Di Susun Oleh:
A. Latar Belakang
Pelayanan-pelayanan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan yang
profesional. Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terdapat kaidah-
kaidah didalamnya, kaidah-kaidah tersebut dikenal dengan asas-asas bimbingan dan
konseling, yaitu ketentuan-ketentuan yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan
layanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas itu bisa diterapkan dengan baik,
maka diharapkan proses pelayanan mengarah pada pencapaian tujuan yang diharapkan,
sebaliknya jika asas-asas itu diabaikan atau dilanggar, maka akan sangat dikhawatirkan
kegiatan yang terlaksana itu justru berlawanan dengan tujuan dari bimbingan dan
konseling, bahkan akan dapat merugikan orang-orang yang terlibat di dalam pelayanan
bimbingan dan konseling.
Layanan bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik dalam
pengenalan diri, pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan, serta memberikan
arahan terhadap perkembangan peserta didik; tidak hanya untuk peserta didik yang
bermasalah tetapi untuk seluruh peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling tidak
terbatas pada peserta didik tertentu atau yang perlu ‘dipanggil’ saja, melainkan untuk
seluruh peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Apa saja asas-asas bimbingan dan konseling ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui asas-asas bimbingan dan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
8. Asas keterpaduan
Asas keterpaduan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
berbagai layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru
pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadukan. Pelayanan
bimbingan dan konseling berusaha untuk memadukan berbagai aspek pribadi dari klien.
Sebagaimana diketahui, bahwa setiap klien itu memiliki berbagai aspek kepribadian yang
tidak seimbang, serasi, dan terpadu, sehingga hal itu bisa menimbulkan masalah.
Keterpaduan yang diharapkan adalah keterpaduan dari diri konseli itu sendiri dan juga
keterpaduan isi dan proses layanan yang diberikan. Untuk mewujudkan asas keterpaduan
ini, konselor perlu memiliki wawasan yang luas tentang perkembangan klien dan aspek-
aspek lingkungan klien, serta berbagai sumber yang dapat diaktifkan untuk menangani
masalah klien.
9. Asas kenormatifan
Asas kenormatifan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh
bertentangan dengan nilai dan norma-norma yang ada. Norma-norma ini adalah norma
agama, hukum, kesopanan, kesusilaan, kebiasaan berperilaku, dan adat istiadat. Asas
kenormatifan ini diterapkan terhadap isi maupun proses penyelenggaraan bimbingan dan
konseling. Seluruh isi layanan harus sesuai dengan norma-norma yang ada. Selain itu,
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling juga harus dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan
norma-norma tersebut.
10. Asas keahlian
Asas keahlian adalah asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah
profesional. Untuk itu para konselorperlu mendapat keahlian yang secukupnya, sehingga
dapat dicapai keberhasilan usaha pemberian layanan. Keprofesionalan seorang guru
pembimbing/konselor harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan
konseling. Asas keahlian selain mengacu pada kualifikasi konselor, juga kepada
pengalaman yang ada pada diri konselor. Teori dan praktek bimbingan dan konseling perlu
dipadukan satu sama lain. Maka dari itu, seorang konselor harus benar-benar ahli dalam
menguasai teori dan praktek konseling secara baik.
11. Asas alih tangan
Asas alih tangan ialah asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling
secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) agar bisa
mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Asas ini
mengisyaratkan jika seorang konselor sudah mengerahkan kemampuannya untuk
membantu klien, namun klien belum dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan, maka
konselor boleh mengalihtangankan kepada klien (konseli). Disamping itu asas ini juga
mengisyaratkan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling hanya menangani masalah-
masalah individu sesuai dengan kewenangan petugas/konselor yang bersangkutan, dan
setiap ada masalah harus ditangani oleh pihak yang berwenang untuk hal itu.
Konselor juga dapat menerima pengalihtanganan kasus dari orang tua, guru-guru lain,
ataupun ahli lain, dan pada guru mata pelajaran.
12. Asas tut wuri handayani
Asas tut wuri handayani adalah asas bimbingan dan konseling yang menghedaki
agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana
yang mengayomi, mengembangan keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan,
serta memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk
maju. Demikian juga dengan segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang
diselenggarakan hendaknya disertai dan sekaligus dapat membangun suasana
pengayoman, keteladanan, dan dorongan seperti itu. Asas ini menuntut agar pelayanan
bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan pada waktu klien mengalami masalah dan
saat menghadap kepada konselor saja, namun juga saat diluar hubungan proses bimbingan
dan konselingpun hendaknya bisa dirasakan adanya manfaat pelayanan bimbingan dan
konseling.
Asas-asas tersebut harus saling terkait satu sama lain, dan segenap asas itu perlu
diselenggarakan secara terpadu dan tepat waktu, artinya yang satu tidak boleh didahulukan
atau dikemudiankan daripada yang lain. Asas-asas itu sangat penting, sehingga dapat
dikatakan bahwa asas-asas itu merupakan jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan pelayanan
bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas itu tidak dilaksanakan dengan baik, maka
penyelenggaraan bimbingan dan konseling akan tersendat atau bahkan bisa terhenti.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Asas-asas bimbingan apabila dipenuhi akan memperlancar pelaksanaan dan lebih
menjamin keberhasilan layanan/kegiatan, dan pengingkarannya akan dapat menghambat
atau bahkan menggagalkan pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri. Betapa pentingnya asas-asas
bimbingan konseling ini sehingga dikatakan sebagai jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan
layanan bimbingan dan konseling.
B. Saran
Setelah mengetahui akan bagian-bagian azaz bimbingan dan kegunaannya,
diharapkan bagi seorang guru Bimbingan dan Konseling diharapkan dapat menerapkan
semuanya agar tercipta keberhasilan suatu layanan atau kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA
http://didingnurarifin.blogspot.co.id/2014/10/makalah-asas-bimbingan-konseling.html