Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR

KEDUDUKAN BK KARIR DAN ISTILAH DALAM KARIR

Dosen Pengampu

Prof. Dr. Daharnis, M.Pd., Kons.

Prof. Ifdil, Ph. D., Kons.

Oleh Kelompok 1

Indah Wijayanti 23151011

Intan Verly Syafitri 23151012

Lika Widiawati 23151013

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya. Terutama kepada Prof. Dr. Daharnis, M.Pd., Kons. Dan Prof.
Ifdil, Ph. D., Kons. Selaku dosen pengampu mata kuliah Bimbingan dan
Konseling Karir. Berkat beliau, kami dapat menyusun makalah ini dengan
judul " Kedudukan Bk Karir Dan Istilah Dalam Karir” Kami sangat berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca.

Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa di
praktekkan oleh para pembaca dalam kehidupan sehari-hari Bagi kami
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan daa pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 22 Februari 2024

Kelompok 1

i
DAFAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 1
BAB II................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 2
A. Pengertian Bimbingan Karir ................................................................................... 2
B. Kedudukan BK Karir .............................................................................................. 2
BAB III ............................................................................................................................. 13
PENUTUP ........................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 13
B. Saran ..................................................................................................................... 13
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keputusan tentang pilihan pekerjaan, jabatan atau karir yang dicita-citakan
mahasiswa mempunyai kaitan yang erat dengan pendidikan yang dijalankan
mahasiswa. Pada dasarnya pendidikan merupakan bagian dari perjalanan karir
mahasiswa. Pendidikan juga merupakan unsur utama dari usaha seseorang
dalam mempersiapkan diri untuk memasuki jenis pekerjaan tertentu.
Pada umumnya manusia menghabiskan banyak waktunya untuk training
dan bekerja. Upaya-upaya tersebut mungkin menghasilkan kesenangan atau
frustasi, tantangan, kebosanan, dan sebagainya. Hasilnyapun, seringkali dapat
diprediksi. Jika individu belajar tentang dirinya dalam hubungan dengan
dunia kerja, tentu upaya ini dapat mempengaruhi hasil training dan ektivitas
kerjanya. Untuk mempersiapkan konselor agar memiliki kemampuan yang
berkualitas dalarn memberikan bantuan kariernya, pedu dikaji hakikat karier
dan sistem pendidikan pekerjaan di mana karier itu dapat berkembang.
Sesuai dengan konteks ini, istilah karier dimaksudkan sebagai pandangan
seseorang mengenai hubungan yang terus menerus dengan pekerjaan.
Sebelum memberikan helping pada klien dalam karier konselor, ia harus
mendefinisikan terlebih dahulu teori kariernya, yaitu memahami konsep
karier sebagai posisi yang berhubungan dengan pekerjaan, termasuk seluruh
jabatan posisi training, dan penghargaan sesuai dengan jabatan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Bimbingan Karir?
2. Bagaimana kedudukan Bimbingan dan Konseling Karir?
3. Apa saja istilah-istilah dalam BK Karir?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa yang dimaksud dengan Bimbingan Karir
2. Untuk Mengetahui Bagaimana kedudukan Bimbingan dan Konseling
Karir
3. Untuk mengetahui Apa saja istilah-istilah dalam BK Karir

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan Karir

Istilah Bimbingan karir pada masa lampau sering kali di artikan sebagai
vocational Guidnce atau bimbingan jabaan/vokasional, namun keduanya
memiliki ruang lingkup dan makna yang bereda. Bimbingan karir lebih
menitik beratkan pada perencanaan kehidupan dengan mempertimbangkan
potensi diri serta lingkungan agar dapat berperan secara positiif dalam
masyarakat. Sedangkan Bimbingan vokasional lebih menitik beratkan pada
pemberian informasi pasar kerja dan jabatan (Sukardi, 2003).
Yusuf (2006) mengatakan bahwa bimbingan karir adalah layanan
pemenuhan perkembangan siswa terkait dengan kemampuan kognitif, afektif,
maupun keterampilan siswa dalam mewujudkan konsep diri, pengetahuan,
dan proses pengambilan keputusan dalam kehidupan sosial budaya dalam
kehidupan yang secara terus menerus berubah.
Menurut hikmawati dalam (Kurinawan, dkk, 2021) bimbingan karir adalah
bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memenuh dan menilai
informasi, serta memilih dan mengambil keputusan kair. Bimbingan karir
adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia
pekerjaan, dalam memilh lapangan pekerjaan atau jabatan tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir
adalah suatu proses pemberian bantuan/bimbingan dari orang yang
profesional terkait perkembangan karir yang akan dijalani seorang individu,
untuk menentukan pilihan jurusan atau pekerjaan di masa yang akan datang.

B. Kedudukan BK Karir
1. BK Pola 17 Plus
Sejak tahun 1993 penyelenggaraan pelayanan Bimbingan dan
Konseling (BK) memperoleh perbendaharaan istilah baru yaitu BK Pola-17.
Hal ini memberi warna tersendiri bagi arah bidang, jenis layanan dan
kegiatan pendukung BK di jajaran pendidikan dasar dan menengah. BK

2
Pola-17 merupakan pola dasar dalam BK yang di laksanakan di lingkungan
sekolah. Pola ini meliputi empat bidang bimbingan, tujuh layanan BK, dan
lima kegiatan pendukung BK. Dengan berkembangnya zaman, pada abad
ke-21 BK Pola-17 berkembang menjadi BK Pola-17 Plus.
Adapun penjabaran mengenai perkembangan dari BK pola 17 plus ini
adalah Seluruh kegiatan bimbingan dan konseling (BK) didasari satu
pemahaman yang menyeluruh dan terpadu tentang wawasan Dasar
Bimbingan dan Konseling yang meliputi pengertian, tujuan, fungsi, prinsip,
dan asas-asas BK, Kegiatan Bimbingan dan Konseling secara menyeluruh
meliputi empat bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan
sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir.
Kegiatan Bimbingan dan Konseling dalam keempat bidang
bimbingannya itu diselenggarakan melalui tujuh jenis layanan, yaitu layanan
orientasi, informasi, penempatan/penyaluran, pembelajaran, konseling
perorangan, bimbingan kelompok dan konseling kelompok. Untuk
mendukung ketujuh jenis layanan itu diselenggarakan lima jenis kegiatan
pendukung, yaitu instrumentasi bimbingan dan konseling, himpunan data,
konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.
Dengan SK Mendikbud No 025/1995 khususnya yang menyangkut
bimbingan dan konseling sekarang menjadi jelas : istilah yang digunakan
bimbingan dan konseling, pelaksananya guru pembimbing atau guru yang
sudah mengikuti penataran bimbingan dan konseling selama 180 jam,
kegiatannya dengan BK Pola-17, pelaksanaan kegiatan melalui tahap
perencanaan, pelaksanaan, penilaian, analisis penilaian dan tindak lanjut.
Pelaksanaan kegiatan bisa di dalam dan luar jam kerja.
2. BK Komprehensif (Perkembangan)
Bimbingan dan konseling komprehensif adalah perspektif terbaru,
dimulai dengan asumsi positif tentang potensi manusia (Suherman, 2011).
Dalam hal ini, bimbingan konseling komprehensif mempunyai tanggung
jawab untuk membantu siswa mencapai tingkat pengembangan diri dengan
baik serta memberikan sarana prasarana agar siswa dapat meningkatkan

3
kemampuan dalam memilih dan mengambil keputusan berdasarkan
tanggung jawabnya sendiri.
Selanjutnya, untuk membantu siswa memahami hubungan antara
sekolah dan dunia kerja, merencanakan dan berhasil menyelesaikan
kehidupan dari sekolah ke sekolah lanjutan dan/atau dunia kerja dan dari
pekerjaan ke pekerjaan lain (American School Counselor Association,
2012). Oleh karena itu, pentingnya pendalaman karier oleh siswa guna
mengetahui karekteristik pribadi dan lingkungannya diberbagai bidang
karier dan budaya karier dimanapun berada (Purwanto, 2012).
Dengan adanya pendalaman karier, diharapkan siswa memiliki banyak
informasi tentang karier, pribadi, dan lingkungannya sehingga dapat
menentukan perencanaan karier sesuai dengan potensi yang dimiliknya.
Perencanaan karier merupakan proses memahami peluang, keterbatasan,
pilihan dan konsekuensi, menentukan tujuan terkait karier, dan merumuskan
pekerjaan, pendidikan, dan rencana terkait (H. Simamora, 2011).
Keraguan dalam mengambil keputusan untuk memilih sekolah lanjutan
dan memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan minat siswa dapat
memberikan efek yang negatif sehingga menyebabkan kegagalan dalam
kariernya. Agar siswa memperoleh kematangan dalam berkarier, siswa
dapat memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah untuk
membantunya dalam perencanaan karier.
Layanan bimbingan dan konseling komprehensif sebagai suatu
preventif yang memungkinkan siswa untuk mengambil keputusan yang
tepat ketika menyelesaikan tugas perkembangan mereka dalam
perkembangan akademik, pribadi-sosial maupun karier. Metode bimbingan
dan konseling perkembangan atau metode bimbingan dan konseling yang
komprehensif berdasarkan pada perkembangan, pengembangan potensi dan
upaya pemecahan masalah pada siswa (Myrick, 2011). Model ini, cocok
digunakan untuk mengatasi berbagai macam persoalan yang dialami oleh
siswa berdasarkan perkembangannya. Bimbingan komprehensif merupakan
panangan mutakhir yang bertitik tolak dari premis positif tentang

4
kemampuan yang dimiliki individu.
Dalam pendekatan bimbingan dan konseling (BK) komprehensif,
bimbingan karier memiliki kedudukan yang sangat penting. Ini karena
bimbingan karier tidak hanya memperhatikan aspek karier individu, tetapi
juga terintegrasi dengan aspek-aspek lain dari kehidupan mereka.
a. Sebagai Bagian Integral dari Pendekatan Komprehensif
BK komprehensif mengakui bahwa karier adalah bagian penting dari
kehidupan individu. Oleh karena itu, BK karier tidak dipisahkan dari
aspek-aspek lain dari bimbingan dan konseling seperti bimbingan
pribadi, akademik, dan sosial. Sebaliknya, itu terintegrasi ke dalam
kerangka kerja yang lebih luas untuk mendukung perkembangan
holistik individu.
b. Mengidentifikasi Keterkaitan dengan Aspek Lain
Dalam BK komprehensif, bimbingan karier membantu individu untuk
memahami bagaimana pilihan karier mereka mempengaruhi aspek lain
dari kehidupan mereka, seperti hubungan sosial, kesehatan mental, dan
keseimbangan kehidupan kerja-pribadi. Ini membantu individu untuk
membuat keputusan yang terinformasi dan seimbang.
c. Menyediakan Konteks untuk Pengembangan Pribadi dan Profesional
BK karier dalam BK komprehensif tidak hanya berfokus pada
pencarian pekerjaan atau pendidikan lanjutan, tetapi juga pada
pengembangan pribadi dan profesional secara keseluruhan. Ini
mencakup membantu individu mengenali kekuatan dan kelemahan
mereka, menetapkan tujuan yang realistis, dan merencanakan langkah-
langkah untuk pertumbuhan dan pengembangan yang berkelanjutan.
d. Mendukung Pengambilan Keputusan yang Tepat
Bimbingan karier dalam konteks BK komprehensif membantu
individu dalam membuat keputusan karier yang tepat dengan
mempertimbangkan minat, nilai-nilai, keahlian, dan aspirasi mereka,
serta faktor-faktor eksternal seperti tren industri dan kebutuhan pasar
kerja.

5
e. Penggunaan Pendekatan Holistik dalam Layanan BK Karier
Dalam BK komprehensif, layanan BK karier mungkin mencakup
berbagai pendekatan, seperti tes minat dan kepribadian, konseling
individu, bimbingan kelompok, workshop pelatihan keterampilan, dan
sumber daya informasi karier. Ini memungkinkan individu untuk
mendapatkan dukungan yang komprehensif sesuai dengan kebutuhan
mereka.
Secara keseluruhan, dalam pendekatan BK komprehensif, bimbingan
karier bukan hanya tentang membantu individu memilih pekerjaan atau
karier, tetapi juga tentang memperkuat kesejahteraan dan pertumbuhan
holistik mereka dalam konteks kehidupan mereka secara keseluruhan.
3. POP BK
POP BK merupakan tahapan tahapan kegiatan dalam layanan
bimbingan dan konseling (BK) yang akan memudahkan guru BK dalam
merencanakan dan melaksanakan layanan bimbingan dan konseling di
sekolah/madrasah. POP BK ini dimaksudkan untuk memberi arah
penyelenggaraan layanan BK dalam implementasi kurikulum 2013.
Secara khusus Pedoman penyelenggaran Bimbingan Konseling di
sekolah/madrasah ini bertujuan untuk:
a. Memfasilitasi guru BK atau konselor dalam merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan tindak lanjut layanan BK
b. Memberi acuan dalam mengembangkan program layanan BK secara
utuh dan optimal dengan memperhatikan hasil evaluasi dan daya
dukung sarana dan prasarana yang dimiliki satuan pendidikan;
c. Memberi acuan dalam monitoring, evaluasi dan supersivi
penyelenggaraan BK di sekolah/madrasah.
Bimbingan dan konseling sebagai layanan profesional
disekolah/madrasah dilaksanakan oleh tenaga professional (Konselor)
atau Guru BK.
Penerapan POP BK dalam kegiatan layanan bimbingan dan
konseling, bertujuan agar guru BK dapat memberikan layanan yang

6
dapat membantu peserta didikdalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya, yang meliputi aspek fisik, intelektual, emosi, moral,
sosial dan spiritual. Saat inipenerapan POP BK belum sepenuhnya
dilakukan oleh guru BK di Aceh dalam memberikan layanan bimbingan
dan konseling disekolah, baik dalam pembuatan program maupuan
pelaksanaan program. Hal ini dibuktikan dengan proses pemberian
layanan hanya menangani anak-anak yang mengalami masalah..
4. BK Kurikulum 2013 (81 A)
Bimbingan dan Konseling adalah upaya pendidikan dan
merupakan bagian integraldari pendidikan yang secara sadar
memposisikan " kemampuan peserta didik untukmengekplorasi, memilih,
berjuang meraih, serta mempertahankan karir itu ditumbuhkansecara isi-
mengisi atau komplementer oleh Guru bimbingan dan konseling atau
konselor dan oleh Guru mata pelajaran dalam setting pendidikan
khususnya dalam jalur pendidikan formal, dan sebaliknya tidak
merupakan hasil tidak merupakan hasil upaya yang dilakukan sendirian
oleh Konselor, atau yang dilakukan sendirian oleh Guru. Ini berarti
bahwa proses peminatan dan pendalaman mata pelajaran, yang
difasilitasi oleh layanan bimbingan dan konseling, tidak berakhir pada
penempatan pilihan dankeputusan bidang atau rumpun keilmuan yang
dipilh peserta didik di dalam mengembangkan potensinya, yang akan
menjadi dasar bagi perjalanan hidup dan karir selanjutnya, melainkan
harus diikuti dengan layanan pembelajaran yang mendidik, aksebilitas
perkembangan yang luas dan terdiferensiasi, dan penyiapan lingkungan
perkembangan/ belajar yang mendukung. Dalam konteks ini bimbingan
dan konseling berperan dan berfungsi, secara kolaboratif, dalam hal-hal
berikut :
a. Menguatkan Pembelajaran Yang Mendidik
Untuk mewujudkan arahan pasal 1 (1), 1 (2), Pasal 3, dan Pasal 4 (3),
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional secara utuh,kaidah-kaidah implementasi Kurikulum 2013

7
sebagaimana dijelaskan harus bermuara pada perwujudan suasana dan
proses pembelajaran mendidik yang memfasilitasi perkembangan
potensi peserta didik. Suasana belajar dan proses
pembelajarandimaksud pada hakikatnya adalah proses mengadvokasi
dan memfasilitasi perkembangan peserta didik yang dalam
implementasinya memerlukan penerapan prinsip-prinsip bimbingan
dan konseling. Bimbingan dan konseling harus meresap kedalam
kurikulum dan pembelajaran untuk mengembangkan lingkungan
belajar yang mendukung perkembangan potensi peserta didik. Untuk
mewujudkan lingkungan belajar dimaksud, guru hendaknya:
1) memahami kesiapan belajar peserta didik dan penerapan prinsip
bimbingan dan konseling dalam pembelajaran,
2) melakukan asesmen potensi peserta didik,
3) melakukan diagnostik kesulitan perkembangan dan belajar peserta
didik,
4) mendorong terjadinya internalisasi nilai sebagai proses individuasi
peserta didik.
Perwujudan keempat prinsip yang disebutkan dapat dikembangkan
melaluikolaborasi pembelajaran dengan bimbingan dan konseling.
b. Memfasilitasi Advokasi dan Aksebilitas
Kurikulum 2013 menghendaki adanya diversifikasi layanan, jelasnya
layananarah peminatan dan pendalaman mata pelajaran. Bimbingan dan
konseling berperan melakukan advokasi, aksesibilitas, dan fasilitasi agar
terjadi diferensiasi dandiversifikasi layanan pendidikan bagi
pengembangan pribadi, sosial, belajar dan karir peserta didik. Untuk itu
kolaborasi guru bimbingan dan konseling atau konselor denganguru
mata pelajaran perlu dilaksanakan dalam bentuk:
1) memahami potensi dan pengembangan kesiapan belajar peserta
didik,
2) merancang ragam program pembelajaran dan melayani kekhususan
kebutuhan peserta didik,

8
3) membimbing perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karir.
3. Menyelenggarakan fungsi Outreach
Dalam upaya membangun karakter sebagai suam keutuhan
perkembangan,sesuai dengan arahan Pasal 4 (3) UU No. 20/2003,
Kurikulum 2013 menekankan pembelajaran sebagai proses
pemberdayaan dan pembudayaan. Untuk mendukung prinsip dimaksud
bimbingan dan konseling tidak cukup menyelenggarakan fungsi-fungsi
inreach tetapi juga melaksanakan fungsi outreach yang berorientasi
pada penguatan daya dukung lingkungan perkembangan sebagai
lingkungan belajar. Dalamkonteks ini kolaborasi guru bimbingan dan
konseling atau konselor dengan guru mata pelajaran hendaknya terjadi
dalam konteks kolaborasi yang lebih luas, antara lain:
a. kolaborasi dengan orang tua/keluarga,
b. kolaborasi dengan dunia kerja dan lembaga pendidikan,
c. "intervensi" terhadap institusi terkait lainnya dengan tujuan
membantu perkembangan peserta didik
5. BK Luar Negeri
Suatu perkembangan baru di sejumlah kampus perguruan tinggi di
Amerika Serikat adalah lahirnya pusat-pusat bimbingan karier yang
dikenal dengan nama Carrer Planning and Placement Office, yang
dikelola oleh staf tenaga profesional bimbingan. Yang dikenal dahulu
adalah Biro Penempatan Tenaga (Placement office) sebagai unit
tersendiri pada pusat bimbingan, yang bertugas menyalurkan
permintaan tenaga kerja dari kalangan luar kampus kepada mahasiswa-
mahasiswi di berbagai fakultas. Jadi biro ini menjadi penghubung
antara pihak mahasiswa yang ingin melamar untuk diterima di lingkup
jabatan tertentu dan pihak pengusaha yang mencari lulusan sebagai
tenaga kerja untuk mengisi lowongan kerja tertentu. Biro ini menangani
secara khusus unsur pemasukan atau penyaluran ma hasiswa ke dunia
kerja.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka program

9
bimbingan karier di Pusat Bimbingan Karier adalah sebagai berikut:
a. Mengelola arsip permintaan mendapatkan tenaga kerja untuk lingkup
jabatan ter entu dan mengedarkan pengumuman yang resmi kepada para
mahasiswa tentang lowongan kerja itu.
b. Mengelola arsip permohonan pelamaran dari para mahasiswa untuk
diterima dalam lingkup jabatan tertentu dan mengedarkannya kepada
pengusaha atau instarsi yang membutuhkan tenaga kerja (personnel
brief).
c. Mengelola arsip permintaan memperoleh tenaga kerja part time
sepanjang tahun atau untuk masa liburan panjang dan mengedarkan
secara luas pengumuman kepada para mahasiswa tentang hal ini.
d. Mengelola pertemuan pertemuan kelompok bagi mahasiswa yang ingin
memantap- kan diri dalam perencanaan karier sesudah tamat, termasuk
pemahaman diri dalam berbagai aspeknya dan studi tentang konstelasi
kualifikasi yang harus dimiliku dalam memegang jabatan tertentu.
e. Menyelenggarakan lokakarya-lokakarya dalam membuat lamaran
pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk wawancara seleksi dengan
pihak yang mem butuhkan tenaga kerja baru (employment interview,
assessment inarios).
f. Mengumpulkan dan mengelola bahan informasi karie yang relevan
(seperti pada laboratorium bimbingan karier).
g. Mengelola program testing
h. Menyelenggarakan wawancara konseling individual.
i. Mengadakan studi survai (Winkel & Astuti, 2007).
Dalam penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan
karir di luar negeri sering kali menjadi bagian integral dari layanan
bimbingan konseling. Bimbngan karir di berikan sebagai bagian dari
program pendidikan di sekolah, peguruan tinggi, atau lembaga pendidikan
yang menyediakan informasi mengenai dunia kerja.
C.Istilah Dalam Bk Karir
1. Kerja

10
Pekerjaan yaitu keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk memenuhi
tugas-tugas dan tanggung jawab dari posisi serupa lintas situasi kerja yang
berbeda (Likoff, 2008).
2. Okupasi
Okupasi adalah kumpulan pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan
keterampilan serupa untuk memenhi tugas-tugas dan tanggung jawab
(Likoff, 2008).
3. Task
Task sering diterjemahkan sebagai tugas. Namun sebenarnya kata tugas
saja tidak dapat mendefinisikan task secara keselurhan. Secara sederhana
task dapat diartikan sebagai tugas kinerja. Meskipun demikian, dalam
buku ini akan tetap digunakan istilah aslinya yaitu task. Istilah asli task
akan tetap digunakan untuk menjaga kebermaknaan konsep tersebut.
Task dapat didefinisikan sebagai perangkat tugas yang mengarahkan
peserta didik untuk menunjukkan kinerja tertentu yang akan dinilai. Guru
kadang-kadang menempelkan kertas berisi arahan tugas atau PR
(pekerjaan rumah) di papan pengumuman. Kertas tersebut merupakan
salah satu bentuk lain dari task. Suskie (2009) menyatakan task dengan
istilah assignment. Baik task maupun assignment, pada konteks asesmen
kinerja mengandung makna yang sama. Menurut Guskey dan Marzano
(2001) task dapat disusun mulai dari yang paling sederhana hingga yang
paling kompleks.
4. Karir
Karir adalah itegrasi kerja dalam hidup seseorang yang
mempertimbangkan perjalanan hidup seseorang, serta mempengaruhi
asppek lain dalam kehdupan seperti psikologis, sosiologis, dan ekonomis
(Likoff, 2008).
Marinhu (1992) mendefinisikan karir adalah sekuensi okupasi-okupasi
dimana seseorag ikut serta didalamnya, beberapa orang mungkin tetap
dalam okupasi yang sama sepanjang tahap-tahap kehidupannya sedang
yang lainnya mungkin memiliki rangkaian okupasi-okupasi yang berbeda.

11
Bruce Shertzer dalam sukardi (1994) mendefinisikan karir adalah sebagai
suatu rangkaian okupasi, pekerjaan, dan posisi yang dipegang oleh
seseorang seumur hidupnya.
Saligman (1994) mendefinisikan bahwa karir meliputi berbagai macam
pekerjaan atau lapangan pekerjaan atau posisi, selain itu karir juga
merupakan bagian yang melibatkan pengaaman kerja seseorang selama
hidupnya dan sebagai gabungan total dari psikologis, sosiologis,
pendidikan, fisik, ekonomi, dan faktor lainna yang dikombiasikan untuk
membentuk suatu karir bagi seseorang sepanjang hidupnya.
Menurut hidayat (2019), karir merupakan jalan kehidupan manusia itu
sendiri. Manusia kemudian melakukan manajemen utuk memilih
pekerjaan yang di inginkan.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan karir merupakan layanan pemenuhan kebutuhan perkembangan
siswa sebagai bagian integral dari program pendidikan. Dengan kata lain
layanan bimbingan karir siswa mampu menentukan dan mengambil
keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang
diambilnya sehingga mereka mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.
Bimbingan karir adalah suatu proses pemberian bantuan/bimbingan dari
orang yang profesional terkait perkembangan karir yang akan dijalani seorang
individu, untuk menentukan pilihan jurusan atau pekerjaan di masa yang akan
datang.
Dalam hal ini kedudukan BK karir terbagi menjadi beberapa makna yaitu :
1. BK Pola 17 Plus
2. BK Komprehensif (Perkembangan)
3. POP BK
4. BK Kurikulum 2013 (81 A)
5. BK Luar Negeri
Karir adalah itegrasi kerja dalam hidup seseorang yang mempertimbangkan
perjalanan hidup seseorang, serta mempengaruhi asppek lain dalam kehdupan
seperti psikologis, sosiologis, dan ekonomis. Untuk membantu individu
menemukan karir yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya maka peran
bimbingan konseling karir sangat penting.

B. Saran
Uraian makalah di atas masih terdapat banyak kekurangannya, untuk itu
penulis berharap kepada pembaca untuk dapat memberikan saran atau
kritikan yang dapat membangun, supaya kita sama dapat menyempurnakan
pembuatan makalah ini.

13
Daftar Pustaka
Hidayat, D,R. dkk. 2019. Karir: Teori dan aplikasi dalam bimbingan dan
konseling komprehensif. Jawa Barat: CV Jejak.
Kurniawan, A., dkk. 2021. Bimbingan karir: Implementasi pendidikan karakter.
Cirebon: Insania.
Likoff .,L., Chambers.J., Fogarty.S. (2008). Encyclopedia of careers and
vocational guidance, fourteenth edition. New York: Infobase Publishing.
Marinhu. 1992. Pengantar Bimbingan dan Konselng Karir. Jakarta: Bumi Aksara.
Saligman. 1994. Development Career counseling and Assessment (2nd.ed.).
London :SAGE.
Sukardi, D,K. 1998. Bimbingan dan konseling. Jakarta :Bina Aksra
Sukardi, D,K. 2003. Manajemen Bimbingan dan konseling di sekolah . Bandung:
Alpa Beta.
Suskie, L. 2009. Assessing Student Learning. USA: Library o congress
cataloging-in-Publication Data.
Winkel. Hastuti, S. 2007. Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan.
Yongyakarta: Media Abadi.
Yusuf, S. 2006. Program bimbingan dan dan konseling di sekolah (SLTP dan
SLTA.). Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Permana, S. A., Syahniar, S., & Daharnis, D. (2016). Pelaksanaan Layanan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4
Kerinci. Konselor, 3 (4), 168-179.
Isumit, F., Rohiat, R., & Zakaria , Z. (2017). Pengelolaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah MenengahAtas. Jurnal Manajemen Pendidikan,
H11(6).
Arif BS, M., Wirjosoehardjo, S.K., & Sudibyo, H. (2017). Penerapan Panduan
Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling. Jurnal Penelitian
PendidikanIndonesia, 2(3).
Khairiyyah, I. (2019). Implementasi Panduan Operasional Penyelenggaraan (POP)
Bimbingan dan Konseling DI MAN 2 Model Medan (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).

14

Anda mungkin juga menyukai