Anda di halaman 1dari 2

Asas – Asas Bimbingan dan Konseling

Di dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling terdapat kaidah – kaidah yang mengatur
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling. Kaidah – kaidah itu dikenal dengan asas – asas
bimbingan dan konseling. Ada 12 asas yang dikenal di dalam bimbingan dan konseling, asas – asas itu
adalah :

1.Asas Kerahasiaan

Asas kerahasiaan yang dimaksud disini adalah segala sesuatu yang dibicarakan antara konselor dan
konseli tidak boleh disampaikan kepada orang lain. Asas kerahasian ini merupakan kunci utama dalam
proses pelayanan bimbingan dan konseling. Jika asas ini dilaksanakan dengan baik maka akan terjalin
hubungan yang baik antara konselor dan konseli sehingga para konseli akan memanfaatkan jasa
bimbingan dan konseling dengan sebaik – baiknya.

2.Asas Kesukarelaan

Di dalam proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar kesukarelaan baik dari pihak
konselor dan konseli. Konseli diharapkan secara sukarela menceritakan masalahnya. Pihak konselor juga
diharapkan bersukarela, tidak terpaksa memberikan bantuan kepada konseli dengan ikhlas.

3.Asas Keterbukaan

Di dalam asas keterbukaan itu ditinjau dari dua sisi. Dari pihak klien, pertama diharapkan mau membuka
diri agar orang lain (dalam hal ini konselor) bisa tahu kesulitan atau masalah yang sedang dihadapinya.
Kedua, terbuka dalam hal mau menerima saran dari orang lain. Dari pihak konselor, diharapkan mau
menjawab pertanyaan – pertanyaan dari pihak konseli dan konselor diharapkan mau terbuka tentang
siapa dirinya.

4.Asas Kekinian

Masalah individuyang ditangani oleh konselor ialah masalah yang sedang dihadapi atau dirasakan bukan
masalah yang sudah lampau dan juga bukan masalah yang akan dihadapi. Asas ini juga mengandung
pengertian bahwa konselor tidak boleh menunda – nunda pemberian bantuan.

5.Asas Kemandirian

Dalam pelayanan bimbingan dan konseling memiliki tujuan menjadikan konseli dapat berdiri sendiri dan
tidak bergantung pada orang lain.

Individu yang dibimbing setelah dibantu diharapkan dapat mandiri dengan ciri – ciri pokok mampu
mengenal diri sendiri dan lingkungan sebagaimana mestinya; menerima diri sendiri dan lingkungan
secara positif dan dinamis; mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri; mengarahkan diri sesuai
dengan keputusan itu; dan mewujudkan diri secara optimal sesuai denga potensi, minat dan
kemampuan – kemampuan yang dimilikinya (Prayitno 2004:117).
6.Asas Kegiatan

Hasil dari pelayanan bimbingan dan konseling tidak akan terjadi secara sendiri, melainkan harus ada
kerja giat dari klien sendiri. Konselor hanya membangkitkan semangat klien agar mampu dan mau
mengatasi masalahnya sendiri.

7.Asas Kedinamisan

Dalam usaha pelayanan bimbingan dan konseling itu diharapkan ada perubahan tingkah laku ke arah
yang lebih baik yang terjadi pada diri klien. Perubahan ini diharapkan perubahan yang selalu menuju
pada pembaharuan, lebih maju, dinamis sesuai dengan arah perkembangan klien.

8.Asas Keterpaduan

Pelayanan dalam bimbingan dan konseling berusaha memadukan semua aspek kepribadian yang ada
pada diri klien. Disamping kepribadian klien, isi dan proses layanan yang diberikan juga harus terpadu.
Agar konselor dapat melaksanakan asas keterpaduan maka konselor harus memiliki wawasan yang luas
tentang perkembangan klien dan aspek – aspek lingkungan klien.

9.Asas Kenormatifan

Pelayanan bimbingan dan konseling harus sesuai dengan norma – norma yang ada di masyarakat. Asas
ini diterapkan terhadap isi maupun proses dari pelayanan bimbingan dan konseling.

10.Asas Keahlian

Pelayanan bimbingan dan konseling perlu menggunakan prosedur, teknik, dan alat yang memadai.
Karena itu konselor butuh pelatihan yang cukup agar pelayanan bimbingan dan konseling bisa berhasil.
Dan pelayanan bimbingan dan konseling itu harus menggunakan tenaga ahli yang khusus dididik untuk
pekerjaan itu.

11.Asas Alih Tangan

Jika seorang konselor sudah mengerahkan segenap kemampuannya tetapi masalah individu yang
bersangkutan belum terselesaikan, maka konselor dapat mengirim individu tersebut kepada petugas
yang lebih ahli.

12.Asas Tut Wuri Handayani

Asas ini menuntut agar pelayanan bimbingan dan konselor itu tidak hanya dirasakan oleh orang yang
sedang mempunyai masalah atau konseli dan waktu konseli menghadap konselor saja, melainkan diluar
proses bantuan bimbingan dan konseling pun hendaknya dirasakan ada manfaat dari pelayanan
bimbingan dan konseling.

Anda mungkin juga menyukai