Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TEKNOLOGI PEMBELAJARAN AGAMA

(PERKEMBANGAN KONSEPSI DAN KARAKTRISTIK


TEKNOLOGI PEMBELAJARAN)

Oleh:
Sita Ayu Pangesti
2101002010016

Dosen pengampu:
Kustiani, S.Ag.,M.Pd.

Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH)


Shantika Dharma
Malang
2022/2023

KATA PENGANTAR
Om anubadrah kratauyantu isvatah
Om swastyastu
Puja nityam astungkara tidak lupa kami haturkan kehadapan ida sang
hyang widhi wasa ,karena atas asungkerta waranugraha ida sang hyang
widhi wasa penulis dapat menyelesaikan tugas makalah perkuliahan
teknologi pembelajaran agama yang materinya perkembangan konsepsi dan
karakteristik teknologi pembelajaran dengan tepat waktu. Semoga dengan
adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis menyadari bawa dengan adanya makalah yang penulis buat
masih banyak kekurangan , maka dari itu
penulis mengharap kritik dan saran dari para pembaca yang membangun
sehingga makalah ini dapat di sempurnakan dan berguna bagi pembaca
untuk menambah wawasan yang lebih luas.
Om sididhir astu tad astu astu svaha
Om shanty- shanty- shanty om

penil
is

DAFTAR ISI
Halaman Judul i

2
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I : PENDAHULUAN
A .Latar Belakang………………………….……………………4
B.Rumusan Masalah……………………………………..……5
C. Tujuan Masalah……………………………………................5

BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Teknologi Pembelajaran……………………….....5
B.Kawasan Teknologi Pembelajaran……………….…………..7
C.Peranan Teknologi Pembelajaran Dalam Pemecahan Masalah
Pembelajaran...........................................................…..............12
D. Konsep Teknologi Pembelajaran……………….………….13

BAB III : PENUTUP


Kesimpulan………….…………………...…..…………...........18

DAFTAR PUSTAKA………………………………….………………….19

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Seiring dengan kemajuan teknologi yang mengglobal telah terpengaruh
dalam segala aspek kehidupan baik dibidang ekonomi, politik, kebudayaan seni
dan bahkan di dunia pendidikan. Sebagai bagian dari kebudayaan, pendidikan
sebenarnya lebih memusatkan diri pada proses belajar mengajar untuk
membantu anak didik menggali, menemukan, mempelajari, mengetahui, dan
menghayati nilai-nilai yang berguna, baik bagi diri sendiri, masyarakat dan
Negara sebagai keseluruhan. Pendidikan sebagai bagian dari kebudayaan juga
merupakan sarana penerus nilai-nilai, gagasan-gagasan, sehingga setiap orang
mampu berperan serta dalam transformasi nilai demi kemajuan bangsa dan
negara.Dan di jaman yang modern ini kita sebagai sasaran maupun pelaku ilmu
pengetahuan harus mempunyai ilmu yang mumpuni tentang ilmu pengetahuan
tersebut, terlebih lagi pada masa yang modern ini muncul berbagai alat bantu
untuk mendukung pembelajaran.
Dan jika kiranya kita adalah pengajar, kita harus mengetahui secara dalam
ilmu pembelajaran tersebut agar kita tidak menyesatkan peserta didik atas
ketidak tahuan kita.Untuk itu sangatlah penting untuk kita mengetahui ilmu ilmu
tentang teknologi pembelajaran tersebut.
Teknologi pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan
integrative yang meliputi manusia, alat dan sisitem termasuk diantaranya gagasan,
prosedur dan organisasi. Banyak hal yang diberikan oleh teknologi itu,
diantaranya mempermudah baik dalam proses, penerapan pemahaman serta
penguasaan dibidang pendidikan. Dan dapat dikatakan bahwa teknologi adalah
tolak ukur kemajuan.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teknologi pembelajaran?
2. Apakawasan tekologi pembelajaran?
3. Bagaimana peranan teknologi pembelajaran dalam pemecahan masalah
pembelajaran?
4. Apa konsep teknologi pembelajaran?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian teknologi pembelajaran
2. Untuk mengetahui kawasan tekologi pembelajaran
3. Untuk mengetahui peranan teknologi pembelajaran dalam pemecahan
masalah pembelajaran
4. Untuk mengetahui konsep teknologi pembelajaran

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknologi Pembelajaran


1) Definisi Commission on Instruction Technology
“Cara yang sistematis dalam merancang, menerapkan, dan
mengevaluasi seluruh proses kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan
yang spesifik, berdasarkan penelitian terhadap pembelajaran dan komunikasi
antar manusia, dan mendayagunakan kombinasi sumber daya manusia dan non-
manusia untuk lebih mengefektifkannya”.

3)Definisi Silber 1970


“Teknologi Pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain,
produksi, evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem
pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta
pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personal) secara sistematik,
dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar”.

Definisi yang dikemukakan oleh Kenneth Silber di atas menyebutkan


istilah pengembangan.Pada definisi sebelumnya yang dimaksud dengan
pengembangan lebih diartikan pada pengembangan potensi manusia. Dalam
definisi Silber, penggunaan istilah pengembangan memuat dua pengertian,
disamping berkaitan dengan pengembangan potensi manusia juga diartikan pula
sebagai pengembangan dari Teknologi Pembelajaran itu sendiri, yang mencakup :
perancangan, produksi, penggunaan dan penilaian teknologi untuk pembelajaran.

5)Definisi Association for Educational Communications Technology1972


Pada tahun 1972, AECT berupaya merevisi defisini yang sudah ada
(1963, 1970, 1971), dengan memberikan rumusan sebagai berikut:

6
“Bidang yang memfasilitasi kegiatan belajar manusia melalui identifikasi,
pengembangan, organisasi, dan pemanfaatan yang sistematik terhadap cakupan
sumber pembelajaran yang luas melalui menejemen proses-proses tersebut.”
Definisi ini didasari semangat untuk menetapkan komunikasi audio-
visual sebagai suatu bidang studi.Ketentuan ini mengembangkan gagasan
bahwa teknologi pendidikan merupakan suatu profesi.

6)Definisi AECT 1977


“proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan,
sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah, merancang, melaksanakan,
menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada
manusia.”
Definisi tahun 1977, AECT berusaha mengidentifikasi sebagai suatu
teori, bidang dan profesi.Definisi sebelumnya, kecuali pada tahun 1963, tidak
menekankan teknologi pendidikan sebagai suatu teori.

7)Definisi AECT 1994


“Teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.”
Definisi ini berupaya semakin memperkokoh teknologi pembelajaran
sebagai suatu bidang dan profesi, yang tentunya perlu didukung oleh landasan
teori dan praktek yang kokoh.Definisi ini juga berusaha menyempurnakan
wilayah atau kawasan bidang kegiatan dari teknologi pembelajaran. Di
samping itu, definisi ini berusaha menekankan pentingnya proses dan produk.

B. Kawasan Teknologi Pembelajaran


1. Kawasan Desain
Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar dengan tujuan
untuk menciptakan strategi dan produk.Kawasan Desain meliputi empat
cakupan utama dari teori dan praktek, yaitu : Desain Sistem Pembelajaran,
Desain Pesan, Strategi Pembelajaran, Karakteristik Pembelajar.

7
a. Desain Sistem Pembelajaranyaitu prosedur yang terorganisasi, meliputi :
(a) penganalisaan (proses perumusan apa yang akan dipelajari); (b)
perancangan (proses penjabaran bagaimana cara mempelajarinya); (c)
pengembangan (proses penulisan dan pembuatan atau produksi bahan-bahan
pelajaran); (d) pelaksanaan/aplikasi (pemanfaatan bahan dan strategi) dan
(e) penilaian (proses penentuan ketepatan pembelajaran).Dalam Desain
Sistem Pembelajaran, proses sama pentingnya dengan produk, sebab
kepercayaan atas produk berlandaskan pada proses.
b. Desain Pesan yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan
agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima, dengan
memperhatikan prinsip-prinsip perhatian, persepsi,dan daya tangkap. Desain
pesan berkaitan dengan hal-hal mikro, seperti : bahan visual, urutan,
halaman dan layar secara terpisah. Desain harus bersifat spesifik, baik
tentang media maupun tugas belajarnya. Hal ini mengandung makna bahwa
prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda, bergantung pada jenis medianya,
apakah bersifat statis, dinamis atau kombinasi keduanya (misalnya, suatu
potret, film, atau grafik komputer). Juga apakah tugas belajarnya tentang
pembentukan konsep, pengembangan sikap, pengembangan keterampilan,
strategi belajar atau hafalan.
c. Strategi Pembelajaran yaitu spesifikasi untuk menyeleksi serta
mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan belajar dalam suatu pelajaran.
Teori tentang strategi pembelajaran meliputi situasi belajar dan komponen
belajar/mengajar. Seorang desainer menggunakan teori atau komponen
strategi pembelajaran sebagai prinsip teknologi pembelajaran. Dalam
mengaplikasikan suatu strategi pembelajaran bergantung pada situasi
belajar, sifat materi dan jenis belajar yang dikehendaki.
d. Karakteristik Pembelajaran yaitu segi-segi latar belakang pengalaman
pembelajar yang mempengaruhi terhadap efektivitas proses belajarnya.
Karaketeristik pembelajar mencakup keadaan sosio-psiko-fisik pembelajar.
Secara psikologis, yang perlu mendapat perhatian dari karakteristik
pembelajar yaitu berkaitan dengan dengan kemampuannya (ability), baik

8
yang bersifat potensial maupun kecakapan nyata — dan kepribadiannya,
seperti, sikap, emosi, motivasi serta aspek-aspek kepribadian lainnya.

2. Kawasan Pengembangan
Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke
dalam bentuk fisik, di dalamnya meliputi : teknologi cetak, teknologi audio-
visual, teknologi berbasis komputer, dan teknologi terpadu.
a. Teknologi Cetak; adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan
bahan, seperti : buku-buku, bahan-bahan visual yang statis, terutama
melalui pencetakan mekanis atau photografis. Teknologi ini menjadi dasar
untuk pengembangan dan pemanfaatan dari kebanyakan bahan
pembelajaran lain. Hasil teknologi ini berupa cetakan. Teks dalam
penampilan komputer adalah suatu contoh penggunaan teknologi
komputer untuk produksi. Apabila teks tersebut dicetak dalam bentuk
“cetakan” guna keperluan pembelajaran merupakan contoh penyampaian
dalam bentuk teknologi cetak.
b. Teknologi Audio-Visual; merupakan cara memproduksi dan
menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan dan elektronis untuk
menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pembelajaran audio-visual
dapat dikenal dengan mudah karena menggunakan perangkat keras di
dalam proses pengajaran. Pembelajaran audio-visual didefinisikan sebagai
produksi dan pemanfaatan bahan yang berkaitan dengan pembelajaran
melalui penglihatan dan pendengaran yang secara eksklusif tidak selalu
harus bergantung kepada pemahaman kata-kata dan simbol-simbol sejenis.
c. Teknologi Berbasis Komputer; merupakan cara-cara memproduksi dan
menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber
pada mikroprosesor. Pada dasarnya, teknologi berbasis komputer
menampilkan informasi kepada pembelajar melalui tayangan di layar
monitor. Berbagai aplikasi komputer biasanya disebut “computer-based
intruction (CBI)”, “computer assisted instruction (CAI”), atau “computer-
managed instruction (CMI)”.

9
d. Teknologi Terpadu; merupakan cara untuk memproduksi dan
menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang
dikendalikan komputer. Keistimewaan yang ditampilkan oleh teknologi
ini,– khususnya dengan menggunakan komputer dengan spesifikasi tinggi,
yakni adanya interaktivitas pembelajar yang tinggi dengan berbagai
macam sumber belajar.

3. Kawasan Pemanfaatan
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk
belajar. Mereka yang terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab
untuk mencocokkan pembelajar dengan bahan dan aktivitas yang spesifik,
menyiapkan pembelajar agar dapat berinteraksi dengan bahan dan aktivitas
yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan, memberikan penilaian
atas hasil yang dicapai pembelajar, serta memasukannya ke dalam prosedur
oragnisasi yang berkelanjutan.
Pemanfaatan Media yaitu penggunaan yang sistematis dari sumber
belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan
berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran. Prinsip-prinsip pemanfaatan
juga dikaitkan dengan karakteristik pembelajar.Seseorang yang belajar
mungkin memerlukan bantuan keterampilan visual atau verbal agar dapat
menarik keuntungan dari praktek atau sumber belajar.

4. Kawasan Pengelolaan
Pengelolaan meliputi Pengelolaan sumber,Pengelolaan system
penyampaian, danPengelolaan informasi.
Pengelolaan sumber; mencakup perencanaan, pemantauan dan
pengendalian sistem pendukung dan pelayanan sumber.Pengelolaan sumber
memliki arti penting karena mengatur pengendalian akses. Pengertian sumber
dapat mencakup personil keuangan, bahan baku, waktu, fasilitas dan sumber
pembelajaran. Sumber pembelajaran mencakup semua teknologi yang telah
dijelaskan pada kawasan pengembangan.Efektivitas biaya dan justifikasi

10
belajar yang efektif merupakan dua karakteristik penting dari pengelolaan
sumber.
Pengelolaan sistem penyampaian; meliputi perencanaan, pemantauan
pengendalian “cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran diorganisasikan”
Hal tersebut merupakan suatu gabungan antara medium dan cara penggunaan
yang dipakai dalam menyajikan informasi pembelajaran kepada pembelajar.
Pengelolaan informasi; meliputi perencanaan, pemantauan, dan
pengendalian cara penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau pemrosesan
informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan belajar. Pentingnya
pengelolaan informasi terletak pada potensinya untuk mengadakan revolusi
kurikulum dan aplikasi desain pembelajaran

5. Kawasan Penilaian
Penilaian merupakan proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran
dan belajar, mencakup : analisis masalah; pengukuran acuan patokan; penilaian
formatif; dan penilaian sumatif .
Dalam kawasan penilaian dibedakan pengertian antara penilaian
program, proyek , dan produk.
Penilaian program – evaluasi yang menaksir kegiatan pendidikan yang
memberikan pelayanan secara berkesinambungan dan sering terlibat dalam
penyusunan kurikulum.
Penilaian proyek – evaluasi untuk menaksir kegiatan yang dibiayai secara
khusus guna melakukan suatu tugas tertentu dalam suatu kurun waktu.
Penilaian bahan (produk pembelajaran) – evaluasi yang menaksir
kebaikan atau manfaat isi yang menyangkut benda-benda fisik, termasuk buku,
pedoman kurikulum, film, pita rekaman, dan produk pembelajaran lainnya.
a. Analisis Masalah.Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan
parameter masalah dengan menggunakan strategi pengumpulan informasi
dan pengambilan keputusan. Kegiatan penilaian ini meliputi identifikasi
kebutuhan, penentuan sejauh mana masalahnya dapat diklasifikasikan
sebagai pembelajaran, identifikasi hambatan, sumber dan karakteristik

11
pembelajar, serta penentuan tujuan dan prioritas. Analisis kebutuhan
diadakan untuk kepentingan perencanaan program yang lebih memadai.
b. Pengukuran Acuan Patokan. Pengukuran acuan patokan meliputi teknik-
teknik untuk menentukan kemampuan pembelajaran menguasai materi yang
telah ditentukan sebelumnya. Penilaian acuan patokan memberikan
informasi tentang penguasaan seseorang mengenai pengetahuan, sikap, atau
keterampilan yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Keberhasilan
dalam tes acuan patokan berarti dapat melaksanakan ketentuan tertentu,
biasanya ditentukan dan mereka yang dapat mencapai atau melampaui skor
minimal tersebut dinyatakan lulus.Pengukuran acuan patokan
memberitahukan pada para siswa seberapa jauh mereka dapat mencapai
standar yang ditentukan.
c. Penilaian Formatif dan Sumatif; berkaitan dengan pengumpulan
informasi tentang kecukupan dan penggunaan informasi ini sebagai dasar
pengembangan selanjutnya. Dengan penilaian sumatif berkaitan dengan
pengumpulan informasi tentang kecukupan untuk pengambilan keputusan
dalam hal pemanfaatan. Penilaian formatif dilaksanakan pada waktu
pengembangan atau perbaikan program atau produk (atau orang dsb).
Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan staf dalam lembaga program dan
biasanya tetap bersifat intern; akan tetapi penilaian ini dapat dilaksanakan
oleh evaluator dalam atau luar atau (lebih baik lagi) kombinasi. Metode
yang digunakan dalam penilaian formatif berbeda dengan penilaian sumatif.
Penilaian formatif mengandalkan pada kajian teknis dan tutorial, uji coba
dalam kelompok kecil atau kelompok besar. Metoda pengumpulan data
sering bersifat informal, seperti observasi, wawancara, dan tes ringkas.
Sebaliknya, penilaian sumatif memerlukan prosedur dan metoda
pengumpulan data yang lebih formal.1

1
.

12
C.Peranan Teknologi Pembelajaran Dalam Pemecahan Masalah Pembelajaran
Teknologi pembelajaran berperan dalam pemecahan masalah
pembelajaran dengan cara: (1) Memadukan berbagai macam pendekatan dari
bidang ekonomi, menejemen, psikologi dan rekayasa. (2) Dengan cara
memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan saling berkaitan di antara
semuanya. (3) Menggunakan teknologi sebagai proses dan produk untuk
membantu memecahkan masalah belajar.
Dan dalam hal ini, pemecahkan masalah pembelajaran dapat terlaksana
melalui beberapa hal, di antaranya adalah:
a. Penerapan prosedur pengembangan pembelajaran dalam penyusunan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), struktur dan muatan
kurikulum, kalender pendidikan, silabus dan perangkat pembelajaran lain,
seperti Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Penerapan prosedur pengembangan pembelajaran dalam penyusunan bahan
belajar, modul, buku teks atau buku elektronik (e-book)
c. Penerapan metode pembelajaran yang lebih menekankan kepada penerapan
teori-teori belajar mutakhir, seperti teori belajar konstruktivisme dan
paradigma baru pendidikan lainnya
d. Mengembangkan dan memanfaatkan berbagai jenis media yang sesuai dengan
kebutuhan dan mengindahkan prinsip-prinsip pemanfaatannya secara efektif
dan efisien
e. Mengembangkan strategi pembelajaran untuk membangun dan menemukan jati
diri melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif,efektif dan menyenangkan
(PAKEM)2

13
D. Konsep Dalam Teknologi Pembelajaran
1.  Konsep Filosofis
Konsep model pendidikan teknologis secara filosofis mirip
dengan model pendidikan klasikal, yaitu bertumpu pada asumsi bahwa model
pendidikan itu hendaknya merupakan suatu bentuk atau contoh utama dari
masyarakat yang lebih luas sebagai hasil karya pendidikan.Dengan demikian
maka dalam konteks masyarakat yang lebih luas, titik berat penekanannya
ditujukan kepada dimensi-dimensi, kecenderungan-kecenderungan untuk
timbulnya masyarakat teknologi.

Pendidikan teknologis memandang dunia sebagai suatu materi yang


terikat oleh hokum-hukum sebab akibat.Setiap kemungkinan adanya kekuatan
“spiritual” yang tidak bisa dibuktikan tidak perlu dipertimbangkan, tidak perlu
dipikirkan atau dianalisis segala kenyataan itu bersifat kuantitatif, ditentukan
oleh lingkungan melalui pengetahuan ilmiah.
Dalam proses belajar-mengajar, model pendidikan teknologis lebih
menitikberatkan kemampuan siswa secara individual di mana materi pelajaran
disusun ketingkat kesiapan sehingga siswa mampu mempertunjukkan perilaku
tertentu yang diharapkan. Dalam model ini  guru berdiri dibelakang layar
sepanjang mesin pengajaran bisa berbuat banyak, efisien, dan akurat dalam
menangani pelbagai tugas yang kompleks.
Manfaatnya yang sangat besar dari model kurikulum teknologis ini adalah,
materi pelajaran dapat disajikan kepada siswa dalam pelbagai bentuk
multimedia.Para siswa menerima pelajaran seperti pada model pendidikan
klasikal, tetapi para siswa lebih yakin dalam menangkap pelajarannya karena
penyajian pelajaran lebih hidup, lebih realistis, serta lebih impresif.

2. Konsep Sosiologis
Manusia selalu hidup berkelompok, sesuatu yang juga pada makhluk
hidup lainnya, yaitu hewan.Meskipun demikian, pengelompokan manusia jauh
lebih rumit dari pengelompokan hewan.

14
Kegiatan pendidikan atau pembelajaran merupakan suatu proses
interaksi muda mengembangkan diri. Kegiatan pendidikan yang sistematis
terjadi di lembaga sekolah yang dengan sengaja dibentuk oleh
masyarakat.Perhatian tentang perhatian sosiologi pada kegiatan pendidikan
tersebut maka lahirlah cabang sosiologi pendidikan. Sosiologi pendidikan
merupakan analisis ilmiah tentang proses social dan pola-pola interaksi social
didalam system pendidikan.
Pesatnya penggunaan teknologi di dalam pendidikain pada tahun 1950-
an sesungguhnya merupakan akibat munculnya dua faktor yaitu timbulnya
kepercayaan terhadap ilmu pengetahuaan sebagai cara untuk  memperbaiki
mutu kehidupan, dan  terjadi ledakan penduduk usia sekolah. Tantangan
tersebut segera memperoleh jawaban dari dunia perekonomian dengan
menciptakan berbagai perangkat keras sebagai bantuan teknologis yang
dirancang untuk tujuan pengajaran yang lebih efektif serta ekonomis. Dalam
proses tersebut peranan komunikasi sangat penting, sebab akibat teknologi
pengajaran adalah upaya guru mempengaruhi siswa agar dapat mencapai
tujuan pendidikan.
Dengan demikian proses belajar-mengajar dilihat dari sudut pandang
komunikasi tidak lain adalah proses penyampaian pesan, gagasan, fakta,
makna, konsep, dan data yang sengaja dirancang sehingga dapat diterima oleh
penerima pesan atau komunikan. Guru sebagai komunikator menyampaikan
pelajaran sebagai pesan kepada siswa-siswa sebagai komunikan. Selama
komunikasi itu berjalan, terjadilah proses psikologis dimana terjadi kegiatan
saling mempengaruhi di antara komunikator dan komunikan, inilah yang lazim
disebut interaksi.

3. Konsep Psikologis
Tujuaan pendidikan, termasuk pengajaran, pada hakikatnya adalah
diperolehnya perubahan tingkah laku individu.Perubahan tersebut merupakan
akibat dari perubahan belajar, bukan sebagai akibat kematangan.

15
Studi yang mempelajari tingkah laku individu ada pada psikologi.Oleh
sebab itu, teknologi pengajaran sebagai upaya membantu siswa dalam
mencapai tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran didasarkan atas
psikologi.Diantara cabang-cabang psikologi yang paling erat kaitannya dengan
teknologi pengajaran adalah psikologi belajar.
Teknologi pendidikan dan pengajaran tidak bisa melepaskan diri dari
kaidah dan hukum-hukum tantang terjadinya perubahan tingkah laku
individu.Teknologi pengajaran diciptakan dan diusahakan berdasarkan teori-
teori belajar.Teori pengajaran berusaha mencari jawaban atas bagaimana
membantu siswa agar siswa berubah tingkah lakunya, sedangkan teori belajar
berusaha mencari jawaban atas mengapa terjadinya perubahan tingakah laku
individu.

16
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam
desain,pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta penilaian
dalamproses dan sumber untuk belajar.
2. Teknologi pembelajaran berperan dalam pemecahan masalah   pembelajaran
dengan cara:
a. Memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang ekonomi,
menejemen, psikologi dan rekayasa
b. Dengan cara memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan saling
berkaitan di antara semuanya.
c. Menggunakan teknologi sebagai proses dan produk untuk membantu   
memecahkan masalah belajar.
4. Konsep teknologi pembelajaran meliputi konsep filosofis, konsep sosiologis,
konsep psikologis, dan konsep religious.
-            

17
DAFTAR PUSTAKA

Ismail, 2009.Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM,


Semarang: Rasail Media Group.
Miarso, YusufHadi, 2003. Menyemai Benih Teknologi
Pendidikan,Jakarta:Kencana.
Miarso,Yusuf Hadi,dkk, 1986. Definisi Teknologi
Pendidikan,Jakarta:Rajawali.

Sudjarwo, 1988 Teknologi Pendidikan,Jakarta:Erlangga.


Syukur, Fatah, Teknologi Pendidikan, Semarang: Rasail Media Group,
2008

18

Anda mungkin juga menyukai