Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING

“ASAS-ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING”

Dosen Pengampu : Dr. Puji Gusri Handayani, M.Pd.,Kons

Kelompok 5:

Fitri Hayati (22075021)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, tak lupa pula shalawat serta salam
kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Ucapan terima kasih kepada Ibu
Dr. Puji Gusri Handayani, M.Pd.,Kons selaku dosen pembimbing Mata Kuliah yang berkenan
membimbing kami sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu. Makalah ini
mengupas "Asas-asas bimbingan dan konseling". melalui makalah ini kami mencoba memebahas
berbagai permasalahan pendidikan, serta menggali bagaimana solusi untuk mengatasinya.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan baik dari
segi isi, bentuk, maupun pemaparannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik konstruktif
dari pembaca untuk penyempurnaan penulisan makalah selanjutnya. Akhir kata, semoga.
makalah ini dapat memberikan manfaat seluas-luasnya terutama bagi mahasiswa dan calon
pendidik khususnya.

Padang, Maret 2024

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Asas-Asas Bimbingan dan Konseling .......................................................... 2

B. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling ............................................................................ 2

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.. ................................................................................................................... 6

B. Saran........... .................................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan konseling merupakan bagian yang sangat penting dalam pendidikan di
Indonesia dalam upaya membantu peserta didik mencapai perkembangan yang optimal, sesuai
dengan potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan konseling di
sekolah merupakan tanggung jawab bersama antara personel sekolah yaitu kepala sekolah,
guru, konselor, dan pengawas.
Bimbingan konseling ini lebih banyak dituntut sebagai “pusat perhatian” siswa dalam
memasuki dunia pendidikan dan membantu siswa beradaptasi, serta sebagai sarana kebutuhan
siswa dalam menjalankan pendidikannya. Bimbingan konseling ini meliputi sikap mental,
kemandirian, pengarahan dalam pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian asas-asas bimbingan dan konseling
2. Asas-asas bimbingan dan konseling

C. Tujuan
1. Menjelaskan Pengertian asas-asas bimbingan dan konseling
2. Menjelaskan asas-asas bimbingan dan konseling

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asas-Asas Bimbingan dan Koseling


Asas artinya landasan (sesuatu yang menjadi dasar pemikiran atau pendapat). Cita-cita
dasar, dan hukum-hukum dasar. Prinsip bimbingan dan konseling merupakan ketentuan yang
wajib diterapkan dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling. (Halaen, 2002,: 63)
Pelayanan BK kepada peserta didik berjalan dengan baik dan sasaran/tujuan yang diinginkan
dapat tercapai yaitu dengan adanya prinsip-prinsip, sebaliknya jika prinsip-prinsip dalam BK
tidak dilaksanakan dengan baik maka akan menimbulkan kerugian. terganggunya kelancaran
proses pelayanan dan hasil yang diperoleh dari guru bimbingan konselor kurang efektif.
(Suhesti, 2012)

B. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling


Asas asas dalam BK memberi berbagai layanan BK Asas-Asas Bimbingan Konseling
Menurut Prayetno (2009:115), asas-asas bimbingan dan konseling yaitu asas kerahasiaan,
kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan,
keterpaduan,kenormatifan, keahlian, alih tangan dan tut wuri handayani.
1. Asas Kerahasiaan
Asas kerahasiaan ini menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang
peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan. Dalam hal ini guru pembimbing
berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga
kerahasiaannya benar-benar terjamin. Contoh: ada seorang konseli yang menceritakan
kepada konselor bahwa dia memiliki penyakit HIV yang didapatnya sejak lama, maka
seorang konselor harus menjaga kerahasian tersebur agar penyakit konseli itu tidak
diketahui oleh orang banyak.

2. Asas Kesukarelaan.
Jika asas kerahasiaan benar-benar sudah tertanam pada diri siswa atau klien, maka
sangat dapat diharapkan bahwa mereka yang mengalami masalah akan dengan sukarela
membawa masalahnya itu kepada pembimbing untuk meminta bimbingan. Contoh :

2
peserta didik yang selalu tidak masuk dikarenakan tidak suka pada salah satu mata
pelajaran di sekolahnya, sebagai guru konselor, seharusnya mengubah sikap atau perilaku
konseli tersebut agar dapat suka pada mata pelajaran tersebut dengan selalu membina dan
mengembangkannya.

3. Asas Keterbukaan
Bimbingan dan konseling yang efisien hanya berlangsung dalam suasana keterbukaan.
Baik klien maupun konselor harus bersifat terbuka. Keterbukaan ini bukan hanya sekadar
berarti bersedia menerima saran-saran dari luar tetapi dalam hal ini lebih penting dari
masing-masing yang bersangkutan bersedia membuka diri untuk kepentingan pemecahan
masalah yang dimaksud. Contoh : konselor harus dapat mengubah konseli yang tertutup
menjadi terbuka dan tidak berpura-pura dalam menceritakan masalah pribadinya sendiri,
sehingga konseli dapat berbicara jujur dan merasa nyaman dalam menyampaikan
masalahnya.

4. Asas Kekinian
Masalah individu yang ditanggulangi adalah masalah yang sedang dirasakan bukan
masalah yang sudah lampau, dan bukan masalah yang akan dialami masa mendatang.
Asas kekinian juga mengandung pengertian bahwa konselor tidak boleh menunda-nunda
pemberian bantuan. Dia harus mendahulukan kepentingan klien dari pada yang lain.
Contoh : konselor tidak hanya berfokus pada masalah yang telah dihadapi, tetapi konselor
harusterus memantau perkembangan konseli baik fidik dan psikisnya.

5. Asas Kemandirian.
Dalam memberikan layanan pembimbing hendaklah selalu menghidupkan
kemandirian pada diri orang yang dibimbing, jangan sampai orang yang dibimbing itu
menjadi tergantung kepada orang lain, khususnya para pembimbing/ konselor. Contoh :
konselor harus bisa menumbuhkan semangat konseli, misalkan saja konseli itu memiliki
cacat fisik, konselor harus bisa menumbuhkan rasa semangat hidup dengan cara
memberikan pemahaman agar konseli tersebut menjadi diri yang mandiri.

3
6. Asas Kegiatan.
Usaha layanan bimbingan dan konseling akan memberikan buah yang tidak berarti,
bila individu yang dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan
bimbingan. Hasil-hasil usaha bimbingan tidak tercipta dengan sendirinya tetapi harus
diraih oleh individu yang bersangkutan. Contoh : konselor harus bisa membuat suatu
program seperti ospek atau MOS bagi siswa baru agar konseli dapat mengenali
lingkungan yang baru serta mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan yang baru.

7. Asas Kedinamisan.
Upaya layanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan dalam
individu yang dibimbing yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan
tidaklah sekadar mengulang-ulang hal-hal lama yang bersifat monoton, melainkan
perubahan yang selalu menuju ke suatu pembaruan, sesuatu yang lebih maju. Contoh :
konselor harus mampu mengikuti pergerakan zaman, agar konselor dapat menyelesaikan
suatu permasalahan yang pada seorang konseli yang semakin kompleks misalnya keluarga
broken serta pergaulan bebas dikalangan remaja

8. Asas Keterpaduan.
Layanan bimbingan dan konseling memadukan berbagai aspek individu yang
dibimbing, sebagaimana diketahui individu yang dibimbing itu memiliki berbagai segi
kalau keadaanya tidak saling serasi dan terpadu justru akan menimbulkan masalah.
Contoh : seorang konseli melakukan kerjasama dengan psikologi seks maupun dokter
kandungan dan mengundang ke sekolah untuk memberikan pemahaman kepad peserta
didik di sekolah agar konseli memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih jelas
tentang seks, upaya mereka tidak terjerat dalam pergaulan bebas.

9. Asas Kenormatifan.
Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang
berlaku, baik ditinjau dari norma agama, norma adat, norma hukum/negara, norma ilmu
ataupun kebiasaan sehari-hari. Asas kenormatifan ini diterapkan terhadap isi maupun
proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Contoh : seorang konselor dalam

4
menjalankan tugasnya, harus sesuai dengan norma, hukum, adat istiadat, sehingga tercipta
suasana yang harmonis siantara konseli dengan konselor.

10. Asas Keahlian.


Usaha layanan bimbingan dan konseling secara teratur, sistematik dan dengan
mempergunakan teknik serta alat yang memadai. Untuk itu para konselor perlu
mendapatkan latihan secukupnya, sehingga dengan itu akan dapat dicapai keberhasilan
usaha pemberian layanan. Contoh : konseor harus bersikap seperti konselor bukan
bersikap seperti dokter maupun yang lainnya yaitu memberikan sepenuhnya semua
keputusan pada konseli.

11. Asas Alih tangan.


Asas ini mengisyaratkan bahwa bila seorang petugas bimbingan dan konseling sudah
mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu klien belum dapat terbantu
sebagaimana yang diharapkan, maka petugas ini mengalih tangankan klien tersebut
kepada petugas atau badan lain yang lebih ahli. Contoh : konselor tidak dapat bertindak
sendiri dalam konteks, konselor harus melakukan kerjasama engan pihak yang lebih
kompeten dalam kasus ini seperti membawa konseli tersebut pada seorang psikiater
maupun dokter.

12. Asas Tutwuri handayani.


Asas tutwuri handayani yaitu asas BK yang mengkehendaki agar pelayanan BK secara
keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberi rasa aman),
mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan serta kesempatan
yang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk maju.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asas artinya landasan (sesuatu yang menjadi dasar pemikiran atau pendapat). Cita-cita
dasar, dan hukum-hukum dasar. Prinsip bimbingan dan konseling merupakan ketentuan yang
wajib diterapkan dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling. (Halaen, 2002,: 63)

Asas-asas bimbingan dan konseling

1. Asas kerahasian
2. Asas sukarela
3. Asas keterbuakaan
4. Asas kekinian
5. Asas kemandirian.
6. Asas kegiatan
7. Asas kedinamisan.
8. Asas keterpaduan.
9. Asas kenormatifan.
10. Asas keahlian.
11. Asas alih tangan.
12. Asas tut wuri handayan

B. Saran
Semoga dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penyusun dapat
memahami dengan baik. Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh
pembaca dan pemakalah mengharapkan kritikan yang bersifat membangun untuk pembuatan
makalah yang akan datang

6
DAFTAR PUSTAKA
DINI, Ida Rahma. Bimbingan Konseling. Universitas Negeri Padang, 2021.
JANNAH, Yasinta Nur Miftakhul; SUHARSO, Suharso. Pelaksanaan Asas-Asas BK Dalam Pelayanan BK
(Ditinjau dari Persepsi Siswa). Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and
Application, 2015, 4.3.

7
1

Anda mungkin juga menyukai