Anda di halaman 1dari 18

PROFESI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

“ Konteks Kemasyarakatan TP ”

Dosen Pengampu

Dra. Eldarni, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Asyarizka Putri (NIM 19004003)

Deca Aisyah (NIM 19004005)

Difa Adani Zulfi (NIM 19004007)

Fadhilaturrahmy (NIM 19004010)

Indry Delvytra (NIM 19004015)

TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan
rahmad dan bimbingan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.Makalah ini
merupakan panduan bagi mahasiswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu,
makalah ini juga sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Profesi Teknologi Pendidikan dan
disusun sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan proses belajar mandiri, agar aktifitas
dan penguasaan materi dapat optimal sesuai dengan yang diharapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Kritik dan saran
tetap kami harapkan guna perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Kerinci, 16 Oktober 2021

Penulis Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A...LATAR BELAKANG............................................................................................. 4
B...RUMUSAN MASALAH........................................................................................ 4
C...TUJUAN.................................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

A...Konteks kemasyarakatan TP dan hubungan dengan profesi lain............................ 5


B...Sumber-sumber yang berpengaruh terhadap TP...................................................... 8
C...Peran TP dalam Masyarakat.................................................................................... 13

BAB III PENUTUP

A...KESIMPULAN....................................................................................................... 17
B...SARAN.................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Teknologi Pendidikan bekerja dalam suatu masyarakat, dan harus menghadapi semua
persoalan dalam masyarakat misalnya masalah rasial, perbedaan kelamin dan sebagainya.
Seperti halnya dengan bidang-bidang profesi lainnya, Teknologi pendidikan bergerak dan
bekerja dalam lapangan kependidikan. Jika teknologi pendidikan itu berkeinginan menjadi
satu dengan profesi lain, maka harus menerima isu-isu dan kemudian menentukan sikap.

Teknologi Pendidikan bergerak dalam konteks mayarakat dan lapangan


kependidikan yang lebih luas. Dalam peranan kemasyarakatannya, teknologi penddikan
mencanangkan dirinya sebagai profesi memihak- memperhatikan dengan sungguh-sungguh
untuk maksud apa teknik dan aplikasinya dipergunakan. Sebagai satu profesi, teknologi
pendidikan telah menentukan sikap dan memihak pada kebebasan intelektual, memihak
pada tindakan afirmatif, menolak adanya stereotip dalam bahan-bahan dan memihak pada
teknologi yang digunakan untuk mendukung dan meningkatkan kemanusiaan menuju
kebutuhan hidup manusia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konteks masyarakat TP ?
2. Bagaimana hubungan profesi TP dengan profesi lainnya ?
3. Apa saja sumber-sumber yang berpengaruh terhadap TP ?
4. Bagaimana peran TP terhadap masyarakat?
C. TUJUAN
1. Mengetahui konteks masyarkat TP.
2. Mengetahui hubungan profesi TP dengan profesi lainnya.
3. Mengetahui saja sumber-sumber yang berpengaruh terhadap TP.
4. Mengetahui peran TP terhadap masyarakat.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONTEKS KEMASYARAKATAN TP DAN HUBUNGANNYA DENGAN


PROFESI LAIN
a. Masyarakat Sebagai Suatu Keseluruhan
Kita berpendapat bahwa menjadi pekerjaan kita sungguh-sungguh
memperhatikan isi dan filsafat dari materi yang akan kita gunakan pada waktu
mendatang. Pendapat Antropologi Redfield bahwa akhir-akhir ini membincangkan
mengenai metode kimia (yaitu: keobjektifan dan kenetralan) dan berkata, “Netral
untuk siapa?” dan ia menjawab sendiri pertanyaan ini, “saya mendapatkan diri saya
tepat pada pihak kemanusiaan, dan saya mengharapkan keslamatan manusia”
(Redfield, 1953; hlm. 141) (Finn, 1995, hlm.252) Pernyataan yang tegas ini
menimbulkan dua pertanyaan yang ada kaitannya dengan pekerjaan teknologi
pendidikan dalam konteks masyarakat sebagai suatu keseluruhan.

1. Profesi Memihak.
Teknologi Pendidikan ialah alat untuk mencapai tujuan. Dan tujuannya adalah
memudahkan manusia untuk belajar . Akan tetapi : Seringkali teknologi cenderung
membuat tujuan-tujuan atau hasil-hasil yang hendak dicapai itu menjadi kabur atau
bahkan hilang, dan diganti oleh teknologi yang berupa alat sebagai tujuan.
Teknologi pendidikan hendaknya berperan sebagai satu profesi memihak. Profesi
memihak mempunyai pandangan tentang tujuan dan mampu memutuskan apakah
pekerjaan yang akan dilakukan itu tercapai hasil positif ataukah negative

2. Pencanangan Tujuan/ hasil.


Beberapa orang percaya bahwa profesi memihak itu haruslah bertindak lebih
jauh dari pada hanya mengajukan pertanyaan-pertanyaan, yaitu sampai pada
5
penentuan posisi nilai-nilai yang dianut bagi profesi. Mereka percaya bahwa
ahli-ahli teknologi pendidikan “ memilih sesuatu sebagai urutan pertama dalam
wira mereka sesungguhnya, ketelitian dan kepentingan untuk menyusun nilai , yang
menjadi dasar bagi mereka bertindak dalam memainkan peranan mereka “. Masalah
ini dikemukakan karena amat kuatnya pengaruh teknologi pendidikan , maka teknik
dan penerapannya pada masa yang akan datang mungkin dapat digunakan untuk
menyelewengkan pengetahuan dan informasi bagi tujuan-tujuan yang tak bermoral.
3. Kebebasan Intelektual
AECT (Association for Educational Communication and Technology ) telah
menentukan sikap yang tegas dalam mendukung kebebasan intelektual. Kode Etik
AECT menyatakan bahwa anggota-anggota ”berkewajiban melindungi hak pribadi
guna memperoleh/ mengetahui bahan dari berbagai sudut pandang”.

4. Tindakan Afirmatif
AECT juga telah menentukan sikap yang mendukung adanya tindakan
afirmatif. Dalam AECT terdapat sebuah komisi tindakan afirmatif yang bertugas ”
menyusun rencana untuk melibatkan wanita dan golongan minoritas dalam kegiatan
AECT serta bidang teknologi pendidikan umumnya.” selanjutnya usaha dari komisi
ini memberi petunjuk bagi keharusan penentuan sikap secara aktif dan ” haruslah
memperoleh dukungan dan kerjasama dari setiap anggota”.

5. Stereotip
AECT telah secara tegas menyatakan penolakannya atas bahan-bahan yang
mengandung stereotip. Kode Etik AECT menyatakan bahwa anggota-anggota
AECT haruslah : baik dalam membuat desain maupun mengadakan seleksi program
kependidikan atau media, hendaklah menghindari materi (isi) yang memperkuat
atau menganjurkan stereotip berkenaan dengan kesukuan, keagamaan. Anggota
harus berusaha mendorong pengembangan program dan media yang memberi
tekanan pada kenyataan kebhinekaan masyarakat sebagai satu persekutuan hidup
yang multi-kultural.

6
6. Penerapan Manusiawi Teknologi.
AECT menyadari bahwa, meskipun teknologi itu adalah alat, tetapi membawa
akibat-akibat. Apakah akibat tersebut berdampak positif atau negatif. Oleh karena
itu jika kita akan menggunakan teknologi pendidikan, maka AECT berkeyakinan
bahwa: Teknologi dapat dipakai guna mendukung tujuan kemanusiaan dan
kebutuhan hidup. Haruslah dibuktikan bahwa teknologi pendidikan berguna dan
penting dalam kaitannya dengan akibat-akibat yang lebih luas dari teknologi pada
masyarakat, bahwa bidang teknologi pendidikan itu dapat membantu masyarakat
mendayagunakan potensi-potensi mereka guna meningkatkan kemanusian tiap
individu.
b. Hubungan Teknologi Pendidikan Dengan Profesi-Profesi Lain

Teknologi pendidikan bergerak dalam konteks usaha kependidikan yang


lebih luas, karena juga berada dalam konteks profesi dan orang-orang yang terlibat
dalam memberikan kemudahan belajar. Jadi ahli teknologi pendidikan bukanlah
satu-satunya dapat membuat keputusan tentang bagaimana memudahkan belajar
melalui pengidentifikasi, pengembangan, organisasi dan pemamfaatan
sumber-sumber belajar. Karena itu bidang Teknologi Pendidikan perlu mengenal
konteks ”orang lain .

Ada 4 (empat) macam hubungan pengambilan keputusan yang mungkin antara


teknologi pendidikan dan profesi lain:

1. teknologi pendidikan bekerja dengan berperanan sebagai sub ordinasi terhadap


profesi lain dengan diberi wewenang/tanggungjawab pengambilan keputusan
instruksional yang sempit sekali

2. teknologi pendidikan dalam hal pengambilan keputusan berada diatas profesi lain
dan mengembang peranan yang menentukan dalam pengambilan keputusan
instruksional

3. teknologi pendidikan beserta tujuan dan alat-alatnya secara bertahap di adopsi


untuk dipakai sehingga tidak menjadi persoalan siapa yang harus membuat dan
mengambil keputusan
7
4. teknologi pendidikan berperan dengan profesi lain untuk membuat dan
mengambil keputusan bersama, menetapkan bersama bidang mana yang akan
membuat keputusan terakhir dengan mengingat dan memperhatikan tuntutan
spesifik dari situasi dan kondisi lembaga yang bersangkutan.

Tema Konvensi AECT (1976) juga menekankan hubungan dengan profesi lain
yaitu hubungan yang kooperatif dan saling ketergantungan. Dengan saling
ketergantungan merupakan cara hidup yang sangat berarti karena kita mungkin
mendapatkan sesuatu yang jauh lebih besar nilainya daripada apa yang kita
sembunyikan apa yang kita capai.

B. SUMBER-SUMBER YANG BERPENGARUH TERHADAP TP

Teknologi pembelajaran dapat dipandang sebagai bidang yang berhubungan


dengan aplikasi, meskipun prinsip dan prosedurnya berorientasi teori. Rana-rana
dalam bidang studi ini mengalami evolusi melalui penelitian, pengalaman praktis,
pengaruh nilai dan kompetesi, dan khususnya pengalaman teknologi yang digunakan
dalam pembelajaran. Tetapi, dasar pengetahuan profesi itu di pahami dan digunakan
dari etos khusus yang mendominasi mereka yang menamakan kelompok teknologi
pembelajaran. Setiap ranah teknologi pembelajaran dibentuk oleh:

a) Landasan penelitian dan teorinya


b) Nilai dan prespektif yang di yakininya, dan
c) Kemampuan teknologi itu sendiri

1. PENGARUH PENELITIAN DAN TEORI

Teknologi pembelajaran telah dipengaruhi teoridari berbagai bidang kajian. Akar teori
ini dapat ditemui dalam berbagai disiplin termasuk :

 Psikologi
 Rekayasa
 Komunikasi

8
 Ilmu Komputer
 Bisnis; dan
 Pendidikan secara umum

Sementara penelitian dan teori digunakan oleh para teknolog pembelajaran untuk
menuntun sebagian besar karyanya, prinsip-prinsip umum seringkali diterjemahkan
kedalam bentuk model-model yang memberikan rumusan prosedur yang direkomendasikan.
Model-model yang paling berpengaruh merupakan prosedur disain pembelajaran.

Berikut pemaparan sekilas mengenai dasar teori dan penelitian untuk setiap kawasan:

a. Desain (Design)

b. Pengembangan (Development)

c. Pemanfaatan (Utilization)

d. Pengelolaan (Management)

e. Penilaian (Evaluation)

a. Desain (Design)

Ciri utama desain pembelajaran adalah adanya dugaan bahwa prinsip-prinsip dan
prosedur-prosedurnya didasarkan pada hasil penelitian. Terdapat aliran-alirna
pemikiran utama yang memberi arahan pada perkembangan bidang ini, antara lain:

 Teori sistem Umum

Teori sistem umum diterapkan dalam bidang bidang ini melalui aplikasi model-model
perancangan sistem pembelajaran (Instructional Design Model). Instructional Design
Model, sebagai teori, didukung oleh logika deduktif, praktek yang dinilai dan
pengalaman yang sukses.

 Penelitian dan Teori Psikologi

9
Deasin pembelajaran berakar pada teori belajar. Secara tradisi para behaviourist
mendominasi dalam aplikasi perancangan pembelajaran. Saat ini perancangan
pembelajaran menekankan pada aplikasi psikologi kognitif (Polson;1993) dan banyak
juga berdasarkan pada prinsip-prinsip konstruktivisme dalam pengembangan
selanjutnya.

 Teknologi Pembelajaran dan Penelitian Belajar Mengajar

Perancang memilih peristiwa atau kegiatan-kegiatan pembelajaran yang spesifik


berdasar pada berbagai factor yang dapat memberikan dampak pada proses belajar
mengajar. Rancangan berbagai peristiwa pembelajaran terletak pada subjek yang
diajarkan atau materi pelajaran.

Selanjutnya perancang memilih media dalam perancangan pembelajaran. (lihat


kembali Kerucut Pengalaman Dale, 1946 ).

 Teori komunikasi dan Penelitian Persepsi-Atensi

penelitian komunikasi trdisional, jika dikombinasikan dengan prinsip-prinsip belajar


telah memberikan pengaruh yang sangat besar pada perancangan pembelajaran,
terutama pada situasi rancangan makro seperti tata letak halaman, desain layer, desain
grafis visual.

b. Pengembangan (Development)

Proses pengembangan pembelajaran tergantung pada prosedur desain, prinsip-prinsip


utamanya dari hakekat komunikasi dan proses belajar. Secara khusus dipengaruhi juga
oleh teori pemrosesan visual dan oditori, berfikir visual, dan estetika.

c. Pemanfaatan (Utilization)

10
Utilisasi tergantung dari proses difusi. Roger (1962, 1983) dalam penelitiannya
telah membuktikan bahwa proses difusi dipengaruhi oleh pemahaman terhadap difusi
inovasi. Difusi inovasi merupakan hasil dari proses yang beragam. Sebagai contoh
difusi dapat berasal dari dari suatu akumulasi hasil-hasil penelitian atau hasil dari suatu
proses pemecahan masalah. Idlain pihak, pendekatan politis terhadap difusi
pengetahuan ini menghasilkan serangkaian kebijakan dan peraturan (Weiss seperti
dikutip dalam Keeves, 1989). Difusi semacam ini makin bertambah penting bagi para
praktisi, sementara penelitian dan teori merupoakan sarana yang sangat berarti dalam
membentuk dan memerankan berbagai peraturan. Contoh adanya usaha pembatasan
penayangan adegan kekerasan pada televisi dan pembatasan tayangan komersial pada
saat jam penayangan televisi untuk anak-anak.

Molenda (1993) menyimpulkan teori dan komponen utilisi kedalam tiga bentuk
tahapan, yaitu penggunaan (usage), instalasi (installation) dan institusionalisasi
(institutionalization).

d. Pengelolaan (Management)

Metodologi dan teori pengelolaan telah banyak diaplikasikan baik pada berbagai
bidang pengelolaan dan koordinasi proyek atau sumber maupun secara lebih luas
dalam mengelola perubahan. Terdapat beberapa jenis pengelolaan antara lain :

 Pengelolaan proyek sebagai suatu konsep


 Pengelolaan Sumber belajar
 Pengelolaan sistem penyampaian
 Pengelolaan informasi

e. Penilaian (Evaluation)

11
Analisis, asesmen dan penilaian memainkan peranan penting dalam proses desain
pembelajaran dan teknologi pembelajaran. Olehkarena itu penilaian pembelajaran
diartikan sebagai suatu bentuk disiplin pengkajian dengan orientasi :

 Sistematik
 Beracu pada patokan (Criterion-referenced)
 Cenderung positivistic

2. NILAI DAN PERSPEKTIF/PARADIGMA ALTERNATIF

a. Nilai-Nilai Umum

Pada umumnya nilai-nilai yang ada akan berfungsi sebagai landasan berfikir dan
berbuat. Nilai-nilai ini berasal dari : pelatihan dan pengalaman kerja yang sama,
pembudayaan yang berasal dari teori-teori, atau karakteristik pribadi orang yang
tertarik pada suatu disiplin ilmu.

Para teknolog pembelajaran sebagai suatu komunitas professional cenderung


untuk menilai konsep sebagai : Replikabilitas pembelajaran, Individualisasi, efisiensi,
penggeneralisasian proses isi lintas bidang, perencanaan terinci, analisis dan
spesifikasi, kekuatan visual, dan manfaat pembelajaran bermedia.

Nilai-nilai disiplin ilmu terbentuk oleh aspek lain dari budaya seperti penelitian
dan teori, keberadaan filosofis yang dominant, hakekat latar dimana aplikasi
dilaksanakan dan pandangan alternative lain yang ikut membentuk karya para teknolog
pembelajaran.

b. Perspektif alternative

Terdapat sejumlah pandangan alternatif yang berkembang di teknologi pembelajaran.


Pandangan alternatif ini cenderung pada :

Pengkajian kritis atas posisi yang sudah dianggap umum


12
Orientasi pada teori alternatif; atau

Landasan filosofis alternatif

3. PENGARUH KEMAMPUAN TEKNOLOGI ITU SENDIRI

Selain pengaruh penelitian dan teori, teknologi pembelajaran sebagai suatu


bidang, tidak dapat terlepas dari pengaruh dan kemajuan teknologi. Sebagai contoh
pengaruh teknologi pada bidang teknologi pembelajaran terdapat pada sistem
penyampaian dan pengaruhnya terhadap pembelajaran dan belajar. Teknologi dapat
memberikan prospek munculnya stimulus yang realistic, memberikan akses terhadap
sejumlah besar informasi dan media dengan cepat, dan dapat menghilangkan hambatan
jarak antara pengajar dan pebelajar, dan antara pebelajar itu sendiri (Hannafin, 1992).

Perancang yang terampil dan kreatif dapat menghasilkan produk pembelajaran yang
dapat memberikan keunggulan dalam :

 Mengintegrasikan media

 Menyelenggarakan pengendalian atas pebelajar yang jumlahnya hamper tidak terbatas


dan bahkan

 Mendesain kembali untuk kemudian disesuaikan dengan kebutuhan, latar belakang,


dan lingkungan kerja setiap individu.

C. PERANAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM MASYARAKAT

Barbara B. Seels & Rita C. Richey (1994 : 25) devinisi tahun 1994
dirumuskan pada lima bidang garapan (domain) bagi teknolog pembelajaran, yaitu :
Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian. Barbara B. Seels
& Rita C. Richey (1994 : 27-28) menyatakan bahwa hubungan antar kawasan
dalam Teknologi Pendidikan bersifat sinergistik. Antara kawasan yang satu dengan
kawasan yang lain memiliki hubungan yang erat dan bersifat saling melengkapi.

13
Pembahasan mengenai pendidikan multicultural dalam teknologi pendidikan
merupakan bagian dari domain desain, dalam hal ini maksudnya adalah pendidikan
multikultur merupakan proses untuk mendesain pembelajaran yang dapat diterima
oleh semua kalangan dan tidak menyebabkan perpecahan.

Desain sebenarnya merupakan proses menspesifikasikan kondisi untuk belajar.


Domain desain ini sedikitnya mencakup empat kawasan teori dan praktek. Dalam
hal ini pendidikan multicultural pada kajian Teknologi Pendidikan merupakan
pengembangan dari desain sistem pembelajaran, dimana pembelajaran tersebut
merupakan suatu prosedur yang terorganisir yang mencakup langkah- langkah
menganalisis, mendesain, mengembangkan, melaksanakan hingga tahap
mengevaluasi pembelajaran.

Teknologi pendidikan dalam geraknya berusaha untuk menyentuh masyarakat


dan lapangan pendidikan yang lebih luas. Menurut Yusufhadi Miarso (1997) Dalam
peranan kemasyarakatan Teknologi pendidikan berusaha untuk bertindak sebagai
profesi yang memihak-memperhatikan dengan sungguh sungguh untuk maksud apa
teknik-teknik dan aplikasi aplikasinya digunakan.

Dalam upaya mensosialisasikan Pendidikan Multikultural di instansi- instansi


pendidikan, Teknologi pendidikan harus mampu menunjukkan eksistensinya
terhadap permasalahan pendidikan. Karena pada dasarnya dimanapun terdapat
masalah pembelajaran maka disitulah peran teknologi pendidikan dibutuhkan.
Oleh sebab itu teknologi pendidikan harusnya mampu menunjukan peran lebih
dalam upaya mengembangkan pendidikan Multikultural di instansi-instansi
pendidikan, salah satunya dengan mengadakan pengkajian secara intens terhadap
pendidikan multicultural dan bagaimana prospeknya bila diterapkan secara utuh di
Indonesia.

Teori-teori belajar yang menjadi kajian utama teknologi pendidikan


seharusnya memberikan banyak pemikiran dan cara pandang yang lebih baik
terhadap permasalahan pendidikan yang ada. Teori belajar yang pada kajian
teknologi pendidikan terdapat dalam domain desain ini maka hendaknya memang
mampu menjadi desain yang baik dalam pembelajaran.
14
Teknologi Pendidikan dalam perkembangannya dapat saja melakukan evaluasi
program terhadap berjalannya proses pendidikan multikultural yang salah satu
contohnya dengan menggunakan teori belajar sosiokultur. Karena pada hakikatnya
teori belajar sosiokultur juga merupakan kajian dari teknologi pendidikan.
Teknologi Pendidikan juga dapat memberi saran terhadap penerapan teori belajar
sosiokultur dalam pendidikan multicultural, serta bagaimana penerapannya dan
strategi belajar seperti apa yang dapat digunakan. Tidak hanya pada domain desain,
teknologi pendidikan juga dapat memberikan peranannya dengan memanfaatkan
domain lain yang ada, bahkan semua domain dalam teknologi pendidikan. Karena
pada dasarnya domain dalam teknologi pendidikan saling berhubungan.

Salah satu contoh peran teknologi pendidikan dengan memanfaatkan kelima


domain dalam teknologi pendidikan :

1. Domain Desain: teknologi pendidikan dapat mendesain pendidikan


multikultur agar dapat di terapkan di Indonesia dengan baik.
2. Domain Pengembangan: pada domain ini teknologi pendidikan dapat
memberikan ide-ide pengembangan untuk penerapan pendidikan
multicultural di Indonesia.
3. Domain Pemanfaatan: Teknologi Pendidikan dapat memberikan
kontribusi terhadap implementasi dari pengembangan teori
pembelajaran yang cocok dengan pendidikan multikultur
4. Domain Pengelolaan: Teknologi Pendidikan dapat memberikan
kontribusinya dalam strategi pengelolaan pembelajaran.
5. Domain Penilaian: Teknologi Pendidikan dapat mengadakan Evaluasi
sebagai proses penilaian terhadap pendidikan multikultur.

Perlu disadari bersama teknologi pendidikan yang memiliki lima kawasan dan
sebagai pusat adalah teori dan praktek ini, tidak mampu mekerja sendiri dalam
mengembangkan pendidikan multikultural. Peranan semua pihak sangat membantu
untuk proses perjalanan dilapangan. Karena sebagai bidang ilmu yang didasari
denagn teori, teknologi pendidikan kontribusi terbesarnya adalah memberikan ide
15
melalui kajian-kajian intens terhadap permasalahan- permasalahan yang terjadi
dalam pendidikan, memberikan ide media atau sumber belajar apa yang dapat
mendukung tercapainya tujuan.

Jelas sebenarnya teknologi pendidikan yang merupakan suatu bidang ilmu yang
sangat erat hubungannya dengan pembelajaran dapat memberikan kontribusi lebih
dalam menerapkan pendidikan multikultur di Indonesia, terutama dalam hal teori
dan mendesain model-model pembelajaran serta pengembangan yang dapat
dilakukan

16
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa, Teknologi Pendidikan dalan konteks mayarakat dan


lapangan kependidikan lebih luas. Dan dalam peranan kemasyarakatannya, teknologi
penddikan mencanangkan dirinya sebagai profesi memihak- memperhatikan dengan
sungguh-sungguh untuk maksud apa teknik dan aplikasinya dipergunakan. Dalam hubungan
dengan profesi lain yang juga bergerak dalam lapangan kependidikan. Teknologi pendidikan
mencanangkan suatu hubungan kooperatif, saling ketergantungan, dan kerjasama sederajat
sesama semua profesi yang berkecimpung dalam dunia pendidikan.

Adapun sumber yang berpengaruh dalam teknologi pendidikan yaitu:

A.Landasanpenelitiandanteorinya

B.Nilaidanprespektifyangdiyakininya,dan

C.Kemampuanteknologiitusendiri

B. Saran

Demikian pembahasan dari makalah kami. Kami berharap semoga pembahasan dalam
makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi pembaca. Dan kami pun berharap pula
kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan dalam tugas kami selanjutnya. Sekian dan
terima kasih.

17
DAFTAR PUSTAKA

1) Miarso, Yusufhadi, 2007. “Menyemai Benih Teknologi Pendidikan”, Jakarta :


Kencana Prenada Media Group.

2) Tirtarahardja, Umar dan S. L. La Sulo, 2005. “Pengantar Pendidikan”, Jakarta : PT


Rineka Cipta.

3) http://candilaras.blogspot.com/2008/05/konteks-kemasyarakatan-profesi-memihak.ht
ml

4) Barbara B. seels dan Rita C. rechey. (1994). Teknologi Pembelajaran


definisi dan kawasannya. Jakarta : Unit Percetakan Universitas Negeri Jakarta

5) M. Khoirul Muqtafa. (2003). Paradigma Multikultural. Jakarta : Artikel


www.sinarharapan.co.id/berita/0402/05/opi02.html - 27k - Cached - More from
this site

18

Anda mungkin juga menyukai