Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PROFESIONALISASI TP

Yang di Ampu Oleh :

Dra. Eldarni, M.Pd.

Nama anggota Kelompok :

Aina Syafiqa ( 19004041)

Bagus Defsry ( 19004045 )

Deddy Kurniawan ( 19004048 )

Hendra Gunawan (19004054)

Fitra ( 19004052 )

Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Padang

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji dan Syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah
SWT, karena atas ridho dankarunia- Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Profesi Teknologi Pembelajaran. Dalam penyusunan makalah ini mungkin kami mengalami
kesulitan dan kendala yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan
wawasan serta pola pikir kami.

Namun berkat keyakinan, keinginan, dan usaha dengan sungguh- sungguh akhirnya
semuahambatan itu dapat kami atasi dengan baik. Kami menyadari sedalam-dalamnya bahwa
kami tidaklah sempurna dalam pembuatan makalah ini. Dengan demikian kami berharap
dengan dibuatnya makalah ini dapat memenuhi persyaratan dalam Profesi Teknologi
Pembelajaran ini dan dapat bermanfaat bagi kami serta para pembaca lainnya.

Tidak lupa kami berterimakasih kepada dosen pembimbing dan rekan-rekan yang
telah banyak membantudalam proses pembuatan Makalah ini. Sekian dari kami.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................
C. Tujuan ..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................

A. Pengertian Profesi TP.......................................................................


B. Syarat-Syarat Profesi TP..................................................................
C. Tanggung Jawab Profesi TP..............................................................
D. Organisasi Profesi TP........................................................................
E. AD dan ART Profesi TP....................................................................
F. Kode Etik Profesi TP.........................................................................
G. Sertifikasi dan Pelatihan TP..............................................................

BAB III PENUTUP.....................................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................
B. Saran.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Definisi Berdasarkan, sejarah, dan kawasan Teknologi Pendidikan, maka
dapat dilihat bahwa Teknologi Pendidikan merupakan suatu teori, bidang, dan
profesi. Sebagai teori Teknologi Pendidikan adalah teori mengenai bagaimana
masalah-masalah yang muncul dalam kegiatan belajar manusia yang ditemukan dan
dipecahkan. Sebagai teori Teknologi Pendidikan telah memenuhi tolak ukur suatu
teori. Tolak ukur tersebut adalah :
1. Adanya gejala atau fenomena yang tidak sepenuhnya dapat dipahami dengan
menggunakan teori-teori yang ada, yaitu adanya masalah belajar yang harus
dipecahkan
2. Adanya penjelasan bagaimana masalah belajar dapat diidentifikasi dan
dipecahkan,
3. Adanya orientasi atau pandangan yang jelas, yaitu adanya keterpaduan teori
dan praktik untuk memecahkan masalah belajar,
4. Adanya sistematisasi kawasan Teknologi,
5. Mengetahui adanya (domain Teknologi pendidikan membuka peluang
munculnya berbagai masalah untuk menemukan),
6. Menemukan strategi,
7. Adanya prediksi, yaitu munculnya berbagai alternatif pemecahan masalah, dan
8. Mengandung prinsip (berbagai unsur Teknologi Pendidikan).
Sebagai bidang Teknologi Pendidikan merupakan penerapan teori dan praktik
secara terpadu mencakup kelima domain atau kawasan Teknologi Pendidikan, yaitu
desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi.
Bidang kegiatan tersebut ditujukan untuk memecahkan masalah belajar
manusia. Sebagai profesi Teknologi Pendidikan terbentuk dari usaha yang
direncanakan secara sistematis (terorganisir) guna melaksanakan teori, teknik
intelektual dan penerapan praktik Teknologi Pendidikan. Mengingat begitu
kompleksnya Cakupan Teknologi Pendidikan, maka dalam makalah ini diungkapkan
sebagian kecil hal-hal yang berkenaan dengan Teknologi Pendidikan yaitu tentang
profesionalisasi Teknologi Pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Profesi TP ?
2. Syarat-Syarat Profesi TP ?
3. Tanggung Jawab Profesi TP ?
4. Organisasi Profesi TP ?
5. AD dan ART Profesi TP ?
6. Kode Etik Profesi TP ?
7. Sertifikasi dan Pelatihan TP ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Profesi TP
2. Untuk Mengetahui Syarat-Syarat Profesi TP
3. Untuk Mengetahui Tanggung Jawab Profesi TP
4. Untuk Mengetahui Organisasi Profesi TP
5. Untuk Mengetahui AD dan ART Profesi TP
6. Untuk Mengetahui Kode Etik Profesi TP
7. Untuk Mengetahui Sertifikasi dan Pelatihan TP
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi Teknologi Pendidikan


Profesi adalah bidang pekerjaan yang delandasi pendidikan keahlian
(keterampilan, kejuruan), dan dilandasi oleh moral tertentu contoh profesi (Guru,
Hakim, Jaksa, Dokter dll).
Teknologi Pendidikan didefinisikan dengan teori dan praktek dalam desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian proses, sumber
dan sistem untuk belajar. Dari itu idealnya seorang yang berprofesi pendidikan
keahlian teknologi pendidikan perlu menguasai kawasan diatas, namun dalam
kenyataannya di lapangan sangat jarang seseorang yang ada melaksanakan segala
komponen tersebut.
Profesi teknologi pendidikan ini bukan profesi yang netral dan bebas nilai.
Merupakan profesi yang masih banyak pertimbangan lain seperti sosial, budaya,
ekonomi dan rekayasa yang mempengaruhi, sehingga tindakannya harus selaras
dengan situasi dan kondisi serta berwawasan ke masa depan.
Pengertian Profesi Teknologi Pendidikan Miarso (2004:96) mengartikan
tenaga profesi teknologi pendidikan sebagai tenaga ahli dan atau mahir dalam
membelajarkan peserta didik dengan memadukan secara sistemik komponen sarana
belajar meliputi orang, isi ajaran, media atau bahan ajaran, peralatan, teknik, dan
lingkungan.

B. Syarat-syarat Profesi Teknologi Pendidikan


Setiap profesi paling sedikit harus memenuhi lima syarat :
• Pendidikan dan pelatihan yang memadai keduanya
• Adanya komitmen terhadap tugas profesionalnya
• Adanya usaha untuk senantiasa mengembangkan diri sesuai dengan kondisi
lingkungan dan tuntutan zaman
• Adanya standar etik yang harus dipatuhi
• Adanya lapangan pengabdian yang khas

C. Tugas Pokok Profesi Teknologi Pendidikan


Chaeruman (2008:2) mengatakan bahwa seorang sarjana teknologi pendidikan dapat
menjadi profesi:
1. Perancang proses dan sumber belajar dengan ruang lingkup pekerjaannya
seperti merancang sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran,
dan karakteristik pebelajaPengembang proses dan sumber belajar dengan
ruang lingkup pekerjaannya seperti mengembangkan teknologi cetak,
teknologi audiovisual, teknologi berbantuan komputer, dan sebagainya
2. Pemanfaat atau pengguna proses dan sumber belajar dengan ruang
lingkuperjaannya seperti memanfaatkan media pembelajaran, difusi inovasi
pendidikan, implementasi dan institusionaliasasi model inovasi pendidikan,
serta penerapan kebijakan dan regulasi pendidikan.
3. Pengelola proses dan sumber belajar dengan ruang lingkup pekerjaaannya
seperti mengelola proyek, mengelola aneka sumber belajar, mengelola sistem
penyampaian, dan mengelola sistem informasi pendidikan
4. Pengevaluasi (evaluator) atau peneliti proses dan sumber belajar dengan ruang
lingkup pekerjaannya seperti melakukan analisis masalah, mengukur acuan
patokan, evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan meneliti kawasan pendidikan.

Pendapat lain yang hampir sama dengan di atas disampaikan oleh Kusuma
(2008:5) bahwa tugas pokok ahli teknologi pendidikan adalah sebagai berikut.
Menyebarkan konsep dan aplikasi teknologi pendidikan, terutama untuk mengatasi
masalah belajar di mana saja.
• Merancang program dan sistem instruksional.
• Memproduksi media pendidikan.
• Memilih dan memanfaatkan media pembelajaran.
• Memilih dan menafaatkan sumber belajar.
• Mengelola kegiatan belajar dan instruksional yang kreatif
• Memperhatikan perkembangan teknologi dan dampaknya dalam pendidikan.
• Mengelola organisasi dan personel yang melaksanakan kegiatan
pengembangan dan pemanfaatan teknologi pendidikan.
• Merencanakan, melaksanakan dan menafsirkan penelitian dalam bidangnya
dan dalam bidang lain yang berkaitan dengan teknologi pendidikan.
• Penyusunan rumusan kebijakan dalam bidang teknologi pembelajaran..

Selain itu tugas profesi teknologi pendidikan dikemukakan oleh Miarso


(2004:70). Miarso menyebutnya sebagai tugas pokok teknologi pembelajaran atau
perekayasa pembelajaran dengan tugasnya sebagai berikut ::
1. Perancang (desainer): tugas ini meliputi mendesain sistem pembelajaran,
desain pesan, stratedi pembelajaran, dan karakteristik pebelajar. Desain sistem
pembelajaran adalah prosedur yang terorganisasi yang meliputi langkah-
langkah penganalisaan, perancangan, pengembangan, pengaplikasian dan
penilaian pembelajaran. Desain pesan adalah perencanaan untuk merekayasa
bentuk fisik dari pesan. Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk
menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran
dalam suatu pelajaran. Karakteristik pebelajar adalah segi-segi latar belakang
pengalaman pebelajar yang berpengaruh terhadap efektivitas proses belajarnya
(Seels dan Richey, 1994:30).
2. Pengembang (developer): tugas ini meliputi produksi dan penyampaian
teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berbasis komputer dan
teknologi terpadu. Contoh teknologi cetak adalah buku-buku, bahan-bahan
visual yang statis atau fotografis. Teknologi cetak ini ada dua jenis yaitu teks
verbal dan bahan visual. Teknologi audio visual adalah teknologi yang
berkaitan dengan mekanik dan elektrik. Audio visual adalah gabungan dari
audio (dengar) dan visual (lihat). Ada kemungkinan alat tersebut hanya audio
saja dan ada pula kemungkinan audio visual. Sedanmgkan visual saja
termasuk ke dalam teknologi cetak. Teknologi berbasis komputer adalah
teknologi yang memanfaatkan komputer baik perangkat lunak maupun
perangkat keras. Perangkat lunak berpa program-program komputer yang
dapat menampilkan tayangan-tayangan pembelajaran. Sedangkan perangkat
keras dapat berupa layar monitor, CPU, LCD. In focus, dan sebagainya.
Dalam perkembangannya komputer merupakan alat untuk menampilkan
internet, e-mail, dan sebagainya. Teknologi terpadu adalah paduan beberapa
jenis media yang dikendalikan oleh komputer. Sebagai contohnya adalah
video, filem, telekomprens, dan sebagainya ( Seels dan Richey, 1994:30).
3. Pemanfaat/Pengguna (User): tugas ini meliputi pemanfaatan media,difusi
inovasi, implementasi dan pelembagaan, dan kebijakan/regulasi. Pemanfaatan
media merupakan penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar.
Difusi inovasi adalah proses berkomunikasi melalui strategi yang terencana
dengan tujuan untuk diadopsi.Implementasi adalah penggunaan bahan dan
strategi pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya (bukan
tersimulasikan), sedangkan pelembagaan adalah penggunaan yang rutin dan
pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya
organisasi ( Seels dan Richey, 1994:30).
4. Pengelola (Manager), tugas ini meliputi pengelola proyek, pengelola sumber,
pengelola sistem penyampaian, dan pengelola informasi. Pengelola proyek
meliputi merencanakan, memonitor dan pengendalikan proyek desain dan
pengembangan. Pengelola sumber meliputi merencanakan, memantau, dan
mengendalikan pendukung dan pelayanan sumber. Pengelola sistem
penyampaian merupakankegiatan merencanakan, memantau, dan
mengendalikan ”cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran
diorganisasikan”. Sedangkan pengelola informasi adalah merencanakan,
memantau dan mengendalikan cara penyimpanan, pengiriman/pemindahan
atau pemprosesan informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan
belajar ( Seels dan Richey, 1994:30).
5. Penilai (Evaluator), tugas ini meliputi menganalisis masalah, mengukur yang
beracuan patokan, menilai secara formatif dan sumatif. Analisis masalah
merupakan kegiatan penentuan sifat dan parameter masalah dengan
menggunakan strategi pengumpulan informasi dan pengambilan keputusan.
6. Pengukuran acuan patokan adalah teknik-teknik untuk menentukan
kemampuan pebelajar menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya.
Penilaian formatif adalah pengumpulan informasi tentang kecukupan dan
penggunaan informasi sebagai dasar pengembangan selanjutnya.
D. Tanggung Jawab Profesi TP

Membelajarkan semua orang sesuai dengan potensi mereka masing-masing


dengan menggunakan berbagai macam sumber belajar, baik yang telah ada maupun
yang sengaja dibuat, serta memperhatikan keselarasan dengan kondisi lingkungan dan
tujuan pembangunan, agar tercapai masyarakat yang dinamis dan harmonis.

E. Organisasi Profesi TP

a) Sejarah Organisasi TP

Dengan makin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi


serta makin kompleksnya usaha pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia
para ahli yang bergerak dalam bidang teknologi pendidikan merasa perlu adanya suatu
forum profesi untuk saling bertukar pengalaman, peningkatan keprofesian. dan untuk
menjaga keselarasan antara perkembangan iptek dan kondisi lingkungan dan
kebutuhan belajar.

Dalam suatu pertemuan pada tanggal 27 September 1987 di Jakarta disepakati


untuk membentuk suatu organisasi profesi dengan nama "Ikatan Profesi Teknologi
Pendidikan Indonesia" disingkat IPTPL.

Selanjutnya ikatan profesi ini disempurnakan pada Kongres I yang diadakan


pada tanggal 15 Pebruari 1989, bertepatan dengan diselenggarakannya Temu Karya
Nasional Teknologi Pendidikan oleh Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan
Aktivitas Instruksional (PAU-PAI) Universitas Terbuka bekerja sama dengan IPTP.
Pada Kongres I itu dikukuhkan berdirinya organisasi profesi dengan penambahan
nama Indonesia, sehingga menjadi Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia
(IPTPI), disusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Kode Etik, Logo,
dan Pembentukan Pengurus.

Legalisasi organisasi ditunjukkan dengan telah diperolehnya akta pendirian


organisasi profesi pada tanggal 7 September 1989 dengan akta nomor 5. Keberadaan
organisasi telah didaftarkan ke Direktorat Jenderal Sosial Politik Departemen Dalam
Negeri pada tanggal 14 September 1990 dan dengan surat dari Direktur Pembinaan
Masyarakat untuk Direktorat Jenderal Sosial Politik telah diterbitkan surat nomor
220/1110 tertanggal 18 September 1990 tentang terdaftarnya keberadaan organisasi
IPTPI. IPTPI berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta.

Kongres II IPTPI diadakan di Malang pada tanggal 17-19 Nopember 1992,


bertepatan dengan Seminar Nasional dengan tema: Sumbangan Profesi Teknologi
Pendidikan untuk Peningkatan Sumber Daya Manusia dalam Pembangunan Jangka
Panjang II. Kongres III diadakan di Yogyakarta tanggal 28 Nopember sampai dengan
2 Desember 1995, bertepatan dengan Simposium Pendidikan Jarak Jauh. Sampai
dengan Konggres III, IPTPI memiliki delapan cabang yang telah disahkan, yaitu
cabang Malang, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Jakarta, Padang, Ujungpandang,
dan Tuban. Kongres IV dilaksanakan di Surabaya pada bulan Nopember 1999,
bertepatan juga dengan Simposium Pendidikan Jarak Jauh. Dalam Kongres IV di
Surabaya, dipilih pengurus baru dan ditetapkan bahwa dalam periode kepengurusan
1999-2004 sekretariat IPTPI berempat di Universitas Negeri Jakara, Kampus A
Gedung C, Rawamangun, Jakarta Timur 13220, telepon dan faximile (021)
476867530 dan e-mail: iptpi@yahoo.com. Pada setiap konggres dibahas
penyempurnaan organisasi profesi, baik mengenai Angaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Kode Etik, dan berbagai upaya peningkatan kegiatan organisasi.

b) Pengertian organisasai IPTPT

IPTPI merupakan satu organisasi yang bersifat profesional dari orang-orang


yang karena pendidikannya dan/atau kegiatan profesinya dalam bidang teknologi
pendidikan, serta mereka yang menaruh minat terhadap lapangan kegiatan yang
menjadi fungsi teknologi pendidikan. Organisasi ini bersifat tidak mencari keun
tungan dan independen.

IPTPI merupakan suatu organisasi profesi yang berasaskan Pancasila dan ber
tujuan menghimpun sumber daya untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran bagi
pengembangan teknologi pendidikan sebagai suatu teori, lapangan, dan profesi di
Tanah Air bagi kemanfaatan kemajuan bangsa Indonesia. Dan juga IPTPI
berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta.

c) Program kerja jangka panjang IPTPI adalah sebagai berikut.


• Menyebarluaskan konsep, prinsip, dan prosedur Teknologi Pendidikan ke
seluruh embaga pendidikan dan pelatihan di Indonesia.
• Menyebarkan aplikasi Teknologi Pendidikan kepada masyarakat dengan
maksud agar tiap warga negara memperoleh pengajaran seumur hidup,
secara tepat dan cepat, yang mudah dicerna dan diresapi, yang memikat,
pada tempat dan waktu yang tersebar, dengan memanfaatkan teknologi.
• Mengusahakan dan membina identitas profesi Teknologi Pendidikan
sebagai suatu lapangan pengabdian dengan menunjukkan kepemimpinan
dalam melaksanakan fungsi, tanggung jawab, jabatan, dan kompetensi
sehingga memperoleh pengakuan dan pengukuhan dari pemerintah dan
masyarakat.
• Bekerja sama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan dalam
menyelesaikan masalah pendidikan dan pembelajaran dengan melalui dan
menggunakan Teknologi Pendidikan.
• Bekerja sama dengan lembaga profesi dan pendidikan tinggi di dalam
maupun luar negeri dalam rangka meningkatkan pengetahuan,
pengalaman, dan kinerja, serta menghindarkan adanya tumpang tindih dan
pertentangan kepentingan.
IPTPI menjalin kerja sama dengan Universitas Negeri Jakarta, khususnya
Jurusan Teknologi Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pusat Sumber
Belajar. Kerja sama itu diwujudkan dengan membentuk bersama suatu lembaga
berbadan hukum berbentuk yayasan yang disebut Lembaga Pengembangan Teknologi
Kinerja (LPTK) yang merupakan usaha penerapan dan pengabdian masyarakat dari
bidang studi dan profesi TeknologiPendidikan

Sebagai organisasi yang relatif masih muda, profesi Teknologi Pendidikan


masih belum banyak dikenal dan belum mendapat pengukuhan secara meluas,
termasuk dari pemerintah. Untuk itu IPTPI senantiasa bertindak proaktif dalam
penyelenggaraan pertemuan profesi tahunan dengan mendukung atau bekerja sama
dengan lembaga lain, khususnya Pustekkom Dikbud yang telah membuka jalan
perlunya tenaga ahli Teknologi Pendidikan. Pertemuan tersebut kecuali untuk
membuka wawasan dan meningkatkan kemampuan, juga untuk memasyarakatkan
keberadaan profesi.

F. AD & ART Profesi TP


Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) organisasi merupakan
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga sebuah organisasi. Anggaran dasar (AD)
organisasi biasanya akan memuat ketentuan-ketentuan pokok. Ketentuan pokok
merupakan dasar bagi aturan berjalannya organisasi. Anggaran dasar organisasi harus
dibuat secara ringkas, jelas, dan mudah dipahami dan dimengerti oleh semua anggota
dan pengurus organisasi.
Ketentuan anggaran dasar sebuah organisasi akan berisi tentang visi misi
organisasi, usaha yang akan dijalankan sebuah organisasi, tujuan pendirian organisasi,
pengelolaan organisasi, pengurus organisasi, tugas dan wewenang pengurus, waktu
pendirian organisasi, dan hal-hal mendasar saat pendirian organisasi.Anggaran Rumah
Tangga (ART) organisasi biasanya memuat peraturan yang mengatur apa pun urusan
rumah tangga sehari-hari organisasi. Anggaran rumah tangga merupakan penjelasan
lebih luas dari anggaran dasar.
AD/ART organisasi disusun oleh orang-orang yang akan mendirikan sebuah
organisasi. Isi AD dan ART organisasi harus sesuai dengan kesepakatan dan
keputusan bersama pengurus dan anggota organisasi. Sebuah anggaran dasar ataupun
anggaran rumah tangga bisa saja berubah setelah berjalannya sebuah organisasi dalam
suatu masa. Perubahan ini bisa dilakukan oleh pengurus ataupun orang yang ditunjuk
berwenang dalam organisasi yang didirikan.
Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga memang dibuat sebagai landasan
bagi semua pengurus dan anggota organisasi dalam menjalankan organisasi. Dengan
kata lain, sebuah AD/ART organisasi merupakan panduan dan batasan yang akan
dilakukan oleh para anggota dan pengurusnya dalam menjalankan “Visi dan Misi”
organisasi.
Seperti yang kita ketahui bahwa :
Visi SPN adalah “Memperjuangkan terwujudnya masyarakat pekerja yang diperlukan
secara adil, hidup sejahtera dan bermartabat”.
Misi SPN adalah :
1. Mempunyai komitmen yang kuat terhadap perjuangan serikat pekerja untuk
mendorong penegakan hukum di bidang ketenagakerjaan dengan ikut mengawasi
serta melaporkan aparat penegak hukum dari perilaku bermasalah dan korupsi.
2. Menumbuhkan kepemimpinan SPN yang mempunyai kemampuan membangun
solidaritas dan soliditas terhadap seluruh pekerja anggota yang memiliki integritas
kepribadian yang baik, keunggulan moral, amanah dan profesional di bidang
ketenagakerjaan.
3. Mendorong dan membangun perangkat organisasi ditingkat otonomi daerah yang
terintegrasi serta berorientasi pada semangat kesatuan dan persatuan secara
proporsional melalui musyawarah pada tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota
4. Mendorong adanya sistem pengupahan yang layak serta mempunyai nilai daya
saing secara individu bagi peningkatan kehidupan pekerja beserta keluarganya
melalui penguatan posisi tawar perjuangan SPN.
5. Mendorong secara institusi maupun individu untuk menempatkan organisasi SPN
sejajar dengan organisasi masyarakat sosial, ekonomi dan politik lainnya yang mampu
melakukan kerjasama yang saling menguntungkan.
Visi dan misi melekatkan secara utuh dalam AD/ART walaupun pastinya tidak
semua dijabarkan dalam pasal per pasal dalam AD/ART tersebut. Tetapi jelas bahwa
apabila ada kebijakan tidak sesuai dengan visi dan misi tersebut maka otomatis itu
merupakan pelanggaran/pengingkaran terhadap pelaksanaan AD/ART, karena Visi
dan Misi adalah “Benang Merah dan Semangat” dari sebuah organisasi.
G. G. Kode Etik Profesi TP

Kode etik profesi TP menurut AECT adalah sebagai berikut:

1. Tanggung jawab dan kewajiban kepada masyarakat

Dalam melaksanakan kewajibannya terhadap masyarakat, para anggota :

• Selalu, dengan jujur, mewakili lembaga atau organisasi dimana orang tersebut
terdaftar, dan selalu siap melaksanakan tindakan pencegahan untuk
membedakan kepentingan pribadi, dengan kepentingan lembaga atau
(pandangan) organisasi.
• Selalu, secara tepat dan cepat, mewakili atau menyampaikan fakta menyangkut
kepentingan atau masalah kependidikan kepada publik, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
• Tidak akan memanfaatkan situasi kelembagaan atau sikap ikatan profesi untuk
keuntungan pribadi.
• Tidak akan menerima berbagai bentuk ucapan atau ungkapan terima kasih
dalam bentuk apapun juga, seperti bingkisan, hadiah, yang dapat melumpuhkan
atau menyimpang dalam menentukan pertimbangan keprofesian, atau
memperoleh kepentingan atau keuntungan tertentu.
• Selalu melaksanakan terapan secara adil dan sama dengan siapapun juga dalam
memberikan jasa atas / terhadap profesi.
2. Tanggung jawab dan kewajiban terhadap profesi

Dalam memenuhi kewajibannya terhadap profesi, anggota :

• Selalu menyesuaikan dan memperlakukan sama terhadap semua anggota profesi


sehubungan dengan hak professional dan tanggung jawab.
• Tidak pernah memanfaatkan cara coersive untuk memperkenalkan perlakuan
khusus untuk mempengaruhi keputusan professional atau rekanan.
• Selalu menghindari eksploitatif profesi secara komersial atas keanggotaan
individu yang tergabung dalam organisasi profesi. Selalu memperjuangkan
upaya peningkatan keahlian dan pengetahuan dan menyebarkannya kepada
rekan seprofesi demi kemajuan profesi itu sendiri.
• Selalu memperlihatkan dan berlaku jujur sesuai persyaratan profesi, serta
memperhatikan rekan profesi.
• Melakukan kegiatan-kegiatan profesional melalui saluran-saluran semestinya
• Hanya mendelegasikan tugas-tugas yang diberikan kepada personel-personel
yang berkualifikasi. Personel yang berkualifikasi adalah orang-orang yang telah
memperoleh latihan atau surat-surat kepercayaan yang sesuai dan atau mereka
yang dapat membuktikan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas
tertentu
• Memberikan penjelasan-penjelasan kepada para pemakai tentang syaratsyarat
dan penafsiran-penafsiran dari hukum hak cipta dan hukum-hukum lain yang
mempengaruhi profesi serta mendukung keterlibatan
• Memperhatikan semua peraturan yang berhubungan atau mempengaruhi
profesi; harus melaporkan, tanpa ragu-ragu tindakan-tindakan yang tidak etis
atau tidak legal dari sesama anggota profesi ke komisi etika profesional AECT;
harus berperan serta dalam pencari tahuan profesional bila diminta oleh
organisasi

H. Sertifikasi dan Pelatihan TP

Secara umum sertifikasi dapat dipahami sebagai tanda bukti penguasaan suatu
kompetensi dalam bidang profesi tertentu yang dikeluarkan oleh instansi berwenang.
Dengan demikian sertifikasi profesi TP dapat dimaknai sebagai tenda bukti yang
diberikan kepada seseorang yang telah memiliki dan menguasai kompetensi utama
dibidang teknologi pendidikan.

Sertifikasi dilakukan dengan cara melaksanakan ujian (tulis dan praktek)


untuk mengukur tingkat penguasaan kompetensi utama program studi TP. Dimana
orang yang berhak mendapatkan sertifikat sebagai teknolog pendidikan ini adalah
mereka yang telah menempuh pendidikan dan/atau telah mengikuti program
pendidikan dan pelatihan khusus untuk mendapatkan sertifikat /lisensi dalam profesi
teknologi pendidikan di program studi teknologi pendidikan, dan dinyatakan telah
menguasai kompetensi utama dari program studi Teknologi Pendidikan.
Adapun pelatihan TP secara umun ditujukan ditujukan untuk menghasilkan
tenaga profesi teknologi pendidikan yang bergerak dan berkarya dalam keseluruhan
bidang pendidikan, dan mengusahakan terciptanya kesimbangan dan keselarasan
hubungan dengan profesi lain, untuk terwujudkanya gagasan dasar perkembangan tiap
pribadi manusia indonesia yang maksimal.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Profesi teknologi pendidikan adalah tenaga ahli atau mahir dalam membelajarkan
peserta didik dengan memadukan secara sistemik komponen sarana belajar seperti
orang, media, bahan ajaran peralatan teknik dan lingkungan. Profesi ini sama
kedudukannya dengan profesi lain dalam bidang kependidikan, hanya cakupannya
lebih luas atau menyeluruh mencakup desain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan, penilaian, dan penelitian terhadap proses, sumber dan sistem belajar
untuk belajar. Dapat dikatakan bahwa profesi teknologi pendidikan adalah sebagai
perancang (desainer), pengembang (developer), pengelola (manager), penilai
(evaluator), dan peneliti (reseacher) terhadap proses belajar, sumber belajar dan sistem
belajar untuk kepentingan pembelajaran.

Dengan cakupan itu maka profesi teknologi pendidikan berfungsi sebagai pencari
jalan keluar atas masalah dalam belajar baik individu maupun kelompok, dengan cara
memfasilitasi belajar. Dengan cara ini profesi teknologi pendidikan akan
meningkatkan kesempatan belajar, kecerdasan peserta didik, meningkatkan nilai
tambah peserta didik sebagai sumber daya manusia, dan meningkatkan kinerja.

Pengusulan Jabatan Funsional Pengembang Teknologi Pendidikan telah


dilakukan sejak lama oleh Pusat Teknologi dan Komunikasi (Pustekkom) Departemen
Pendidikan Nasional, namun sampai sekarang masih dalam pembahasan antara
Pustekkom Depdiknas, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan), dan
Badan Kepegawaian Negara (BKN).

B. Saran

Lulusan Teknologi Pendidikan agar segera berkiprah dalam bidangnya


masing-masing, baik di lembaga pemerintah atau swasta. Selain itu menjadi tugas kita
semua untuk mensosialisasikan bidang keahlian ini ke masyarakat pengguna
pendidikan, terutama Program Sudi Teknologi Pendidikan dan Ikatan Profesi
Teknologi Pendidikan Indonesia (IPTPI).
Sumber:

1. Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta :


Kencana.
2. Chaeruman. (2008). Mengembangkan Sistem Pembelajaran dengan Model
ADDIE. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.
3. Miarso Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:
Kencana
4. Ariani, Diana. 2017. Aktualisasi Profesi Teknologi Pendidikan Di Indonesia.
Indonesian Journal Of Curriculum And Educational Technology Studies, 5 (1)
5. Siahaan, Sudirman. (2008) Jabatan Funsional Teknologi Pendidikan. Jakarta:
http://www.teknologipendidikan_undiksha.com/
6. Siahaan, Sudirman. (2008). Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi
Pembelajaran: Bagaimana Perkembangannya ?. Jakarta: http://www.e-
dukasi.net/
7. Siahaan, Sudirman, 2008, Menguak Konsep Jabatan Fungsional Pengembang
Teknologi Pendidikan. Jakarta: http://www.e-dukasi.net/
8. Sudrajat, Akhmad, 2008, Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta:
http://www.akhmadsudrajat.files.wordpress.com/

Anda mungkin juga menyukai