Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai salah satu lembaga pendidikan, sekolah membutuhkan pelayanan


BK dalam penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi
tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan seiring dengan visi profesi konseling
yaitu terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui
tersedianya pelayanan bantuan dalam memberikan dukungan perkembangan dan
pengentasan masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri dan
bahagia.

Namun untuk mencapai tujuan tersebut Konselor haruslah memenuhi Asas


Bimbingan dan Konseling. Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan
memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan,
sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan
pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling itu sendiri.

Betapa pentingnya asas-asas bimbingan konseling ini sehingga dikatakan


sebagai jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan layanan bimbingan dan konseling.
Apabila asas-asas ini dijalankan dengan tidak baik, penyelenggaraan bimbingan
dan konseling akan berjalan tersendat-sendat atau bahkan terhenti sama sekali.

Pelayanann bimbingan dan konseling merupakan pekerjaan profesional,


oleh sebab itu, harus dilaksanakan dengan mengikuti kaidah-kadah atau asas-asas
tertentu. Dengan mengikuti kaidah-kaidah asas-asas tersebut diharapkan
efektivitas dan efisiensi proses bimbingan dan konseling dapat tercapai.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian asas-asas bimbingan dan Konseling?
1.2.2 Apa saja saja asas-asas bimbingan dan Konseling?

1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1.3.1 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling
1.3.2 Untuk mengetahui apa pengertian dari asas-asas bimbingan dan Konseling
1.3.3 Untuk mengetahui apa saja asas-asas bimbingan dan Konseling
1.4 Manfaat
Dari uraian tujuan di atas maka dapat diketahui manfaat dari pembuatan
makalah ini adalah :
1.4.1 Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan tentang pengertian
asas bimbingan dan konseling.
1.4.2 Meningkatkan kualitas peserta didik dalam mengembangan potensi yang
ada dalam dirinya.
1.4.3 Sebagai refrensi dalam berdiskusi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asas Bimbingan Dan Konseling

Dalam kamus besar bahasa Indonesia asas berarti “Dasar”. Asas berarti
dasar (sesuatu yg menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat), dasar cita-cita
(perkumpulan atau organisasi), dan hukum dasar. Asas adalah segala hal yang
harus dipenuhi dalam melaksanakan suatu kegiatan, agar kegiatan tersebut dapat
terlaksana dengan baik serta mendapatkan hasil yang memuaskan.
Penyelenggaraan bimbingan dan konseling harus memperhatikan asas-asas yang
mendasari tugas-tugas pembimbingan. Keberhasilan tugas pembimbingan sangat
dipengaruhi oleh kemampuan konselor dalam memenuhi asas-asas tersebut.

Seorang konselor yang tidak memperhatikan asas-asas bimbingan dan


konseling akan menemui banyak hambatan atau bahkan akan menemui kegagalan
dalam melaksanakan tugas-tugas kepembibingannya (Satori, dkk, 2007: 4.8-4.11).
Asas-asas bimbingan dan konseling merupakan ketentuan-ketentuan yang harus
diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling (Tidjan
dkk, 2000: 15).

Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional.


Pekerjaan profesional itu harus dilaksanakan dengan mengikuti kaidah-kaidah
yang menjamin efisien dan efektivitas proses dan hasil-hasilnya. Dalam
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling kaidah-kaidah tersebut
dikenal dengan asas-asas bimbingan dan konseling, yaitu ketentuan-ketentuan
yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan itu.

Apabila asas-asas itu diikuti dan terselenggara dengan baik, sangat


diharapkan proses pelayanan mengarah pada pencapaian tujuan yang diharapkan.
Sebaliknya, apabila asas-asas itu diabaikan atau dilanggar sangat dikhawatirkan
kegiatan yang terlaksana itu justru berlawanan dengan tujuan bimbingan dan

3
konseling, bahkan akan dapat merugikan orang-orang yang terlibat di dalam
pelayanan, serta profesi bimbingan dan konseling itu sendiri.

2.2 Asas-asas Bimbingan Dan Konseling

Penyelenggaraan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan


konseling selain dimuati oleh fungsi dan didasarkan pada prinsip-prinsip tertentu,
juga dituntut untuk memenuhi sejumlah asas bimbingan. Pemenuhan asas – asas
bimbingan itu akan memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan
layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau
bahkan menggagalkan pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri. Menurut Prayitno ada dua
belas asas yang harus menjadi dasar pertimbangan dalam kegiatan pelayanan
bimbingan dan koseling. Adapun asas – asas dari bimbingan dan konseling
tersebut adalah

2.2.1 Asas Kerahasiaan


Asas-asas kerahasian yaitu menuntun dirahasiakanya segenap
data dan keterangan peserta didik yang menjadi sasaran layanan , yaitu
data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh
orang lain. Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam kegiatan
bimbingan dan koseling, kadang-kadang konseli harus menyampaikan
hal-hal yang sangat pribadi/ rahasia kepada konselor.Oleh karena itu
konselor harus menjaga kerahasiaan data yang diperolehnya dari
konselinya.
Sebagai konselor berkewajiban untuk menjaga rahasia data
tersebut, baik data yang diperoleh dari hasil wawancara atau konseling,
karena hubungan menolong dalam bimbingan dan konseling hanya dapat
berlangsung dengan baik jika data informasi yang dipercayakan kepada
konselor atau guru pembimbing dapat dijamin kerahasiaannya. Asas ini
bisa dikatakan sebagai “Asas Kunci” dalam kegiatan pelayanan

4
bimbingan dan konseling, karena dengan adanya asas kerahasiaan ini
dapat menimbulkan rasa aman dalam diri konseli. Segala sesuatu yang
dibicarakan klien (peserta didik) kepada konselor (guru pembimbing)
tidak boleh disampaikan kepada orang lain, atau lebih-lebih hal atau
keterangan yang tidak boleh atau tidak layak diketahui oleh orang lain.
Jika asas ini benar-benar dilaksanakan, maka penyelenggara atau
pemberi bimbingan akan mendapat kepercayaan dari semua pihak,
terutama penerima bimbingan klien, sehingga mereka akan mau
memanfaatkan jasa bimbingan dan konseling dengan sebaik-baiknya.
Sebaliknya, jika konselor tidak dapat memegang asas kerahasiaan dengan
baik, maka hilanglah kepercayaan klien, sehingga akibatnya pelayanan
bimbingan tidak dapat tempat di hati klien dan para calon klien. Mereka
takut meminta bantuan sebab khawatir masalah dan diri mereka akan
menjadi bahan gunjingan. Apabila hal terakhir itu terjadi, maka tamatlah
pelayanan bimbingan dan konseling ditangan konselor yang tidak dapat
dipercaya oleh klien itu.
Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas, maka apa yang
terjadi saat pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh
konselor dan konseli baik itu isi pembicaraan atau pun sikap konseli,
kerahasiaanya perlu dihargai dan dijaga dengan baik. Demikian pula
catatan-catatan yang dibuat sewaktu atau pun sesudah wawancara atau
konseling perlu disimpan dengan baik dan kerahasiaanya dijaga dengan
cermat oleh konselor.

Contoh asas kerahasian :ada seorang konseli yang menceritakan kepada


konselor bahwa seorang konseli itu memiliki penyakit HIV yang
didapatnya sejak lama maka seorang konselor harus bisa menjaga
kerahasian tersebut agar penyakit konseli itu tidak di ketahui oleh orang
banyak.

5
2.2.2 Asas Kesukarelaan
Asas kesukarelaan yaitu asas bimbingan konseling yang
menghendaki adanya kesukaaan dan kerelaan peserta didik mengikuti atau
menjalankan layanan atau kegiatan yang di peruntukan baginya . Telah
dikemukakan bahwa bimbingan merupakan proses membantu individu.
Perkataan membantu disini mengandung arti bahwa bimbingan
bukan merupakan suatu paksaan, akan tetapi merupakan suatu binaan.
Oleh karena itu dalam kegiatan bimbingan dan konseling diperlukan
adanya kerjasama yang demokratis antara konselor/ guru pembimbing
dengan konselinya. Kerjasama akan terjalin bilamana konseli dapat dengan
suka rela menceritakan serta menjelaskan masalah yang dialaminya kepada
konselor. Klien diharapkan secara sukarela dan rela tanpa ragu-ragu
ataupun merasa terpaksa menyampaikan masalah yang dihadapinya serta
mengungkapkan segenap fakta, data, dan seluk-beluk berkenaan dengan
masalahnya itu kepada konselor. Konselor hendaknya dapat memberikan
bantuan dengan tidak terpaksa, atau dengan kata lain konselor memberikan
bantuan dengan ikhlas.
Contoh asas kesukarelaan : ada seorang peserta didik yang selalu
tidak masuk dikarenakan tidak suka pada pada salah satu mata pelajaran di
sekolahnya , sebagai guru konselor seharusnya kita harus mengubah
sikap/perilaku konseli tersebut agar dapat suka pada mata pelajaran
tersebut dengan selalu membina dan mengembangkanya

2.2.3 Asas Keterbukaan

Asas keterbukaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang


menghendaki agar peserta didik yang menjadi sasaran layanan atau
kegiataan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam
memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima
berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan
dirinya .

6
Asas keterbukaan merupakan asas yang sangat penting bagi
konselor/ guru pembimbing, karena hubungan tatap muka antara konselor
dan konseli merupakan pertemuan bathin tanpa tedeng aling-aling. Dengan
adanya keterbukaan ini dapat ditumbuhkan kecenderungan pada konseli
untuk membuka dirinya, untuk membuka kedok hidupnya yang menjadi
penghalang bagi perkembangan psikisnya.Konselor yang sukses adalah
konselor yang bisa memudahkan konseli untuk membuka dirinya dan
berusaha memahami lebih jauh tentang dirinya sendiri.Truax dan Carkhuff
menyimpulkan bahwa “ada hubungan yang erat antara keterbukaan
konselor dan kemampuan klien membuka diri (self exploration).”

Asas ini menghendaki agar konseling bersifat terbuka dan tidak


berpura-pura dalam memberikan keterangan maupun informasi.Dalam hal
ini konselor/ guru pembimbing berkewajiban mengembangkan
keterbukaan konseli. Agar konseli dapat terbuka, guru pembimbing
terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Hal
demikian akan mendorong konseli mengekspresikan pengalaman
pribadinya.

Keterusterangan dan kejujuran klien akan terjadi jika klien tidak


lagi mempersoalkan asas kerahasiaan dan kesukarelaan. Maksudnya, klien
telah betul-betul mempercayai konselornya dan benar-benar
mengharapkan bantuan dari konselornya. Lebih jauh keterbukaan akan
semakin berkembang apabila klien tahu bahwa konselornya terbuka.

Keterbukaan disini ditinjau dari dua arah. Dari pihak klien


diharapkan pertama-tama mau membuka diri sendiri, sehingga apa yang
ada pada dirinya dapat diketahui oleh orang lain (konselor) dan keduanya
mau membuka diri dalam arti mau menerima saran-saran dan masukan
lainnya dari pihak luar. Dari pihak konselor, keterbukaan terwujud dengan
ketersediaan konselor menjawab pertanyaan-pertanyaan klien dan
mengungkapkan diri konselor sendiri jika hal itu dikehendaki oleh klien.

7
Dalam hubungan yang bersuasana seperti itu masing-masing pihak bersifat
transparan (terbuka) terhadap pihak lain.

Contoh asas keterbukaan : ada seorang konseli yang memiliki sifat


tertutup sebagai konselor kita harus dapat mengubah konseli untuk bicara
secara terbuka dan tidak berpura-pura dalam menceritakan maslah
pribadinya sendiri ,sehingga konseli dapat berbicara jujur dan merasa
nyaman dalam menyampaikan masalahhnya.

2.2.4 Asas Kekinian

Asas kekinian yaitu asas bimbingan yang mengkehendaki agar


obyek sasaran layanan BK ialah permasalahan peserta didik dalam kondisi
masa sekarang. Layanan yang berkenan dengan masa depan atau masa
lamoau dilihat dampak atau kaitan dengan kondisi yang ada dan apa yang
dapat diperbuat sekarang .Pada umumnya pelayanan bimbingan dan
konseling bertitik tolak dari masalah yang dirasakan konseli saat kini atau
sekarang, namun pada dasarnya pelayanan bimbingan dan konseling itu
sendiri menjangkau dimensi waktu yang lebih luas, yaitu masa lalu,
sekarang, dan masa yang akan datang.

Permasalahan yang dihadapi oleh konseli sering bersumber dari


rasa penyesalannya terhadap apa yang terjadi pada masa lalu, dan
kekhawatiran dalam menghadapi apa yang akan terjadi pada masa yang
akan datang, sehingga ia lupa dengan apa yang harus dan dapat
dikerjakannya pada saat ini.

Asas kekinian juga mengandung pengertian bahwa konselor tidak


boleh menunda-nunda pemberian bantuan. Jika diminta bantuan oleh klien
atau jelas-jelas terlihat misalnya adanya siswa yang mengalami masalah,
maka konselor hendaklah segera memberikan bantuan. Konselor tidak
selayaknya menunda-nunda memberi bantuan dengan berbagai dalih.
Konselor harus mendahulukan kepentingan klien daripada yang lain-lain.

8
Jika dia benar-benar memiliki alasan yang kuat untuk tidak memberikan
batuannya kini, maka konselor harus dapat mempertanggungjawabkan
bahwa penundaan yang dilakukan itu justru untuk kepentingan klien.

Sesuai apa yang terkemukan di atas, maka diharapkan konselor


dapat mengarahkan konseli untuk memecahkan masalah yang sedang
dihadapinya sekarang.

Contoh asaa kekinian ; konselor tidak banyak fokus pada masalah


yang telah di hadapi , tetapi konselor harus terus memantau perkembangan
konseli baik fisik dan psikisnya.

2.2.5 Asas Kemandirian

Asas kemandirian yaitu asas BK yang menunjuk pada tujuan


umum BK,yaitu : peserta didik sebagai sasaran layanan BK diharapkan
menjadi individu –individu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan
menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil
keputusan ,mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri.

Salah satu tujuan pemberian layanan bimbingan dan konseling


adalah agar konselor berusaha menghidupkan kemandirian di dalam diri
konseli.Ciri-ciri kemandirian tersebut yaitu mengenal dan menerima diri
sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan
serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu
mengarahkan segenap pelayanan bimbingan dan konseling yang
diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian konseli. Agar dapat
tumbuh sikap kemandirian tersebut, maka konselor harus memberikan
respon yang cermat terhadap konseli atas keluhan-keluhan yang
diungkapkan.Individu yang terbimbing setelah dibantu diharapkan dapat
mandiri dengan ciri-ciri pokok mampu:

 Mengenal diri sendiri dan lingkungan sebagaimana adanya.

9
 Menerima diri sendiri secara positif dan dinamis.
 Mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri.
 Mengarahkan diri sesuai dengan keputusan itu.
 Mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi, minat,
dan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya.

Kemandirian dengan ciri-ciri umum di atas haruslah disesuaikan


dengan tingkat perkembangan dan peranan klien dalam kehidupan sehari-
hari. Kemandirian sebagai hasil konseling menjadi arah dari keseluruhan
proses konseling dan hal itu disadari baik oleh konselor maupun klien

Contoh asaa kemandirian : ada seorang konseli yang cacat fisik


datang pada kita dia menceritakan bahwa dia tidak memiliki semangat
untuk meluruskan hidupnya, sebagai konselo yang profesional kita harus
bisa menumbuhkan rasa semangat hidup dengan cara memberikan
pemahaman agar konseli tersebut mengenal dan menerima dirinya dan
lingkungan ,dan mampu mengambil sebuah keputusan agar konseli
tersebut menjadi diri yang mandiri.

2.2.6 Asas Kegiatan

Asas kegiatan yaitu asa BK yang mengkehendaki agar peserta


didik yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam
penyelenggaraan layanan atau kegiatan BK. Dalam proses pelayanan
bimbingan dan konseling kadang-kadang konselor memberikan beberapa
tugas dan kegiatan pada konslinya. Dalam hal ini konseli harus mampu
melaksanakan sendiri kegiatan-kegiatan tersebut dalam rangka mencapai
tujuan bimbingan dan konseling yang telah ditetapkan.Asas ini
menghendaki agar konseli bisa berpartisipasi secara aktif atas kegiatan
yang diselenggarakan oleh konselor. Di pihak lain konselor harus
berusaha/ mendorong agar konseli mampu melaksanakan kegiatan yang
telah ditetapkan tersebut.

10
Asas ini merujuk pada pola konseling “multidimensional” yang
tidak hanya mengandalkan transaksi verbal antara klien dengan konselor.
Dalam konseling yang berdimensi verbal pun asas kegiatan masih harus
terselenggara, yaitu klien mengalami proses konseling dan aktif pula
melaksanakan atau menerapkan hasil-hasil konseling.

Contoh asas kegiatan : seorang konselor harus bisa membuat suatu


program kegiatan seperti ospek maupun MOS (siswa baru ) agar konseli
/peserta didik dapat mengenali lingkungan yang baru serta mampu untuk
mnyesuaikan dirinya dengan lingkungan yang baru.

2.2.7 Asas Kedinamisan

Asas kedinamisan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar isi


layanan terhadap sasaran layanan yang sama kehendaknya selalu bergerak
maju,tidak monoton,dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai
dengan kebutuhan dan tahap perkembanganya dari waktu ke waktu.
Keberhasilan usaha pelayanan bimbingan dan konseling ditandai dengan
terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku konseli ke arah yang lebih
baik.

Untuk mewujudkan terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku


itu membutuhkan proses dan waktu tertentu sesuai dengan kedalaman dan
kerumitan masalah yang dihadapi konseli. Isi layanan bimbingan dan
konseling dari asas ini adalah selalu bergerak maju, tidak monoton, dan
terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangannya dari waktu ke waktu.Konselor dan pihak-pihak lain
diminta untuk memberikan kerjasama sepenuhnya agar pelayanan
bimbingan dan konseling yang diberikan dapat dengan cepat menimbulkan
perubahan dalam sikap dan tingkah laku konseli.Asas kedinamisan
mengacuh pada hal-hal baru yang hendaknya terdapat pada dan menjadi
ciri-ciri dari proses konseling dan hasil-hasil nya.

11
Contoh asas kedinamisan : Seorang konselor harus mampu
mengikuti pergerakan zaman , agar konselor dapat menyelesaikan suatu
permasalahn yang pada seorang konseli yang semakin kompleks misalnya
keluarga broken serta pergaulan bebas dikalangan pemuda

2.2.8 Asas Keterpaduan

Asas keterpaduan yaitu asas BK yang mengkenhendaki agar


berbagai layanan dan kegiatan BK , baik yang di lakuakn oleh guru
BK/konselor maupun pihak lain ,saling menunjang ,harmonis dan
terpaduan. Pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjalin
keterpaduan berbagai aspek dari individu yang dibimbing. Untuk itu
konselor perlu bekerja sama dengan orang-orang yang diharapkan dapat
membantu penanggulangan masalah yang dihadapi konseli. Dalam hal ini
peranan guru, orang tua, dan siswa-siswa yang lain sering kali sangat
menentukan. Konselor harus pandai menjalin kerja sama yang saling
mengerti dan saling membantu demi terbantunya konseli yang mengalami
masalah.

Untuk terselenggaranya asas keterpaduan, konselor perlu memiliki


wawasan yang luas tentang perkembangan klien dan aspek-aspek
lingkungan klien, serta berbagai sumber yang dapat diaktifkan untuk
menangani masalah klien.Kesemuanya itu dipadukan dalam keadaan serasi
dan saling menunjang dalam upaya layanan bimbingan dan konseling.

Asas bimbingan dan konseling ini menghendaki agar berbagai


pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan
oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis,
dan terpadu. Untuk ini kerja sama antara konselor dan pihak-pihak yang
berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling
perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap pelayanan/ kegiatan
bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

12
Contoh asas keterpaduan : seorang konseli melakuakn kerjasama
dengan seorang psikologi seks mupun dokter kandungan ,dan mengundang
kesekolah untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik di sekolah
agar konseli/peserta didik memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
lebih jelas tentang seks, upayah mereka tidak terjerat dalam pergaulan
besar.

2.2.9 Asas Kenormatifan

Asas kenormatifan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar


segenap layanan dan kegiatan BK didasarkan pada dan tidak boleh
bertentangan dengan nilai dan norma-norma yang ada, yaitu norma agama,
hukum dan peraturan ,adat istiadat ilmu pengetahuan ,dan kebiasaan yang
berlaku .

Pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan hendaknya


tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di dalam
masyarakat dan lingkungannya. Dalam kegiatan bimbingan dan konseling,

Konselor tentu akan menyertakan norma-norma yang dianutnya ke


dalam hubungan konseling, baik secara langsung atau tidak langsung.
Tetapi harus diingat bahwa konselor tidak boleh memaksakan nilai atau
norma yang dianutnya itu kepada konselinya. Seluruh layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling ini adalah didasarkan pada norma-
norma yang berlaku yaitu norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat,
ilmu pengetahuan, dan

Kebiasaan-kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi,


layanan/ kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan
kemampuan siswa/ konseli dalam memahami, menghayati, dan
mengamalkan norma-norma tersebut.

13
Contoh asas kenormatifan : seorang konselor dalam
menjalankan tugasnya , harus sesui dengan norma, hukum , adat istiadat
sehingga terciptanya suasana yang harmonis diantara konseli dan konselor
karena seorang konselor yang profesional harus bisa menciptakan suasana
yang nyaman bagi seorang konseli.

2.2.10 Asas Keahlian

Asas keahlian yaitu asas BK yang mengkehendaki agar layanan


dan kegiatan BK diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional .

Untuk menjamin keberhasilan usaha bimbingan dan konseling,


para petugas harus mendapatkan pendidikan dan latihan yang memadai.
Pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian yang ditampilkan oleh
konselor/ guru pembimbing akan menunjang hasil konseling. Pendek kata
bahwa para pelaksana layanan bimbingan dan konseling ini harus benar-
benar ahli dibidang bimbingan dan konseling, atau dalam istilah lain
adalah profesional.

Asas keahlian selain mengacu kepada kualifikasi konselor


(misalnya pendidikan sarjana bidang bimbingan dan konseling), juga
kepada pengalaman.Teori dan praktek bimbingan dan konseling perlu
dipadukan.Oleh karena itu, seorang konselor ahli harus benar-benar
menguasai teori dan praktek konseling secara baik.Keprofesionalan
konselor harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis pelayanan
dan kegiatan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan
dan konseling.

Contoh asas keahlian : apabila ada seorang peserta didik/konselor


yang datang pada seorang konselor , seorang harus bersikap seprti
konselor bukan bersikap seperti dokter maupun yang lainya yaitu
memberikan sepenuhnya semua keputusan pada konseli .

14
2.2.11 Asas Alih Tangan

Asas alih tangan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar pihak –


pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan BK secara tepat dan
tuntas atas suatu permasalahan peserta didik mengalih tangankan
permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli.

Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang


menangani masalah-masalah yang cukup pelik. Berhubung hakekat
masalah yang dihadapi konseli adalah unik (kedalamannya, keluasannya,
dan kedinamisannya), disamping pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki oleh konselor adalah terbatas, maka ada kemungkinan suatu
masalah belum dapat diatasi setelah proses konseling berlangsung. Dalam
hal ini konselor perlu mengalih tangankan (referal) konseli pada pihak lain
(konselor) yang lebih ahli untuk menangani masalah yang sedang dihadapi
oleh konseli tersebut.

Contoh asas alih tangan :ada seorang peserta didik/konseli yang


mengalami tidak lulus sekolah , seorang konselor tidak dapat bertindak
sendiri dalam konteks ini ,seorang konselor harus melakuakn kerjasama
dengan pihak yang lebih kompeten dalam kasus ini seperti membawa
konseli tersebut pada seorang psikiater maupun dokter.

2.2.12 Asas Tut Wuri Handayani

Asas tut wuri handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan
dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman),
mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan,
serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada klien untuk maju.Demikian

15
juga segenap layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang
diselenggarakan hendaknya disertai dan sekaligus dapat membangun
suasana pengayoman, keteladanan, dan dorongan seperti itu.

Asas ini menunjuk pada suasana umum yang hendaknya tercipta


dalam rangka hubungan keseluruhan antara konselor dan klien. Lebih-
lebih di lingkungan sekolah, asas ini makin dirasakan keperluannya dan
bahkan perlu dilengkapi dengan “ing ngarso sung tulodo, ing madya
mangun karso”. Asas ini menuntut agar pelayanan bimbingan dan
konseling tidak hanya dirasakan pada waktu klien mengalami masalah dan
menghadap pada konselor saja, tetapi diluar hubungan proses bantuan
bimbingan dan konseling pun hendaknya dirasakan adanya manfaat
pelayanan bimbingan dan konseling itu.

Sebagaimana yang telah dipahami dalam pengertian bimbingan dan


konseling bahwa bimbingan dan konseling itu merupakan kegiatan yang
dilakukan secara sistematis, sengaja, berencana, terus menerus, dan terarah
kepada suatu tujuan.Oleh karena itu kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling tidak hanya dirasakan adanya pada saat konseli mengalami
masalah dan menghadapkannya kepada konselor/ guru pembimbing
saja.Kegiatan bimbingan dan konseling harus senantiasa diikuti secara
terus menerus dan aktif sampai sejauh mana konseli telah berhasil
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Asas ini menghendaki agar
pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan
suasana mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan
keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan
yang seluas-luasnya kepada konseli untuk maju.(Anas Salahudin.

Contoh asas tut wuri handayani : seorang konselor harus menjadi


guru teladan ,dan menyenangkan agar peserta didik/ konseli tidak takut
menceritakan masalahnya kepada kita dan mampu mengayomi paserta
didik.

16
17
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
3.1.1 Asas adalah segala hal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan suatu
kegiatan, agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik serta
mendapatkan hasil yang memuaskan.
3.1.2 Asas-asas bimbingan dan konseling merupakan ketentuan-ketentuan yang
harus diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan
konseling.
3.1.3 Menurut Prayitno asas-asas BK yaitu :
1) Asas Kerahasiaan
2) Asas Kesukarelaan
3) Asas Keterbukaan
4) Asas Kekinian
5) Asas Kemandirian
6) Asas Kegiatan
7) Asas Kedinamisan
8) Asas Keterpaduan
9) Asas Kenormatifan
10) Asas Keahlian
11) Asas Alih Tangan
12) Asas Tut Wuri Handayani
3.2 SARAN
Dari uraian di atas, maka saran yang dapat penulis sampaikan yaitu asas
bimbingan dan konseling merupakan hal yang sangat penting yang harus dipegang
teguh oleh para konselor/ guru pembimbing dalam memberikan pelayanan pada
konseli/ siswa, agar tujuan dari pelayanan bimbingan dan konseling tersebut
berjalan dengan sukses dan dapat menjadikan siswa/konseli memiliki kepribadian
yang lebih baik.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://andyyjr20.blogspot.com/2019/11/makalah-azas-azas-bimbingan-dan.html?
m=1
http://parezanasari.blogspot.com/2015/01/makalah-asas-asas-bimbingan-
konseling.html?m=1

19

Anda mungkin juga menyukai