Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 1
MIND MAP ....................................................................................................................... 2
PENJELASAN .................................................................................................................. 3
A. Asas-Asas BK ........................................................................................................ 3
B. Peran Guru Mata Dalam Penerapan Asas BK................................................... 5
C. Kode Etik BK ........................................................................................................ 5
SOAL-SOAL DAN JAWABAN....................................................................................... 8
Pilihan Ganda ................................................................................................................ 8
Essay ............................................................................................................................... 9
YEL-YEL ......................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 11

1
MIND MAP

2
PENJELASAN
A. Asas-Asas BK
1. Pengertian Asas BK
Asas berarti dasar (sesuatu yg menjadi tumpuan berpikir atau
berpendapat), dasar cita-cita (perkumpulan atau organisasi), dan hukum
dasar. Prinsip berarti asas (kebenaran yg menjadi pokok dasar berpikir,
pedoman bertindak), dan dasar.
Asas-asas bimbingan dan konseling merupakan ketentuan-ketentuan
yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan
dan konseling, sedangkan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
adalah hal-hal yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling.
2. Asas-asas BK
a. Asas Kerahasiaan. Asas kerahasiaan ini menuntut dirahasiakannya
segenap data dan keterangan tentang peserta didik (klien) yang
menjadi sasaran layanan. Dalam hal ini guru pembimbing
berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan
keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.
b. Asas Kesukarelaan. Jika asas kerahasiaan benar-benar sudah
tertanam pada diri siswa atau klien, maka sangat dapat diharapkan
bahwa mereka yang mengalami masalah akan dengan sukarela
membawa masalahnya itu kepada pembimbing untuk meminta
bimbingan.
c. Asas Keterbukaan. Bimbingan dan konseling yang efisien hanya
berlangsung dalam suasana keterbukaan. Baik klien maupun
konselor harus bersifat terbuka. Keterbukaan ini bukan hanya
sekadar berarti bersedia menerima saran-saran dari luar tetapi dalam
hal ini lebih penting dari masing-masing yang bersangkutan bersedia
membuka diri untuk kepentingan pemecahan masalah yang
dimaksud.

3
d. Asas Kekinian. Masalah individu yang ditanggulangi adalah
masalah yang sedang dirasakan bukan masalah yang sudah lampau,
dan bukan masalah yang akan dialami masa mendatang. Asas
kekinian juga mengandung pengertian bahwa konselor tidak boleh
menunda-nunda pemberian bantuan. Dia harus mendahulukan
kepentingan klien dari pada yang lain.
e. Asas Kemandirian. Dalam memberikan layanan pembimbing
hendaklah selalu menghidupkan kemandirian pada diri orang yang
dibimbing, jangan sampai orang yang dibimbing itu menjadi
tergantung kepada orang lain, khususnya para pembimbing/
konselor.
f. Asas Kegiatan. Usaha layanan bimbingan dan konseling akan
memberikan buah yang tidak berarti, bila individu yang dibimbing
tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan.
Hasil-hasil usaha bimbingan tidak tercipta dengan sendirinya tetapi
harus diraih oleh individu yang bersangkutan.
g. Asas Kedinamisan. Upaya layanan bimbingan dan konseling
menghendaki terjadinya perubahan dalam individu yang dibimbing
yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan
tidaklah sekadar mengulang-ulang hal-hal lama yang bersifat
monoton, melainkan perubahan yang selalu menuju ke suatu
pembaruan, sesuatu yang lebih maju.
h. Asas Keterpaduan. Layanan bimbingan dan konseling memadukan
berbagai aspek individu yang dibimbing, sebagaimana diketahui
individu yang dibimbing itu memiliki berbagai segi kalau keadaanya
tidak saling serasi dan terpadu justru akan menimbulkan masalah.
i. Asas Kenormatifan. Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari
norma agama, norma adat, norma hukum/negara, norma ilmu
ataupun kebiasaan sehari-hari. Asas kenormatifan ini diterapkan

4
terhadap isi maupun proses penyelenggaraan bimbingan dan
konseling.
j. Asas Keahlian. Usaha layanan bimbingan dan konseling secara
teratur, sistematik dan dengan mempergunakan teknik serta alat
yang memadai. Untuk itu para konselor perlu mendapatkan latihan
secukupnya, sehingga dengan itu akan dapat dicapai keberhasilan
usaha pemberian layanan.
k. Asas Alih tangan. Asas ini mengisyaratkan bahwa bila seorang
petugas bimbingan dan konseling sudah mengerahkan segenap
kemampuannya untuk membantu klien belum dapat terbantu
sebagaimana yang diharapkan, maka petugas ini mengalih-
tangankan klien tersebut kepada petugas atau badan lain yang lebih
ahli.
l. Asas Tutwuri handayani. Asas ini menunjukkan pada suasana
umum yang hendaknya tercipta dalam rangka hubungan
keseluruhan antara pembimbing dan yang dibimbing.

B. Peran Guru Mata Dalam Penerapan Asas BK

1. Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling.


2. Melakukan kerja sama dengan guru.
3. Mengalihtangankan siswa.
4. Mengadakan upaya tindaklanjut layanan bimbingan
5. Memberikan kesempatan pada siswa memperoleh layanan
bimbingan dan konseling.
6. Membantu mengumpulkan informasi.
7. Berpartisipasi kegiatan pendukung seperti konferensi kasus.
8. Berpartisipasi upaya pencegahan masalah pengembangan potensi.
C. Kode Etik BK

1. Pembimbing/konselor menghormati harkat pribadi, integritas dan


keyakinan klien.

5
2. Pembimbing/konselor menempatkan kepentingan klien di atas
kepentingan pribadi pembimbing/konselor sendiri.
3. Pembimbng/konselor tidak membedakan klien atas dasar suku
bangsa, warna kulit, kepercayaan atau status sosial ekonominya.
4. Pembimbng/konselor dapat menguasai dirinya dalam arti kata
berusaha untuk mengerti kekurangan-kekurangannya dan
prasangka-prasangka yang ada pada dirinya yang dapat
mengakibatkan rendahnya mutu layanan yang akan diberikan serta
merugikan klien.
5. Pembimbing/konselor mempunyai serta memperlihatkan sifat-sifat
rendah hati, sederhana, sabar, tertib, dan percaya pada paham hidup
sehat.
6. Pembimbing/konselor terbuka terhadap saran atau pandangan yang
diberikan padanya, dalam hubungannya dengan ketentuan-
ketentuan tingkah laku profesional sebagaimana dikemukakan
dalam kode etik bimbingan dan konseling.
7. Pembimbing/konselor memiliki sifat tanggung jawab baik terhadap
lembaga dan orang-orang yang dilayani, maupun terhadap
profesinya.
8. Pembimbing/konselor mengusahakan mutu kerjanya setinggi
mungkin.
9. Pembimbing/konselor menguasai pengetahuan dasar yang memadai
tentang hakikat dan tingkah laku orang, serta tentang teknik dan
prosedur layanan bimbingan guna dapat memberikan layanan
dengan sebaik-baiknya.
10. Seluruh catatan tentang klien merupakan informasi yang bersifat
rahasia, dan pembimbing menjaga kerahasiaan ini.
11. Sesuatu tes hanya boleh diberikan oleh petugas yang berwenang
menggunakan dan menafsirkan hasilnya.
12. Testing psikologi baru boleh diberikan dalam penanganan kasus dan
keperluan lain yang membutuhkan data tentang sifat dan diri

6
kepribadian seperti taraf inteligensi, minat, bakat, dan
kecenderungan-kecenderungan dalam diri pribadi seseorang.
13. Data hasil tes psikologis harus diintegrasikan dengan informasi
lainnya yang diperoleh dari sumber lain, serta harus diperlakukan
setaraf dengan informasi lainnya itu.
14. Konselor memberikan orientasi yang tepat kepada klien mengenai
alasan digunakannya tes psikologi dan apa hubungannya dengan
masalah yang dihadapi klien.
15. Hasil tes psikologi harus diberitahukan kepada klien dengan disertai
alasan-alasan tentang kegiatan-kegiatannya dan hasil tersebut dapat
diberitahukan pada pihak lain, sejauh pihak yang diberitahukan itu
ada hubungannya dengan usaha bantuan pada klien dan tidak
merugikan klien sendiri.

7
SOAL-SOAL DAN JAWABAN

Pilihan Ganda
1. konselor tidak boleh menunda-nunda pemberian bantuan, ini termasuk dalam
asas?
a. Kerahasiaan c. Kemandirian
b. Alih tangan d. Kekinian

Jawabannya: d

2. Maksud dari asas adalah?


a. Khusus c. Dasar
b. Individu d. Umum
Jawabannya: c
3. Testing psikologi baru boleh diberikan dalam penanganan kasus dan keperluan
lain yang membutuhkan data tentang sifat dan diri kepribadian seperti
kecuali…..
a. Taraf inteligensi c. Bakat
b. Minat d. Pengorganisasian

Jawabannya: d

4. Pembimbing/konselor mempunyai haruslah memperlihatkan sifat-sifat?


a. Emosian c. Tergesa-gesa
b. Rendah hati d. Pencegahan
Jawabannya: b
5. Mereka yang mempunyai masalah harus mempunyai kerelaan untuk
menceritakan semua masalah nya, ini termasuk ke dalam asas?
a. Tujuan pendidikan c. Sukarela
b. Permasalahan d. Khusus
Jawabannya: c

8
Essay
1. Sebutkan 3 peran guru mata pelajaran terhadap asas BK?
Jawab :
1. Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling.
2. Melakukan kerja sama dengan guru.
3. Mengalihtangankan siswa.
2. Sebutkan 3 yang termasuk ke dalam kode etik BK?
Jawab :
a. Pembimbing/konselor menghormati harkat pribadi, integritas dan
keyakinan klien.
b. Pembimbing/konselor menempatkan kepentingan klien di atas
kepentingan pribadi pembimbing/konselor sendiri.
c. Pembimbng/konselor tidak membedakan klien atas dasar suku bangsa,
warna kulit, kepercayaan atau status sosial ekonominya.
3. Sebutkan 3 komponen yang termasuk dalam asas BK?
Jawab :
 Kerahasiaan
 Kerelaan
 Kemandirian

9
YEL-YEL
Nada - Balonku

Asas bk ada 12

Sangat banyak ragamnya

Ada kerahasiaan sampai tut wuri handayani

Juga ada kode etik BK

Yang didapat lima belas

Semua sangat penting

Untuk jadi guru mapel yang hebat

10
DAFTAR PUSTAKA
Azzet, Akhmad Muhaimin. 2013. Bimbingan & Konseling di Sekolah. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.

Hallen, A. 2002. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pers.

Prayetno dkk. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling. Jakarta:


Depdiknas.

11

Anda mungkin juga menyukai