Anda di halaman 1dari 3

Tugas Mandiri 1

Mata kuliah Wawasan dan Landasan Bimbingan dan Konseling

“Asas Bimbingan dan Konseling”

oleh

Nama : Ferderina Rebok

Nim : 1.04.2021.0072

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING KRISTEN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN KRISTEN

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI KUPANG


12 Asas Bimbingan dan Konseling

1. Asas Kerahasiaan.
Asas kerahasiaan merupakan asas kunci dalam usaha bimbingan dan konseling. Segala
sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada orang
lain.
2. Asas Kesukarelaan.
Proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar kesukarelaan, baik dari
pihak si terbimbing atau klien maupun dari pihak konselor. Klien diharapkan secara suka
dan rela tanpa paksaan menyampaikan masalah yang dihadapinya.
3. Asas Keterbukaan.
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat diperlukan suasana keterbukaan,
baik keterbukaan dari konselor maupun dari klien demi kepentingan pemecahan masalah.
4. Asas Kekinian.
Asas kekinian artinya masalah-masalah yang sedang di tanggulangi bersama adalah yang
sedang dirasakan bukan masalah yang sudah lampau dan juga bukan masalah yang
mungkin akan dialami di masa yang akan datang. Asas kekinian juga mengandung
pengertian bahwa konselor tidak boleh menunda-nunda pemberian bantuan.
5. Asas Kemandirian.
Asas ini bertujuan menjadikan si terbimbing dapat berdiri sendiri, tidak tergantung pada
orang lain atau tergantung pada konselor.
6. Asas Kegiatan.
Keberhasilan bimbingan dan konseling tidak akan tercapai dengan sendirinya tetapi harus
dengan partisipasi aktif dari klien untuk menjalani proses konseling dan aktif pula
menerapkan hasil-hasil konseling.
7. Asas Kedinamisan.
Asas ini menghendaki terjadinya perubahan pada diri klien yaitu perubahan tingkah laku
ke arah yang lebih baik. Perubahan itu tidaklah sekadar mengulang hal yang sama, yang
bersifat monoton, melainkan perubahan yang selalu menuju ke suatu pembaruan,sesuatu
yang lebih maju, dinamis sesuai dengan arah perkembangan klien yang dikehendaki.
8. Asas Keterpaduan.
Sebagaimana diketahui individu memiliki berbagai aspek kepribadian yang kalau
keadaannya tidak seimbang justru akan menimbulkan masalah. Untuk itu konselor perlu
memiliki wawasan yang luas tentang perkembangan klien dan aspek-aspek lingkungan
klien.
9. Asas Kenormatifan.
Asas kenormatifan diterapkan terhadap isi maupun proses penyelenggaraan bimbingan
dan konseling. Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-
norma yang berlaku baik ditinjau dari norma agama,norma adat, norma hukum, norma
ilmu, maupun kebiasaan sehari-hari.
10. Asas Keahlian.
Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pelayanan profesional yang diselenggarakan
oleh tenaga-tenaga ahli yang khusus dididik untuk pekerjaan itu. Asas ini mengacu pada
kualifikasi pendidikan dan juga pengalaman.
11. Asas Alih Tangan.
Jika dalam proses konseling konselor sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk
membantu individu, namun individu yang bersangkutan belum dapat terbantu
sebagaimana yang diharapkan, maka konselor dapat mengirim individu tersebut kepada
petugas atau badan yang lebih ahli.
12. Asas Tutwuri Handayani.
Asas ini menunjuk pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam rangka hubungan
keseluruhan antara konselor dan klien. Asas ini menuntut agar pelayanan dan bimbingan
konseling tidak hanya dirasakan pada waktu klien mengalami masalah dan menghadap ke
konselor saja, namun diluar hubungan proses bimbingan dan konseling pun hendaknya
dirasakan adanya manfaat pelayanan bimbingan dan konseling itu.

Daftar Pustaka :
dkk, Prayitno. 2018. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai