1
b. Pengertian Konseling
Konseling adalah interaksi yang (a) tcrjadi antara dua orang individu,
masing-masing disebut konselor dan klien; (b) terjadi dalam suasana
professional; (c) dilakukan dan dijaga sebagai alat memudahkan perubahan-
perubahan dalam tingkah laku klien. (Pepinsky & Pcpinsky, dalam Shertzer &
Stone, 1974)
Dalam rumusan di atas dapat disimpulkan ; (a) konseling merupakan proses
interaksi antara dua orang individu, masing-masing disebut konselor dan klien,
(b) dilakukan dalam suasana professional, (c) Berfungsi dan bertujuan sebagai
alat untuk memudahkan perubahan tingkah laku klien. untuk metnbantu individu
mengatasi hambatan-hambatan pcrkcmbangan dirinya, untuk mcncapai
perkcmbangan optimal kcmampuan pribadi Yang dimilikinya, proses tersebut
dapat tcrjadi setiap waktu. (Division ofCounseling Psychology)
Konseling adalah; proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individuyang
sedang mengalami masalah ( disebut klien) yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi oleh klien.
B. Tujuan Bimbingan dan Konseling
8. Asas Keterpaduan
Pelayanan bimbingan dan konseling harus berusaha memadukan berbagai aspek
kepribadian klien. Juga harus memperhatikan keterpaduan isi dan proses
layanan yang diberikan. Untuk itu konselor harus berwawasan luas tentang
3
perkembangan klien dan aspek lingkungan serta sumber lain untuk menangani
masalah klien.
9. Asas Kenomatifan
Kegiatan bimbingan konseling yang dilakukan tidak boleh bertentangan dengan
norma yang berlaku baik norma agama, adat, hukum, norma ilmu dan kebiasan
sehari-hari.
10. Asas Keahlian
Kegiatan bimbingan konseling yang dilakukan harus teratur dan sistematik
dengan menggunakan prosedur, teknik dan instrument bimbingan konseling
yang memadai. Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pelayanan
professional yang diselcnggarakan oleh tenaga ahli yang khusus dididik untuk
pekerjaan itu.
11. Asas Alih Tangan
Asas ini adalah ketika seorang konselor sudah mengerahkan segenap
kemampuannya untuk membantu individu, namun individu yang bersangkutan
belum dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan, maka konselor dapat
mengirim individu tersebut kepada orang atau badan yang lebih ahli.
12. Asas Tut Wuri Handayani
Asas ini menuntut agar pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya
dirasakan pada waktu klien mendapat masalah dan menghadap konselor saja,
namun diluar proses bantuanpun hendaknya dirasakan adanya manfaat
pelayanan bimbingan dan konseling.
D. Kesalahpahaman dalam Bimbingan dan Konseling
Kesalahpahaman dalam memahami bimbingan dan konseling terjadi mengingat
pelayanan bimbingan konseling dalam waktu yang relative tidak begitu lama telah
tersebar luas terutama ke sekolah-sekolah di seluruh pelosok tanah air. Kesalah
pahaman yang sering dijumpai di lapangan antara Iain sebagai berikut :
1. Bimbingan dan Konseling Disamakan Saja dcngan atau Dipisahkan Sama
Sekali dengan Pendidikan.
2. Konselor di Sekolah Dianggap scbagai Polisi Sckolah
3. Bimbingan dan Konseling Dianggap Semata-mata Sebagai Proses Pemberian
Nasihat
4. Bimbingan dan Konseling Dibatasi Hanya pada Menangani Masalah yang
Bersifat Insidental
4
5. Bimbingan dan Konseling Dibatasi Hanya Untuk Klien Tertentu Saja
6. Bimbingan dan Konseling Melayani "Orang Sakit" dan/atau "Kurang Normal"
7. Bimbingan dan konseling Bekerja Sendiri
8. Konselor Harus Aktif, Sedangkan Pihak Lain Pasif
9. Menganggap Pekerjaan Bimbingan dan Konseling Dapat Dilakukan oleh Siapa
Saja
10. Pelayanan Bimbingan dan Kcnseling Berpusat pada Keluhan Pertama Saja
11. Menyamakan Pekerjaan Bimbingan dan Konseling dengan Pekerjaan Dokter
atau Psikiater.
12. Menganggap Hasil Pekerjaan Bimbingan dan Konseling Harus Segera Dilihat
13. Menyamaratakan Cara Pemecahan Masalah bagi Semua Klien
14. Memusatkan Usaha Bimbingan dan Konseling Hanya pada Penggunaan
Instrumentasi
15. Bimbingan dan Konseling Dibatasi Hanya pada Menangani Masalah yang
Ringan Saja.
E. Perinsip-perinsip Bimbingan dan Konseling
1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan.
Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu dan kelompok yang
sangat bervariasi ; umur, jenis kelamin, satus sosial ckonomi, kcdudukan,
pangkat, dan jabatan.
2. Prinsip yang bcrkcnaan dengan masalah individu
Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kchidupan individu
tidaklah selalu positif. Faktor-faktor ncgatif juga menyertai dan akan
menimbulkan hambatanhambatan terhadap kelangsungan pcrkembangan dan
kehidupan individu yang menyebabkan masalah dalam hidupnya.
3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan
Program pelayanan bimbingan dan konseling disusun dan diselenggarakan secara
berkesinambungan. Jika disekolah, dari TK hingga Perguruan Tinggi. Hendaknya
memantau sejauhmana hasil dan manfaat yang diperoleh, dan mengetahui
kesesuaian antara program yang direncanakan dan pelaksanaannya. Tanggung
jawab pengelolaan program bimbingan dan konseling diletakkan pada seorang
pimpinan program yang terlatih dan terdidik secara khusus dalam pendidikan
bimbingan dan konseling.
4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan layanan
5
Tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah kemandirian individu; oleh karena
itu pelayanan bimbingan dan konseling harus diarahkan untk mengembangkan
klien agar mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi setiap kesulitan
yang dihadapi. Guru dan konselor berada dalam satu kerangka pelayanan .
Keduanya harus mengembangkan peranan yang saling melengkapi untuk
mengurangi masalah dan hambatan yang ada pada siswa.
5. Prinsip-prinsip di sekolah
"Guru amat mcmpcrhatikan bagaimana pcngajaran bcrlangsung, sedangkan
konselor amat memperhatikan bagaimana murid belajar" (Bernard & Fullmer,
1969). Sedangkan Crow & Crow (1960) mengatakan perubahan materi kurikulum
dan prosedur pengajaran hendaknya memuat kaidah-kaidah bimbingan. Apabila
kedua pendapat tersebut dilaksanakan, maka materi dan prosedur pengajaran
berkaidah bimbingan, dibarengi oleh kerjasama yang erat antara guru dan
konselor, dapat diyakini bahwa proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru
untuk murid akan sukses.
6
BAB II
ORIENTASI DAN RUANG LINGKUP KERJA
BIMBINGAN DAN KONSELING
7
- bidang bimbingan dan konseling
Tujuan dari ketiga bidang yaitu perkembangan setiap siswa sesuai bakat,
kemampuan, minat dan nilai.
2) Tanggung jawab konselor sekolah
Konselor lah yang mengendalikan dan melaksanakan berbagai layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Luar Sekolah
Warga masyarakat di luar sekolah banyak yang mengalami masalah dan
membutuhkan pelayanan bimbingan dan konseling untuk dientaskan.
8
BAB III
KARAKTERISTIK SISWA DI SEKOLAH DASAR
A. Karakteristik Siswa
Pemahaman keragaman yang ada di dalam kelas akan menentukan keberhasilan guru
dalam mengawal proses pembelajaran. Guru harus mengakomodasi keragaman siswa
sehingga siswa dapat mencapai tujuan pendidikan. pemahaman guru terhadap karakter
siswa, khususnya siswa SD memberi implikasi bahwa pendidikan, pembelajaran dan
bimbingan harus selalu berorientasi pada karakter siswa. pengenalan terhadap karakter
anak akan menentukan jenis pendekatan, metode atau teknik dalam memberikan layanan
bimbingan kepada siswa.
Adapun karakteristik murid SD dapat dilihat dari berbagai dimensi berikut:
1) Karakter pribadi dan sosial
- umur
- jenis kelamin
- pengalaman
- status sosial ekonomi
2) Karakter psikologis
- tingkat kecerdasan
- kreativitas
- bakat dan minat
- pengetahuan dasar dan pengetahuan terdahulu
- motivasi belajar
- sikap belajar
B. Implikasi Pemahaman Karakter Siswa
Pemahaman karakter terhadap siswa termasuk siswa SD akan membawa dampak
terhadap pelayanan pendidikan dan bimbingan yang diberikan guru. siswa yang memiliki
perbedaan karakter tentu memerlukan layanan yang berbeda pula. siswa yang memiliki
motivasi, kreativitas tinggi, guru dapat membelinya dengan menyediakan fasilitas yang
dapat mendukung kreativitasnya. siswa dengan motivasi belajar rendah maka guru dapat
membimbingnya dengan membiasakan mereka belajar secara terjadwal, menepati jadwal
belajar, pengawasan yang lebih ketat.
9
BAB IV
PARADIGMA INTEGRASI BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SEKOLAH DASAR
10
Seorang guru harus mampu melakukan kegiatan bimbingan, seperti memberikan
dorongan, bantuan, pengawasan, pengarahan dan bimbingan bahkan pemecahan
masalah yang dilakukan dalam proses pembelajaran dan di luar proses pembelajaran.
c. Aspek Prosedur dan Teknik
Pelaksanaan BK juga dapat dilakukan melalui kegiatan karyawisata, outbound,
Dan kegiatan outdoor lainnya. tetapi prioritas utama tetap pada lingkungan sekolah,
yaitu pengembangan iklim pembelajaran yang kondusif bagi pengembangan perilaku
secara efektif dalam perilaku belajar, pribadi, sosial dan karir. dengan kata lain
layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan melalui prosedur dan teknik
pembelajaran, selain mengajar guru juga mendesain setiap kegiatan pembelajaran
yang merupakan kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
d. Aspek Daya Dukung Lingkungan
Para guru bukanlah petugas yang dapat bekerja sendiri tanpa bantuan dan
dukungan manajerial, sosial, maupun sarana fisik yang merupakan salah satu faktor
penting dari upaya peningkatan mutu pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD.
oleh sebab itu layanan bimbingan dan konseling membutuhkan support lingkungan
dalam bentuk lingkungan sosial-ekologis pendidikan yang diwarnai budaya
pendidikan berbasis kompetensi dan pengembangan diri.
C. Bidang-bidang Layanan Bimbingan dan Konseling di SD
Layanan bimbingan dan konseling di SD dilaksanakan secara terpadu, Terintregasi
Dan komprehensif dengan proses pembelajaran.
1. Bidang bimbingan pribadi
Layanan ini bertujuan membantu peserta didik mengenal, menentukan dan
mengembangkan pribadi yang ber Iman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha esa,
mandiri serta sehat Jasmani dan Rohani
2. Bidang bimbingan sosial
Layanan ini bertujuan membantu peserta didik dalam kaitannya dengan lingkungan
sekitar, Etika pergaulan sosial yang dilandasi akhlak, budi pekerti luhur Dan rasa
tanggung jawab sosial.
3. Bidang bimbingan belajar
Layanan ini bertujuan membantu peserta didik mengenal, menumbuhkan dan
mengembangkan diri dalam sikap belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan
dan ketrampilan sesuai dengan program belajar serta menyiapkan peserta didik
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan dapat berperan di
masyarakat dengan baik.
4. Bidang bimbingan karier
Layanan ini bertujuan mengenal potensi diri sebagai prasyarat dalam
mempersiapkan masa depan karir peserta didik.
D. Tugas Personal Sekolah dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SD
11
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SD harus memfokuskan juga pada
pemahaman tugas tugas personel sekolah, kerjasama antar personel sekolah, serta
kerjasama sekolah dengan orang tua dan masyarakat. Uraian tugas bimbingan konseling
personel sekolah:
a. Kepala sekolah
Mengoordinasikan setiap kegiatan pendidikan yang mencakup pengajaran,
pelatihan dan bimbingan konseling.
Menyediakan sarana, tenaga dan fasilitas lainnya yang diperlukan
Melakukan supervise terhadap perencanaan, pelaksanaan Dan penilaian kegiatan
layanan bimbingan konseling.
b. Guru kelas sekaligus wali kelas dan pembimbing
Menginformasikan kepada kepala sekolah dan guru mata pelajaran tentang peserta
didik yang memerlukan perhatian khusus
Mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk program dan penilaian bimbingan
konseling
Melakukan kegiatan layanan bimbingan dan konseling dengan cara
mengintegrasikannya dalam materi kegiatan pembelajaran masing masing mata
pelajaran.
c. Guru mata pelajaran
Melaksanakan bimbingan melalui proses belajar mengajar sesuai dengan mata
pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya
Berkonsultasi dengan guru kelas atau guru pembimbing dalam hal masalah
masalah yang berkaitan dengan bimbingan dan program bersama
Membantu memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penilaian layanan
bimbingan dan konseling.
E. Model Layanan Bimbingan dan Konseling Terintegrasi di SD
Pendekatan bimbingan dan konseling dianggap sesuai untuk diterapkan di SD adalah
pendekatan perkembangan. model pendekatan bimbingan dan konseling perkembangan
yang dilakukan di SD dilakukan dengan pendekatan terpadu, terintegrasi dan
komprehensif dengan harapan mampu memenuhi kompetensi peserta didik yang
diharapkan secara lebih efektif dan efisien.
Model layanan bimbingan konseling terpadu dan terintegrasi di SD didasari asumsi
bahwa usia SD merupakan usia perkembangan yang paling sensitif dan kritis. peserta
didik yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang baik akan tumbuh menjadi
pribadi yang baik, Dan sebaliknya
Model BK perkembangan berbasis kompetensi di SD dilakukan secara terpadu
terintegrasi dan komperhensif merupakan pendekatan BK alternatif yang paling baik
pada jenjang SD, karena tidak adanya aturan yang jelas tentang siapa guru BK di SD,
sehingga layanan BK di SD dilakukan secara terpadu dan terintegrasi serta komprehensif
dengan kegiatan pembelajaran.
Karakteristik layanan BK di SD dapat dipahami dari berbagai hal yaitu:
12
1. BK di SD lebih menekankan pada peranan guru kelas dalam kegiatan kegiatan
bimbingan yang di Integrasikan dengan kegiatan pembelajaran
2. Layanan BK tidak dapat dipisahkan dari peran sentral orang tua yang menjadi
tempat bergantung peserta didik dalam banyak aspek
3. Karakteristik BK adalah dilakukan secara terpadu dan terintegrasi secara
komprehensif dengan proses pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar.
13
BAB V
KETRAMPILAN DASAR KOMUNIKASI KONSELING
BAGI GURU SEKOLAH DASAR
A. Pengertian Konseling
Konseling pada dasarnya merupakan suatu hubungan yang membantu karena upaya
bantuan dari konselor tidak semata mata diberikan secara langsung melainkan melalui
terbentuknya hubungan konseling yang memfasilitasi klien dalam menemukan
penyelesaian masalah yang dihadapi oleh konseli. dalam pendekatan Eksistensialis yang
paling utama dalam keseluruhan proses konseling adalah hubungan konselor dengan
konseli karena situasi hubungan tersebut merupakan stimulus untuk terjadinya perubahan
ke arah yang positif
B. Ketrampilan Komunikasi Konseling
1) Komunikasi verbal
Terjadi atas pesan pesan yang dikirim oleh konselor kepada konseli dalam bentuk
kata kata. Dalam hal ini hendaknya konselor mampu menggunakan pembendaharaan
kata yang tepat dan memiliki analisis terhadap pembendaharaan kata yang digunakan
konseli.
2) Komunikasi vocal
Penyampaian konselor tentang apa yang dirasakan dan seberapa responsif konselor
secara emosional memahami perasaan konseli. konselor hendaknya berkomunikasi
dengan suara yang lembut, dapat didengar dan nyaman didengar. konsep sesekali
perlu diam dan berhenti pada saat yang tepat, guna memberi ruang bagi konseli untuk
berfikir.
3) Komunikasi tubuh
Pesan-pesan yang dikirim oleh anggota tubuh meliputi ekspresi wajah, tatapan,
kontak mata, gesture, postur atau tubuh, kcdekatan secara fisik. pakaian dan cara
berdandan. Eksprcsi wajah konselor terutama melalui mata dan alis, merupakan
wahana utama untuk menyampaikan pesan kepada konseli.
4) Komunikasi sentuhan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya mengirim pesan melalui
scntuhan fisik, meliputi bagian tubuh apa dari konselor yang digunakan untuk
menyentuh, bagian tubuh mana dari konseli yang dapat disentuh, dan seberapa tegas
sentuhan tersebut.
a. Mempersiapkan konseli
b. Mempersiapkan materi
c. Mempersiapkan diri
Terlibat Secara Pribadi melibatkan sikap diri kita untuk memberi perhatian penuh
dan tak terbagi terhadap klien.
Mengamati melibatkan kemampuan konselor untuk melihat dan untuk memahami
perilaku nonverbal dari konseli.
Mendengarkan apa yang dikatakan dan bagaimana mereka memberitahu kita
mengenai pemahaman diri mereka sendiri dan kehidupan di sekitar mereka. pada
akhirnya ungkapan verbal para konseli adalah sumber pemahaman Empati terbesar
untuk konselor.
Cara agar kita dapat mengembangkan kemampuan mendengar antara lain:
a. Menentukan alasan untuk mendengar fokus pada kata kata nada suara dan cara
15
presentasi kan
b. Menahan memberikan penilaian pribadi kita harus menangguhkan dalam
memberikan penilaian dari ungkapan para konseli
c. Mendengarkan tema kita juga harus belajar mengingat ekspresi orang selama
periode waktu tertentu.
2. Empathy (empati)
Upaya konselor untuk menghayati perasaan atau konseli sebagaimana konseling
menghayatinya. Empati dilakukan bersamaan dengan attending. Dengan kata lain,
tanpa perilaku attending tidak akan ada empati. Ada dua macam empati yaitu (1)
empati primer yaitu suatu bentuk empati yang hanya memahami perasaan, pikiran,
keinginan dan pengalaman klien. tujuannya agar klien terlibat pembicaraan dan
terbuka. (2) empati tingkat tinggi yaitu apabila pemahaman konselor terhadap
perasaan dan keinginan serta pengalaman kalian lebih mendalam dan menyentuh klien
karena konselor ikut dengan perasaan tersebut.
3. Minimum encouragement (dorongan minimal)
Dorongan minimal adalah suatu dorongan langsung yang singkat terhadap apa
yang telah dikatakan klien, Dan memberikan dorongan singkat seperti(oh..., ya...,
terus..., lalu..., dan...). dorongan minimal dilakukan sebagai upaya aku Tama seorang
konselor agar kliennya selalu libat dalam pembicaraan dan dirinya terbuka.
16