Anda di halaman 1dari 7

RESUME

“ASAS-ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING”

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling yang
Diampu oleh Prof. Dr. Herman Nirwana, M.Pd, Kons.

Ratih Ratna Sari


17016070/2017

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
Asas-Asas Bimbingan dan Konseling

Menurut Amalia Rizki Pautina,(2017)(online) Asas Bimbingan dan Konselin merupakan


kaidah atau pedoman yang menentukan keberhasilan dan keterlaksanaan layanan Bimbingan
dan Konseling. Apabila asas-asas Bimbingan dan konseling terlaksana dengan baik, maka
proses pelayanan Bimbingan dan Konseling akan mengarah tercapainyatujuan yang
diharapkan.

Menurut Prayitno dan Amti (2004) (dalam Yasinta Nur Miftakhul Jannah,2015)
Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling (BK) di sekolah tidak terlepas dari asas asas
dalam BK Karena pada pelaksanaannya pelayanan BK dilakukan oleh seorang profesional yaitu
konselor. Dan pekerjaan profesional itu salah satunya harus dilakukan dengan mengikuti
kaidah/ketentuan yang dapat menjamin efisien pelayanan BK dan efektifnya proses
Ketentuan/kaidah yang dimaksudkan dalam penyelenggaraan pelayanan BK disebut atau dikenal
dengan asas-asas bimbingan dan konseling. Sebagai seorang profesional, konselor harus mampu
melaksanakan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam BK yang dikenal dengan asas-asas BK.
Dengan terselenggarakannya asas-asas dalam BK tersebut, maka bukan tidak mungkin dalam
melakukan pemberian berbagai layanan BK kepada siswa akan berjalan dengan baik serta
sasaran/tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Sebaliknya jika asas-asas dalam BK tidak
dilaksanakan dengan baik, akan menyebabkan terganggunya kelancaran proses layanan dan hasil
yang didapatkan dari pelayanan BK tersebut tidak efektif.

Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling kaidah-kaidah di dalamnya


dikenal dengan asas-asas bimbingan konseling yaitu ketentuan-ketentuan yang harus diterapkan
dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas tersebut diikuti
dan terselenggara dengan baik maka proses pelayanan mengarah pada pencapaian tujuan yang
diharapkan Sebaliknya, apabila asas-asas dalam bimbingan konseling diabaikan atau dilanggar
sangat dikhawatirkan kegiatan yang terlaksana berlawanan dengan tujuan bimbingan dan
konseling, bahkan akan dapat merugikan orang-orang yang terlibat didalam pelayanan serta
profesi bimbingan dan konseling itu sendiri.

Menurut (Suhertina,2014:36) Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan


profesional, oleh sebab itu bimbingan sebagai pekerjaan yang profesional harus dilaksanakan
dengan mengikuti kaidah-kaidah yang menjamin efisien dan efektivitas proses dan hasil-
hasilnya. Kaidah tersebut didasarkan atas dua hal pertama keilmuan layanan seperti layanan
harus didasarkan atas data dan tingkat perkembangan klien. Kedua tuntutan optimalisasi proses
penyelenggaraan layanan seperti suasana konseling ditandai oleh adanya kehangatan,
pemahaman, penerimaan, keterbukaan dan lain-lain.

Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling kaidah-kaidah tersebut


dikenal dengan asas-asas bimbingan dan konseling, yaitu ketentuan-ketentuan yang harus
ditetapkan dalam penyelengraan pelayanan (Prayitno dan Erman Amti, 2004) (dalam
Syafaruddin,2019). Asas-asas yang dimaksudkan adalah asas kerahasiaan, kesukarelaan,
keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan,
keahlian, ahli tangan, dan tut wuri hadayani.

a. Asas Kerahasiaan
Asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan siswa (klien)
yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak
layak diketahui orang lain. Azas kerahasiaan ini merupakan azas kunci dalam usaha
bimbingan dan konseling. Jika azas ini benarbenar dilaksanakan, maka konselor akan
mendapat kepercayaan dari semua pihak, terutama penerima bimbingan (klien) sehingga
mereka akan mau memanfaatkan jasa bimbingan dan konseling dengan sebaik-baiknya.
Sebaliknya, jika konselor tidak dapat memegang azas kerahasiaan dengan baik, maka hilanglah
kepercayaan klien, mereka takut untuk menerima bantuan, sebab khawatir masalah dan diri
mereka akan menjadi bahan gunjingan.
b. Asas Kesukarelaan
Proses bimbingan dan konseling itu harus berlangsung atas dasar kesukarelaan,
baik dari pihak si terbimbing maupun dari pihak konselor. Asas yang menghendaki
adanya kesukaan dan kerelaan siswa (klien) mengkuti/menjalani layanan/ kegiatan yang
diperuntukkan baginya. Konselor berkewajiban membina dan mengembangkan
kesukarelaan. Klien diharapkan suka dan rela menyampaikan masalah yang dihadapinya
dan konselor hendaknya tidak terpaksa melaksanakan tugasnya membantu individu yang
membutuhkan. Jika kedatangan individu atas dasar panggilan atau kiriman dari pihak
lain, maka kewajiban konselor adalah mengembangkan sikap sukarela pada diri klien itu.
c. Asas Keterbukaan
Asas yang menghendaki agar siswa (klien) yang menjadi sasaran
layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam memberikan
keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan
materi dari luar yang berguna bagi mengembangkan dirinya. Dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling sangat diperlukan suasana keterbukaan, baik keterbukaan dari
konselor maupun keterbukaan dari individu yang dibimbing. Keterbukaan ini bukan
hanya sekedar bersedia menerima saran-saran dari luar, malahan lebih penting dari itu
adalah masing-masing yang bersangkutan bersedia membuka diri untuk Dasar-Dasar
Bimbingan dan Konseling kepentingan pemecahan masalah. Dalam layanan bimbingan
dan konseling, klien diharapkan dapat berbicara sejujur mungkin dan terbuka tentang
dirinya sendiri. Dengan keterbukaan ini penelaahan masalah serta pengkajian berbagai
kekuatan dan kelemahan klien menjadi mungkin.
Keterbukaan disini ditinjau dari dua arah. Pertama dari pihak klien diharapkan
mau membuka diri sehingga apa yang ada pada dirinya dapat diketahui oleh konselor
selanjutnya klien juga diharapkan mau membuka diri dalam penerima saran-saran dan
masukan-masukan dari pihak luar. Kedua dari pihak konselor, keterbukaan terwujud
dengan kesediaan konselor menjawab pertanyaan-pertanyaan klien walaupun itu
berkenaan dengan diri konselor sendiri jika itu memang dikehendaki klien.
d. Asas Kegiatan
Asas yang menghendaki agar siswa (klien) yang menjadi sasaran layanan dapat
berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan/kegiatan bimbingan dan Konseling harus
mendorong dan memotivasi siswa untuk aktif dalam setiap layanan/kegiatan yang
diberikan kepadanya. Usaha pelayanan bimbingan dan konseling tidak akan memberikan
buah yang berarti bila individu yang dibimbing tidak melakukan sendiri kegiatan dalam
mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling. Hasil-hasil usaha bimbingan dan
konseling tidak tercipta dengan sendirinya tetapi harus diraih oleh individu yang
bersangkutan. Konselor hendaknya dapat menimbulkan semangat klien sehingga ia
mampu dan mau melaksanakan kegiatan yang diperlukan dalam penyelesaian
masalahnya.
e. Asas Kemandirian
Asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yaitu siswa
(klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi
individu-individu yang mandiri. Seperti dikemukakan terdahulu kemandirian merupakan
tujuan dari usaha bimbingan dan konseling. Dalam memberikan layanan para petugas
hendaklah selalu berusaha menghidupkan kemandirian pada diri yang dibimbing, jangan
hendaknya individu yang dibimbing itu menjadi tergantung pada orang lain, seperti
tergantung pada konselor.
f. Asas Kekinian
Asas yang menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan konseling,
yakni permasalahan yang dihadapi siswa/klien adalah dalam kondisi sekarang. Adapun
masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan
apa yang diperbuat siswa (klien) pada saat sekarang. Masalah klien yang langsung
ditanggulangi melalui usaha bimbingan dan konseling ialah masalah-masalah yang
sedang dirasakan bukan masalah-masalah yang sudah lampau dan juga bukan masalah
yang mungkin akan dialami di masa mendatang. Apabila ada hal-hal tertentu yang
menyangkut masa lampau dan atau masa datang yang perlu dibahas dalam upaya yang
sedang diselenggarakan itu, pembahasan tentang hal itu hanyalah merupakan latar
belakang dan atau latar depan dari masalah yang sedang dihadapi sekarang. Yang penting
adalah: apa yang perlu ditanggulangi sekarang, yang perlu dilakukan sekarang, sehingga
masalah yang dihadapi itu teratasi. Dalam usaha yang bersifat pencegahan pada dasarnya
pertanyaan yang perlu dijawab adalah apa yang perlu dilakukan sekarang sehingga
kemungkinan yang kurang baik di masa datang dapat dihindari.
g. Asas Kedinamisan
Asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan siswa/klien
hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta
berkelanjutan sesuai dengan keutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
Usaha bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri individu
yang dibimbing, yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan ini
tidaklah sekedar mengulang-ulang hal yang sama, yang bersifat monoton, melainkan
perubahan yang selalu menuju ke suatu pembaharuan, sesuatu yang lebih maju.
h. Asas Keterpaduan
Menurut (Yenti Arsini, 2017)(online) asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar berbagai layanan bimbingan dan konseling baik yang dilakukan oleh
guru pembimbing maupunpihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadukan untuk
itu, kerja sama antara guru pembimbing dan pihak-pihak yng berperan dalam
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan.
i. Asas Kenormatifan

Asas yang menghendaki agar seluruh layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling didasarkan pada norma- norma, baik norma agama, hukum, peraturan, adat
istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan- kebiasaan yang berlaku. Usaha bimbingan dan
konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari
norma agama, norma adat, norma hukum/negara, norma ilmu ataupun norma kebiasaan
sehari-hari. Azas ini diterapkan terhadap isi maupun proses penyelenggaraan bimbingan
dan konseling. Seluruh isi layanan harus sesuai dengan norma-norma yang ada. Demikian
pula prosedur, teknik dan peralatan yang dipakai tidak boleh menyimpang dari norma-
norma yang dimaksudkan.
j. Asas Keahlian

Asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya merupakan tenaga
yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling. Usaha bimbingan dan konseling
perlu dilakukan secara teratur, sistematik, dengan mempergunakan teknik serta alat yang
memadai. Untuk itu para petugas perlu mendapatkan latihan yang memadai, sehingga
dengan itu akan dapat dicapai keberhasilan usaha pemberian layanan. Azas keahlian ini
akan menjamin keberhasilan usaha dan selanjutnya keberhasilan usaha itu akan
menaikkan kepercayaan masyarakat terhadap bimbingan dan konseling.
k. Asas Alih Tangan Kasus

Asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan


layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan siswa
(klien) dapat mengalih tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Dalam pemberian
layanan bimbingan dan konseling dikenal dengan azas alih tangan. Azas alih tangan jika
konselor sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu individu, namun
individu yang bersangkutan belum dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan, maka
konselor dapat mengirim individu tersebut kepada petugas atau badan yang lebih ahli.
Azas ini juga mengisyaratkan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling hanya
menangani masalah-masalah individu sesuai dengan kewenangan sebagai petugas
bimbingan dan konseling.
l. Asas Tut Wuri Handayani
Asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara
keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman),
mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta
kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa (klien) untuk maju.

Kepustakaan

Arsini,Yenti. 2017. Konsep Dasar Pelaksanaan Bimbingan Konseling Di Sekolah. Jurnal uinsu:
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/al-irsyad/article/view/6665.
Jannah, Yasinta Nur Miftakhul. 2015. Pelaksaan Asas-Asas Bk Dalam Pelayanan Bk (Dari
Persepsi Siswa). Jurnal UNNES.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk/article/view/7566.
Pautina, Amalia Rizki. 2017. Konsep Teknologi Informasi Dalam Bimbingan Konseling. Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam Volume 5:2.
http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/tjmpi/article/view/470/388.
Suhertina. 2014. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Mutiara Pesisir Sumatra : Pekanbaru.
Syafaruddin. 2019. DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING : Telaah Konsep, Teori
Dan Praktik. Medan: PERDANA PUBLISHING

Anda mungkin juga menyukai