Anda di halaman 1dari 12

Tugas Ke-5

Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling

MENGANALISIS PENGERTIAN DAN CONTOH PENERAPAN ASAS-ASAS BK

Dosen Pengampu : Soeci Izzati Adlya,S.Pd.,M.Pd.

Oleh :

Putria Ersyah Karmita Lubis / 21033033

PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................................. i


Daftar Isi ............................................................................................................................ ii
Mind Mapping .................................................................................................................. 1
Ringkasan Materi ............................................................................................................. 2
A. Pengertian Dan Contoh Penerapan Asas Bk ........................................................... 2
Daftar Pustaka .................................................................................................................. 6
Pertanyaan dan Jawaban ................................................................................................. 7
A. Soal Objektif ........................................................................................................... 7
B. Soal Essai ................................................................................................................ 8

ii
Mind Mapping

1
Ringkasan Materi
PENGERTIAN DAN CONTOH PENERAPAN ASAS-ASAS BK
A. Pengertian dan Contoh Penerapan Asas-Asas BK
Asas bimbingan dan konseling adalah prinsip-prinsip dasar yang menjadi pedoman dalam
menjalankan proses bimbingan dan konseling. Penyelenggaraan layanan dan kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling selain dimuati oleh fungsi dan didasarkan pada
prinsip-prinsip tertentu, juga dituntut untuk memenuhi sejumlah asas bimbingan.
Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin
keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau
bahkan menggagalkan pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri. Betapa pentingnya asas-asas
bimbingan konseling ini sehingga dikatakan sebagai jiwa dan nafas dari seluruh
kehidupan layanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas ini tidak dijalankan
dengan baik, maka penyelenggaraan bimbingan dan konseling akan berjalan tersendat-
sendat atau bahkan terhenti sama sekali. Asas- asas bimbingan dan konseling tersebut
adalah :
1. Asas Kedinamisan; Yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran
layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan
terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangannya dari waktu ke waktu.

Contoh Penerapan Asa Kedinamisan:


Seorang konselor harus mampu mengikuti pergerakan jaman,agar konselor dapat
menyelesaikan suatu permasalahan yang ada pada seorang konseli yang semakin
kompleks.misalnya keluarga broken,serta pergaulan bebas dikalangan pemuda.

2. Asas Keterpaduan; Yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak
lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama dan
koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan bimbingan dan konseling
menjadi amat penting dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya.

Contoh Penerapan Asas Keterpaduan:

2
Seorang konseli melakukan kerjasama dengan seorang psikologi seks maupun dokter
kandungan,dan mengundangnya kesekolah untuk memberikan pemahaman kepada
peserta didik di sekolah agar konseli/peserta didik memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang lebih jelas tentang seks.supaya mereka tidak terjerat dalam
pergaulan bebas.

3. Asas Kenormatifan; Yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum,
peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan – kebiasaan yang berlaku.
Bahkan lebih jauh lagi, melalui segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling
ini harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami,
menghayati dan mengamalkan norma-norma tersebut.

Contoh Penerapan Asas Kenormatifan:


Seorang konselor dalam menjalankan tugasnya,harus sesuai dengan
norma,hukum,dan adat istiadat.sehingga tercipta suasana yang harmonis diantara
konseli dan konselor.karena seorang konselor yang professional harus bias
menciptakan suasana yang nyaman bagi seorang konseli.

4. Asas keahlian; Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar layanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah
professional. Dalam hal ini,para pelaksana bimbingan dan konseling hendaklah
tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbi9ngan dan konseling.

Contoh Penerapan Asas Keahlian :


Apabila ada seorang konseli/peserta didik yang datang pada seorang konselor,seorang
konselor harus bersikap sebagai konselor.bukan bersikap pada seperti dokter maupun
yang lainnya.yaitu memberikan sepenuhnya semua keputusan pada konseli.

5. Asas Alih Tangan Khasus; Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan
konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (konseli)
mengalih tangankan permalahan itu kepada pihak yang lebih ahli.

3
Contoh Penerapan Asas Alih Tangan :
Ada seorang peserta didik/konseli yang mengalami stress gara tidak lulus
sekolah,seorang konselor tidak dapat bertidak sendiri dalam konteks ini.seorang
konselor haru melakukan kerjasama dengna pihak yang lebih kompeten dalam kasus
ini.seperti membawa konseli tersebut pada seorang psikiater maupun dokter.

6. Asas Tut Wuri Handayani; Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan menciptakan suasana
mengayomi, mengembangkan keteladanan dan memberikan rangsangan dan
dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada konseli untuk maju.

Contoh Penerapan Asas Tut Wuri Handayani :


Seorang konselor harus menjadi guru teladan,dan menyenangkan.agar peserta didik /
konseli tidak takut menceritakan masalahnya kepada kita,dan mampu mengayomi
peserta didik.

Menurut Prayitno (2015: 115), asas-asas bimbingan dan konseling yaitu asas
kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan,
keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan dan tut wuri handayani. Adapun
penjelasan mengenai asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:
1. Asas Kerahasiaan
Asas kerahasiaan ini menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang
peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan.
2. Asas Kesukarelaan
Jika asas kerahasiaan benar-benar sudah tertanam pada diri siswa atau klien, maka
sangat dapat diharapkan bahwa mereka yang mengalami masalah akan dengan
sukarela membawa masalahnya itu kepada pembimbing untuk meminta bimbingan.
3. Asas Keterbukaan
Bimbingan dan konseling yang efisien hanya berlangsung dalam suasana keterbukaan.
Baik klien maupun konselor harus bersifat terbuka. Keterbukaan ini bukan hanya
sekedar berarti bersedia menerima saran-saran dari luar tetapi dalam hal ini lebih
penting dari masing-masing yang bersangkutan bersedia membuka diri untuk
kepentingan pemecahan masalah yang dimaksud.
4. Asas Kekinian.

4
Masalah individu yang ditanggulangi adalah masalah yang sedang dirasakan bukan
masalah yang sudah lampau, dan bukan masalah yang akan dialami masa mendatang.
Asas kekinian juga mengandung pengertian bahwa konselor tidak boleh menunda-
nunda pemberian bantuan. Dia harus mendahulukan kepentingan klien dari pada yang
lain.
5. Asas Kemandirian.
Dalam memberikan layanan pembimbing hendaklah selalu menghidupkan
kemandirian pada diri orang yang dibimbing, jangan sampai orang yang dibimbing itu
menjadi tergantung kepada orang lain, khususnya para pembimbing/konselor.
6. Asas Kegiatan
Usaha layanan bimbingan dan konseling akan memberikan buah yang tidak berarti,
bila individu yang dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan
bimbingan. Hasil-hasil usaha bimbingan tidak tercipta dengan sendirinya tetapi harus
diraih oleh individu yang bersangkutan.
7. Asas Kedinamisan
Upaya layanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan dalam
individu yang dibimbing yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik.
Perubahan tidaklah sekadar mengulang-ulang hal-hal lama yang bersifat monoton,
melainkan perubahan yang selalu menuju ke suaru pembaruan, sesuatu yang lebih
maju.
8. Asas Keterpaduan
Layanan bimbingan dan konseling memadukan berbagai aspek individu yang
dibimbing, sebagaimana diketahui individu yang dibimbing itu memiliki berbagai segi
kalau keadaanya tidak saling serasi dan terpadu justru akan menimbulkan masalah.
9. Asas Kenormatifan
Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang
berlaku, baik ditinjau dari norma agama, norma adat, norma hukum/negara, norma
ilmu ataupun kebiasaan sehari hari. Asas kenormatifan ini diterapkan terhadap isi
maupun proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
10. Asas Keahlian
Usaha layanan bimbingan dan konseling secara teratur, sistematik dan dengan
mempergunakan teknik serta alat yang memadai. Untuk itu para konselor perlu
mendapatkan latihan secukupnya, sehingga dengan itu akan dapat dicapai keberhasilan
usaha pemberian layanan
11. Asas Alih tangan
5
Asas ini mengisyaratkan bahwa bila seorang petugas bimbingan dan konseling sudah
mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu klien belum dapat terbantu
sebagaimana yang diharapkan, maka petugas ini mengalih-tangankan klien tersebut
kepada petugas atau badan lain yang lebih ahli.
12. Asas Tutwuri Handayani
Asas ini menunjukkan pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam rangka
hubungan keseluruhan antara pembimbing dan yang dibimbing. Asas tut wuri
handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan bimbingan
dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan
rasa aman), mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan, serta
kesempatan yang seluas-luasnya kepada klien untuk maju.Demikian juga segenap layanan
atau kegiatan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan hendaknya disertai dan
sekaligus dapat membangun suasana pengayoman, keteladanan, dan dorongan.

6
DAFTAR PUSTAKA
Hallen, 2002. Bimbingan dan Konseling. Liputan Press : Jakarta
Prayitno dan Erman Amfi. 1995. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Reneka Cipta :
Jakarta
Sukardi, Dewa Ketut, 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah.
Surya, Moh, 1998. Dasar – Dasar Konseling Pendidikan (Teori dan Konsep).Yogyakarta:
Kota Kembang.
Syafriana N.H & Abdillah, 2019. Bimbingan Konseling “Konsep, Teori dan Aplikasinya”.
Medan: Penerbit LPPPI.
Tidjan, dkk. 2000. Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah. Yogyakarta: UNY Press.
Tohrin, 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Masyarakat (Berbasis Integrasi).
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Walgito, Bimo, 2004. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Andi Offset.

7
Pertanyaan Dan Jawaban

A. Soal Objektif
1. “Seorang konselor harus mampu mengikuti pergerakan jaman,agar konselor dapat
menyelesaikan suatu permasalahan yang pada seorang konseli yang semakin
kompleks.misalnya keluarga broken,serta pergaulan bebas dikalangan pemuda”. Ini
merupakan penerapan dari asas.…
a. Tut Wuri Handayani d. Keberlanjutan
b. Kedinamisan e. Kerahasiaan
c. Kenormatifan
2. Asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling,
baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang,
harmonis dan terpadukan merupakan asas….
a. Kemandirian d. Keterpaduan
b. Kerahasiaan e. Keterbukaan
c. Tutwuri Handayani
3. “Seorang konselor harus menjadi guru teladan,dan menyenangkan.agar peserta didik /
konseli tidak takut menceritakan masalahnya kepada kita,dan mampu mengayomi peserta
didik”. Hal ini merupakaan penerapan dari asas…
a. Tutwuri Handayani d. Asas keterbukaan
b. Asas kegiatan e. Asas Kerahasiaan
c. Asas Kenormatifan
4. Asas apa yang bila seorang petugas bimbingan dan konseling sudah mengerahkan
segenap kemampuannya untuk membantu klien belum dapat terbantu sebagaimana yang
diharapkan, maka petugas ini mengalih-tangankan klien tersebut kepada petugas atau
badan lain yang lebih ahli….
a. Asas Keterbukaan d. Asas Alih Tangan
b. Asas Kemandirian e. Asas kebebasan
c. Asas Kenormatifan
5. “Apabila ada seorang konseli/peserta didik yang datang pada seorang konselor,seorang
konselor harus bersikap sebagai konselor,bukan bersikap pada seperti dokter maupun
yang lainnya.yaitu memberikan sepenuhnya semua keputusan pada konseli”. Ini
merupakan penerapan dari asas….
a. Asas kegiatan d. Asas kesukarelaan
b. Asas keterbukaan e. Asas kerahasiaan
c. Asas keahlian

8
Kunci Jawaban
1. B
2. D
3. A
4. D
5. C

B. Soal Essai
1. Apa tujuan penerapan asas kedinamisan dalam layanan bimbingan dan konseling, dan
bagaimana cara konselor menerapkan asas kedinamisan dalam layanan BK?
2. Dalam kondisi yang bagaimana seorang konselor dapat melakukan referal asas alih tangan
dan bagaimana klien yang harus ditangani denngan asas alih tangan ini?
3. Apa tujuan dari asas keterpaduan dan bagaimana jika tujuan asas keterpaduan ini tidak
tercapai?

Kunci Jawaban :
1. Asas kedinamisan mengkehendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan yang sama
kehendaknya selalu bergerak maju,tidak monoton,dan terus berkembang serta
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembanganya dari waktu ke waktu.
Keberhasilan usaha pelayanan bimbingan dan konseling ditandai dengan terjadinya
perubahan sikap dan tingkah laku konseli ke arah yang lebih baik.
Cara menerapkan asas kedinamisan ini seorang konselor harus mampu mengikuti
pergerakan zaman , agar konselor dapat menyelesaikan suatu permasalahn yang pada
seorang konseli yang semakin kompleks misalnya keluarga broken serta pergaulan bebas
dikalangan pemuda.

2. Asas alih tangan terjadi apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk
menangani masalah klien, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalihtangankan klien
kepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan kepolisian.
Klien yang sebaiknya direferal adalah mereka yang memiliki masalah, seperti depresi,
tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit kronis. Dalam kegiatan
referal juga terdapat pendekatan dan tekniknya yang harus difahami oleh konselor agar

9
dalam proses pelaksanaan referal tidak terjadi permasalahan yang tidak di inginkan oleh
subjek yang masuk dalam komponen-komponek dalam kegiatan referal.
3. Adapun tujuan dari asas keterpaduan yaitu agar berbagai layanan dan kegiatan BK , baik
yang di lakuakn oleh guru BK/konselor maupun pihak lain ,saling menunjang ,harmonis
dan terpaduan. Pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjalin keterpaduan
berbagai aspek dari individu yang dibimbing.
Jika tujuan dari asas keterpaduan ini tidak sesuai yang diharapkan maka tidak terjalinnya
keharmonisan antara konselor dengan pihak lain dan tidak adanya kerjasama dengan pihak
lain akan membuat klien menjadi ragu untuk menyelesaikan permasalahannya dengan
konselor.

10

Anda mungkin juga menyukai