
Putri Kumala Sari 21300021
Riyan Susanti 21300001
Umi Noviana 21300005
Judul Makalah :……………………………
…………………………….