Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PRINSIP BK DI SEKOLAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu: Dr. Hj. Aminatuz Zahro M.Pd.I

Disusun Oleh:

Zahrotun Nadziro
NIM. 2021100012214

Wildatun Nafisah
NIM. 2021100012221

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM SYARIFUDDIN
WONOREJO-LUMAJANG
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Prinsip BK di
Sekolah”. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi kita, Nabi
Muhammad SAW karena atas perjuangan beliau kita dapat meneruskan kehidupan yang lebih
bermartabat yang di dasarkan oleh Iman dan Islam.

Terima kasih kami ucapkan kepada Nyai Dr. Hj. Aminatuz Zahro M.Pd.I, selaku
dosen pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling. Kami berharap dengan makalah ini
dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai materi Prinsip BK di Sekolah.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi bahasa, penyusunan dan pengetikannya. Maka dari itu, kami mengharap kritik dan
saran dari pembaca untuk makalah ini. Supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembacanya. Demikian apabila terdapat banyaknya kesalahan dalam penulisan, kami
memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Lumajang, 24 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah ........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2
A. Pengertian prinsip-prinsip dan Bimbingan Konseling ................................................ 2
B. Rumusan prinsip Bimbingan Konseling .................................................................... 3
C. Pengertian orientasi Bimbingan dan Konseling ......................................................... 6
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 10
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 10
B. Saran ............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bimbingan konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan dengan cara
konseling atau face to faceoleh seorang ahli yang biasa disebut konselor terhadap orang
yang mempunyai masalah untuk diatasi atau yang disebut konseli. Dalam dunia
pendidikan utamanya di sekolah, bimbingan konseling (BK) merupakan instrumen
penting dan memiliki peranan dalam perkembangan yang optimal bagi siswa. Seperti
kita ketahui bersama bahwa saat ini masih banyak petugas BK/guru BK bukan berasal
dari lulusan BK melainkan dari lulusan lain yang tidak ada sangkut paut nya dengan BK,
misal guru ekonomi, pendidikan agama, dll. Hal ini tentu berdampak pada pelayanan di
bk itu sendiri yang mana terkadang justru salah dalam menangani permasalahan siswa.
Misal siswa yang nakal justru dimarahi dan dicap seolah olah " penjahat "yang buru oleh
polisi ( dalam hal ini guru bk di sekolah). Salah dalam penanganan seperti ini yang
seharusnya dapat menjadi acuan untuk menjadikan orang yang bertugas di BK adalah
dari lulusan BK. Mengapa demikian?, karena ketika kompetensi nya terpenuhi otomatis
guru BK tersebut jelas paham dan menguasai seluk beluknya dalam menyelesaikan
permasalahan siswa nya. Dan yang pasti tidak dicap polisi sekolaholeh warga sekolah itu
sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari gambaran latar belakang diatas, maka akan memunculkan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
1.Apa pengertian prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling?
2. Bagaimana rumusan dari prinsip Bimbingan dan Konseling?
3. Apa pengertian orientasi bimbingan dan konseling

C. TUJUAN
Dari beberapa rumusan masalah diatas maka tentunya akan memunculkan
tujuan dari rumusan masalah diatas sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian prinsip prinsip Bimbingan dan Konseling
2. Untuk mengetahui rumusan dari prinsip Bimbingan dan Konseling
3. Untuk mengetahui orientasi bimbingan dan konseling

iii
BAB II

PEMBAHASAN

A.   Pengertian prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling

Prinsip yang berasal dari asal kata ” PRINSIPRA” yang artinya permulan dengan
suatu cara tertentu melahirkan hal-hal lain, yang keberadaanya tergantung dari pemula itu,
prinsip ini merupakam hasil perpaduan antara kajian teoritik dan teori lapangan yang terarah
yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan yang dimaksudkan. Prinsip dapat
diartikan sebagai permulaan untuk suatu cara tertentu yang akan melahirkan hal-hal lain,
yang  keberadaannya tergantung dari permulaan itu. Bimbingan Konseling membutuhkan
suatu prinsip atau aturan main dalam menjalankan program pelayanan bimbingan. Menurut
Prayitno dan Erman Amti  prinsip bimbingan konseling yaitu rumusan prinsip-prinsip
bimbingan dan konseling pada umumnya berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah
klien, tujuan dan  proses penanganan masalah,  program pelayanan dan penyelenggaraan
pelayanan.
Prinsip Bimbingan dan Konseling menguraikan tentang pokok-pokok dasar pemikiran
yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang harus di ikuti dalam
pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan dapat juga dijadikan sebagai seperangkat
landasan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah.
Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling adalah pemaduan hasil-hasil kajian teoritik
dan praktik yang dirumuskan dan digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan suatu
pelayanan. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling prinsip-prinsip yang digunakannya
bersumber dari kajian filosofis, hasil-hasil penelitian dan pengalaman praktis tentang hakikat
manusia, perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks sosial budayanya, pengertian,
tujuan, fungsi, dan proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
Misalnya Van Hoose (1969) mengemukakan bahwa:
1.      Bimbingan didasarkan pada keyakinan bahwa dalam diri tiap anak terkandung kebaikan-
kebaikan, setiap anak mempunyai potensi dan pendidikan hendaklah mampu membantu
anak memanfaatkan potensinya itu.
2.      Bimbingan didasarkan pada ide bahwa setiap anak adalah unik, seseoarang anak berbeda
dari yang lain.

iv
3.      Bimbingan merupakan bantuan kepada anak-anak dan pemuda dalam peertumbuhan dan
perkembangan mereka menjadi pribadi-pribadi yang sehat.
4.      Bimbingan merupakan usaha membantu mereka yang memerlukannya untuk mencapai
apa yang menjadi idaman masyarakat dan kehidupan umumnya.
5.      Bimbingan adalah pelayanan unik yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dengan latihan-
latihan khusus, dan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan diperlukan minat pribadi
yang khusus pula.
Berdasarkan butir-butir pernyataan yang telah dikemukakan oleh van Hosse itu adalah
benar, akan tetapi belum merupakan prinsip-prinsp yang jelas aplikasinya dalam praktik
bimbingan dan konseling. Oleh karena itu agar butir-butir pernyataan dari van Hosse dapat
dijadikan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling maka perlu ditambahkan pula aspek-aspek
operasionalnya.1
B. Rumusan Prinsip Bimbingan Konseling
Adapun rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan
objek dalam pelayanan bimbingan yaitu prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran
layanan, prinsip  yang  berkenaan dengan permasalahan idividu, prinsip yang berkenaan
dengan  program  pelayanan dan yang terakhir prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan
pelaksanaan pelayanan. Dari  empat rumusan tersebut, bimbingan dan konseling akan
tercapai sesuai keinginan konselor dan klien.2
Prinsip - Prinsip Umum
Adapun prinsip prinsip bimbingan dan konseling secara umum antara lain :
1) Bimbingan harus berfokus pada individu yang sedang di bimbingnya.
2) Bimbingan berupa memberikan bantuan supaya individu yang dibimbing mampu
mengarahkan dirinya dan menghadapi permasalahan dalam hidupnya.
2) Pemberian bantuan diselaraskan dengan kebutuhan individu yang sedang dibimbing.
3) Bimbingan berkaitan dengan sikap dan tingkah laku individu.
4) Pelaksanaan bimbingan dan konseling diawali dengan mengidentifikasi kebutuhan
yang dirasakan individu yang dibimbing.
5) Upaya pemberian bantuan harus dilakukan secara fleksibel.
6) Program bimbingan dan konseling harus dirumuskan sesuai dengan program
pendidikan dan pembelajaran di sekolah yang bersangkutan.

1
http://ulfahnurulwahdah.blogspot.com/2015/11/makalah-prinsip-prinsip-bimbingan.html
2
http://pembelajaranbimbingandankonseling.blogspot.com/2016/11/prinsip-prinsip-bimbingan-dan-
konseling.html

v
7) Implementasi program bimbingan dan konseling harus dipimpin oleh orang yang
memiliki potensi dan keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling serta
pelaksanaannya haruslah bekerjasama dengan berbagai pihak yang terkait hal
tersebut
8) Untuk mengetahui hasil dari upaya pelayanan bimbingan dan konseling, harus
diadakan penilaian atau ekuivalensi secara teratur dan berkesinambungan.
Prinsip-Prinsip Khusus (Berhubungan dengan Siswa)
Adapun prinsip – prinsip bimbingan konseling secara khusus yang berhubungan
langsung dengan siswa anatar lain :
1) Pelayanan BK harus diberikan langsung kepada semua siswa.
2) Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas pelayanan bimbingan dan konseling
kepada individu atau siswa.
3) Program pemberian bimbingan dan konseling harus berpusat pada siswa.
4) Pelayanan dan bimbingan konseling di sekolah dan madrasah harus dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan individu bersangkutan yang sifatnya beragam dan luas.
5) Keputusan akhir dalam proses BK dibentuk oleh siswa sendiri.
6) Siswa yang telah memperoleh bimbingan, harus secara berangsur-angsur dapat
menolong dirinya sendiri.
Prinsip - Prinsip Khusus (Berhubungan dengan Pembimbing)
Adapun prinsip – prinsip bimbingan konseling secara khusus yang berhubungan
langsung dengan pembimbing antar lain:
1) Konselor harus melakukan tugas sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
2) Konselor di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan
pengalaman, dan kemampuan.
3) Sebagai tuntutan profesi, pembimbing atau konselor harus senantiasa berusaha
mengembangkan dirinya dan keahliannya melalui berbagai kegiatan.
4) Konselor hendaknya selalu mempergunakan berbagai informasi yang tersedia tentang
siswa yang dibimbing beserta lingkungannya sebagai bahan yang membantu
innsividu yang bersangkutan kearah penyesuaian diri yang lebih baik.
5) Konselor harus menghormati, menjaga kerahasiaan informasi tentang siswa yang
dibimbingnya.
6) Konselor harus melaksanakan tugasnya hendaknya mempergunakan berbagai metode
yang sama.
Prinsip Yang Berkenaan dengan Tujuan Pedidikan

vi
Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling (baik yang terprogram atau
incidental) dimulai dengan pemahaman tentang tujuan layanan. Tujuan ini
selanjutnya akan diwujudkan melalui proses tertentu oleh seorang konselor. Dalam
pelaksanaan program bimbingan dan konseling konselor perlu mengadakan kerja
sama dengan berbagai pihak, baik dari dalam lembaga maupun dari luar lembaga
agar tercapainya perkembangan peserta didik secara optimal. Prinsip-prinsip yang
berkenaan denga hal tersebut adalah :
1) Tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah kemandirian setiap individu. Oleh
karena itu pelayanan bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk
mengembangkan konseli agar mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi
kesulitan atau permasalahan yang dihadapinya.
2) Dalam proses konseling keputusan yang diambil dan hendak dilakukan oleh konseli
hendaknya atas kemauan konseli sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari
konselor.
3) Permasalahan khusus yang dialami konseli harus ditangani oleh tenaga ahli dalam
bidang yang relevan dengan permasalaha khusus tersebut.
4) Bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional. Oleh jarena itu dilaksanakan
oleh tenaga ahli yang telah memperoleh pendidikan dan latihan latihan khusus dalam
bidang bimbingan konseling.
5) Guru dan orang tua memiliki tanggung jawab yang berkaitan dengan pelayanan
bimbingan konseling. Oleh karena itu kerjasama antar konselor dengan orang tua dan
guru sangat diperlukan.
6) Guru dan konselor berada dalam satu kerangka upaya pelayanan. Oleh karena itu
keduanya harus mengembangkan peranan yang saling melengkapi untuk mengurangi
hambatanhambatan yang menyebabkan terganggunya aktivitas belajar mengajar
disekolah maupun interaksi peserta didik terhadap lingkungan dimana ia berada.
7) Untuk mengelola pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik dan sejauh
mungkin memenuhi tuntutan individu, sebaiknya didakan program penilaian dan
himpunan data yang memuat hasil pengukuran dan penilaian.
Prinsip-prinsip berkenaan dengan permasalah individu
Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individu tidaklah
selalu positif, namun faktor-faktor negatif pasti ada yang berpengaruh dan dapat
menimbulkan hambatan-hambatan terhadap kelangsungan perkembangan dan

vii
kehidupan individu yang berupa masalah. Pelayanan BK hanya mampu menangani
masalah klien secara terbatas yang berkenaan dengan :
1) BK berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental atau fisik
individu terhadap penyesuaian dirinya dirumah, disekolah serta dalam kaitannya
dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap
kondisi mental dan fisik individu.
2) Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah
pada invidu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan BK.
Prinsip yang Berhubungan dengan pengorganisasian
Adapun prinsip – prinsip bimbingan konseling yang berhubungan dengan siswa
pengorganisasian anatar lain :
1) bimbingan dan konseling harus dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan.
2) Pelaksanaan bimbingan dan konseling ada di kartu pribadi (commulative record) bagi
setiap siswa.
3) program pelayanan bimbingan dan konseling harus disusun sesuai dengan kebutuhan
sekolah atau madrasah yang bersangkutan.
4) Harus ada pembagian waktu antar pembimbing, sehingga masing-masing
pembimbing.
5) Pendapat kesempatan yang sama dalam memberikan bimbingan dan
konseling.Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam situasi individu atau
kelompok sesuai dengan masalah yang dipecahkan dan metode yang dipergunakan
dalam mememcahkan masalah terkait.
6) Dalam menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling, sekolah dan madrasah
harus bekerja sama dengan berbagai pihak.
7) Kepala sekolah atau madrasah merupakan penanggung jawab utama dalam
penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah.3
C. Pengertian Orientasi Bimbingan dan Konseling
Orientasi yang dimaksud dalam bimbingan dan konseling ialah “ pusat perhatian” atau “ titik
berat pandangan”. Misalnya, seseorang yang berorientasi ekonomi dalam pegaulan, maka ia
akan menitik beratkan pandangan atau memusatkan perhatian pada perhitungan untung- rugi
yang dapat ditimbulkan oleh pergaulan yang ia adakan dengan orang lain, sedangkan orang
yang berorientasi agama akan melihat pergaulan sebagai lapangan tempat dilangsungkannya
ibadah menurut agama. Orientasi setiap orang berbeda-beda, karena pada dasarnya, manusia
3
Mugiarso, Heru. et al. 2011. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Unnes Press

viii
memiliki keunikan tersendiri, atau pusat perhatiannya sendiri. Sama halnya dengan orientasi
pada bimbingan dan konseling, dalam bimbingan konseling orientasi yang dimaksudkan
adalah penanganan masalah berdasarkan pusat perhatian yang di bagi menjadi tiga yaitu
perseorangan, perkembangan,
Pengertian orientasi bimbingan dan konseling permasalahan, pembinaan hubungan dan
orientasi lainnya yang terdapat dalam bimbingan dan konseling. Menurut Prayitno dan Amti
dalam bukunya Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, orientasi bimbingan dan konseling ada
tiga yaitu orientasi perseorangan, perkembangan, dan permasalahan. Berikut adalah
penjelasannya :
1) Orientasi perorangan
Menurut Priyatno dan Amti, bahwa bimbingan konseling memiliki orientasi
perorangan yang artinya bimbingan dan konseling yag dilakukan oleh konselor lebih
menitik beratkan pandangan pada siswa secara individual. Sehingga konselor
memperhatikan satu persatu siswanya. Konselor selain harus memahami setiap
siswanya, konselor juga harus tetap memahami keseluruhan dari siswa sebagai
kelompok belajar dalam kelas karena hal tersebut penting. Kondisi keseluruhan siswa
merupakan bentuk dari dampak yang diterima oleh setiap siswa, baik positif ataupun
negatif. Pemusatan perhatian pada setiap individu ini bukan berarti mengabaikan
kepentingan kelompok dari individu lainnya. Dalam hal ini, hubungan kelompok dan
individu dilihat dari hubungan timbal baliknya. Sehingga, dengan kata lain.
Kelompok dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan dan kebahagiaan
individu, dan bukan sebalinya. Sehingga arti dari orientasi bimbingan dan konseling
perorangan adalah pemusatan perhatian kepada setiap individu tanpa melupakan
pemusatan perhatian pada lingkungan kelompok yang ada, sehingga kelompok
diharapkan dapat bermanfaat untuk individu tersebut. Beberapa kaidah yang berkaitan
dengan orientasi perorangan dalam bimbingan dan konseling : Semua kegiatan yang
diselenggarakan dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling diarahkan untuk
peningkatan sasaran pelayanan dalam bimbingan dan konseling. Pelayanan bimbingan
dan konseling meliputi kegiatan berkenaan dengan individu untuk memahami
kebutuhannya, motivasinya, kemampuan potensialnya, untuk membantu individu
menghargai arti kebutuhan, motivasi, dan potensinya untuk pengembangannya secara
optimal. Setiap klien harus ditangani secara individual Konselor bertanggung jawab
untuk memahami minat, bakat, dan perasaan klien
2) Orientasi perkembangan

ix
Salah satu fungsi bimbingan dan konseling adalah fungsi pemeliharaan dan
pengembangan. Orientasi pengembangan dalam bimbingan dan konseling lebih
menekan pada kepentingan peranan perkembangan yang terjadi dan seharusnya
terjadi pada setiap diri manusia. Sehigga maksud dari orientasi perkembangan adalah
bimbingan dan konseling yang memusatkan perhatian pada proses perkembangan.
Menurut Myrick perkembangan individu secara tradisional sari dulu sampai sekarang
menjadi inti dari pelayanan bimbingan. Menurut Ivey dari Orientasi Perseorangan
Orientasi Perkembangan Rigazio Diligio menekan bahwa orientasi perkembangan
justru merupakan ciri khas yang menjadi inti gerakan bimbingan dan konseling,
karena perkembangan merupakan konsep inti dan keterpaduan dengan motivasi dan
kemampuan potensial manusia, yang unik, untuk membantu orang menghargai
perbedaan. Secara khusus, Thompson dan Rudolph melihat perkembangan individu
dari sudut perkembangan kognisi. Dalam perkembangannya, anak-anak
berkemungkinan mengalami hambatan perkembangan kognisi dalam empat bentuk:
Hambatan egosentrisme, yaitu ketidakmampuan melihat kemungkinan ain di luar apa
yang dipahaminya. Hambatan konsetrasi, yaitu ketidakmampuan untuk memusatkan
perhatian pada lebih dari satu aspek tentang suatu hal. Hambatan reversibilitas, yaitu
ketidakmampuan menelusuri alur yang terbalik dari alur yang dipahami semula.
Hambatan transformasi, yaitu ketidakmampuan meletakkan sesuatu pada susunan
uruta yang ditetapkan.
3) Orientasi permasalahan
Ada yang mengatakan bahwa hidup dan berkembangan itu mengandung risiko.
Perjalanan kehidupan dan proses perkembangan sering kali ternyata tidak mulus,
banyak mengalami hambatan dan rintangan. Terkadang apa yang di cita-citakan dan
yang di harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Masalah selalu datang dengan bobot
yang berbeda-beda, permasalahan datang dari lingkungan yang bermacam-macam,
dan masalah ada jalan keluarnya dari mana saja, selama seseorang itu masih berusaha.
Permasalahan yang dapat menghambat dan menjadi runtangan dari perkembangan
dan masa depan tentu akan menjadi suatu masalah dan menggagu dalam tercapainya
kebahagiaan itu. Agar tujuan hidup dan perkembangan, yang sebagainya itu dapat
tercapai dengan sebaik-baiknya, maka resiko yang mungkin menimpa kehidupan dan
perkembangan itu harus dihadapi dan harus selalui diwaspadai. Dalam bimbingan dan
konseling yang telah di bicarakan, orientasi masalah secara langsung memiliki
sangkut-paut degan fungsi pencegahan dan pengentasan. Untuk fungsi pencegahan

x
sendiri, agar individu dapat terhindar dari masalah yang mungkin akan membebani
dirinya, sedangkan fungsi pengetasan adalah individu yang telah teranjur terkena
masalah dapat menuntaskan masalahnya. Dengan demikian, konsep orientasi masalah
atau permasalahan terentang seluas daerah beroperasinya fungsi-fungsi bimbingan,
dan dengan demikian orientasi permasalahn ini masuk kedalam jenis layanan dan
kegiatan bimbingan da konseling. Jenis masalah yang (mungkin) diderita oleh indivdu
amat bervariasi. Roos L. mengidentifikasi 330 masalah yang digolongkan kedalam
kelompok masalah, yaitu yang berkenaan dengan Orientasi Permasalahan
Perkembangan jasmani dan kesehatan Keuangan, keadaan lingkungan , dan pekerjaan
Kegiatan sosial dan reaksi Hubungan muda-mudi, pacaran dan perkawinan Hubungan
sosial kejiwaan Keadaan pribadi kejiwaan Moral dan agama Keadaan rumah dan
keluarga Masa depan pendidikan dan pekerjaan 10. Penyesuaian terhadap tugas –
tugas sekolah 11. Kurikulum sekolah dan prosedur pengajaran Setiap individu
memiliki masalah yang beragam termasuk kedalam penggolong masalah di atas,
terkadang terdapat individu yang memiliki dua masalah dengan intensitas yang
berbeda. Dengan adanya orientasi bimbingan dan konseling, konselor dapat
membantu kliennya dengan lebih mendetail. Apakah klien memiliki masalah dalam
perseorangan, perkembangannya yang mengalami kendala, ataupun permsalahan yang
menghambat jalannya menuju yang di citacitakan.4

4
Prayitno, Anti E. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : PT Asdi Mahasutya

xi
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan penjabaran diatas prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang
berkaitan dengan objek dalam pelayanan bimbingan yaitu prinsip-prinsip yang
berkaitan dengan sasaran layanan, prinsip yang berkaitan dengan permasalahan idividu,
prinsip yang berkaitan dengan program pelayanan dan yang terakhir prinsip yang
berkaitan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan. Dari empat rumusan tersebut,
bimbingan dan konseling bisa dinyatakan tercapai apabila telah sesuai keinginan
konselor dan klien. Jadi, sebagai calon konselor yang baik, maka sangatlah penting
dalam mempelajari dan mengetahui dasardasar tentang prinsip-prinsip bimbingan
konseling, baik prinsip umum dan prinsip khususnya. Yang mana bagi kita seorang
calon pendidik berguna dalam melakukan pembelajaran di kelas nantinya.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian prinsip bimbingan
dan konseling adalah panduan hasil abstraksi dari teori dan hasil penelitian dari praktek
yang dirumuskan dan dijadikan pedoman dan dasar bagi kegiatan pelayanan yang
berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah individu, program, dan penyelenggraan
bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip yang disebutkan diatas memiliki penjelasan
masing-masing secara lebih rinci. Orientasi dalam bimbingan dan konseling maksudnya
yaitu dalam bimbingan dan konseling ialah “ pusat perhatian” atau “ titik berat
pandangan”. Terdapat tiga orientasi bimbingan konseling yang dikemukakan oleh
Prayitno dan Amti dalam dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, orientasi bimbingan
dan konseling yaitu orientasi perseorangan, perkembangan, dan permasalahan.
B. SARAN
Demikianlah makalah berjudul “PRINSIP BK DI SEKOLAH” ini. Kami
penyusun membuat berdasarkan sumber yang ada sehingga perlulah bagi para pembaca
untuk memberikan saran yang membantu supaya makalah ini lebih baik untuk
selanjutnya.

xii
DAFTAR PUSTAKA

http://ulfahnurulwahdah.blogspot.com/2015/11/makalah-prinsip-prinsip-bimbingan.html

http://pembelajaranbimbingandankonseling.blogspot.com/2016/11/prinsip-prinsip-
bimbingan-dan-konseling.html

Mugiarso, Heru. et al. 2011. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Unnes Press

Prayitno, Anti E. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : PT Asdi


Mahasutya

xiii

Anda mungkin juga menyukai